Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga : studi kasus pada mahasiswa program studi pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
xii
ABSTRAK
PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI KELUARGA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, FKIP, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Benisius Rahmat Basuki Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar; (2) perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga yang terdiri dari tingkat pendidikan orangtua, tingkat pendapatan orangtua dan jenis pekerjaan orangtua
Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada bulan Januari 2008. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 465 mahasiswa. Sampel penelitian berjumlah 216 diambil dengan teknik convenience sampling. Data dianalisis menggunakan ujiChi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar (nilai statistik Chi-Square sebesar 22,685, probabilitas sebesar 0,000), (2) ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua mahasiswa (nilai statistik Chi-Square sebesar 18,963, probabilitas sebesar 0,000), (3) ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua mahasiswa (nilai statistik Chi-Square sebesar 16,667, probabilitas sebesar 0,000), (4) ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua mahasiswa (nilai statistik Chi-Square sebesar 12,519, probabilitas sebesar 0,000).
(2)
xiii
ABSTRACT
THE PERCEPTION OF UNIVERSITY STUDENTS TOWARDS THE COMPETENCE OF THE LECTURERS PERCEIVED FROM LEARNING
ACHIEVEMENT AND SOCIAL ECONOMIC STATUS OF THE FAMILY A Case Study on University Students of Accounting Department, Faculty of
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta
Benisius Rahmat Basuki Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purpose of this research is to find out: (1) the different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from learning achievement; (2) the different perception of university students perceived from the competence of the lecturers perceived from social economic of the family which cover level of education, income, and kind of occupation of parents.
This research was carried out at Sanata Dharma University, Yogyakarta, in January 2008. Data collection methods are questionnaire and documentation. The populations of this research are 465 university students. The samples are 216 taken by convenience sampling technique. Technique of analyzing the data was the Chi-Square test.
The result of this research shows that: (1) there is different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from learning achievement (Chi-Square statistics value is 22,685, probability is 0,000); (2) there is different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from kinds of work of the parents (Chi-Square statistics value is 18,963, probability is 0,000); (3) there is different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from the level of education of the parents (Chi-Square statistics value is 16,667, probability is 0,000); (4) there is different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from the income of the parents (Chi-Square statistics value is 12,519, probability is 0,000).
(3)
PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN
DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS
SOSIAL EKONOMI KELUARGA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Benisius Rahmat Basuki NIM: 011334085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
(4)
i
PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN
DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS
SOSIAL EKONOMI KELUARGA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Benisius Rahmat Basuki NIM: 011334085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
(5)
(6)
(7)
iv
MOTTO
EVERYDAY IS HOLIDAY,
BUT I MUST GO ON AND
SURVIVE,
BECAUSE I KNOW IF THERE IS
A WILL THERE IS A WAY
- BENISIUS RAHMAT BASUKI –
(8)
(9)
(10)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang Maha Kasih atas berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(11)
vii
4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang sangat berharga.
5. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si., dan Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd. yang telah memberikan berbagai pengalaman hidup, ilmu, canda tawa dan kerjasamanya sehingga penulis merasakan memiliki ayah, kakak baru di Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma ini, terimakasih sekali lagi penulis ucapkan.
6. Ibu B.Indah Nugraheni, S.Pd., SIP., M.Pd., dan Ibu Rita Eny P., S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji, terimakasih penulis ucapkan atas kerjasamanya.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada penulis selama kuliah.
8. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntasi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Agustinus Sugino dan Ibu Veronika Jumiyati yang tidak pernah lelah memberikan do’a, kasih sayang, materi, tangis sedih dan bahagianya selama ini kepada penulis, sehingga penulis akhirnya bisa menyelesaikan studi walaupun dengan waktu yang panjang. Ananda minta maaf yang sebesar-besarnya, Do’a ku untuk bapak dan ibu
(12)
viii
semoga Tuhan Yesus Memberikan berkat, berkah, rahmat untuk bapak dan ibu,I love U Forever.
10. Mas Anton dan Mbak Yayuk, terimakasih atas do’a dan dorongannya sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah, walau sering membuat kalian jengkel. Keponakanku tercinta Chery, Anya dan Iga, ayo kalian cepet besar biar bisa seperti Om Beni, jangan nakal sama bapak, ibu, mbah kakung dan mbah putri.
11. Keluarga besarku di Jogja (mbah putri, mbokdhe, pakdhe semuanya, mas Nur danten, mas Senthur Sragan, Mas Lan, Mas Syahir), keluarga besar di Cilacap, Cilegon, Sukabumi (Pakdhe dan Budhe Paijan, Mbak Betty, Mas Very, Mbak Wiwin, Tasya, Om Yadi, Bulik Marni, Alma, Mbah Putri), terimakasih dan untuk do’a, dukungan moral dan materi kepada penulis selama ini.
12.My Little Angel, My Lovely, My Beib Novita Wulandari, terimakasih atas dukungan, semangat, marah-marahnya, cinta dan kasih sayang yang selama ini sudah “Beib” berikan buat “Be”. Terimakasih juga atas pinjaman kendaraan dan printernya selama penyelesaian skripsi, Semangat dan jangan pantang menyerah.
13. Keluarga Bapak Haryanto di Wonogiri, penulis mengucapkan terimakasih atas dorongannya sehingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan studi. Buat dek shinta, cepat selesaikan kuliahnya juga.
(13)
ix
14. Teman-teman di Cilacap: FX. Sujarwo, Sigit Wibowo, Agus Sanyoto, Mugi, Silir, Mas Dwi, Alex, Dedek, Jorman, Ethek, Enyo dan semuanya saja, friends akhirnya aku jadi sarjana juga.
15. SangkurianG Crew : Ari, Yudha, Eka, Beda Diar, Joseph Adi, Sigit W.W, Joko, Detha, Taryono, Heru, Alan, Dwi Widyanto, Andre, Edi, Wawan, Cipi, Remond, Singgih dan Satya, “menjalin persatuan dan AM serta bersaudara dalam hidup dan mati selamanya saudaraku”.
16.Crew Cempaka 262 (Forish, Grace, Oon, Anggit, Yanuar, Astie, Winda, Erwin, Aik), terimakasih untuk canda tawanya dan kekompakan kita selama diBarak Cempaka 262,you’re my best prends forever.
17. Anak-anak band “FOSFOR”: Grace, Onny, Yance, Anggit, Dani, Mega, Dhea, tetap semangat kita pasti bisa jadi band papan atas yang tersohor. 18. Teman tidurku dan sekaligus kakak penulis di Jogja yang paling playboy
dan pembawa pasir abadi “Anang”, thanks ya bro mau nunggu wisuda bareng (makanya kalau ada pendaftaran wisuda ya dilihat, biar tidak telat setengah tahun hik..hiks), buat Ajeng terimakasih atas pinjaman motornya. 19. Dek Hendy, penulis ucapkan terimakasih buat semangat dan dukungannya selama ini ya bro, buat indro thanks juga ya atas dorongannya (Cepat pulang ke Indonesia, apa mau nikah dengan orang korea???).
20. Lusi dan Fandi, penulis mengucapkan terimakasih atas dorongan dan pinjaman printernya.
(14)
x
21. Sigit, Simbah, Kepek, Opik, Pecox, Mas Ari Bayat, Cienk dan pokoknya semua teman-teman dari Bayat-Klaten, terimakasih sudah banyak memberikan pengalaman-pengalaman yang seru buat penulis.
