2 Akta perubahan anggaran dasar beserta surat persetujuan menteri kehakiman
atas perubahan tertentu yang sifatnya mendasar seperti dimaksud dalam pasal 15 ayat 2 Undang - undang PT.
3 Akta perubahan anggaran dasar beserta laporannya kepad menteri kehakiman
atas perubahan selain yang dimaksud Pasal 15 ayat 2 Undang-Undang PT. Paling lambat 30 hari terhitung sejak pendaftaran, Direksi melakukan
permohonan pengumuman perusahaan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia. Selama pendaftaran dan pengumuman tersebut belum dilakukan, maka
anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas segala perbuatan hukum yang dilakukan perusahaan.
Kewajiban lain Direksi meliputi kepentingan kreditur juga kepentingan masyarakat banyak, diantaranya Direksi wajib mengumumkan dalam dua surat
kabar harian mengenai rencana penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perusahaan paling lama 14 hari sebelum diadakannya pemanggilan terhadap
RUPS, dan mengumumkan hasilnya tersebut dalam dua surat kabar harian paling lama 30 hari sejak penggabungan, peleburan atau pengambilalihan selesai
dilakukan. Hal itu seperti yang termuat dalam pasal 105 dan pasal 108 Undang - Undang tentang Perseroan Terbatas. Selain itu Direksi juga berkewajiban
memberikan semua keterangan yang dianggap perlu tentang perusahaan kepada petugas pemeriksaan Pasal 111 ayat 6 UU PT, membayar biaya pemeriksaan
atas nama perusahaan Pasal 113 ayat 2 UU PT, dan juga member rujukan pada semua krediturnya dengan surat tercatat mengenai bubarnya perusahaan Pasal
120 UU PT.
F. Tugas Dan Kewenangan Direksi Dalam PT Persero
Universitas Sumatera Utara
1. Tugas Direksi Sebagai Pimpinan PT Persero
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
29
Suatu perseroan diwajibkan mempunyai paling sedikit dua orang anggota Direksi apabila :
Tugas dan pertanggungjwaban direksi kepada perseroan dan pemegang saham perseroan telah dimulai sejak perseroan memperolah setatus badan hukum.
30
a. Bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat, seperti Bank, Asuransi;
b. Menerbitkan surat pengakuan utang seperti obligasi; atau
c. Merupakan perseroan terbuka.
Ada 4 empat macam Direktur perseroan, yaitu :
31
a Direktur biasa, yakni Direktur yang dipilih oleh RUPS atau oleh anggaran
dasar. Inilah Direktur yang paling lazim dan banyak sekali terdapat dalam praktek.
b Direktur de facto, yaitu Direktur yang tidak dipilih oleh RUPS atau oleh
anggaran dasar.
29
Pasal 1 angka 5 UUPT
30
I.G. Rai Widjaja, hlm.64
31
Munir Fuady,Perseroan Terbatas….,Op Cit.51
Universitas Sumatera Utara
c Direktur substitusi atau Direktur Alternative, yaitu Direktur pengganti yang
sifatnya sementara atau sifatnya khusus untuk perbuatan tertentu. d
Direktur bayangan shadow director, yaitu Direktur yang bertugas hanya menjadi pajangan belaka, dimana setiap pekerjaan dilakukan atas suruhan
pihak lain, atau pihak lain yang melakukan tugas-tugas direksi. Misalnya, direksi yang diangkat dengan perjanjian trustee, yang dalam hal ini lebih tepat
disebut sebagai “Direktur boneka”. Selain empat macam Direksi yang disebutkan diatas, Direksi lain yang dapat
memegang jabatan dalam perseroan adalah Direktur eksekutif, direktur non- eksekutif, managing Director, associate director, Direktur permanen dan Direktur
nominee. Direksi mempunyai tugas representatif dan kepengurusan manajemen.
32
Tugas representatif merupakan tugas dari Direksi untuk mewakili perseroan, baik di dalam maupun diluar pengadilan. Tugas mewakili perseroan diluar pengadilan
contohnya seperti mewakili perseroan dalam hal melakukan transaksi bisnis dengan pihak ketiga. Tugas mewakili perseroan di dalam maupun diluar
pengadilan dapat dilakukan dengan cara - cara sebagai berikut :
33
a. Dilakukan sendiri.
b. Dilakukan oleh pegawainya yang ditunjuk untuk itu.
c. Dilakukan komisaris jika Direksi berhalangan, sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar. d.
Dilakukan oleh pihak ketiga sebagai agen dari perseroan.
32
Munir Fuady, Perseroan Terbatas…..,hlm.58-62
33
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Tugas representasi diluar pengadilan adalah mewakili perseroan dalam menandatangani kontrak-kontrak, menghadap pejabat - pejabat Negara untuk dan
atas nama perseroan, dan lain-lain. Menurut Pasal 98 ayat 1 UUPT, ditentukan bahwa yang mewakili
perseroan adalah Direksi yaitu board atau majelis, bukan direktur utama, maka sebagai konsekuensi ketentuan tersebut, tidak ada seorang anggota Direksi pun,
termasuk direktur Utama, yang merupakan atasan dari anggota direksi yang lain.
34
Konsekuensi yang lain adalah, keputusan Direksi harus diambil secara kolektif. Dengan demikian, Direktur utama tidak dapat mengambil keputusan
sendiri untuk dan atas nama perseroan.
35
Tugas berikutnya yang dibebankan kepada Direksi adalah tugas untuk mengurus perseroan atau menjalankan pengurusan terhadap perseroan. Pasal 92
ayat 1 UUPT menyebutkan bahwa “Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan” .
Hal itu berarti bahwa dalam menjalankan pengurusan perseroan, Direksi harus menjalankan pengurusan perseroan tersebut untuk kepentingan perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Hal itu sejalan dengan isi dari pasal 5 ayat 2 UU BUMN, dimana ditentukan “Direksi bertanggung jawab penuh atas
pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan.”
