Data Hasil Wawancara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

j. Terdapat 1 mahasiswa membuat soal tetapi soal yang dibuat bukan soal kekongruenan. Terdapat 21 mahasiswa dapat membuat soal serta jawaban yang benar mengenai kekongruenan dan 21 mahasiswa tidak dapat membuat soal serta jawaban mengenai kekongruenan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa kurang mampu dalam membuat soal yang terkait dengan kekongruenan.

D. Data Hasil Wawancara

1. Pengertian kesebangunan a. Mahasiswa 1 P : Menurutmu pengertian kesebangunan itu apa? M1 : Saya tidak tahu definisi dari kesebangunan. Yang saya tahu kesebangunan itu sisi-sisi yang bersesuaian sebanding, sudut-sudutnya sama, tapi saya mengira itu sifat-sifatnya bukan pengertiannya P : Jadi kemaren kamu tidak jawab karena kamu mengira itu ciri-cirinya, buka pengertiannya? M1 : Iya Gambar 4.29 Jawaban M1 tentang pengertian kesebangunan M1 sebenarnya sudah mengetahui pengertian kesebangunan, tetapi tidak ditulis karena M1 mengira bahwa apa yang dia ketahui yakni sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang senilai dan sudut-sudutnya sama besar merupakan sifat dari kesebangunan bukan pengertiannya. Dalam hal ini, apa yang M1 ketahui mengenai sifat kesebangunan, juga dapat digunakan untuk pengertian kesebangunan itu sendiri. Walaupun memang ada sedikit yang perlu diralat dari apa yang sudah diketahui oleh M1. Hal yang perlu diralat ialah ketika M1 mengatakan bahwa salah satu sifatnya ialah sudut-sudutnya sama besar, padahal yang lebih tepat ialah sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. b. Mahasiswa 2 P : Menurutmu pengertian kesebangunan itu apa? M2 : Arti sebangun berarti bangun A dan bangun B sama panjang dan sudutnya sama besar. Gambar 4.30 Jawaban M2 tentang pengertian kesebangunan M2 ini belum mengerti dan memahami mengenai pengertian kesebangunan. Hal ini tampak dari lembar jawaban saat test esai dan jawabannya ketika diwawancara. Ketika test esai, M2 menjawab bahwa kesebangunan adalah bangun-bangun yang memiliki sisi-sisi yang sama panjang, sedangkan ketika wawancara M2 mengatakan bahwa menurutnya kesebangunan merupakan 2 bangun datar yang memiliki sisi yang sama panjang dan sudut yang sama besar. c. Mahasiswa 3 P : Menurutmu pengertian kesebangunan itu apa? M3 : Dua bangun datar dikatakan sebangun jika sisi bersesuaian, memiliki perbandingan yang sama, dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar P : Dari jawabanmu yang kamu tulis di lembar jawaban saat test kemaren, kamu menuliskan bahwa kesebangunan adalah hubungan antara 2 atau lebih bangun datar yang unsur- unsurnya memiliki perbandingan senilai satu dengan yang lain bentuk sama. Yang kamu maksud dengan unsur-unsur itu apa? M3 : Maksud dari unsur-unsurnya ialah sisi-sisinya Ketika test esai, apa yang diketahui M3 ini mengenai pengertian kesebangunan belum lengkap karena menurut M3 dua bangun datar dikatakan sebangun jika sisi-sisinya memiliki perbandingan yang senilai. M3 tidak menjelaskan mengenai perbandingan sisi-sisi yang Gambar 4.31 Jawaban M3 tentang pengertian kesebangunan bersesuaian melainkan hanya sisi-sisinya saja yang memiliki perbandingan yang senilai dan tidak menjelaskan mengenai sudut- sudut yang bersesuaian sama besar. Ketika wawancara, mahasiswa ini sudah dapat menjelaskan pengertian kesebangunan dengan benar. d. Mahasiswa 4 P : Menurutmu pengertian kesebangunan itu apa? M4 : 2 bangun datar yang jika dibandingkan mempunyai perbandingan yang senilai tapi bentuk dan ukurannya tidak sama persis P : Apakah hanya itu? M4 : Bisa diliat juga sudutnya sama besar P : Coba lihat jawabanmu, 2 bangun datar dikatakan sebangun jika panjang sisi-sisinya