22. Krisna, Dewi, ayo semangat dan cepat selesaikan tugas kalian menjadi mahasiswa jangan maen-maen terus, ingat perjalanan ke barat masih jauh. Buat Dhita, selamat akhirnya kita bersama bisa menjadi sarjana.
23. Adek-adek kelas tercinta yang sudah mau menemani penulis: Singgih, Eko, Bangkit, Indra, Emi, Mami, Heru, Pungki, Blacky dan buat semuanya saja yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
24. Bapak-bapak dan teman-teman komunitas parkiran USD, terimakasih untuk dukungannya selama ini. Jangan gangguin cewek terus.
25. Mbak-mbak semua yang pernah mengisi hati Beni, terimakasih atas pengalaman yang sudah diberikan dan sudah membuat penulis menjadi orang yang pantang menyerah dan kuat. Mohon maaf jika penulis tidak bisa menyebut nama kalian satu-persatu.
26. Teman-teman lamaku: Deo, Didik, Wisnu, Garenk, Ayik, Sakti, Hendra, woi dimana kalian berada sekarang, aku kangen kalian coy. Buat Erwin dan Andre semoga sukses terus dengan usaha kalian sekarang.
27. Anak-anak Predator Sport Center (Badrun, Mas Kris, Eko, Nandus dan semua Crew), terimakasih sudah menjadi tempat pelarian di saat penulis kesepian dan butuh hiburan selama penulisan skripsi ini.
28. Teman-teman di Forum Band Jogja dan pak Agus Raka, kapan kita buat event musiclagi dan sukses untuk FBJ.
(15)
xi
29. Teman-teman di dunia Cyber (miRc, Yahoo, Blogger, wordpress, Indo hacker, Jogja Carding, Jogja hacker), dunia kedua yang telah memberikan banyak ilmu baru, dan bahan–bahan skripsi.
30. Buat “Maha Dewa” Grand R.4484.SB, terimakasih sudah menjadi pacar yang paling setia menemani dalam susah senang, dalam hujan dan terik matahari Jogja. My Lovely Cigarette “A-MILD”, terimakasih sudah menjadi teman paling setia. BuatMy Intel Celeron,walau hanya komputer usang tapi kecepatanmu melebihimobil F1 dan otakmu melebihiEinstein, jasamu tidak akan pernah aku lupa.
31. Teman-teman satu angkatan prodi Pendidikan Akuntasi 2001 khususnya dan teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2006.
32. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 28 Februari 2009 Penulis
(16)
xii
ABSTRAK
PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI KELUARGA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, FKIP, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Benisius Rahmat Basuki Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar; (2) perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga yang terdiri dari tingkat pendidikan orangtua, tingkat pendapatan orangtua dan jenis pekerjaan orangtua
Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada bulan Januari 2008. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 465 mahasiswa. Sampel penelitian berjumlah 216 diambil dengan teknik convenience sampling. Data dianalisis menggunakan ujiChi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar (nilai statistik Chi-Square sebesar 22,685, probabilitas sebesar 0,000), (2) ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua mahasiswa (nilai statistik Chi-Square sebesar 18,963, probabilitas sebesar 0,000), (3) ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua mahasiswa (nilai statistik Chi-Square sebesar 16,667, probabilitas sebesar 0,000), (4) ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua mahasiswa (nilai statistik Chi-Square sebesar 12,519, probabilitas sebesar 0,000).
(17)
xiii
ABSTRACT
THE PERCEPTION OF UNIVERSITY STUDENTS TOWARDS THE COMPETENCE OF THE LECTURERS PERCEIVED FROM LEARNING
ACHIEVEMENT AND SOCIAL ECONOMIC STATUS OF THE FAMILY A Case Study on University Students of Accounting Department, Faculty of
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta
Benisius Rahmat Basuki Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purpose of this research is to find out: (1) the different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from learning achievement; (2) the different perception of university students perceived from the competence of the lecturers perceived from social economic of the family which cover level of education, income, and kind of occupation of parents.
This research was carried out at Sanata Dharma University, Yogyakarta, in January 2008. Data collection methods are questionnaire and documentation. The populations of this research are 465 university students. The samples are 216 taken by convenience sampling technique. Technique of analyzing the data was the Chi-Square test.
The result of this research shows that: (1) there is different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from learning achievement (Chi-Square statistics value is 22,685, probability is 0,000); (2) there is different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from kinds of work of the parents (Chi-Square statistics value is 18,963, probability is 0,000); (3) there is different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from the level of education of the parents (Chi-Square statistics value is 16,667, probability is 0,000); (4) there is different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from the income of the parents (Chi-Square statistics value is 12,519, probability is 0,000).
(18)
xiv DAFTAR ISI
HAL JUDUL... i
HAL PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HAL PENGESAHAN... iii
MOTTO... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
KATA PENGANTAR... vi
ABSTRAK... xii
ABSTRACT... xiii
DAFTAR ISI... xiv
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi ... 8
B. Kompetensi Dosen ... 13
(19)
xv
D. Status Sosial Ekonomi ... 16
E. Kerangka Berpikir ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 27
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 27
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 28
E. Populasi dan Sampel ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Uji Kuesioner ... 35
1. Pengujian Validitas ... 35
2. Pengujian Reabilitas Kuesioner ... 38
H. Teknik Analisis Data ... 40
1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas... 41
a. Uji Normalitas ... 41
b. Uji Homogenitas ... 42
2. Pengujian Hipotesis... 43
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 45
1. Deskripsi Responden Penelitian... 45
2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen ... 48
B. Hasil Pengujian Normalitas Dan Homogenitas... 52
(20)
xvi
2. Uji Homogenitas ... 57
C. Pengujian Hipotesis... 58
1. Pengujian Hipotesis I ... 58
2. Pengujian Hipotesis II ... 59
3. Pengujian Hipotesis III... 60
4. Pengujian Hipotesis IV ... 61
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Prestasi Belajar... 62
2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Keluarga... 65
a. Jenis Pekerjaan Orang Tua Mahasiswa ... 65
b. Tingkat Pendidikan Orang Tua Mahasiswa ... 68
c. Tingkat Penghasilan Orang Tua Mahasiswa ... 71
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74
B. Keterbatasan Penelitian ... 74
C. Saran... 75
(21)
xvii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Operasional... 28
Tabel 3.2 Skoring Berdasarkan Skala Likert... 30
Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 31
Tabel 3.4 Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 32
Tabel 3.5 Tingkat Penghasilan Orang Tua ... 32
Tabel 3.6 Jumlah Populasi... 34
Tabel 3.7 Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen... 37
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 40
Tabel 4.1 Deskripsi Responden Menurut Prestasi Belajar Mahasiswa 45 Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua ... . 46
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Orang Tua ... . 46
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Penghasilan Orang Tua ... 47
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Status Sosial Ekonomi Keluarga... 47
(22)
xviii
Tabel 4.7 Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Prestasi Belajar ... 49 Tabel 4.8 Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan Orang Tua Mahasiswa ... 50 Tabel 4.9 Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua Mahasiswa .. 51 Tabel 4.10 Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Ditinjau Dari Tingkat Penghasilan Orang Tua Mahasiswa . 52 Tabel 4.11 Rangkuman Pengujian Normalitas Persepsi Mahasiswa
Mengenai Kompetensi Dosen Untuk Kelompok Prestasi Belajar Tinggi Dan Prestasi Belajar Rendah ... 53 Tabel 4.12 Rangkuman Pengujian Normalitas Persepsi Mahasiswa
Mengenai Kompetensi Dosen Untuk Kelompok Jenis Pekerjaan Guru Dan Kelompok Jenis Pekerjaan Non-Guru 54 Tabel 4.13 Rangkuman Pengujian Normalitas Persepsi Mahasiswa
Mengenai Kompetensi Dosen Untuk Kelompok Tingkat Pendidikan Tinggi Dan Kelompok Tingkat Pendidikan Rendah ... 55 Tabel 4.14 Rangkuman Pengujian Normalitas Persepsi Mahasiswa
Mengenai Kompetensi Dosen Untuk Kelompok Penghasilan Tinggi Dan Kelompok Penghasilan Rendah ... 56 Tabel 4.15 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian... 57
(23)
xix
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Prestasi Belajar ... 58 Tabel 4.17 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Mahasiswa Mengenai
Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan... 59 Tabel 4.18 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Mahasiswa Mengenai
Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ... 60 Tabel 4.19 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Mahasiswa Mengenai
(24)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Hal Lampiran 1 Kuesioner... 78 Lampiran 2 Data Induk Peneltian ... 81 Lampiran 3 Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 88 Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 89 Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas ... 90 Lampiran 6 Hasil Uji Homogenitas ... 94 Lampiran 7 PAP Tipe II ... 95 Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian ... 97
(25)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang memiliki kaitan ke depan (forward linkage) dan kaitan ke belakang (backward linkage).Forward linkage ini berarti bahwa pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju, modern, makmur, dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu.Backward linkage ini berarti bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan pendidik yang bermutu, yakni pendidik yang profesional, sejahtera dan bermartabat (http://sertifikasiguru.org/index.php/. 2007).