36
34
Makalah Prof.Dr.Sutan remy Sjahdeini, SH, Tugas, Wewenang, Dan Tanggung Jawab Direksi Dan Komisaris BUMN Persero,hlm.12
35
Ibid
36
Ibid, hlm.14
Frasa untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan sebagaimana tercantum dalam
Universitas Sumatera Utara
Pasal 92 ayat 1 UUPT ini tidak boleh disikapi secara terpisahdiartikan secara sendiri-sendiri ; artinya sekalipun direksi melaksanakan pengurusan untuk
kepentingan perseroan tetapi tidak sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar, perbuatan direksi tersebut tidak
mengikat perseroan tetapi mengikat dirinya pribadi.
37
Tugas dan tanggung jawab Direksi perseroan meliputi duty of loyality and good faith, yakni segala macam tindakan hukum yang diambil semata - mata
harus dilakukan dengan itikad baik untuk mencapai tujuan dan kepentingan perseroan. Dalam hal ini, Direksi tidak sendiri - sendiri bertanggung jawab kepada
perseroan, yang berarti setiap tindakan yang diambil atau tindakan yang dilakukan oleh salah satu atau lebih anggota direksi akan mengikat anggota direksi lainnya.
Namun ini tidak berarti tidak diperkenankan terjadinya pembagian tugas diantara anggotab direksi perseroan, demi pengurusan perseroan yang efisien.
38
Philip Lipton dan Abraham Herzberg membagi duty of loyalty and good faith ke dalam :
39
1. Duty To Act Bonafide In The Interest Of The Company
Ini mencerminkan kewajiban direksi untuk melakukan kepengurusan perseroan hanya untuk kepentingan perseroan semata-mata. Untuk
menentukan sampai seberapa jauh suatu tindakan yang diambil oleh direksi perseroan telah dilakukan untuk kepentingan perseroan, maka hal tersebut
37
Ibid,hlm 15
38
Fred BG Tumbuan, Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris Serta Kedudukan RUPS Perseroan Terbatas menurut UU No.1 tahun 1995, makalah kuliah S2 FH-UI TA 2001-
2002,hlm11
39
Philip Liptond and Abraham Herzberg, Understanding Company Law, Brisbane, The Law Book Company,Ltd.1992 hlm 297
Universitas Sumatera Utara
harus dipulangkan kembali kepada Direksi perseroan. Direksi perseroan harus memiliki penilaian sendiri tentang tindakan yang menurut
pertimbangannya adalah sesuatu yang harus atau tidak dilakukan untuk kepentingan perseroan. Direksi harus semata - mata memperhatikan
kepentingan dari perseroan sebagai satu kesatuan dan bukan hanya untuk kepentingan masing - masing pemegang saham.
40
Berkembangnya kegiatan dunia usaha yang ditandai dengan makin banyaknya chairman perusahaan-perusahaan terkemuka menyatakan bahwa
“this company recognizes that it has duties to its members, employees, consumers of its product and nation”,
41
maka nilai - nilai kepentingan perusahaan mulai bergerser menjadi lebih luas hingga meliputi seluruh
pihak-pihak terkait dengan perseroan, yang antara lain terdiri dari :
42
a. Pemegang saham shareholders,
b. Karyawan atau pegawai employees,
c. Managers,
d. Pelanggan customers,
e. Pemasok suppliers,
f. Kreditor debitholders,
g. Masyarakat communities,
h. Pemerintah Government
2. Duty To Exercise Power For Proper Purpose
40
Ibid, hlm 298
41
Paul D.Davies, Gower’s Principles Of Modern Company Law, London Sweet Maxwell,1997, hlm 602
42
Arnoldo C.Hax and Nicolas S.Maljuf, The Strategy Concept And Process-A Pragmatic Approach, New Jersey: Prentice Hall,1991 hlm.5
Universitas Sumatera Utara
Direksi adalah satu-satunya organ dalam perseroan yang diberikan hak dan wewenang untuk bertindak atas nama perseroan. Ini membawa konsekuensi
bahwa jalannya perseroan, termasuk pengelolaan harta kekayaan perseroan bergantung sepenuhnya pada Direksi perseroan. Artinya tugas pengurusan
perseroan oleh Direksi juga meliputi tugas pengelolaan harta kekayaan perseroan.
43
3. Duty To Retain Discretion
Direksi harus melakukan secara benar dan tidak memihak untuk kepentingan manapun juga berkaitan dengan posisinya sebagai trustee
perseroan. Direksi diberikan kepercayaan oleh seluruh pemegang saham melalui mekanisme RUPS untuk menjadi organ perseroan yang akan
bekerja untuk kepentingan perseroan, serta kepentingan seluruh pemegang saham yang mengangkat dan mempercayakannya sebagai satu-satunya
organ yang mengurus dan mengelola perseroan.
Direksi oleh perseroan, melalui RUPS telah diberikan fiduciary untuk bertindak seluas-luasnya dalam koridor UU dan Anggaran Dasar untuk
kepentingan perseroan, maka tidak selayaknyalah jika Direksi kemudian melakukan pembatasan dini, atau membuat suatu perjanjian yang akan
mengekang kebebasan mereka untuk bertindak sesuai dengan tujuan dan kepentingan perseroan. Dalam hal ini tidak berarti Direksi tidak boleh
mengadakan, membuat atau menandatangani suatu perjanjian pendahuluan misal ; perjanjian pengikatan jual-beli. Namun sebelum perjanjian tersebut
diadakan, dibuat dan di tanda tangani, Direksi harus memiliki suatu
43
Fred BG Tumbuan, Op.Cit hlm 9-10
Universitas Sumatera Utara
pandangan, sikap dan kepastian bahwa tindakan yang dilakukan tersebut akan memberikan manfaat bagi kepentingan perseroan.