yang memiliki perbandingan yang senilai dan sudut-sudutnya sama besar. Panjang sisi-sisi yang mana yang senilai? Lalu sudut mana yang sama besar? M4 : Harusnya panjang bidang datar yang 1 dengan bidang datar yang lain memiliki perbandingan yang senilai. M4 ini sudah mengetahui mengenai pengertian kesebangunan, hanya saja sedikit belum tepat, karena M4 hanya mengatakan mengenai panjang sisi-sisinya yang memiliki perbandingan yang senilai dan sudut-sudutnya sama besar, padahal yang lebih tepat adalah panjang sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang senilai dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Gambar 4.32 Jawaban M4 tentang pengertian kesebangunan e. Mahasiswa 5 P : Menurutmu pengertian kesebangunan itu apa? M5 : Kesebangunan itu yang jumlah sisinya sama panjang, bukan jumlah tapi perbandingannya yang sama panjang, sudut-sudautnya sama besar P : Di lembar test kemaren kamu mengatakan bahwa kesebangunan adalah bangun datar yang memiliki sifat yang sama dengan bangun datar yang lain. Yang dimaksud dengan sifat-sifat di kalimat itu apa? M5 : Yang aku maksud adalah panjang sisinya dan sudutnya M5 ini belum mengetahui mengenai pengertian kesebangunan dan ini tampak pada jawaban M5 ketika test esai dan pada saat wawancara. 2. Contoh kesebangunan a. Mahasiswa 1 Gambar 4.33 Jawaban M5 tentang pengertian kesebangunan Gambar 4.34 Jawaban M1 tentang contoh kesebangunan M1 sudah dapat memberikan contoh kesebangunan untuk bangun datar segitiga dan bangun datar segiempat b. Mahasiswa 2 M2 ini sudah dapat memberikan contoh kesebangunan untuk bangun datar segitiga hanya saja untuk penamaan segitiga mungkin bisa dibuat berbeda karena disini M2 menggambar 2 segitiga yang sama yaitu segitiga ABC c. Mahasiswa 3 M3 ini sudah dapat memberikan contoh kesebangunan pada bangun datar segitiga namun belum dapat memberikan contoh kesebangunan bangun datar segiempat karena pada lembar tes esai, M3 menggambar Gambar 4.35 Jawaban M2 tentang contoh kesebangunan Gambar 4.36 Jawaban M3 tentang contoh kesebangunan bangun datar segiempat trapesium yang masih terdapat kesalahan dalam membandingkan sisi-sisi yang bersesuaian, selain itu M3 tidak mencantumkan besar sudut yang bersesuaian sama besar. d. Mahasiswa 4 Contoh yang diberikan M4 kurang tepat. M4 ini sudah memahami prinsip kesebangunan namun M4 kurang memperhatikan prinsip segitiga. e. Mahasiswa 5 M5 belum dapat memberikan contoh kesebangunan pada bangun datar segiempat karena terlihat pada gambar, M5 hanya menunjukkan perbandingan senilai dari sisi-sisi yang bersesuaian sedangkan M5 tidak menunjukkan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Gambar 4.37 Jawaban M4 tentang contoh kesebangunan Gambar 4.38 Jawaban M5 tentang contoh kesebangunan 3. Cara menunjukkan kesebangunan a. Mahasiswa 1 P : Bagaimana cara untuk menunjukkan bangun datar sebangun? M1 : ada 2 cara yaitu sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar P : kalau pada bangun datar segitiga, bagaimana menunjukkan bahwa 2 bangun datar segitiga itu sebangun? M1 : Ya itu tadi, ada 2 cara yaitu sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar M1 sudah mengetahui cara untuk menunjukkan bangun datar sebangun, namun belum bisa menjawab dengan lengkap cara untuk menunjukkan bangun datar segitiga sebangun. b. Mahasiswa 2 P : Cara untuk menunjukkan bangun datar itu sebangun bagaimana? M2 : Misal ada dua persegi panjang, persegi panjang A sisi panjangnya 3, persegi panjang B sisi panjangnya tidak diketahui, persegi panjang A sisi lebarnya 2, persegi panjang B sisi panjangnya 1, maka sisi yang tidak diketahui itu bisa di tentukan dari perbandingan kedua persegi panjang tersebut. Perbandingan