Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang memiliki kesibukan dengan berbagai aktivitas yang dijalaninya masing-masing. Dalam menjalani aktivitas seseorang selalu berhubungan dengan waktu. Waktu adalah bagian dari hidup kita yang paling penting, karena waktu merupakan sumber daya yang tidak dapat dikembalikan. Bagi sebagian orang, waktu sangatlah penting, tapi tidak demikian untuk sebagian orang lainnya. Semakin banya pekerjaan atau aktivitas yang akan dikerjakan, maka waktu terasa lebih cepat berlalu dan semakin kurang kemungkinan untuk dapat menikmati waktu. Seseorang yang sudah biasa hidup teratur maka tidak sulit untuk mengatur jadwal untuk setiap aktivitas yang dijalaninya. Berbeda untuk orang-orang yang sudah terbiasa dengan sesuatu yang tidak teratur, maka dalam mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan yang harus dilakukan terasa memang tidak mudah. Aktivitas dengan kesibukan yang padat tidak hanya dilakukan pada orang yang bekerja di kantoran saja, tetapi mahasiswa juga memiliki banyak aktivitas. Pada umumnya sebagian besar mahasiswa menghabiskan waktunya untuk belajar atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan tujuan mencapai hasil belajar yang bagus. Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dituntut untuk menyelesakan pendidikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. 1 2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, pengertian mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi. Sebagian mahasiswa masuk ke dalam kategori remaja akhir dengan rentang usia 18-21 tahun, akan tetapi sebagian pula terkategori sebagai dewasa awal pada periode pertama dengan rentang usia 22-28 tahun Monks, 2001. Memasuki rentang umur tersebut seseorang mulai dalam persiapan memasuki masa dewasa, dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang berorientasi pada tugas kehidupan masa dewasa yaitu mencapai kemandirian, emosional, memiliki dan mempersiapkan karier, mengembangkan kemampuan dalam peran sosial Nurussa’adah dkk, 2000. Pendidikan di bangku kuliah akan mendorong usaha mahasiswa untuk giat dan memiliki pengalaman untuk mengaplikasikan dan mengembangkan teori-teori yang didapatkan dari kampus. Salah satu bentuk mengembangkan dan mempersiapkan karir yang dapat dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan kuliah sambil bekerja. Mahasiswa yang menjalani latihan bekerja akan membantunya dalam membangun karakter dirinya, mengenalkan kehidupan dunia nyata, dan membantu untuk mempersiapkan memasuki masa dewasa yang sebenarnya. Mahasiswa yang aktif kuliah dan bekerja tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa yang lemah dalam ekonomi, akan tetapi banyak pula mahasiswa yang mencari tambahan biaya untuk mencukupi kebutuhan kuliah dan pribadi serta menambah pengalaman. Mahasiswa yang aktif kuliah dan bekerja memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk apa yang dijalaninya. Setiap 3 mahasiswa memiliki tuntutan yang berbeda dari orang tuanya, mereka harus bertanggung jawab terhadap pendidikan yang ia tempuh dengan memberikan hasil yang maksimal. Di samping itu mahasiswa yang aktif kuliah dan bekerja juga harus bisa memenuhi tanggung jawab dari pemimpin pekerjaan. Kedua tanggung jawab yang harus dipenuhi tersebut menjadi beban tugas tersendiri bagi mahasiswa yang kuliah dan bekerja. Kebutuhan lainnya yang juga dipenuhi adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan teman-teman sebaya serta melakukan apa yang menjadi kesenangan bersama. Mahasiswa yang kuliah dan bekerja terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut karena waktu mereka habis untuk aktivitas kuliah dan bekerja. Mahasiswa yang aktif kuliah dan bekerja memiliki tuntutan dan tekanan yang lebih besar daripada mahasiswa yang menjalani kuliah. Mahasiswa yang hanya menjalani kuliah memiliki waktu yang lebih banyak untuk menyelesaikan tugas atau belajar. Berbeda dengan mahasiswa yang aktif kuliah dan bekerja memiliki waktu yang terbatas. Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang kuliah dan bekerja juga memiliki beban tugas untuk menyelesaikan pekerjaannya. Mahasiswa yang bekerja juga cenderung memiliki tingkat lelah yang lebih tinggi dikarenakan padatnya aktivitas kuliah dan bekerja. Data yang diperoleh melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Agustus 2008, penduduk yang bekerja pada bangku universitas adalah sebanyak 2.836.178 orang. Bekerja paruh waktu adalah salah satu pilihan yang dilakukan oleh 4 sebagian mahasiswa yang menjalani kuliah sambil bekerja. Pekerjaan paruh waktu part time job biasanya memiliki jam kerjanya kurang dari jam kerja normal 40-48 jam dalam sepekan. Hal ini mengacu menurut Badan Pusat Statistik BPS, dimana pekerja paruh waktu bekerja di bawah 35 jam sepekan. Biasanya bekerja paruh waktu memerlukan waktu 4-6 jam dalam satu shift. Jadwal kerja paruh waktu lebih fleksibel daripada jawal kerja penuh sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan jadwal bekerja dengan kuliah. Menurut Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan mengungkapkan pengertian dari tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dijelaskan pula bahwa setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Dalam hal ini mahasiswa memiliki pilihan untuk bekerja dan memperoleh penghasilan yang layak. Mahasiswa yang bekerja memasuki tahap mempersiapkan diri untuk masuk masa dewasa dengan cara kerja yang mandiri. Penelitian terhadap remaja bekerja menunjukkan bahwa dengan bekerja dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pada dirinya karena ikut berperan dalam keuangan keluarga Steinberg, 2002. Menurut Rosenbaum dalam Steinberg, 2002. menjelaskan mengenai pengembangkan diri melalui bekerja pada remaja dapat menyatukan diri dalam lingkungan masyarakat, mampu mengembangkan rasa percaya diri dan rasa tanggung jawab, dan membuat 5 mereka dapat merasakan peran orang dewasa. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa dengan bekerja paruh waktu pada remaja dapat meningkatkan self-esteem dan perasaan efficacy pada dirinya, mampu membantu dalam bidang akademik dan kemampuan kerja, meningkatkan partisipasi dalam lingkungan masyarakat, meningkatkan kesehatan mental, dan mengurangi problema kenakalan perilaku remaja Johnson, Beebe, Mortimer, Snyder, 1998; Stukas, Clary, Snyder, 1999; dalam Steinberg, 2002. Kuliah sambil bekerja kiranya sudah bukan hal baru dalam kehidupan masyarakat. Mahasiswa dapat membantu orang tua dengan menjadi mandiri tidak membebani dalam hal pemasukan biaya dengan cara mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil pekerjaannya. Akan tetapi kendala yang sering kali ditemukan pada mahasiswa bekerja adalah mereka kesulitan dalam membagi waktu antara kuliah, belajar, bekerja dan istirahat karena padatnya aktivitas kuliah dan bekerja. Oleh karena itu diperlukan kemampuan manajemen waktu yang baik. Kemampuan manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat skala prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan Macan dalam Isworohadi, 1990. Ini termasuk membuat prioritas, penjadwalan dan pengaturan tujuan, organisasi 6 dan pemanfaatan hal-hal yang tersedia, menghindari, pengambilan keputusan, pengetahuan dan banyak lainnya. Manajemen waktu merupakan mampu mengendalikan urut-urutan peristiwa, yaitu memiliki kendali atas apa yang akan dilakukan selanjutnya. Kemampuan untuk memilih antara tugas yang penting dan tidak penting menjadi kunci yang menentukan keberhasilan seseorang dalam kehidupan dan pekerjaan. Manajemen waktu memungkinkan mahasiswa dapat menyelesaikan segala aktivitas yang ada, tanpa kehilangan salah satu atau lebih kewajiban-kewajiban yang lain. Kemampuan manajemen waktu yang baik akan membantu untuk membuat pembagian waktu yang adil antara kegiatan kuliah dan bekerjanya. Mahasiswa yang bekerja harus pandai dalam mengatur waktu dalam mengatur belajarnya dengan baik dan padatnya kegiatan yang dilakukan, agar keduanya dapat berjalan seimbang. Pembagian waktu ini tergantung bagaimana seseorang mampu mengatur dirinya agar tujuannya tetap dapat tercapai Robbins, 1996. Walaupun demikian, terkadang masih terdapat mahasiswa yang bekerja kesulitan membagi waktunya dan tidak mempertanggungjawabkan aktivitas yang dijalaninya. Mahasiswa mulai kewalahan dengan tugas-tugas kuliah dan ketahanan fisik berkurang karena tenaga terkuras sehingga konsentrasi berkurang. Selain itu, terkadang juga mahasiswa lebih nyaman dengan pekerjaan sehingga mengabaikan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya. 7 Ketika mahasiswa memutuskan untuk kuliah sambil bekerja, maka mahasiswa yang bersangkutan telah memikirkan konsekuensi yang akan dihadapinya. Hal ini membuat mahasiswa dapat memutuskan mana yang lebih dahulu dipentingkan dan mengatur dirinya agar kuliah dan bekerja dapat berjalan dengan baik. Mahasiwa mampu membuktikan tanggung jawabnya dan berani menghadapi masalah dan resiko yang akan dihadapi. Melihat fenomena masalah di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki tanggung jawab untuk dapat seimbang menjalani aktivitas kuliah dan bekerja. Namun bagaimanakah kemampuan manajemen waktu yang dimiliki oleh mahasiswa yang bekerja di Yogyakarta?

B. Tujuan Penelitian