44
4. Duty To Avoid Conflict Of Interest
Prinsip Fiduciary Duty pada dasarnya menjelaskan bahwa Direksi memiliki kewajiban untuk menghindari diadakan, dibuat, atau di
tandatanginya perjanjian atau dilakukannya perbuatan yang menempatkan Direksi tersebut dalam suatu keadaan, yang tidak memungkinkan dirinya
bertindak secara wajar demi tujuan dan kepentingan perseroan. Kewajiban ini bertujuan untuk mencegah Direksi secara tidak layak memperoleh
keuntungan dari perseroan yang mengangkat dirinya menjadi Direksi. Kewajiban ini sebenarnya melarang dengan mencegah Direksi untuk
menempatkan dirinya pada suatu keadaan yang memungkinkan Direksi bertindak untuk kepentingan mereka sendiri, pada saat yang bersamaan
mereka harus bertindak mewakili untuk dan atas nama perseroan.
45
Jadi sesungguhnya kewajiban tersebut bukan untuk melakukan penghukuman atas terjadinya suatu tindakan yang mengandung unsure
benturan kepentingan tersebut dilakukan, dilaksanakan atau diambil. Dalam hal itu perlu diperhatikan bahwa “the duty is breached whether or not they
had fraudulent motives.”
46
Jika kita tinjau dari peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perseroan, kewajiban bagi anggota Direksi sangat beragam dan bervariasi dari
44
Ibid, hlm 314-315
45
Ibid
46
Ibid
Universitas Sumatera Utara
jenis perusahaan satu ke perusahaan lain. Beberapa diantara kewajiban Direksi tersebut adalah :
a. Menentukan dan mewujudkan filosofi, visi, dan misi perseroan.
b. Memastikan bahwa ketentuan dalam anggaran dasar telah dipenuhi.
c. Memastikan bahwa ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku telah dipenuhi. d.
Memastikan bahwa semua perhitungan keuangan dan pembukuan telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
e. Memperhatikan kepentingan karyawan.
f. Memperhatikan kepentingan pemegang saham mayoritas dan minoritas
g. Memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, seperti kreditor, investor
dan masyarakat. h.
Selalu memonitor perkembangan perseroan. i.
Melakukan disclosure terhadap kepentingannya yang potensial bertentangan dengan kepentingan perseroan.
j. Kewajiban meminta izin dan melakukan disclosure terhadap tindakan -
tindakan perseroan tertentu. Izin dan disclosure tersebut dilakukan terhadap beberapa institusi tergantung kegiatan apa yang dimintakan izin atau di
disclose. k.
Kewajiban memelihara dokumen perusahaan. l.
Kewajiban memelihara pembukuan perseroan, termasuk membuat neraca. m.
Pengisuan saham baru atas rekomendasi dari RUPS. n.
Pengangkatan akuntan atau akuntan public bagi perusahaan terbuka. o.
Pengangkatan dan pemberhentian pegawai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
p. Penentuan dan pembayaran gaji-gaji dan ongkos-ongkos.
Direksi dapat mewakili tugasnya kepada pegawainya ataupun pihak lain yang ditunjuk untuk melakukan tugas tersebut. Pihak yang ditunjuk oleh Direksi
untuk menjalankan suatu tugas dapat berasal dari pihak dalam maupun pihak luar perseroan, dengan syarat dalam hal itu berlaku prinsip-prinsip hukum perwakilan
atau keagenan. Dalam kaitan dengan tugas direksi sebagai badan pelaksana kepengurusan, maka Direksi berkedudukan ganda, sebagai badan pelaksana juga
sekaligus sebagai badan pengambil inisiatif. Kuasa dari salah seorang anggota Direksi dapat diberikan kepada anggota Direksi yang lain atau kepada pihak lain
untuk melakukan tugas - tugas tertentu. Tetapi berhubung diangkatnya sebagai Direksi atau komisaris karena kualifikasi dan keahlian tertentu, maka baik
Direksi maupun Komisaris tidak dapat memberikan pada pihak Direksi lain atau kepada pihak lain suatu kuasa umum tidak terbatas dalam menjalankan tugas
dan kewenangannya dalam perseroan terbatas.
47
Tugas Direksi jika dikaitkan dengan prinsip Fiduciary Duty yang merupakan prinsip umum dalam hukum perusahaan, adalah untuk mengurus dan
menjalankan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Oleh karena itu, implementasi prinsip tersebut dalam undang - undang Perseroan Terbatas
masih sangat umum.
48
Tugas Direksi perseroan jika dibedakan menurut klasifikasinya, dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
49
a. Tugas yang berdasarkan kepercayaan fiduciary duties-trust and confidences
47
Ibid
48
Try Widiyono ,Op.Cit ,hlm.12
49
i.G. Ray Widjaja,Op.cit, Hlm.72
Universitas Sumatera Utara
b. Tugas yang berdasarkan kecakapan, kehati-hatian dan ketekunan duties of
skill, care and diligence. Tugas - tugas inin hanya merupakan aspek dari tugas - tugas direktur agar tidak lalai negligent dalam melaksanakan
fungsinya. Perlu diketahui secara konsep bahwa the duty to be skillful berbeda dengan duty to be careful and duty to be diligence.
c. Tugas yang dilaksanakan berdasarkan Undang - undang statutoryduties.
Diamanatkan oleh Undang - Undang by the Act, seperti direktur harus melaksanakan reasonable diligence dalam tugas jabatannya atau disclosure.
Dalam melaksanakan tugasnya, selain bertanggung jawab terhadap perseroan dan terhadap para pemegang saham perseroan, Direksi juga
bertanggungjawab kepada setiap pihak ketiga yang berhubungan hukum, baik yang langsung maupun tidak langsung dengan perseroan.