ini juga bisa digunakan untuk menentukan luasan masing-masing persegi panjang tersebut Gambar 4.39 Jawaban M1 tentang cara menunjukkan kesebangunan P : Di lembar jawab test kemaren kamu mengatakan ada 2 cara yaitu menentukan perbandingan. Yang dimaksud menentukan perbandingan itu seperti apa? Apa yang dibandingkan? M2 : Yang dibandingkan ya sisi dan sudutnya P : Lalu yang dimaksud dengan menentukan luasan? M2 : Ya dengan perbandingan luas kedua bangun M2 belum mengetahui cara untuk menunjukkan bangun datar sebangun baik itu bangun datar segiempat maupun bangun datar segitiga c. Mahasiswa 3 P : Bagaimana cara untuk menunjukkan bangun datar sebangun? M3 : Dengan perbandingan sisi-sisinya dan sudut-sudutnya sama besar P : Lalu untuk bangun datar segitiga, bagaimana cara untuk menunjukkan bangun datar tersebut sebangun? M3 : Ya itu tadi, sisi-sisi-sisi dan sudut-sudut-sudut Gambar 4.40 Jawaban M2 tentang cara menunjukkan kesebangunan Gambar 4.41 Jawaban M3 tentang cara menunjukkan kesebangunan M3 sudah mengetahui cara menunjukkan bangun datar sebangun namun belum mengetahui secara lengkap cara untuk menunjukkan kesebangunan pada bangun datar segitiga. d. Mahasiswa 4 P : Lalu cara menunjukkan 2 bangun datar sebangun itu bagaimana? M4 : Pertama, kita lihat perbandingan sisi-sisinya, kalau perbandingan sisi-sisinya senilai maka 2 bangun datar tersebut sebanding. Kedua jika diketahui 2 sudut yang sama besar, misal segitiga ABC dan DEF. Segitiga ABC dan DEF perbandingannya 1:3 dan memiliki 2 sudut yang sama besar, maka bangun datar tersebut sebangun P : Lalu apabila di soal diketahui sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan senilai, apakah bangun datar tersebut bisa dikatakan sebangun? M4 : Harusnya bisa, tapi susah dibuktikan apakah sudut- sudutnya sama besar kalau hanya diketahui sisinya saja M4 pada lembar jawaban tes esai tidak memberikan jawaban mengenai cara menunjukkan bangun datar sebangun. Pada saat wawancara M4 sudah dapat menjawab cara untuk menunjukkan kesebangunan pada bangun datar, namun belum mengetahui bahwa terdapat sedikit perbedaan untuk menunjukkan kesebangunan pada bangun datar segi-n dengan bangun datar segitiga. e. Mahasiswa 5 P : Bagaimana cara untuk menunjukkan bangun datar yang sebangun? M5 : Pertama, dibuktikan dengan menggunakan gambar, dilihat sisinya yang sama panjang. Kedua, dilihat dari sudutnya yang sama besar seperti definisinya P : Kalau pada bangun datar segitiga, bagaimana menunjukkan bahwa bangun datar tersebut sebangun? M5 : Seperti definisinya, yaitu memiliki sisi yang sama panjang dan sudut yang sama besar M5 pada lembar jawaban tes esai tidak memberikan jawaban mengenai cara menunjukkan bangun datar sebangun. Pada saat wawancara, M5 juga belum dapat memberikan jawaban yang benar mengenai cara untuk menunjukkan bangun datar sebangun, baik bangun datar segi-n maupun bangun datar segitiga. 4. Pengertian kekongruenan a. Mahasiswa 1 P : Menurutmu pengertian kekongruenan itu apa? M1 : Ya sama dengan kesebangunan tadi, saya tidak tau pengertiannya yang saya tahu kekongruenan itu sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, tapi saya mengira itu sifat-sifatnya bukan pengertiannya M1 sebenarnya sudah mengetahui pengertian kekongruenan, tetapi tidak ditulis karena M1 mengira bahwa apa yang dia ketahui yakni sisi-sisi yang bersesuaian memiliki panjang yang sama dan sudut- sudut yang bersesuaian sama besar merupakan sifat dari kekongruenan bukan pengertiannya. Dalam hal ini, apa yang M1 ketahui mengenai sifat kekongruenan, juga dapat digunakan untuk pengertian kekongruenan. Gambar 4.42 Jawaban M1 tentang pengertian kekongruenan b. Mahasiswa 2 P : Pengertian kekongruenan itu apa? M2 : Kongruen berarti memiliki sifat sudut, sudut, sisi; sudut- sudutnya sama besar; sisi-sisinya sama panjang; sisi, sudut, sisi artinya dua sisi sama panjang, satu sudut yang sama besar; sisi, sisi, sisi artinya sisinya semua sama, itu yang merupakan kongruen M2 sudah mengerti mengenai pengertian kekongruenan. Ketika test esai, mahasiswa ini dapat menjawab walaupun belum tepat, karena M2 hanya mengatakan sisi-sisi dan sudut-sudut, bukan sisi-sisi yang bersesuaian dan sudut-sudut yang bersesuaian. Menurutnya kekongruenan adalah bangun-bangun yang memiliki sisi-sisi yang sama panjang dan memiliki sudut-sudut sama besar, sedangkan ketika wawancara M2 bukan menjawab mengenai pengertian kekongruenan merupakan beberapa cara untuk menunjukkan kekongruenan. c. Mahasiswa 3 P : Pengertian kekongruenan itu apa? M3 : dua bangun datar dikatakan kongruen jika sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Gambar 4.43 Jawaban M2 tentang pengertian kekongruenan Gambar 4.44 Jawaban M3 tentang pengertian kekongruenan P : Di lembar jawabanmu, kamu menuliskan sebangun dengan ukuran sama. Maksudnya apa? M3 : Memenuhi syarat sebangun dan ukurannya sama M3 sudah memahami mengenai pengertian kekongruenan walaupun pada saat tes esai M3 belum dapat menjawab dengan benar. d. Mahasiswa 4 P : Menurutmu, apa pengertian dari kekongruenan? M4 : 2 bangun datar apabila dibandingkan memiliki sisi-sisi yang sama panjang dan sudut-sudutnya sama besar, bedanya dengan kesebangunan yaitu di sisi-sisinya sehingga untuk kekongruenan memiliki bentuk dan ukuran sama. M4 sudah mengerti mengenai pengertian kekongruenan walaupun masih belum tepat karena M4 tidak mencantumkan sisi-sisi yang bersesuaian dan sudut-sudut yang bersesuaian. e. Mahasiswa 5 P : Menurutmu, apa pengertian dari kekongruenan? M5 : Hampir sama dengan definisi kesebangunan, memiliki sisi yang sama panjang dan sudut yang sama besar P : Yang dimaksud dengan karekteristik yang sama itu apa? M5 : Sisinya sama panjang dan sudutnya sama besar Gambar 4.45 Jawaban M4 tentang pengertian kekongruenan Gambar 4.46 Jawaban M5 tentang pengertian kekongruenan M5 sudah mengerti mengenai pengertian kekongruenan walaupun masih belum tepat karena M5 tidak mencantumkan sisi-sisi yang bersesuaian dan sudut-sudut yang bersesuaian. 5. Contoh kekongruenan a. Mahasiswa 1 M1 sudah dapat memberikan contoh kekongruenan pada bangun datar segitiga dan segiempat b. Mahasiswa 2 P : Mana contoh kekongruenanmu? M2 : Gak bisa kasih contoh M2 belum dapat memberikan contoh bidang datar yang kongruen Gambar 4.47 Jawaban M1 tentang contoh kekongruenan c. Mahasiswa 3 M3 sudah dapat memberikan contoh bangun datar yang kongruen baik bangun datar segiempat maupun segitiga d. Mahasiswa 4 Gambar 4.48 Jawaban M3 tentang contoh kekongruenan Gambar 4.49 Jawaban M4 tentang contoh kekongruenan M4 sudah dapat memberikan contoh bangun datar yang kongruen baik bangun datar segiempat maupun segitiga e. Mahasiswa 5 M5 sudah dapat memberikan contoh kekongruenan pada bangun datar segitiga walaupun belum disertai dengan penjelasan yang tepat 6. Cara menunjukkan kekongruenan a. Mahasiswa 1 P : Bagaimana menunjukkan bangun datar kongruen? M1 : ada 3 yaitu dengan sisi-sudut-sisi, sudut-sisi-sudut, sisi- sisi-sisi P : Hanya 3 saja atau ada yang lain? M1 : Itu saja P : Ketika temanmu persentasi, itu ada 4 cara. Masih ingat? M1 : Oh yang sudut-sudut-sisi, tapi itu kan belum bisa dibuktikan? Gambar 4.50 Jawaban M5 tentang contoh kekongruenan M1 sudah dapat memberikan penjelasan mengenai cara untuk menunjukkan dua bangun datar segitiga yang kongruen, walaupun hanya 3 cara yang diberikan karena untuk kekongruenan berdasarkan sudut-sudut sisi, M1 