Kegiatan pendidikan di perguruan tinggi, pada dasarnya selalu terkait dua belah pihak yang terlibat didalamnya yaitu pendidik (dosen) dan peserta didik (mahasiswa). Keterlibatan dua belah pihak tersebut merupakan keterlibatan hubungan antar manusia(human interaction). Hubungan itu akan serasi jika jelas kedudukan masing-masing pihak secara profesional, yaitu hadir sebagai subjek yang memiliki hak dan kewajiban. Dalam proses belajar-mengajar didalamnya terlibat empat pihak, yaitu: (i) pihak yang berusaha belajar-mengajar, (ii) pihak yang berusaha belajar, (iii) pihak yang merupakan sumber pelajaran, dan (iv) pihak yang berkepentingan atas hasil proses
(26)
belajar-mengajar (http://www.kesadaranlink.blogspot.com/2007/07/quality-assurance-dalam-pembelajaran.html/)
Dalam proses belajar-mengajar, dosen memiliki peran utama dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Peran dosen di dalam proses belajar mengajar yakni memberikan pengetahuan(cognitive),sikap dan nilai(affektif)dan keterampilan(psikomotor)kepada mahasiswa. Dengan kata lain, tugas dan peran dosen yang utama terletak di bidang pengajaran. Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang dosen dituntut untuk dapat mengelola kelas, penggunaan metode mengajar, strategi mengajar, maupun sikap dan karakteristik dosen dalam mengelola proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan kuliah dengan baik, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menyimak mata kuliah dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Seorang dosen bukan hanya bertanggung jawab mentransferkan pengetahuannya saja kepada mahasiswa, namun harus dapat membentuk pribadi mahasiswanya memiliki akhlak yang mulia. Namun demikian, tugas penting dosen adalah membantu mahasiswa menguasai keilmuan yang memadahi dengan mengembangkan konsep integrasi-interkoneksitas yang menjadi paradigma pendidikan. Untuk dapat mewujudkan perannya tersebut, seorang dosen harus memiliki kompetensi yang baik yang dapat diamati oleh mahasiswa maupun pihak lain yang berkepentingan (Fahruddin: http://fahruddin.blogspot.com/. 2007).
(27)
Dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (http://www.depdiknas.go.id/RPP/modules.php/. 2007), yang dimaksud dengan kompetensi dosen yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesional. Kompetensi dosen yang dimaksud bersifat holistik yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dosen pada pendidikan vokasi atau pendidikan profesi, selain memenuhi kompetensi juga harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang menjadi tugas pokoknya.
Di kalangan mahasiswa juga sering terdengar isu keluhan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, seperti penuturan beberapa mahasiswa di Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma. Dari beberapa mahasiswa menyatakan bahwa persepsi mereka terhadap kompetensi mengajar dosen misalnya; mahasiswa merasa motode mengajar yang digunakan tidak relevan, tidak menarik, dosen tidak profesional, tidak disiplin, hubungan dengan mahasiswa kurang harmonis, tidak adil dalam penilaian, kaku, otoriter dan lain sebagainya.
Setiap mahasiswa tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari status sosial ekonomi orang tua dalam masyarakat, kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan studi (lama studi), dan hasil prestasi belajar yang diraih. Perbedaan karakteristik ini juga yang membuat cara pandang setiap mahasiswa mengenai kompetensi dosen berbeda. Mahasiswa satu
(28)
dengan mahasiswa lainnya akan merasakan hal yang berbeda-beda jika melihat cara dosen mengajar, memberikan penilaian, atau sikap dosen terhadap mahasiswa.
Mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik, persepsi terhadap kompetensi dosen diduga lebih positif dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki prestasi belajar buruk. Mahasiswa yang memiliki prestasi baik memandang dosen yang membimbingnya memiliki kompetensi yang baik, karena mahasiswa bisa membedakan dengan tepat dosen yang kompeten dan tidak. Prestasi bagus yang diperoleh mahasiswa berasal dari bimbingan dosen yang profesional, metode mengajar dosen yang menarik dan relevan, penilaian yang diberikan kepada mahasiswa juga obyektif, serta banyak hal lain yang menunjukkan bahwa dosen tersebut memiliki kompetensi yang baik, sedangkan mahasiswa yang memiliki prestasi buruk memandang dosen sebaliknya.
Pada mahasiwa yang berasal dari keluarga yang memiliki status sosial ekonomi rendah dalam masyarakat, persepsi terhadap kompetensi dosen diduga lebih positif dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari keluarga atau orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi. Mahasiswa yang berasal dari keluarga yang memiliki status sosial ekonomi rendah memandang bahwa biaya mahal yang telah dikeluarkan untuk kuliah harus sesuai dengan hasil yang diperoleh selama kuliah. Hal tersebut dapat dilihat dari kualitas dan kompetensi dosen yang membimbingnya harus bagus sehingga nantinya akan bisa meningkatkan prestasi belajarnya, sarana yang memadai, dan lain
(29)
sebagainya, sedangkan pada mahasiswa yang memiliki orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi berpendapat sebaliknya.
Melihat kondisi tersebut di atas dan memperhatikan bahwa kompetensi dosen berpengaruh kepada kualitas pembelajaran, maka penelitian ini mencoba untuk melakukan kegiatan yang dapat mengidentifikasi dan menganalisis tentang “Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau dari Prestasi Belajar, dan Status Sosial Ekonomi Keluarga”, studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
B. Batasan masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen. Penelitian ini memfokuskan pada karakteristik mahasiswa yaitu hasil prestasi belajar mahasiswa, dan status sosial ekonomi keluarga mahasiswa. Kompetensi dosen yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dirumuskan permasalahan penelitian:
1. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari hasil prestasi belajar mahasiswa?
(30)
2. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga mahasiswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan bukti:
1. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar mahasiswa.
2. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga mahasiswa.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak. 1. Bagi dosen
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan untuk memperbaiki kompetensi, mutu dan citra dosen demi meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman yang bermanfaat khususnya mengenai bagaimana dan seperti apa kompetensi dosen yang baik.
(31)
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya terdorong untuk memberikan pemikiran-pemikiran dalam bentuk penelitian-penelitian yang nantinya diharapkan bermanfaat dalam dunia pendidikan.
4. Bagi Universitas
Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi tentang kompetensi dosen, karena sebagai penyelenggara pendidikan yang diharapkan juga dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten di dunia pendidikan sekaligus penelitian ini dapat menambah referensi penelitian di perpustakaan.
(32)
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persepsi
Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsangan yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan berpengaruh pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsangan yang diterima dari lingkungannya. Proses persepsi melalui tahapan-tahapan (Munir, 2000) sebagai berikut.
1. Penerimaan rangsangan
Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber. Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya.
2. Proses menyeleksi rangsangan
Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi di sini akan terlibat proses perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut. 3. Proses pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.
(33)
4. Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut dipersepsikan maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi.
5. Proses pengecekan
Setelah data ditafsir, penerima rangsangan dapat mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukannya benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya.
6. Proses reaksi
Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu biasanya tersembunyi atau terbuka.
Menurut Masidjo (1995:96) tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.
Menurut Gregorc dalam Debby (2001), persepsi yang dimiliki setiap pikiran/ pribadi ada dua macam, yaitu persepsi kongkrit dan persepsi abstrak.
(34)
1. Persepsi Kongkrit/ Nyata
Persepsi kongkrit membuat anak lebih cepat menangkap informasi yang nyata dan jelas, secara langsung melalui kelima inderanya, yaitu penglihatan, penciuman, peraba, perasa, dan pendengaran. Anak tidak mencari arti yang tersembunyi atau mencoba menghubungkan gagasan atau konsep. Kunci ungkapannya: “Sesuatu adalah seperti apa adanya”. 2. Persepsi Abstrak/ Kasat mata
Persepsi abstrak memungkinkan anak lebih cepat dalam menangkap sesuatu yang abstrak/ kasat mata, dan mengerti atau percaya apa yang tidak bisa dilihat sesungguhnya. Sewaktu anak menggunakan persepsi abstrak ini, mereka menggunakan kemampuan intuisi, intelektual dan imajinasinya. Kunci ungkapannya: “Sesuatu tidaklah selalu seperti apa yang terlihat”.
Dalam kenyataannya, terhadap suatu objek yang sama, individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda. Meskipun setiap anak menggunakan persepsi konkrit dan persepsi abstrak setiap harinya, namun ada kecenderungan seseorang merasa lebih mampu dalam menggunakan yang satu dibanding yang lainnya. Pareek (Arisandy, 1984), mengemukakan ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi.
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya
(35)
secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.
2. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.
3. Kesediaan
Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.
4. Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.
Menurut Wilson dalam Munir (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua.
1. Faktor Eksternal atau dari luar yang terdiri dari:
a. concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif;
b. noveltyatau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama;
c. velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat;
(36)
d. conditioned stimuli, stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain.
2. Faktor Internal atau dari dalam yang terdiri dari :
a. motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon terhadap istirahat;
b. interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik;
c. need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian;
d. assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.
Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna, dan bentuk (Winkel, 1986:161). Menurut Shalahuddin (1991:73), persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian serta pemberian arti dalam diri seseorang untuk menginterpretasi, dan membedakan objek atau subjek lain dengan melewati suatu tahapan tertentu.
(37)
B. Kompetensi Dosen
Belakangan ini pemerintah telah merumuskan sebuah undang-undang tentang guru dan dosen sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas guru dan dosen serta untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bagi guru dan dosen.
Dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesional. Kompetensi dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat holistik yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dosen pada pendidikan vokasi atau pendidikan profesi, selain memenuhi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang menjadi tugas pokoknya. Kompetensi dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan tinggi bekerjasama dengan organisasi profesi bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau olah raga. Kompetensi dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh senat akademik perguruan tinggi masing-masing atas dasar peraturan Menteri yang berisi panduan penetapan kompetensi dosen.
Dari Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tersebut diatas, dapat di ambil pengertian bahwa kompetensi adalah
(38)
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesional. Kompetensi dosen sendiri terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (http://www.depdiknas.go.id/RPP/modules.php/. 2007):
Pertama, kompetensi pedagogik. Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kedua, kompetensi kepribadian. Adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Ketiga, kompetensi sosial. Adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali peserta didik, dan masyarakat.
Keempat, kompetensi profesional. Adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.
(39)
C. Prestasi Belajar
Menurut Winkel (1986:35), belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkunganya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap yang bersifat tetap. Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes (Winkel,1986:48).
Menurut Ahmad dan Supriyono (Sriyani, 1998:17-18), disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan prestasi belajar antara lain sebagai berikut.
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa:
1. faktor jasmani meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan keadaan jasmani atau fisik siswa, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari pengalaman;
2. faktor psikologis seperti sifat ingin tahu, kreativitas, dan keinginan. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang
berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa:
1. faktor lingkungan sosial dimana siswa tinggal, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan teman sebaya;
(40)
2. faktor budaya yang ada disekitar lingkungan hidup siswa seperti adat istiadat yang berlaku dimasyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari proses psikis yang berlangsung dalam interaksi subjek dengan lingkunganya yang menghasilkan perubahan berupa pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan dimana hasil perubahan tersebut dapat dilihat dan juga dapat diukur.
D. Status Sosial Ekonomi
Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Status ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam satu kelompok masyarakat. Status sosial adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, dan hak-hak serta kewajibannya (Soekanto, 1990: 263).
Menurut Astrid S. Sutanto (1977:99), “status” adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, status pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Pendapat lain yang mengatakan kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok tersebut (Soekanto, 1992: 233).
Mengenai status sosial ekonomi, Keeves (1972: 67) mengatakan bahwa status sosial ekonomi mencakup unsur pekerjaan, pendidikan, jabatan,
(41)
penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang didalam suatu masyarakat atau kelompoknya.
Pernyataan-pernyataan di atas didukung oleh Hopkins (1985: 59), yang mengatakan bahwa status sosial ekonomi dirumuskan sebagai kombinasi dari status sosial ekonomi dimana di dalamnya mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, jabatan, dan tempat tinggal. Kedudukan seseorang di dalam masyarakat banyak ditentukan oleh apa yang dia miliki, yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jabatan, dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula statusnya di masyarakat. Semakin tinggi pendapatan yang dimiliki dan cenderung memiliki barang berharga, maka mereka akan mendapatkan posisi yang tinggi di dalam masyarakat.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang di dalam masyarakat yang dipandang dari sudut sosial ekonomi (Hopkins, 1985: 59).
1. Tingkat Pendidikan
Dalam Tap MPR No.IV tahun 1973, dikatakan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dalam hal yang sama, Soerjono Soekanto (1992: 235) mengatakan bahwa pendidikan memberikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam hal membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana berpikir secara ilmiah.
(42)
Dari batasan pengertian serta pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan, seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan terbuka dalam menerima hal-hal baru secara ilmiah. Tingkat pendidikan sendiri memiliki arti kurang lebih adalah jenjang sekolah yang telah diselesaikan oleh seseorang yang dibuktikan dengan adanya ijasah terakhir yang diperolehnya, seperti SD, SMP, SMA, Sarjana atau jenjang pendidikan yang lain.