50
Tanggung jawab direksi secara umum dapat dibedakan dalam :
51
a. Tanggung jawab internal direksi yang meliputi tugas dan tanggung jawab
direksi terhadap perseroan dan pemegang saham perseroan. b.
Tanggung jawab eksternal direksi, yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab direksi kepada pihak ketiga yang berhubungan hukum
langsung maupun tidak langsung dengan perseroan. Mengenai kesalahan dan kelalain Direksi dalam perseroan, termuat
pengaturannya pada Pasal 104 UUPT, yaitu :
50
Ahmad Yani Dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis: Perseroan Terbatas Jakarta: PT Raja Grafindo persada,2000 hlm 104-107
51
Gunawan widjaja, Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003 hlm 69-71
Universitas Sumatera Utara
1 Direksi tidak berwenang mengajukan permohonan pailit atas Perseroan sendiri kepada Pengadilan Niaga sebelum memperoleh persetujuan RUPS, dengan tidak
mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
2 Dalam hal kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat terjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar
seluruh kewajiban Perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak
terlunasi dari harta pailit tersebut. 3 Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berlaku juga bagi
anggota Direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat sebagai anggota Direksi dalam jangka waktu 5 lima tahun sebelum putusan pernyataan pailit
diucapkan. 4 Anggota Direksi tidak bertanggungjawab atas kepailitan Perseroan
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 apabila dapat membuktikan: a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan penuh tanggung
jawab untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
Universitas Sumatera Utara
5 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 berlaku juga bagin Direksi dari Perseroan yang dinyatakan pailit berdasarkan
gugatan pihak ketiga. 2.
Batas Kewenangan Direksi Dalam PT Persero Kepengurusan perseroan terbatas dilakukan oleh Direksi yang juga
berwenang mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan. Juga telah ditentukan bahwa Direksi bertanggungjawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan. Dari hal diatas, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa selain tanggung jawabnya secara penuh atas perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan, juga mempunyai kewenangan untuk dijalankan dan tugas
mewakili perseroan. Kepemimpinan perseroan berada di tangan Direksi, begitu pula dengan segala
kegiatan usahanya. Kewenangan dalam kepemimpinan meliputi semua hal maupun semua urusan yang berkenaan dengan perbuatan hukum yang mencakup
dalam maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan, yang hal tersebut telah dimuat dalam Anggaran Dasar masing - masing perseroan.
Hal itu menegaskan bahwa Direksi adalah organ perseroan, yang melalui nama perseroan, mengambil bagian dalam segala perbuatan hukum sesuai dengan
maksud dan tujuan perseroan. Hal itulah yang akhirnya menjadi sumber kewenangan Direksi untuk dan atas nama perseroan melakukan segala perbuatan
hukum dengan pihak ketiga. Kepengurusan oleh Direksi tidak terbatas pada memimpin dan menjalankan kegiatan perseroan sehari - hari. Direksi berwenang
dan juga wajib mengambil keputusan dan menyusun rencana - rencana masa
Universitas Sumatera Utara
depan perseroan untuk mewujudkan maksud dan tujuan perseroan. Maksud dan tujuan perseroan adalah batas ruang lingkup kecakapan bertindak perseroan.
Dalam kaitannya, kewenangan Direksi untuk melakukan perbuatan hukum atas nama perseroan tidak terbatas ada perbuatan hukum yang secara tegas disebut
dalam maksud dan tujuan perseroan, tetapi juga mencakup perbuatan - perbuatan lainnya, seperti : perbuatan yang menurut kebiasaan, kewajaran, dan kepatutan
yang dapat disimpulkan dari maksud dan tujuan perseroan serta yang ada hubungannya dengan perseroan walaupun perbuatan itu tidak secara tegas
tercantum dalam maksud dan tujuan perseroan. Jika dalam hal Direksi beranggotakan lebih dari satu orang, maka yang
berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar perseroan. Hal tersebut diatur di dalam pasal 98 ayat
2 Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas PT. Ketentuan tersebut membuat Undang - undang PT memilih sistem perwakilan
kolegial, tetapi untuk kepentingan praktis masing - masing anggota Direksi berwenang untuk mewakili perseroan. Pembatasan kewenangan lainnya bagi
masing - masing anggota Direksi dapat dicantumkan di dalam Anggaran Dasar perseroan terkait, berhubung dengan perbedaan kepentingan antara perseroan dan
anggota Direksi yang bersangkutan. Pasal 96 Undang - Undang PT juga menentukan pengaturan dan pembagian kewenangan bagi setiap anggota Direksi,
juga besar dan jenis penghasilan masing - masing Direksi Ditentukan oleh RUPS atau Komisaris atas nama RUPS. Mengenai pembatasan wewenang Direksi
tersebut, diatur oleh Pasal 99 Undang-Undang PT yang menjelaskan bahwa anggota Direksi tidak berwenang mewakili perseroan apabila terjadi perkara di
Universitas Sumatera Utara
pengadilan antara perseroan dengan Direksi terkait; atau apabila Direksi yang bersangkutan memiliki kepentingan yang tidak sejalan dengan perseroan tersebut.
Jika keadaan seperti itu terjadi, yang menjadi penentu bagi siapa yang dapat mewakili perseroan hanya ketentuan yang ada dalam dalam anggaran dasar
perseroan itu, atau keputusan RUPS untuk mengangkat satu orang pemegang saham atau lebih untuk mewakili perseroan, jika anggaran dasar tidak mengatur
hal itu.
BAB III
Universitas Sumatera Utara
pengadilan antara perseroan dengan Direksi terkait; atau apabila Direksi yang bersangkutan memiliki kepentingan yang tidak sejalan dengan perseroan tersebut.