sudah mengetahuinya namun belum dapat membuktikannya. b. Mahasiswa 2 P : Bagaimana caranya untuk menunjukkan bangun datar kongruen? M2 : Pertama, mencari sudutnya terlebih dahulu; Kedua, membandingkan; Ketiga, mencari sisinya dengan aturan ��� atau � � Gambar 4.51 Jawaban M1 tentang cara menunjukkan kekongruenan Gambar 4.52 Jawaban M2 tentang cara menunjukkan kekongruenan M2 belum mengerti dan memahami mengenai cara untuk menunjukkan bangun datar yang kongruen c. Mahasiswa 3 P : Bagaimana caranya untuk menunjukkan bangun datar kongruen? M3 : Untuk segitiga ada 3 yaitu sisi-sisi-sisi, sisi-sudut-sisi, sudut-sisi-sudut . Untuk bangun datar yang lain ada 2 yaitu sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar M3 sudah dapat memberikan penjelasan mengenai cara untuk menunjukkan dua bangun datar segitiga yang kongruen, walaupun hanya 3 cara yang diberikan karena untuk kekongruenan berdasarkan sudut-sudut sisi M3 sudah mengetahuinya namun belum dapat membuktikannya. M3 juga sudah dapat memberikan penjelasan mengenai cara untuk menunjukkan kekongruenan pada bangun datar segi-n. d. Mahasiswa 4 P : Ada berapa cara untuk menunjukkan kekongruenan? M4 : Ada 3 P : Apa saja? M4 : sisi-sisi-sisi, sisi-sudut-sisi, dan sudut-sisi-sudut Gambar 4.53 Jawaban M3 tentang cara menunjukkan kekongruenan P : itu saja? M4 : Ada lagi yang sudut-sudut dan 1 sisi di depan sudut sama panjang. Tapi masih bingung untuk pembuktiannya. P : dari 4 cara yang kamu sebutkan tadi, ada 1 cara yang tidak kamu tulis di lembar jawabanmu yaitu kekongruenan berdasarkan sisi-sudut-sisi. Tetapi di lembar jawabanmu, kamu menuliskan kekongruenan berdasarkan sudut-sudut- sudut, mengapa? M4 : Oh iya salah. M4 sudah dapat memberikan penjelasan mengenai cara untuk menunjukkan dua bangun datar segitiga yang kongruen, walaupun hanya 3 cara yang diberikan karena untuk kekongruenan berdasarkan sudut-sudut sisi M4 sudah mengetahuinya namun belum dapat membuktikannya. Gambar 4.54 Jawaban M4 tentang cara menunjukkan kekongruenan e. Mahasiswa 5 P : Ada berapa cara untuk menunjukkan kekongruenan? M5 : Jika ada dua sisi yang sama panjang, sudut yang ada dihadapannya sama besar, begitu juga sebaliknya P : kamu mengatakan bahwa kedua sisi sama maka sudut yang di depannya sama besar. Maksudnya bagaimana? M5 : Kalau ada dua sisi yang sama panjang maka sudut di depannya sama besar, begitu sebaliknya M5 belum dapat menjelaskan dengan baik dan benar cara untuk menunjukkan bangun datar yang kongruen baik bangun datar segi-n maupun bangun datar segitiga. 7. Menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan a. Mahasiswa 1 P : Setelah melihat soal, langkah pertama atau ide pertama yang muncul apa? M1 : Kesebangunan dari 2 segitiga yaitu ∆ dan ∆ P : Alasan sebangun karena apa? M1 : Kesebangunan berdasarkan sudut-sudut-sudut P : Setelah itu, kamu masih melihat ada kesebangunan? M1 : ∆ dan ∆ P : Bisa dikatakan sebangun karena apa? M1 : Sama dengan tadi, sudut-sudut-sudut P : Kalau begitu apakah ⫽ ? M1 : Oh iya. Gambar 4.55 Jawaban M5 tentang cara menunjukkan kekongruenan M1 sudah mempunyai ide untuk menyelesaikan soal dan sudah dapat menunjukkan dan membuktikan bangun datar yang sebangun dari gambar pada soal namun masih terdapat 1 langkah yang terlewati yaitu M1 belum membuktikan bahwa ⫽ . Gambar 4.56 Jawaban M1 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan b. Mahasiswa 2 P : Untuk soal nomer 3, kenapa kamu tidak menjawab? M2 : Saya mengalami kebingungan untuk soal ini, khususnya pada PQ-nya. Saya sudah mencoba mencarinya dengan membandingkan trapesium ABQP dengan trapesium ABCD dan membandingkan segitiga ADB dengan segitiga ADC tetapi tidak menemukan jawabannya