Fungsi Lagu bagi Anak-anak Perkembangan Lagu di Indonesia

sastra dengan unsur-unsur yang lainnya menjadi suatu kesatuan yang harmonis. d. Arasemen Arasemen menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, yaitu rangkaian, susunan. Unsur nada, irama dan lirik kemudian dikombinasikan menjadi suatu kesatuan yang harmonis dalam arasemen musik. Aransemen musik mempunyai peran besar dalam mengatur dan mengkombinasikan unsur-unsur suatu karya musik dan lagu yang ada.

3. Fungsi Lagu bagi Anak-anak

Menurut Gardner dalam Sheppard, 2007, terdapat beberapa fungsi lagu bagi anak diantarantya: a. Melatih otak kanan dan kiri b. Melatih kemampuan mendengar c. Mengubah mood anak d. Belajar bersosialisasi e. Melatih anak berbicara f. Memberikan ketenangan pada anak g. Belajar Calistung Membaca, Menulus, Berhitung

4. Perkembangan Lagu di Indonesia

Era Sebelum 70-an Pada era sebelum 70-an musik atau lagu-lagu Indonesia lebih di dominasi oleh tema perjuangan, keberanian, semangat dan kebangsaan. Hal ini dipengaruhi dengan kondisi Indonesia saat itu yang sedang melakukan perjuangan melawan Belanda dan Jepang, seperti lagu Maju tak gentar, Bandung lautan api, dll. Lagu-lagu pada era ini kebanyakan telah dijadikan sebagai lagu Nasional. Era 70-an Pada Era 70-an secara tema, di dominasi dengan percintaan dan kancah peperangan. Beberapa lagu yang menggunakan lirik berbahasa asing pada era ini akan dicekal dan masuk penjara, contohnya seperti Koes Bersaudara. Pada saat itu penguasa Orde Lama sangat anti Barat menurut pemerintahan Soekarno musik barat dianggap tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Pandangan tersebut mengakibatkan semua lagu yang berbau rock‟n roll harus diberangus. Lagu-lagu yang sering disajikan oleh anak-anak pada 70an hingga 80an diantaranya Nyiur Hijau lagu Ibu Pertiwi, Tidurlah Intan, Indonesia Pusaka dan Pahlawan Merdeka. Setelah Bung Karno tidak lagi menjabat sebagai presiden maka segera saja bermunculan band-band yang meniru band musik cadas dari luar negeri. Beberapa band dengan musik cadas pun sempat menjulurkan taring nya pada era 70-an. Fenomena munculnya band musik anak-anak muda selepas tumbangnya Orde Lama menandakan pintu modernisasi telah dibuka lebar- lebar dan orientasi musik anak-anak muda kita mulai kearah Barat yang banyak membawakan musik cadas. Penyanyi artis cilik yang sedang tenar pada era ini, seperti Adi Bing Slamet, Cicha Koeswoyo, Diana Papilaya, Dina Mariana, Vien Isharyanto, atau Yoan Tanamal serta penyanyi dari sanggar-sanggar berprestasi Harian Kompas Kamis, 30 Oktober 2008. Era 80-an Era 80-an sering di sebut era lagu-lagu patah hati. Jenis lagu didominasi lagu pop yang mendayu-dayu, bertempo lambat dan cenderung berkesan cengeng. Beberapa lagu sempat menjadi fenomenal, diantaranya lagu „gelas-gelas kaca‟ dan lagu „hati yang luka‟ milik Betharia Sonata. Lagu yang berjudul ”Aku masih seperti yang dulu‟, yang di nyanyikan Dian Piesesha bahkan sampai terjual 2 juta kopi. Harmoko yang waktu itu menjabat sebagai mentri Penerangan mengatakan bahwa lagu era 80- an sebagai lagu „ngak-ngik-ngok‟. Harmoko melarang peredaran lagu- lagu jenis tersebut dengan alasan, membuat mental bangsa menjadi lemah, masyarakat jadi cengeng dan malas bekerja. Era 90-an Pada era 90-an Mentri Harmoko masih melakukan pelarangan terhadap musik yang di bilang cengeng, sehingga menyebabkan musik Pop Indonesia menjadi surut dan kehilangan arah. Akan tetapi dampak positifnya adalah musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. Bahkan banyak dari para penyanyi yang tadinya beraliran pop dan rock beralih ke dangdut dan kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut. Disaat yang bersamaan saat musik Pop Indonesia kehilangan greget, beberapa musisi Indonesia menciptakan trend musik baru pop rock. Pop rock di nyanyikan dengan lembut dan mendayu-dayu dengan gaya seadanya, bergoyang sedikit dan memainkan ekspresi muka ternyata dapat di terima masyarakat luas. Jenis musik ini ternyata cepat membuat bosan terutama setelah kematian Nike Ardilla dan tak adanya inovasi dari musisi. Beberapa label rekaman kemudian mengeluarkan album kompilasi dari beberapa group musik yang mengambil aliran alternatif. Album- album kompilasi tersebut akhirnya menjadi trend dan laris-manis pada waktu itu. Beberapa nama yang terangkat pada trend ini, yaitu Padi, Cokelat, Peterpan, Sheila on7. Era 90an penyanyi cilik juga cukup mendapatkan tempat di hati masyarakat. Lagu anak tahun 90an cukup banyak beredar di pasaran, seperti Bondan Prakosa dengan albumnya “Lumba-lumba”, Enno Lerian dengan “Malas Bersih-bersih”, Trio Kwek-kwek dengan “Si Jago Mogok”, Laura Dacosta dengan “Anak Jalanan”, Kak Seto Si Komo dengan “Si Komo Lewat”, Joshua dengan “Diobok-obok. Terdapat banyak pesan moral yang dihadirkan melalui lagu anak-anak ini Lagu Anak-Anak., 2011. Lagu yang dibawakan oleh penyanyi cilik pada masa itu pun sesuai dengan porsi mereka sebagai anak-anak. Lagu yang bukan tentang cinta- cintaan layaknya lagu orang dewasa, tetapi cinta universal kepada alam atau orang tua. Era 2000 Pada era ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di bandingkan dengan penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo yang sempat berjaya perlahan redup di masa ini. Musik di dominasi oleh group-group musik yang makin ramai oleh para pendatang baru, seperti Ungu, Dewa, Gigi,Ten 2 Five, Maliq d esential, Samson, Nidji, dan Radja seakan mendominasi ruang musik Indonesia. Tahun 2010 sampai tahun 2012 musik Indonesia sedang diramaikan dengan boy dan girl band. Lagu anak pada tahun 2000an seakan-akan lenyap dari peredaran, sehingga hal ini membuat anak-anak cenderung lebih memilih lagi-lagu Pop Dewasa sebagai lagu favorit mereka. Anak-anak yang dulu dengan mudah menghafal lagu-lagu anak hingga saat ini lebih memilih untuk menghafalkan lagu-lagu Pop Dewasa yang kebanyakan bertemakan “Cinta”. Selain itu, sedikit sekali penyanyi cilik di era 2000 yang benar- benar menyanyikan lagu dengan semangat anak-anak. Kebanyakan, musik mereka dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan lagu dewasa. Sementara, perkembangan musik anak-anak di negeri ini sendiri semakin menurun. Memang masih ada beberapa penyanyi cilik yang sering muncul di televisi, seperti Umay dan Coboy Junior. Akan tetapi lagu yang mereka nyanyikan tidak memiliki spirit anak-anak Kompasiana, 2013.

5. Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan