Otonomi Daerah
34
Kemudian, menurut undang-undang ini, yang dimaksud dengan otonomi daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Sementara itu,
daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pengelolaan pemerintahan yang menggunakan asas desentralisasi, pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengatur
dan mengurus pemerintahannya sendiri. Namun, bukan berarti pemerintah daerah tidak memiliki hubungan sama sekali dengan
pemerintah pusat, karena menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, pemerintah daerah hanya memiliki kewenangan untuk mengatur urusan
pemerintahan di daerahnya sendiri dalam bidang tertentu saja. Dengan demikian,
konsep otonomi adalah kebebasan untuk mengambil menurut prakarsa sendiri, untuk kepentingan masyarakat setempat dengan tetap
menghormati peraturan perundang-undangan nasional dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Otonomi daerah tidak dapat diartikan sebagai kebebasan yang mutlak, sebab dalam melaksanakan hak dan kewajiban otonominya,
daerah tetap harus menaati peraturan perundangan nasional dan mempertimbangkan kepentingan nasional secara keseluruhan. Salah satu
kewajiban daerah dalam menyelenggarakan otonomi menurut Undang- Undang No. 32 Tahun 2004, pasal 22, adalah melindungi masyarakat,
menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Hakikat Otonomi Daerah
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah pada hakikatnya memiliki tiga nilai dasar, yaitu kebebasan,
partisipasi, serta efektivitas dan efisiensi kebijakan.
a. Kebebasan
Kebebasan di dalam otonomi daerah dimaknai sebagai kebebasan masyarakat daerah dan pemerintah daerah dalam mengambil tindakan-
tindakan untuk memecahkan masalah bersama. Dalam hal ini yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
PKn untuk Siswa SMP-MTs Kelas IX
35
memiliki kebebasan bukan hanya pemerintah daerah saja, tetapi yang lebih penting adalah kebebasan masyarakat. Salah satu contoh kebebasan
yang dimiliki pemerintah daerah adalah dalam pembuatan peraturan daerah.
Sementara itu, kebebasan masyarakat dalam otonomi daerah, misalnya kebebasan menyampaikan aspirasi dalam perumusan kebijakan
publik di daerah maupun dalam pelaksanaannya. Jadi, pemerintah daerah maupun masyarakat daerah memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan demi tercapainya tujuan yang dicita-citakan.
b. Partisipasi
Dalam otonomi daerah, masyarakat berperan serta aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan publik di
daerahnya. Salah satu contoh bentuk partisipasi masyarakat adalah ikut
mengajukan aspirasi dan usulan kepada Dewan Per wakilan Rakyat
Daerah DPRD sebelum menentukan kebijakan publik. Pengajuan usul atau
penyampaian aspirasi masyarakat dapat disampaikan langsung kepada
DPRD atau melalui kelompok-kelom- pok kepentingan, lembaga swadaya
masyarakat, maupun media-media massa.
c. Efektivitas dan Efisiensi
Dengan terlaksananya kebebasan dan partisipasi masyarakat akan menghasilkan efektivitas dan efisiensi. Artinya, melalui kebebasan dan
partisipasi masyarakat, jalannya pemerintahan akan lebih tepat sasaran efektif dan tidak menghamburkan anggaran atau tidak terjadi
pemborosan efisien. Mengapa demikian? Melalui kebebasan dan partisipasi masyarakat akan terpilih badan-badan daerah dan pejabat
daerah yang lebih merakyat sehingga akan dapat menemukan cara yang tepat untuk mempertemukan keputusan pemerintah daerah dengan
kebutuhan masyarakat. Pejabat daerah yang dipilih di antara masyarakat dan oleh masyarakat daerah tersebut dianggap lebih mampu memahami
permasalahan daerah dan lebih berpihak kepada kepen tingan masyarakat.
Penyampaian aspirasi dan usul kepada DPRD merupakan wajud partisipasi masyarakat dalam otonomi daerah.
Sumber: Ap Photo
2.1 Gambar