M2 belum dapat menemukan adanya kesebangunan dan kekongruenan pada gambar di soal dan ketika diminta untuk mengutarakan idenya, M2 juga masih salah dalam melihat 2 bangun datar yang sebangun. c. Mahasiswa 3 P : Langkah pertama yang kamu ambil setelah membaca soal no 3 apa? M3 : Kesebangunan dari ∆ , ∆ dan ∆ P : Segitiga tersebut sebangun karena apa? M3 : Karena sudut-sudut-sudut P : Kalau begitu berarti ⫽ ⫽ . Apakah pasti bahwa ⫽ ⫽ ? M3 : Hmmm.... Gambar 4.57 Jawaban M3 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan Pada saat tes esai, M3 belum dapat menyelesaikan soal dengan baik karena tidak menggunakan prinsip kesebangunan dalam menyelesaikan soal tetapi pada saat wawancara M3 sudah mempunyai ide dalam menyelesaikan soal dan sudah dapat melihat serta membuktikan kesebangunan yang ada pada gambar namun masih terdapat 1 langkah yang terlewati yaitu M3 belum dapat membuktikan bahwa ⫽ ⫽ . d. Mahasiswa 4 P : untuk soal no 3, disini kamu sudah menuliskan adanya bangun datar yang sebangun yaitu ∆ dan ∆ alasannya kamu menuliskan karena sudut-sudutnya sama besar dan sisi-sisinya memiliki perbandingan senilai. Yang dimaksud sisi yang senilai yang mana? M4 : Sisi dan P : Sisi dan senilai dengan yang mana? M4 : Oh iya.... P : masih no 3, disini kamu mengatakan bahwa ∆ dan ∆ sebangun, alasannya apa? M4 : ∠ dan ∠ sama besar karena bertolak belakang, ∠ dan ∠ sama besar karena sudut dalam berseberangan, dan ∠ dan ∠ sama besar karena sudut dalam berseberangan P : mengapa kamu bisa mengatakan bahwa ∠ dan ∠ sama besar karena sudut dalam berseberangan, dan ∠ dan ∠ sama besar karena sudut dalam berseberangan? M4 : Karena kan berada di tengah-tengah dan apabila digaris pasti sejajar dengan dan M4 sudah mempunyai ide dalam menyelesaikan soal dan sudah dapat melihat serta membuktikan kesebangunan yang ada pada gambar namun terdapat sedikit kesalahan dimana mahasiswa ini mengatakan bahwa ∆ dan ∆ sebangun karena sudut- sudutnya sama besar dan sisi-sisinya memiliki perbandingan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI senilai padahal sisi yang diketahui hanya 1 sisi yang bersesuaian saja. Selain itu masih terdapat 1 langkah yang terlewati yaitu M4 belum dapat membuktikan bahwa ⫽ ⫽ Gambar 4.58 Jawaban M4 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan Gambar 4.59 Jawaban M4 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan e. Mahasiswa 5 P : Nomer 3 kenapa kamu tidak jawab? M5 : Tidak bisa P : Langkah pertama yang kamu ambil apa setelah melihat soal ini? M5 : Aku bingung makanya tidak aku kerjakan P : Padahal ini soal mengenai kesebangunan dan kekongruenan, apakah kamu tidak melihat adanya kesebangunan dan kekongruenan dalam gambar? M5 : Kalau yang kongruen yaitu ∆DAB dan ∆CAB P : ∆DAB dan ∆CAB kongruen alasannya apa? M5 : karena pertama = yaitu identitas, kedua = karena trapezium sama kaki, ketiga ∠ = ∠ karena = P : Lalu di soal = �� dan = 5�� digunakan untuk apa? M5 : Dimasukkan ke rumus kekongruenan yang tadi M5 belum dapat menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan Gambar 4.60 Jawaban M5 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan 8. Menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan a. Mahasiswa 1 P : Setelah melihat soal, langkah pertama atau ide pertama yang muncul apa? M1 : Kesebangunan. Mencari luas. Luas segitiga dikurangi luas segitiga dikurangi luas segitiga . Untuk mencari luas segitiga caranya mencari luas segitiga dikurangi luas segitiga M1 sudah dapat menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan walaupun di lembar tes esai, M1 langsung menggunakan prinsip kesebangunan dalam mencari panjang sisi tanpa membuktikan terlebih dahulu