2. Jenis Pekerjaan
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah bidang pekerjaan yang ditekuni oleh orang tua setiap harinya. Spillane (1982: 14) mengelompokkan pekerjaan atau jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut:
a. Golongan A
- Meninggal dunia - Pensiunan
- Tidak mempunyai pekerjaan b. Golongan B
- Buruh nelayan - Buruh tani - Petani kecil - Penebang kayu c. Golongan C
(43)
- Buruh tidak tetap - Penarik becak d. Golongan D
- Pembantu - Penjual keliling - Tukang cuci e. Golongan E
- Seniman - Buruh tetap - Montir - Pandai besi - Penjahit - Sopir bus/ colt - Tukang kayu - Tukang listrik - Tukang mesin f. Golongan F
- Pemilik bus/ colt - Pengawas keamanan - Petani pemilik tanah - Pegawai sipil (ABRI) - Mandor
(44)
- Pedagang - Pegawai kantor - Peternak - Tuan tanah g. Golongan G
- ABRI (Tamtama s/d Bintara) - Pegawai badan hukum - Kepala kantor pos cabang - Manager perusahaan kecil - Supervisor/ pengawas - Pamong praja
- Guru SD - Kepala bagian
- Pegawai negeri sipil (Golongan I A s/d I D) h. Golongan H
- Guru SLTA/ SLTP - Juru rawat
- Pekerja sosial
- Perwira ABRI (Letda, Lettu, Kapten)
- Pegawai negeri sipil (Golongan II A s/d II D) - Kepala sekolah
- Kontraktor - Wartawan
(45)
i. Golongan I - Ahli hukum
- Manager perusahaan - Ahli ilmu tanah - Apoteker - Arsitek - Dokter
- Dosen/ guru besar - Gubernur
- Kepala kantor - Menteri
- Pegawai negeri sipil (Golongan III A keatas) - Pengarang
- Peneliti - Penerbang - Walikota/ bupati - Kontraktor besar
Dalam penelitian ini jenis pekerjaan yang akan dibahas adalah profesi guru dan non guru.
3. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan, yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Jika
(46)
kita perhatikan lingkungan disekitar kita, kita akan melihat betapa sibuknya orang-orang bekerja. Hal ini dilakukan orang agar memperoleh imbalan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Menurut Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982: 92), pendapatan adalah hasil yang diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Penghasilan dalam jumlah besar akan memudahkan bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan, termasuk kebutuhan akan pendidikan. Sebaliknya, penghasilan dalam jumlah yang kecil akan mengakibatkan keluarga dalam keadaan kekurangan, sehingga dapat dikatakan rendah status sosial ekonominya. Pemenuhan kebutuhan sering dirasa sukar dengan penghasilan yang kecil, padahal mereka dituntut untuk selalu mempertahankan kehidupan keluarganya. Agar kebutuhan pokok hidup dapat terpenuhi, seringkali orang harus mengorbankan kebutuhan lain yang sifatnya tidak mendesak. Pendidikan pada saat sekarang ini merupakan kebutuhan yang pokok dan penting untuk dipenuhi, untuk itu semua orang tua bekerja keras agar dapat mencukupi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak mereka. b. Bentuk Pendapatan
Menurut Biro Pusat Statistik, pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk (Sumardi dan Hans Dieter Ever, 1982: 92):
(47)
- Pendapatan berupa uang - Pendapatan berupa barang
- Pendapatan berupa uang dan barang
Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi. Sumber-sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara dari halaman rumah, hasil investasi.
Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya regular dan biasanya diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut, demikian pula penerimaan secara cuma-cuma, pemberian barang dan jasa dengan harga substitusi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.
Untuk penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer atau redistribusi dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang, menang judi.
(48)
E. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Prestasi Belajar
Cara pandang mahasiswa mengenai kompetensi dosen sangat dipengaruhi oleh prestasi belajarnya. Antara mahasiswa yang satu dengan yang lain akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda-beda. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar mahasiswa yang dicapai pada semester tertentu yang menentukan keberhasilan seorang mahasiswa dalam mata kuliah yang ditempuhnya. Prestasi belajar disini dilihat pada indek prestasi semester yang diperoleh mahasiswa pada semester tertentu. Pada mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik, persepsi terhadap kompetensi dosen diduga lebih positif dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki prestasi belajar buruk. Sebab mahasiswa yang memiliki prestasi baik dapat membedakan dosen yang membimbingnya memiliki kompetensi yang baik, hal ini di karenakan mahasiswa merasa bahwa prestasi bagus yang diperolehnya berasal dari bimbingan dosen yang profesional, metode mengajar dosen yang menarik dan relevan, serta banyak hal lain yang menunjukkan bahwa dosen tersebut memiliki kompetensi yang baik, sedangkan mahasiswa yang memiliki prestasi buruk memandang dosen sebaliknya.
Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa dengan semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai oleh seorang mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasannya, luas wawasan serta pengetahuannya
(49)
pada suatu bidang tertentu sesuai dengan bidang yang digelutinya. Selain itu juga semakin tinggi prestasi belajar mahasiswa maka mahasiswa tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasinya. Dengan semakin tingginya tingkat kecerdasan, luasnya wawasan, keinginan yang tinggi untuk mengembangkan prestasi yang berbeda ini maka pandangan mahasiwa mengenai kompetensi dosen akan berbeda pula. Cara pandang inilah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi mahasiswa dalam memandang kompetensi seorang dosen. Berdasarkan penjelasan tersebut, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
Ha1 : Ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar.
2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi.
Mahasiswa yang berasal dari status sosial ekonomi keluarga tertentu mempunyai persepsi yang berbeda-beda mengenai kompetensi dosen. Sebab setiap mahasiswa tentunya memiliki status sosial ekonomi keluarga yang berbeda-beda. Ada mahasiswa yang berasal dari keluarga yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi dalam masyarakat dan ada pula yang berasal dari keluarga yang memiliki status sosial rendah. Mahasiswa yang berasal dari keluarga berstatus social rendah memandang kompetensi dosen baik, namun berbeda dengan cara pandang mahasiswa
(50)
yang berasal dari keluarga dengan status sosial tinggi. Mahasiswa dari keluarga dengan status sosial tinggi menganggap kompetensi dosen biasa saja atau bahkan buruk, karena mahasiswa ini tidak terlalu memikirkan masalah biaya kuliah yang telah mereka keluarkan dengan hasil yang didapat selama kuliah. Berbeda halnya dengan mahasiswa yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah tentunya sangat memikirkan masalah biaya studi. Mahasiswa dari keluarga dengan status sosial rendah akan memandang dosen memiliki kompetensi yang baik apabila dosen tersebut disiplin, profesional, dan lain sebagainya. Mereka memandang bahwa segala yang didapatkan dari dosen harus sesuai dengan biaya mahal yang telah mereka keluarkan untuk biaya selama kuliah. Berdasarkan penjelasan tersebut, diturunkan hipotesis sebagai berikut : Ha2 : Ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
(51)
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian yang mendalam tentang sesuatu objek atau subjek pada area yang terbatas. Dengan demikian hasil hanyalah berlaku pada kasus dimana objek atau subjek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan pada kasus lain.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen, prestasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga.
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian
(52)
2. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk penelitian ini yaitu Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesional. Kompetensi terdiri dari empat dimensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional (http://www.depdiknas.go.id/. 2007). Berikut ini disajikan tabel operasionalisasinya:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
No Dimensi Indikator No.
