Analisis Galat Metode Newton Persamaan Diferensial

Contoh 2.7 Persamaan diferensial biasa berikut semuanya tak linear: � + � + = , 2.11 � + 4 � 5 + = , 2.12 � + � + = . 2.13 Persamaan 2.11 tak linear karena variabel tak bebas terdapat pada orde kedua dalam bentuk . Persamaan 2.12 juga tak linear karena terdapat bentuk 4 � 5 yang melibatkan pangkat lima pada turunan pertama. Persamaan 2.13 tak linear karena pada bentuk � melibatkan perkalian terhadap variabel bebas dan turunan pertamanya. Definisi 2.9 Aturan rantai merupakan cara yang digunakan untuk mendiferensialkan fungsi komposisi. Aturan rantai kasus 1 Misal = � dan = � . Jika dan � adalah fungsi yang terdiferensial, maka secara tidak langsung adalah fungsi terdiferensial dari � dan � = �. Aturan rantai kasus 2 Andaikan = � �, adalah fungsi dari � dan yang terdiferensial, dengan � = dan = ℎ keduanya fungsi dari yang terdiferensial. Maka adalah fungsi dari yang terdiferensial dan = � �� � + � � .

E. Integral

Pada bagian ini dibahas mengenai integral yang meliputi definisi dan contoh dari integral tertentu dan tak tentu. Definisi 2.10 Jika diberikan suatu fungsi � � pada suatu interval � dan berlaku � ′ � = � � , untuk suatu � � , maka � � adalah suatu anti turunan dari � � . Dengan kata lain � ′ � = � � . Contoh 2.8 Carilah suatu anti turunan dari � � = � pada −∞, ∞ . Penyelesaian: Fungsi � � = � bukan anti turunannya karena turunan � adalah � . Tetapi hal ini menyarankan � � = 5 � , yang memenuhi � ′ � = 5 � = � . Dengan demikian, suatu anti turunan dari � adalah 5 � . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Anti turunan dinotasikan dengan ∫ … �. Notasi tersebut menunjukkan anti turunan terhadap �. Anti turunan biasanya disebut integral tak tentu. Teorema 2.1 Jika adalah sebarang bilangan rasional kecuali -1, maka ∫ � � � = � �+ + + �. Bukti: Untuk membuktikan ∫ � � � = � � + �, cukup dengan membuktikan � [� � + �] = � � . Dalam hal ini, � [ � �+ + + �] = + + � � = � � . Teorema terbukti. Integral Tentu Perhatikan Gambar 2.1 berikut ini. untuk mengaproksimasi luas dibawah kurva = � � pada selang [�, ], dilakukan dengan cara aproksimasi yaitu dengan membagi interval [�, ] menjadi � subinterval. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.1: Ilustrasi fungsi satu variabel. Subinterval tersebut memiliki panjang yang sama yaitu − � untuk � . Setelah membagi interval menjadi � subinterval kemudian menghitung total jumlah luasan dari masing-masing persegi panjang yang dibentuk oleh masing-masing subinterval tersebut. Hal ini diperoleh dengan memilih � , � , … , � � dengan � = � , = � � , dan � � − � �− = − � � , untuk � = ,2, … , �. Andaikan panjang masing-masing subinterval yaitu − � dinotasikan dengan ∆�, maka ∆� = � � − � �− . � � = � � Gambar 2.2: Ilustrasi pendekatan integral menggunakan jumlahan Riemann. Luas daerah dibawah kurva diaproksimasikan dengan total luas daerah yang dibentuk oleh masing-masing subinterval, aproksimasi luas di bawah kurva adalah � + � + + � � . Artinya total luas tersebut dapat ditulis � ∆� + � ∆� + + � � ∆� = ∑ � � ∆� � �= yang disebut jumlahan Riemann fungsi � pada interval [a,b], sebagai pendekatan luas daerah di bawah kurva = � � dan diatas sumbu �. Disini, � ∈ [� �− , � � ]. Semakin banyak subinterval yang digunakan, artinya ∆� → maka semakin baik pula aproksimasi luasan tersebut dan semakin dekat dengan luasan yang sebenarnya. Dengan demikian, Luas daerah = lim ∆�→ ∑ � � ∆�. � � = � � � = � � � ∆� � � � = � � � � Definisi 2.11 Andaikan � fungsi yang terdefinisi pada [�, ]. Integral tentu � dari � sampai dinotasikan ∫ � � �, adalah ∫ � � � = lim ∆�→ ∑ � � ∆�. �

F. Deret Taylor dan Deret Maclaurin

Pada subbab ini dibahas mengenai deret Taylor dan deret Maclaurin beserta contohnya. Definisi 2.12 Misalkan � adalah suatu fungsi yang mempunyai turunan-turunan dari semua tingkat pada interval tertentu dengan � adalah suatu titik interior. Maka deret Taylor yang diberikan oleh � di sekitar � = � adalah: ∑ � � � � ∞ �= � − � � = � � + � ′ � � − � + � ′′ � 2 � − � + + � � � � � − � � + . Deret Maclaurin yang diberikan oleh � adalah: ∑ � � � ∞ �= � � = � + � ′ � + �′′ 2 � + + � � � � � + , yaitu deret Taylor yang diberikan oleh � di sekitar � = . Contoh 2.9 Tentukan deret Taylor yang diberikan oleh � � = � di sekitar � = . Penyelesaian: Diperoleh hasil: � � = � , � ′ � = 2 � , � ′′ � = 4 � , � ′′′ � = � , …. Akan dicari nilai � , � ′ , � ′′ , � ′′′ , …. sehingga diperoleh: � = , � ′ = 2, � ′′ = 4, � ′′′ = , … Maka deret Taylor yang diberikan oleh � � = � saat � = adalah: � + � ′ � + �′′ 2 � + � ′′′ � + + � � � � � + = + 2� + 2� + 4 � +

G. Konvergensi Deret Taylor

Deret Taylor dapat digunakan untuk mengetahui kekonvergenan suatu fungsi. Hal ini dapat dilihat dengan teorema berikut.