kesebangunan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.61 Jawaban M1 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan b. Mahasiswa 2 P : Setelah melihat soal, langkah pertama atau ide pertama yang muncul apa? M2 : Luas persegi dikurangi luas segitiga Gambar 4.62 Jawaban M2 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan Gambar 4.63 Jawaban M2 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan M2 belum dapat menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan. Pada lembar tes esai, mahasiswa menyelesaikan soal tidak menggunakan prinsip kesebangunan dan kekongruenan c. Mahasiswa 3 P : Setelah melihat soal, langkah pertama atau ide pertama yang muncul? M3 : Langkah yang di ambil yaitu melihat kesebangunan pada soal tersebut, kemudian mencari luas alas dan tingginya. Luas segitiga dikurangi luas segitiga dikurangi luas segitiga Gambar 4.64 Jawaban M3 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan M3 sudah dapat menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan walaupun di lembar tes esai, M3 langsung menggunakan prinsip kesebangunan dalam mencari panjang sisi tanpa membuktikan terlebih dahulu kesebangunan tersebut. d. Mahasiswa 4 P : Untuk no 4, setelah membaca soal lalu langkah pertama yang kamu ambil apa? M4 : Mencari panjang , dan Gambar 4.65 Jawaban M3 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan M4 sudah dapat menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan walaupun di lembar tes esai, M4 langsung menggunakan prinsip kesebangunan dalam mencari panjang sisi tanpa membuktikan terlebih dahulu kesebangunan tersebut e. Mahasiswa 5 P : Untuk no 4, setelah membaca soal lalu langkah pertama yang kamu ambil apa? M5 : Saya merasa bahwa soal ini diselesaikan dengan rumus kesebangunan, tapi saya tidak yakin untuk mengerjakannya. Bidang yang sebangun yaitu segitiga dan segitiga Gambar 4.66 Jawaban M4 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan M5 belum dapat menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan. Pada lembar tes esai, M5 menyelesaikan soal tidak menggunakan prinsip kesebangunan dan kekongruenan. 9. Membuat soal kesebangunan a. Mahasiswa 1 P : Di lembar jawabanmu, kamu mengatakan bahwa sebangun dengan . Alasannya karena apa? M1 : Ehm....... Gambar 4.67 Jawaban M5 tentang menyelesaikan soal yang terkait dengan kesebangunan dan kekongruenan M1 sudah dapat membuat soal mengenai kesebangunan namun jawaban dari soal yang dibuat masih kurang tepat karena belum dapat menunjukkan bukti bahwa adalah persegi. b. Mahasiswa 2 P : Di soal yang kamu buat, kamu menuliskan bahwa diketahui segitiga dan merupakan segitiga siku-siku yang sebangun, dengan semua panjang sisi-sisinya diketahui. Lalu Gambar 4.68 Jawaban M1 tentang membuat soal kesebangunan Gambar 4.69 Jawaban M1 tentang membuat soal kesebangunan di kesimpulan jawaban mengapa kamu menuliskan bahwa segitiga tersebut sebangun? M2 : Ya, saya salah M2 belum dapat membuat soal dengan tepat mengenai kesebangunan dan jawaban yang ditulis juga masih kurang tepat Gambar 4.70 Jawaban M2 tentang membuat soal kesebangunan c. Mahasiswa 3 P : Di jawaban yang kamu tulis, kamu menggunakan prinsip kesebangunan untuk mencari panjang , tetapi kamu belum dapat membuktikan bahwa ∆ sebangun dengan ∆ M3 : ......................... M3 sudah dapat membuat soal mengenai kesebangunan namun jawaban yang diberikan masih kurang lengkap karena belum membuktikan bahwa ∆ sebangun dengan ∆ . Gambar 4.71 Jawaban M3 tentang membuat soal kesebangunan d. Mahasiswa 4 P : Dari jawabanmu itu, kamu dapat membuktikan bahwa ∆ sebangun dengan ∆ . Alasannya karena apa? M4 : karena sudut-sudut-sudut M4 sudah dapat membuat soal mengenai kesebangunan dan sudah dapat menjawab soal tersebut dengan benar. e. Mahasiswa 5 P : Kenapa kamu tidak menjawab soal no 5? M5 : Karena aku gak tau kalau ada soal no 5 P : Coba sekarang kamu buat soal mengenai kesebangunan M5 : Buktikan bahwa sebangun dengan Gambar 4.72 Jawaban M4 tentang membuat soal kesebangunan M5 belum dapat membuat soal mengenai kesebangunan. 