Item 1 Kompetensi
pedagogik dosen
a. Pemahaman terhadap peserta didik b. Perancangan pembelajaran
c. Pelaksanaan pembelajaran d. Evaluasi hasil belajar
e. Pengembangan peserta didik
1 2 3 4 5 2 Kompetensi a. Kepribadian pendidik yang mantap, 6,7,8
(53)
kepribadian dosen
stabil, dan dewasa
b. Kepribadian pendidik yang arif, dan berwibawa
c. Menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia
9,10
11,12
3 Kompetensi sosial dosen
a. Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik
b. Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan sesama pendidik
c. Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan tenaga kependidikan
d. Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan orangtua/wali peserta didik
e. Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan masyarakat 13 14 15 16 17 4 Kompetensi professional dosen
a. Kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
18,19, 20
(54)
memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan
Pengukuran variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen pada indikator-indikatornya. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiapiteminstrumen tersaji dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Skoring Berdasarkan Skala Likert Skor Kriteria Jawaban
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju ( SS ) 5 1
Setuju ( S ) 4 2
Ragu-Ragu (R) 3 3
Tidak Setuju ( TS ) 2 4
Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1 5
2. Prestasi Belajar Mahasiswa
Prestasi belajar adalah hasil dari proses psikis yang berlangsung dalam interaksi subjek dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan berupa pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan dimana hasil perubahan tersebut dapat dilihat dan juga dapat diukur. Prestasi belajar mahasiswa
(55)
dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif terakhir dan dibedakan menjadi 2 kriteria yaitu tinggi dan rendah. Pemberian skor dalam variabel ini adalah sebagai berikut.
- IPK≤2,50 skor 1
- IPK > 2,50 skor 2
3. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pengukuran status sosial ekonomi orang tua menggunakan skala interval, karena dalam pengukuran ini mengklasifikasikan orang ke dalam dua kategori atau lebih.
a. Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan diukur dengan mencari data pendidikan formal yang telah ditempuh oleh orang tua mahasiswa.
Tabel 3.3
Tingkat Pendidikan Orang Tua Skor s/d SMU atau sederajat
Diploma 1 (D-1) ke atas
1 2
b. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan orang tua mahasiswa atau responden dalam penelitian ini digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yang kemudian diberi skor sebagai berikut:
(56)
Tabel 3.4
Jenis Pekerjaan Skor Non Guru
Guru
1 2
c. Tingkat Penghasilan
Untuk tingkat penghasilan orang tua mahasiswa atau responden menggunakan pengklasifikasian golongan sebagai berikut.
Tabel 3.5
Golongan Tingkat Pendapatan Skor
Rendah Tinggi
≤Rp.2.000.000 > Rp.2.000.000
1 2
Status Sosial Ekonomi Tinggi, artinya bahwa status sosial ekonomi orang tua atau keluarga tersebut baik, berkecukupan, mampu, kaya, pendidikan orang tua termasuk tinggi, tingkat pendapatannya lebih dari cukup, sehingga orang tua mampu membiayai pendidikan anak.
Status Sosial Ekonomi Rendah, artinya bahwa keadaan status sosial ekonomi keluarga atau orang tua kurang menguntungkan atau kurang berada, miskin, pendidikan orang tuanya rendah, pekerjaannya hanya dapat memberikan penghasilan yang tidak lebih dari cukup sehingga biaya studi untuk anaknya juga seadanya dan bahkan sampai tidak bisa memberikan pendidikan yang layak bagi anaknya.
(57)
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999: 72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1999: 73). Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Umar, 2003: 102):
2 1 Ne N n Keterangan:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir
Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/ batas kesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah :
205 , 0 465 1 465 n
(58)
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu sebuah sampel yang anggota-anggotanya diambil dari populasi berdasarkan peluang yang diketahui. Khususnya, jika tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk diambil menjadi anggota sampel, maka sampel yang didapat dinamakan convenience sampling (Sudjana, 199:169). Peneliti menetapkan sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada tahun akademik 2007/2008.
Tabel 3.6 Jumlah Populasi
No Tahun Angkatan Jumlah Mahasiswa
1 Angkatan 1999 3
2 Angkatan 2000 10
3 Angkatan 2001 40
4 Angkatan 2002 61
5 Angkatan 2003 60
6 Angkatan 2004 86
7 Angkatan 2005 76
8 Angkatan 2006 59
9 Angkatan 2007 70
(59)
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal/ melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu tentang jumlah mahasiswa yang masih aktif di Prodi PAK, FKIP, USD.
G. Uji Kuesioner
1. Pengujian Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003:72). Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor jawaban masing-masing item pertanyaan pengujian validitas
(60)
dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut:
r =
2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan :r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item
X = skor item
n = jumlah responden
Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid.
a. Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen. Uji validitas ini dilakukan pada dua puluh (20) butir pertanyaan variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen.
1) Uji validitas untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
Ada dua puluh (20) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk persepsi mahasiwa mengenai kompetensi dosen adalah sebagai berikut.
(61)
Tabel 3.7
Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,239 0.324 Valid
2 0,239 0.458 Valid
3 0,239 0.544 Valid
4 0,239 0.483 Valid
5 0,239 0.586 Valid
6 0,239 0.471 Valid
7 0,239 0.443 Valid
8 0,239 0.389 Valid
9 0,239 0.553 Valid
10 0,239 0.341 Valid
11 0,239 0.512 Valid
12 0,239 0.440 Valid
13 0,239 0.473 Valid
14 0,239 0.247 Valid
15 0,239 0.444 Valid
16 0,239 0.562 Valid
17 0,239 0.275 Valid
18 0,239 0.381 Valid
(62)
20 0,239 0.441 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen menunjukkan bahwa dari ke-dua puluh item pertanyaan tersebut adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitungdengan nilai r tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa tidak semua nilai rhitungsemuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen adalahvalid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulangkali (Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas didasarkan pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Umar, 2003:90) yaitu sebagai berikut:
11
r =
22 1 1 t b k k
(63)
Keterangan: 11
r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan 2
t
= varian total 2
b
= jumlah varian butir
Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut (Umar, 2003:91):
2 =
n n
X X
2
2 Keterangan :n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
Dengan taraf signifikan sebesar (α ) = 5%, jika nilai rhitunglebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel, begitu juga sebaliknya jika rhitunglebih kecil dari rtabelmaka soal tersebut tidak reliabel.
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 13.0.Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.
(64)
Tabel 3.8
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status Persepsi mahasiswa
mengenai kompetensi dosen
0,239 0,9522 Andal
Variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
Dari dua puluh item pertanyaan pada variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,9522. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitungdengan rtabel.Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel (0,9522 > 0,239). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen dapat dikatakanandal.
H. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji homogenitas.
(65)
1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):
X S
X Fmaksimum
D o n
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Kriteria penerimaan:
- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih kecil dari nilai probabilitas
(66)
b. Uji Homogenitas
Sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian, maka harus terlebih dahulu dipastikan bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok sampel berarti kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama. Untuk pengujian komparatif tiga sampel dengan menggunakan Analisis Varian Satu Jalan (Sugiyono, 1991:198-200). Dalam rangka pengujian dengan ANOVA, maka dicari varians data dengan rumus sebagai berikut berikut:
n X X n i i
1 __ 1 1 2 __
n X X S n i iSelanjutnya penggujian homogenitas varians diuji dengan uji F
Terkecil Varians Terbesar Varians F ... ...
Harga F tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel, dengan dk pembilang ηa- 1 dan dk penyebut ηc-1. Apabila Fhitung <
(67)
Ftabel (0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), maka dapat disimpulkan bahwa varians data yang akan dianalisis homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pertama dilakukan langkah-langkah: a. Perumusan hipotesis
Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar
Ha1: Ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar
b. Menyusun dan menjumlahkan skor dari setiap jawaban responden. c. Menentukan nilai kritis dengan taraf signifikansi(level significance)=
0.05
d. Menyusun skor dan mean untuk masing-masing variabel dari setiap responden.
e. Menghitung statistik Uji F (ANOVA) (Djarwanto, 1996:160) dengan rumus: k N nj T X k N T T F n i k j k j j ij k j j j
1 1 1
2 2 1 2 2 1 Keterangan:
Xij = Nilai individu ke i dari sampel j.