Jika keadaan seperti itu terjadi, yang menjadi penentu bagi siapa yang dapat mewakili perseroan hanya ketentuan yang ada dalam dalam anggaran dasar
perseroan itu, atau keputusan RUPS untuk mengangkat satu orang pemegang saham atau lebih untuk mewakili perseroan, jika anggaran dasar tidak mengatur
hal itu.
BAB III
Universitas Sumatera Utara
PENJUALAN SAHAM PT Persero GO-PUBLIC MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI
INDONESIA
D.
Penyebab Perusahaan Melakukan Penawaran Saham Kepada Publik
Setiap perusahaan yang akan melakukan penawaran umum saham kepada public pastinya memiliki pertimbangan tersendiri mengenai mengapa mereka
memutuskan untuk melakukan penawaran umum saham perusahaan mereka kepada masyarakat.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan suatu perusahaan ingin go- publik. Alasan - alasan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
52
i. Meningkatkan Modal Dasar
Dengan menjual saham kepada masyarakat, perusahaan akan menambah modal yang di setor. Dana uang masuk ke dalam perusahaan, memperkuat posisi
permodalan, khususnya hutang berbanding modal. Dana semacam ini berguna untuk mendukung rencana ekspansi atau jika ingin membuat produk-produk baru,
ataupun mengurangi hutang. Posisi sebagai perusahaan yang terbuka, sahamnya tercatat di bursa dapat merupakan suatu keuntungan tersendiri. Data dari waktu ke
waktu diumumkan sangat mempermudah calon pemberi kredit dan sebagainya untuk menilai perusahaan dan membuat analisis tentang keadaan perusahaan.
Keterangan - keterangan yang dipakai jadi lebih dapat dipercaya, misalnya selalu sudah diaudit oleh akuntan yang berwenang.
ii. Mencari Tahu Nilai Perusahaan.
52
Syahrir,Tinjauan Umum Pasar Modal, 1995, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : Hal 61-64
Universitas Sumatera Utara
Bagi pemilik semula, pemegang saham yang lama yang mungkin sudah cukup lama menanam dananya dalam perusahaan, memasyarakatkan perusahaan
dapat memberikan indikasi berupa harga perusahaan, harga sahamnya menurut pandangan masyarakat. Ini memberikan kesempatan baginya untuk mentunaikan
seluruh atau sebagian saham miliknya dengan laba profit taking. Dengan melakukan ini ia dapat mengadakan diversifikasi penanaman dananya.
iii. Menilai Kemungkinan Lain.
Dalam anggaran dasar suatu perusahaan yang tidak tercatat di bursa, seringkali ada pembatasanmengenai pengalihan pemilikan saham. Biasanya kalau
mau menjual, harus diutamakan kepentinganpemegang saham lainnya. Pada perusahaan yang tercatat di bursa pembatasan seperti itu dihilangkan. Jika saham
dapat dijual secara bebas, pemegang saham mempunyai cara yang mudah untuk melepaskan sahamnya.
iv. Nilai Saham Cenderung Meningkat.
Kemudahan jual beli saham cenderung mendorong harganya keatas. Penanam modal institusional akan terbatas kemungkinannya untuk membeli
saham yang tidak tercatat di bursa karena sukar menilai perusahaan yang bersangkutan.
Saham yang tercatat di bursa lebih akseptable sebagai jaminan untuk pinjaman dari lembaga - lembaga keuangan. Jadi member kesempatan bagi
pemilik saham untuk mencari dana, tanpa melepaskan sahamnya. Jika perdagangan saham yang bersangkutan ramai, bank - bank akan suka menerima
saham seperti itu sebagai agunan. Saham yang likuid juga lebih akseptable, jika
Universitas Sumatera Utara
ingin mengambil alih perusahaan lain. Saham bisa dipakai sebagai media pembayaran.
v. Meningkatkan Kredibilitas.
Pada waktu emisi, banyak data mengenai perusahaan harus diumumkan kepada masyarakat. Ini bisa menjadi iklan tersendiri untuk perusahaan dan
produk - produk yang dihasilkannya. Para promoter emisi akan menulis macam- macam artikel mengenai perusahaan untuk memperkenalkannya kepada
masyarakat. Orang jadi mengenal perusahaan, para pemimpinnya, dan hasil perusahaannya.
Standing perusahaan bisa meningkat, baik terhadap para pelanggan, supplier ataupun para krediturnya, sering lebih tinggi daripada perusahaan tertutup. Para
karyawan bisa menjadi lebih bangga atas perusahaannya, apalagi bila dapat turut memiliki perusahaan, melalui pemilikan saham. “Sense Of Belonging” bisa lebih
tinggi, juga semangat kerjanya. Para pemegang saham juga bisa membela perusahaaan tersebut.
Bagi PT Persero, menjual sahamnya kepada masyarakat Go-Public berarti mendapat pilihan lain untuk mendapatkan modal yang akan meningkatkan
pendapatan perusahaan demi tercapainya keuntungan bagi PT Persero tersebut. Modal perusahaan ada dua jenis yaitu hutang dan ekuitas. Bila tidak go-public,
sumber modal terbesar perusahaan hanya didapat dari hutang. Selain dari hutang sebenarnya modal perusahaan dapat diambil dari dana Negara, tetapi jumlah yang
dapat digunakan pastinya akan terbatas. Jika perusahaan memilih untuk go-public, maka perusahaan dapat menjalankan dana tak terbatas dari masyarakat dan
perusahaan akan dikelola secara professional yang pastinya akan berakibat sangat
Universitas Sumatera Utara
baik bagi masyarakat, salah satu keuntungannya perusahaan dapat bertahan lebih lama.