10. Membuat soal kekongruenan a. Mahasiswa 1 Gambar 4.73 Jawaban M5 tentang membuat soal kesebangunan kekongruenankekongruenan Gambar 4.74 Jawaban M1 tentang membuat soal kekongruenan M1 sudah dapat membuat soal mengenai kekongruenan namun jawaban yang dibuat masih kurang lengkap karena kurang disertai dengan pembuktian bahwa sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang b. Mahasiswa 2 P : Kenapa kamu tidak menjawab soal no 6? M2 : Saya memahami prinsip-prinsip kekongruenan, tetapi saya kesulitan membuat soal tentang kekongruenan karena saya kesulitan membayangkannya P : kalau sekarang aku meminta untuk membuat soal kekongruenan apakah bisa? M2 : Dua buah segitiga dan memilki panjang sisi = ; = �; = ; = 3; ∠ = °, ∠ = °. Tentukan panjang sisi Gambar 4.75 Jawaban M1 tentang membuat soal kekongruenan uenan Gambar 4.76 Jawaban M2 tentang membuat soal M2 : Aku bingung M2 belum dapat membuat soal mengenai kekongruenan. c. Mahasiswa 3 P : Di soalmu, kamu mengatakan bahwa sebuag garis ditarik dari titik sehingga membagi dua sama besar dan memotong tegak lurus sisi di titik . Apakah garis bagi selalu tegak lurus alas? M3 : Tidak selalu P : Tapi mengapa di soal kamu mengatakan begitu? M3 belum dapat membuat soal kekongruenan dengan tepat. Gambar 4.77 Jawaban M3 tentang membuat soal kekongruenan d. Mahasiswa 4 P : Di soal kamu menuliskan bahwa ∠ = ∠ . Mengapa kamu memberikan keterangan tersebut di soal? M4 : Karena kalau tidak diketahui di soal bahwa ∠ = ∠ , nanti jawabannya pasti panjang. M4 sudah dapat membuat kekongruenan hanya saja masih belum tepat. e. Mahasiswa 5 P : Kenapa kamu tidak menjawab soal no 6? M5 : Karena aku gak tau kalau ada soal no 6 P : Coba sekarang kamu buat soal mengenai kekongruenan M5 : Buktikan bahwa ∆ ≅ ∆ ≅ ∆ ≅ ∆ Gambar 4.78 Jawaban M4 tentang membuat soal kekongruenan Gambar 4.79 Jawaban M5 tentang membuat soal kekongruenan M5 belum dapat membuat soal kekongruenan dengan baik karena soal yang dibuat kurang lengkap dan M5 juga tidak dapat menjawab soal yang dibuatnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Kesalahan ejaan dalam skripsi mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi, angkatan 2010, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 2

Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga : studi kasus pada mahasiswa program studi pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 2 130

Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

0 0 144

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan perpustakaan Universitas Sanata Dharma ditinjau dari jenis kelamin, semester, program studi : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

0 0 153

Kesebangunan dan Kekongruenan

0 1 18

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

MANAJEMEN WAKTU UNTUK MAHASISWA Ulama Salaf

0 0 4

Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma - USD Repository

1 2 142

Pengaruh kemampuan penalaran numerik terhadap kemampuan mahasiswa menyusun model matematika dari soal cerita pada mata kuliah program linear di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 128

Kepuasan mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma terhadap kualitas pelayanan dosen (studi kasus pada mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma angkatan 2015-2017) - USD Repository

0 1 149