(68)
nj = Banyaknya individu (ukuran) sampel j. Tj = T1+T2+T3
N = Banyaknya semua sampel f. Pengambilan keputusan
1) Hipotesis 1
Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Fhitung dengan Ftabel sebagai berikut :
Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak
Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu:
jika nilai probabilitas (Sig.) < taraf nyata (0,05), maka Ho ditolak
Catatan: Pengujian hipotesis yang lain dilakukan dengan cara yang sama dengan pengujian hipotesis 1.
(69)
45 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2008. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta angkatan tahun 1999 sampai dengan angkatan tahun 2007. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 216 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 216 kuesioner.
Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini. 1. Deskripsi Responden Penelitian
a. Prestasi Belajar Mahasiswa
Tabel 4.1
Deskripsi Responden Menurut Prestasi Belajar Mahasiswa Prestasi Belajar Mahasiswa
IPK Jumlah
≤2.00 73 responden
> 2.00 143 responden
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki prestasi belajar dalam golongan tinggi sebanyak 143 responden (66,20%), sedangkan jumlah responden yang memiliki prestasi belajar rendah sebanyak 73 responden (33,80%). Dengan
(70)
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini memiliki prestasi tinggi atau bagus.
b. Status Sosial Ekonomi keluarga
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang tua Golongan
Pendidikan Jumlah
s/d SMU/ Sederajat 78 responden D-1 Keatas 138 responden
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang orang tuanya berpendidikan Diploma-1 ke atas sebanyak 138 responden (63,90%), sedangkan responden yang orang tuanya berpendidikan s/d SMU/ sederajat sebanyak 78 responden (36,10%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki orang tua dengan pendidikan Diploma-1 ke atas.
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Orang tua Jenis Pekerjaan Jumlah
Non-Guru 76 responden
Guru 140 responden
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang orang tuanya memiliki pekerjaan sebagai guru sebanyak 140 responden (64,80%), sedangkan responden yang orang tuanya pekerjaannya bukan guru (non-guru) sebanyak 76 responden (35,20%). Dengan
(71)
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki orang tua dengan pekerjaan sebagai seorang guru.
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Menurut Tingkat Penghasilan Orang tua Tingkat Penghasilan Jumlah
Rendah 82 responden
Tinggi 134 responden
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang orang tuanya memiliki penghasilan dalam golongan tinggi sebanyak 134 responden (62,04%), sedangkan responden yang orang tuanya memiliki penghasilan dalam golongan rendah sebanyak 82 responden (37,96%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki orang tua dengan penghasilan tinggi.
Tabel 4.5
Deskripsi Responden Menurut Status Sosial Ekonomi Keluarga Status Sosial Ekonomi Jumlah
Rendah 61 responden
Tinggi 155 responden
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki status sosial ekonomi keluarga tinggi sebanyak 155 responden (71,76%), sedangkan responden yang memiliki status sosial ekonomi keluarga rendah sebanyak 61 responden (28,24%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki status sosial ekonomi keluarga tinggi.
(72)
2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen yang di kelompokkan menggunakan dasar PAP II dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.6
Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Skor Frekuensi Persentase Intepretasi Penilaian 85 – 100
73 – 84 65 – 72 57 – 64 20 – 56
23 85 87 21 0 10,65% 39,35% 40,28% 9,72% 0,00% Sangat Positif Positif Cukup Positif Negatif Sangat Negatif
Jumlah 216 100%
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen pada mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta terkategorikan sangat positif sebanyak 23 mahasiswa atau 10,65%, terkategorikan positif sebanyak 85 mahasiswa atau 39,35%, terkategorikan cukup positif sebanyak 87 mahasiswa atau 40,28%, dan terkategorikan negatif sebanyak 21 mahasiswa atau 9,72%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpersepsi cukup positif.
(73)
a. Persepsi mahasiswa mengenai Kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar
Tabel 4.7
Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
Prestasi Tinggi Prestasi Rendah Kriteria
Jumlah % Jumlah %
Sangat Positif 14 9,79 9 12,33
Positif 59 41,26 26 35,62
Cukup Positif 57 39,86 30 41,09
Negatif 13 9,09 8 10.96
Sangat Negatif 0 0 0 0
Jumlah 143 100 73 100
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar mahasiswa dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Prestasi tinggi, 14 mahasiswa (9,79%) terkategorikan sangat positif, 59 mahasiswa (41,26%) terkategorikan positif, 57 mahasiswa (39,86%) terkategorikan cukup positif dan 13 mahasiswa (9,09%) terkategorikan negatif; 2) Prestasi rendah, 9 mahasiswa (12,33%) terkategorikan sangat positif, 26 mahasiswa (35,62%) terkategorikan positif, 30 mahasiswa (41,09%) terkategorikan cukup positif dan terkategorikan negatif sebanyak 8 mahasiswa (10,96%).
(74)
b. Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga
(1) Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua mahasiswa
Tabel 4.8
Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan Orang tua Mahasiswa
Jenis Pekerjaan Orang tua Mahasiswa Guru Non-Guru Kriteria
Jumlah % Jumlah % Sangat Positif 14 10,00 9 11,84
Positif 56 40,00 29 38,16
Cukup Positif 59 42,14 28 36,84
Negatif 11 7,86 10 13,16
Sangat Negatif 0 0 0 0
Jumlah 140 100 76 100
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua mahasiswa dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Jenis pekerjaan Guru, 14 mahasiswa (10,00%) terkategorikan sangat positif, 56 mahasiswa (40,00%) terkategorikan positif, 59 mahasiswa (42,14%) terkategorikan cukup positif dan 11 mahasiswa (7,86%) terkategorikan negatif; 2) Jenis pekerjaan Non-Guru, 9 mahasiswa (11,84%) terkategorikan sangat positif, 29 mahasiswa (38,16%) terkategorikan positif, 28 mahasiswa (36,84%) terkategorikan cukup positif, dan 10 mahasiswa (13,16%) terkategorikan negatif.
(75)
(2) Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari tingkat pendidikan orangtua mahasiswa
Tabel 4.9
Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang tua Mahasiswa
Tingkat Pendidikan Orang tua Mahasiswa Tinggi/ D1 Ke Atas Rendah/ s.d SMA Kriteria
Jumlah % Jumlah % Sangat Positif 14 10,14 9 11,54
Positif 60 43,49 25 32,05
Cukup Positif 50 36,23 37 47,44
Negatif 14 10,14 7 8,97
Sangat Negatif 0 0 0 0
Jumlah 138 100 78 100
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua mahasiswa dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pendidikan Tinggi/ D1 ke atas, 14 mahasiswa (10,14%) terkategorikan sangat positif, 60 mahasiswa (43,49%) terkategorikan positif, 50 mahasiswa (36,23%) terkategorikan cukup positif, dan 14 mahasiswa (10,14%) terkategorikan negatif; 2) Pendidikan Rendah/ s.d SMA atau sederajat, 9 mahasiswa (11,54%) terkategorikan sangat positif, 25 mahasiswa (32,05%) terkategorikan positif, 37 mahasiswa (47,44%) terkategorikan cukup positif, dan 7 mahasiswa (8,97%) terkategorikan negatif.