Penawaran umum saham kepada public atau yang lebih kita kenal dengan istilah go-public, tentu saja diatur dengan peraturan perundang-undangan, yang
dapat kita lihat dari UU PT, pasal 43 ayat 1 sampai dengan ayat 4, yaitu ; 1 Seluruh saham yang dikeluarkan untuk penambahan modal harus terlebih
dahulu ditawarkan kepada setiap pemegang saham seimbang dengan pemilikan saham untuk klasifikasi saham yang sama.
2 Dalam hal saham yang akan dikeluarkan untuk penambahan modal merupakan saham yang klasifikasinya belum pernah dikeluarkan, yang berhak membeli
terlebih dahulu adalah seluruh pemegang saham sesuai dengan perimbangan jumlah saham yang dimilikinya.
3 Penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku dalam hal pengeluaran saham:
a. ditujukan kepada karyawan Perseroan; b. ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek lain yang dapat dikonversikan
menjadi saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; atau c. dilakukan dalam rangka reorganisasi danatau restrukturisasi yang telah
disetujui oleh RUPS. 4 Dalam hal pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak
menggunakan hak untuk membeli dan membayar lunas saham yang dibeli dalam jangka waktu 14 empat belas hari terhitung sejak tanggal
penawaran, Perseroan dapat menawarkan sisa saham yang tidak diambil bagian tersebut kepada pihak ketiga.
Universitas Sumatera Utara
Adapun manfaat perusahaan melakukan go-public yaitu :
53
1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki
saham perusahaan. 2.
Dapat memperoleh dana yang relative besar dan diterima sekaligus. 3.
Emiten lebih dikenal masyarakat. 4.
Promosi tidak langsung dan terus-menerus. 5.
Image perusahaan menjadi lebih baik. 6.
Daya saing perusahaan meningkat. 7.
Mendapatkan akses ke basis pemodal yang lebih luas.
E. Syarat yang harus dipenuhi perusahaan agar dapat melakukan proses Penawaran Umum Saham kepada Publik Go-Public
Kalimat Go-Public dewasa ini sudah sangat sering terdengar khususnya jika berkaitan dengan instrument pasar modal. Go-Public jika diartikan secara umum
adalah penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya.
54
53
Sri hermuningsih, Pengantar Pasar Modal Indonesia Yogyakarta : UPP STIM YKPN , 2012
54
Pandji Aronngo dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal Jakarta: rhineka Cipta,2003 hal 46
Selain dari pengertian tadi, Go-Public sebenarnya mempunyai arti perusahaan menjual saham biasa atau saham preferen, atau obligasi yang
merupakan modal perusahaan ekuitas dan hutang jangka panjang untuk pertama kalinya kepada masyarakat luas. Pertama kali disini berarti bahwa pihak penerbit
pertamakalinya melakukan penjualan saham atau obligasi. Kegiatan tersebut dikenal dengan nama Pasar Perdana Primary Market. Setelah kegiatan di Pasar
Perdana selesai, maka selanjutnya pemegang saham dapat mentransaksikannya di Pasar Sekunder Secondary Market yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan persiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go-public atau penawaran umum, serta
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh OJK. Adapun persyaratan umum yang harus dipenuhi bagi perusahaan yang akan melakukan go-public
antara lain : 1.
Emiten berkedudukan di Indonesia 2.
Pemegang saham minimal 300 orang 3.
Modal disetor penuh sekurang-kurangnya 3 tiga miliar rupiah 4.
Setelah diaudit, selama 2 dua tahun buku terakhir berturut-turut memperoleh laba
5. Laporan keuangan telah diperiksa akuntan public untuk dua tahun terakhir
berturut-turut dengan pernyataan wajar tanpa pengecualian untuk tahun terakhir
Pengaturan tentang syarat-syarat go public bagi suatu perusahaan bagian terbesarnya diatur oleh per-undang-undangan di bidang pasar modal, antara lain:
55
1. Undang - undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995
2. Peraturan - peraturan pemerintah terkait.
3. Keputusan menteri Keuangan
4. Keputusan Ketua Bappepam sekarang OJK
5. Peraturan yang dikeluarkan oleh bursa efek, yang menyangkut tentang
perdagangan efek, syarat - syarat pencatatan, dan peraturan keanggotaan bursa.
55
Munir Fuady,SH,MH,LL.M, 1996, Pasar Modal Modern Tinjauan Umum, Citra Aditya Bakti, Bandung,hlm.48
Universitas Sumatera Utara
Peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal tentang syarat suatu perusahaan untuk melakukan proses go public ini dapat diklasifikasikan sebagai
berikut ; a.
Pengaturan tentang perusahaan yang akan go public, mencakup tentang anggaran dasar, permodalan, kepengurusannya, ketenagakerjaan, pembukuan
dan keuangan, aspek social kemasyarakatan dan sebagainya. b.
Pengaturan tentang efek yang diperdagangkan, jenis efek, keamanan efek, pergantian efek yang hilang, penyimpanan efek, dan sebagainya.
c. Pengaturan tentang proses dan prosedur go-public, meliputi proses persiapan,
proses pelaksanaan IPO, public expose dan juga pengumuman di media massa.
d. Pengaturan tentang pendaftaran dan pencatatan.
e. Pengaturan tentang perdagangan efek itu sendiri.
f. Pengaturan tentang dokumentasi, seperti pernyataan pendaftaran, prospectus,
prospectus ringkas, comfort letter, dan hal lainnya. g.
Pengaturan tentang hak dan kewajiban, kewenangan, dan tanggung jawab para pihak yang terlibat dalam proses go-public.
h. Seluruh peraturan-peraturan lain yang diwajibkan kepada perusahaan go-
public. Pengaturan go public dari peraturan perundang-undangan lain sangat banyak
dan terdiri dari berbagai bidang, contohnya pengaturan tentang surat berharga efek, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, dan juga mengenai bidang-
bidang khusus, seperti asuransi, lingkungan hidup, keuangan, kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
barangasset, perbankan, pinjaman, pengaturan tentang profesi-profesi tertentu yang juga terlibat dalam pasar modal.