(3) Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua mahasiswa
(76)
Tabel 4.10
Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Tingkat Penghasilan Orang tua Mahasiswa
Tingkat Penghasilan Orang tua Mahasiswa Tinggi Rendah Kriteria
Jumlah % Jumlah % Sangat Positif 14 10,45 9 10,98
Positif 54 40,30 31 37,80
Cukup Positif 51 38,06 36 43,90
Negatif 15 11,19 6 7,32
Sangat Negatif 0 0 0 0
Jumlah 134 100 82 100
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua mahasiswa dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Penghasilan Tinggi, 14 mahasiswa (10,45%) terkategorikan sangat positif, 54 mahasiswa (40,30%) terkategorikan positif, 51 mahasiswa (38,06%) terkategorikan cukup positif, dan 15 mahasiswa (11,19%) terkategorikan negatif; 2) Penghasilan Rendah, 9 mahasiswa (10,98%) terkategorikan sangat positif, 31 mahasiswa (37,80%) terkategorikan positif, 36 mahasiswa (43,90%) terkategorikan cukup positif, dan 6 mahasiswa (7,32%) terkategorikan negatif.
B. Hasil Pengujian Normalitas Dan Homogenitas 1. Uji normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan distribusi data. Dalam penelitian ini uji normalitas didasarkan pada ujiOne
(77)
Sample Kolmogorov Smirnovdengan bantuan programSPSS for Windows versi 13.0-. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian:
a. Uji normalitas persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok prestasi belajar tinggi dan prestasi belajar rendah
Tabel 4.11
Rangkuman Pengujian Normalitas persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok prestasi belajar tinggi
dan prestasi belajar rendah
Persepsi dengan prestasi belajar
tinggi
Persepsi dengan prestasi belajar
rendah
N 143 73
Normal Parameters(a,b) Mean 73.28 73.56 Std. Deviation 7.051 8.375 Most Extreme Differences Absolute .117 .143
Positive .117 .143 Negative -.069 -.080 Kolmogorov-Smirnov Z 1.395 1.223 Asymp. Sig. (2-tailed) .041 .100
Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai probabilitas = 0,041 < 0,05 maka distribusi data untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok mahasiswa dengan prestasi belajar tinggi adalah tidak normal. Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai probabilitas = 0,100 > 0,05 maka distribusi data untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok mahasiswa dengan prestasi belajar rendah adalah normal.
(78)
b. Uji normalitas persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok pekerjaan guru dan kelompok pekerjaan non-guru
Tabel 4.12
Rangkuman pengujian normalitas persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok jenis pekerjaan guru dan
kelompok jenis pekerjaan non-guru
Persepsi dengan kelompok jenis pekerjaan guru
Persepsi dengan kelompok jenis pekerjaan non-guru
N 140 76
Mean 73.36 73.39 Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 7.155 8.162 Absolute .134 .102 Positive .134 .102 Most Extreme Differences
Negative -.073 -.089 Kolmogorov-Smirnov Z 1.589 .889 Asymp. Sig. (2-tailed) .013 .408
Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai probabilitas = 0,013 < 0,05 maka distribusi data untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok mahasiswa dengan orang tua yang memiliki jenis pekerjaan guru adalah tidak normal. Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai probabilitas = 0,408 > 0,05 maka distribusi data untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok mahasiswa dengan orang tua yang memiliki jenis pekerjaan non-guru adalah normal.
(79)
c. Uji normalitas persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok tingkat pendidikan tinggi dan kelompok tingkat pendidikan tinggi
Tabel 4.13
Rangkuman pengujian normalitas persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok tingkat pendidikan tinggi dan
kelompok tingkat pendidikan rendah
Persepsi dengan kelompok tingkat pendidikan tinggi
Persepsi dengan kelompok tingkat pendidikan rendah
N 138 78
Mean 73.71 72.78 Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 7.296 7.877 Absolute .101 .182 Positive .101 .182 Most Extreme Differences
Negative -.081 -.103 Kolmogorov-Smirnov Z 1.191 1.609 Asymp. Sig. (2-tailed) .117 .011
Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai probabilitas = 0,117 > 0,05 maka distribusi data untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok mahasiswa dengan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi adalah normal. Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai probabilitas = 0,011 < 0,05 maka distribusi data untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok mahasiswa dengan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah adalah tidak normal.
(80)
d. Uji normalitas persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok penghasilan tinggi dan kelompok penghasilan rendah
Tabel 4.14
Rangkuman pengujian normalitas persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok penghasilan tinggi dan
kelompok penghasilan rendah
Persepsi dengan kelompok tingkat penghasilan tinggi
Persepsi dengan kelompok tingkat penghasilan rendah
N 133 82
Mean 73.11 73.59 Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 7.418 7.475 Absolute .114 .141 Positive .114 .141 Most Extreme Differences
Negative -.059 -.099 Kolmogorov-Smirnov Z 1.315 1.277 Asymp. Sig. (2-tailed) .063 .077
Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai probabilitas = 0,063 > 0,05 maka distribusi data untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok mahasiswa dengan orang tua yang memiliki penghasilan tinggi adalah normal. Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai probabilitas = 0,077 > 0,05 maka distribusi data untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen untuk kelompok mahasiswa dengan orang tua yang memiliki penghasilan rendah adalah normal.
(1)
94
LAMPIRAN OUTPUT HOMOGENITAS Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
prestasi 2.000 2 213 .138
pekerjaan 2.934 2 213 .055
pendidikan 7.150 2 213 .001
penghasilan .277 2 213 .758
ANOVA Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
prestasi Between Groups .295 2 .147 .653 .521
Within Groups 48.034 213 .226
Total 48.329 215
pekerjaan Between Groups .187 2 .094 .407 .666
Within Groups 49.072 213 .230
Total 49.259 215
pendidikan Between Groups 1.547 2 .774 3.412 .035
Within Groups 48.286 213 .227
Total 49.833 215
penghasilan Between Groups .051 2 .025 .107 .899
Within Groups 50.819 213 .239
(2)
LAMPIRAN VII
PAP TIPE II
(3)
95
KATEGORI KECENDERUNGAN VARIABEL
Berdasarkan skor-skor yang ada pada data penelitian, maka penulis dapat
mengelompokkan persepsi ke dalam kategori sangat positif, positif, cukup positif,
negatif, dan sangat negatif. Untuk menilai skor yang ada penulis menggunakan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II.
Kategori kecenderungan menurut Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II
untuk penilaian persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen adalah sebagai
berikut.
Tingkat penguasaan kompetensi Kategori kecenderungan variabel
81% - 100% Sangat tinggi
66% - 80% Tinggi
56% - 65% Cukup
46% - 55% Rendah
< 46% Sangat rendah
Berdasarkan kategori diatas, maka dilakukan analisis sebagai berikut:
Skor tertinggi yang diharapkan 5 x 20 = 100
Skor terendah yang diharapkan 1 x 20 = 20
Penilaian persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen berdasarkan Penilaian
Acuan Patokan (PAP) tipe II, dapat ditentukan sebagai berikut :
(4)
96
= 20 + 81% (100 - 20) = 84,80 dibulatkan 85
= 20 + 66% (100 - 20) = 72,80 dibulatkan 73
= 20 + 56% (100 - 20) = 64,80 dibulatkan 65
= 20 + 46% (100 - 20) = 56,80 dibulatkan 57
Dibawah 57
Skor Penilaian
85 – 100 Sangat positif
73 - 84 Positif
65 – 72 Cukup positif
57 – 64 Negatif
(5)
LAMPIRAN VIII
(6)