56
F. Proses melakukan Penawaran Umum Saham PT Persero
Bagi para investor, perusahaan go public PT adalah merupakan penawaran. yang bisa dibeli adalah saham, obligasi dan turunannya yang ditawarkan melalui
bursa. Oleh karena itu, membeli saham PT Persero maupun membeli obligasi dari PT Persero merupakan pilihan diantara banyaknya instrument investasi
yang ada, seperti investasi di Logam Mulia atau juga di bidang Properti. Yang menjadi pertimbangan utama dalam memutuskan pembeli atau tidak
efek perusahaan yang go-public adalah, penghasilan yang mungkin didapat dan resiko yang mungkin dihadapi, dibandingkan dengan istrumen investasi lain.
Pada dasarnya, ada empat tahap yang harus dilalui apabila suatu perusahaan hendak melakukan proses Go-Public, yaitu ;
1. Masa Persiapan
Pada masa persiapan ini, ada sembilan langkah yang harus ditempuh : 1. 1
Manajemen-dewan komisaris dan direksi perusahaan memutuskan akan merencanakan mencari dana dari masyarakat go-public untuk
menambah modal perusahaan. 1. 2
Mengadakan Rapat Umum Pemegang SAham diantara para pemilik saham sebelum go-public. Pada RUPS yang diadakan kali ini,
agendanya hanya ada dua, yaitu permintaaan persetujuan rencana go public dan perubahan anggaran dasar dan anggaran Rumah Tangga
ADART perusahaan.
56
Ibid,hlm.5
Universitas Sumatera Utara
1. 3 Setelah semua pemegang saham setuju untuk go-public, maka
dimulailah sesi penjaminan emisi, lembaga penunjang wali amanat, penanggung dan biro administrasi efek dan profesi penunjang
akuntan public, notaris, konsultan hukum, dan perusahaan penilai untuk membantu proses go public.
Berikut penjelasan mengenai Lembaga penunjang dan Profesi Penunjang :
a. Penjamin emisi diperlukan untuk menjamin lakunya penjual
saham atau obligasi. b.
Wali amanat diperlukan bagi perusahaan yang akan menjual obligasi, yaitu sebagai wakil pemegang obligasi pada RUPO
Rapat Umum Pemegang Obligasi. c.
Penanggung juga diperlukan perusahaan yang akan menjual obligasi, yaitu sebagai penanggung jika ditengah jalan ternyata
perusahaan tidak memenuhi kewajibannya, misalnya tidak sanggup membayar bunga.
d. Biro Administrasi Efek diperlukan untuk membantu
mengadministrasikan saham, misalnya dalam hal pembayaran dividen.
e. Notaris merupakan profesi penunjang yang sangat diperlukan
dalam melakukan proses go-public, karena notaris berperan dalam merubah angaran dasar dan anggaran rumah tangga
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
f. Konsultan hukum diperlukan untuk memberikan pendapat dari
segi hukum mengenai dokumen perusahaan. g.
Perusahaan penilai diperlukan untuk memberikan penilaian riil atas aktiva perusahaan
1. 4 Mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran RUmah Tangga
Perusahaan. 1. 5
Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi. Adapun dokumen yang harus disiapkan adalah :
a. Surat pengantar pernyataan pendaftaran.
b. Prospectus lengkap, iklan, brosur, edaran dan dokumen lain yang
diwajibkan yang berhubungan dengan proses go-public. c.
Rencana jadwal emisi. d.
Konsep surat efek. e.
Laporan keuangan. f.
Rencana penggunaan dana dicantumkan berdasarkan rincian pertahun
g. Proyeksi jika dicantumkan prospectus.
h. Legal audit pendapat dari akuntan public
i. Legal Opinion pendapat dari konsultan hukum
j. Riwayat Hidup Komisaris dan Direksi
k. Perjanjian penjamin emisi.
l. Perjanjian agen penjualan.
m. Perjanjian per-waliamanatan
n. Perjanjian dengan bursa efek.
Universitas Sumatera Utara
o. Kontrak pengelolaan saham.
p. Kesanggupan calon emiten untuk menyerahkan semua laporan
yang diwajibkan oleh Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
q. Otoritas Jasa Keuangan dapat meminta keterangan lain yang
bukan merupakan bagian dari pernyataan pendaftaran, seperti NPWP, KTP Komisaris dan Direksi.
1. 6 Penandatanganan perjanjian - perjanjian emisi.
1. 7 Khusus untuk penawaran obligasi atau efek lain yang berkaitan
dengan dan bersifat hutang, harus mendapat peringkat dari lembaga pemeringkat terlebih dahulu yang dapat di mintakan ke PT. Pefindo-
Pemeringkat Efek Indonesia 1. 8
Mengaukan pernyataan go public ke Otoritas Jasa Keuangan OJK. Di OJK seluruh dokumen perusahaan yang akan go-public di
evaluasi apakah memenuhi ketentuan yang berlaku atau tidak. Adapun ketentuan yang harus dipenuhi calon emiten adalah :
a. Bentuk dan isi pernyatan pendaftaran dalam rangka penawaran
umum. b.
Surat pengantar untuk pernyataan dalam rangka penawaran umum.
c. Ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftaran
1. 9 Kontrak pendahuluan dengan bursa efek.
2. Masa penawaran
Universitas Sumatera Utara
Dalam masa penawaran, tahap yang harus dilalui perusahaan yang ingin go-public adalah sebagai berikut :
a. Mempublikasikan prospectus. Drari prospectus inilah investor mengetahui
kondisi perusahaan, sehingga investor dapat mempertimbangkan apakah ia akan membeli surat berharga yang ditawarkan atau tidak.
Mempublikasikan prospectus dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya mengiklankan secara lengkap di surat kabar nasional dan
melakukan Public Expose. Prospectus yang di iklankan di surat kabar nasional merupakan cara yang wajib dilakukan. Public expose adalah cara
dimana emiten mengumumkan kepada publik termasuk media massa tentang berbagai hal yang berkenaan dengan perusahaannya dan bersedia
menjawab pertanyaan dari masyarakat yang ingin membeli saham perusahaan yang ingin melakukan proses go-public. Tetapi pada waktu
setelah penyampaian pendaftaran kepada OJK, Diisyaratkan adanya semacam Mini Public Expose presentasi yang harus dilakukan dengan
proses yang hampir sama dengan Public Expose sebenarnya. b.
Melakukan penawaran perdana dimana pada saat penawaran perdana ini investor mulai bisa membeli saham. Inilah yang dikenal dengan “membeli
di pasar perdana’. Pembelian di pasar perdana ini juga harus tetap melalui perusahaan pialang. Pada tahap ini calon emiten tidak melakukan apa-apa,
tetapi bila diperlukan ia bisa berkoordinasi dengan penjamin emisi untuk mendorong penjualan saham atau obligasi.
c. Penjatahan efek. Hal ini diperlukan jika terdapat permintaan berlebih
terhadap pembelian saham PT Persero yang ditawarkan kepada
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, sementara persediaan sahamnya terbatas. Hal ini juga untuk mencegah agar tidak terjadinya efek “jatuh” kepada sedikit investor.
Karena bagaimanapun juga, semakin sedikit investor yang memegang efek, semakin tidak likuid efek tersebut di pasar sekunder.
d. Refund, yaitu pengembalian uang investor. Hal ini dilakukan jika dalam
penjatahan awal, investor tersebut tidak mendapatkan jatah sahamnya. Misalnya harga saham yang akan dibeli senilai Rp.1000,00 dan investor A
telah membayarkan uangnya senilai Rp. 500.000,00. Tetapi ternyata ia Cuma mendapatkan 100 lembar saham yang nilai totalnya hanya Rp.
100.000,00. Maka, kelebihan dana investor sebesar Rp. 400.000,00 akan dikembalikan pada tahap ini.
3. Masa pencatatan
Setelah penjualan di pasar perdana berlangsung beberapa minggu, terjadi proses pencatatan di Bursa Efek. Oleh manajemen bursa efek, perusahaan yang
akan go-public di evaluasi lagi, apakah memenuhi syarat untuk dicatatkan di bursa efek atau tidak. Bila Bursa efek setuju dengan pencatatan perusahaan tersebut,
maka perusahaan yang bersangkutan segera membayar baiaya pencatatan atau sering disebut Listing Fee.
Adapun langkah yang harus dilalui dalam masa pencatatan di Bursa efek adalah ;
1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan
ketentuan pencatatan efek. 2.
Bursa melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan.
Universitas Sumatera Utara
3. Jika memenuhi persyaratan pencatatan, bursa memberikan surat persetujuan
pencatatan. 4.
Emiten membayar biaya pencatatan. 5.
Bursa mengumumkan pencatatan efek tersebut di papan perdagangan elektronik bursa.
6. Efek tersebut mulai tercatat dan di perdagangkan di bursa efek. Pada masa ini
dimulailah perdagangan di pasar sekunder Kewajiban penting perusahaan setelah masa pencatatan , diantaranya ;
a. Menerbitkan laporan tahunan. Yang dari laporan ini investor bisa
mengetahui prestasi perusahaan, dan juga menilai apakah emiten mampu memenuhijanjinya yang dulu dituangkan dalam prospectus.
b. Membayar biaya go-public dan biaya lainnya yang ada setelah proses go-
public. c.
Mengadakan RUPS, di forum ini perusahaan public memutuskan berapa laba dibagi sebagai dividen dan berapa laba untuk ditahan. Di forum ini pula
investor bisa mengajukan asal usul. d.
Langkah selanjutnya adalah emiten harus bersikap terbuka, misalnya dengan membentuk secretariat perusahaan.
4. Kewajiban Setelah Pencatatan.
a. Menerbitkan laporan tahunan. Dari laporan ini investor bisa mengetahui
prestasi perusahaan, dan juga menilai apakah emiten mampu memenuhi janjinya yang dulu dituangkan dalam prospectus.
b. Membayar biaya go-public. Selain listing fee perusahaan yang sudah go-
public juga harus memenuhi kewajiban biaya lainnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengadakan RUPS. Di forum ini, perusahaan public memutuskan beberapa
laba dibagi sebagai dividend an berapa laba untuk ditahan. Di forum ini pula investor bisa mengajukan asal-usul.
d. Langkah yang tak kalah penting setelah go-public adalah emiten harus
bersikap terbuka, misalnya dengan membentuk secretariat perusahaan corporate secretary.
BAB IV TANGGUNG JAWAB DIREKSI PT Persero GO-PUBLIC TERHADAP
PENJUALAN SAHAM PERUSAHAAN
D. Prinsip Umum Hukum Perusahaan tentang Pertanggung Jawaban
Direksi
Direksi merupakan salah satu organ perseroan dan direksi memiliki tanggung jawab secara intern terhadap perusahaan. Maksud daripada intern
terhadap perusahaan ini adalah hubungan hukum antara pemegang saham, RUPS, komisaris dan direksi.
Terdapat prinsip umum hukum yang penting di dalam corporate law yang berhubungan dengan tanggung jawab dan hubungan intern terhadap perusahaan.
prinsip umum hukum ini dapat digunakan dalam membuat suatu peraturan hukum perusahaan yang lebih komprehensif, tetapi harus mengacu pada teori umum
Universitas Sumatera Utara