Ciri-ciri Kaum Lansia 1. Kaum Lansia Merupakan Periode Kemunduran

UUD RI No. 13 tahun 1998 Suardiman, 2011: 2 mengutip tentang kesejahteraan kaum lansia terdapat dalam pasal 1 ayat 2 menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan kaum lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas. Pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa, kaum lansia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemudian, dalam pasal 6 ayat 1 menyatakan, bahwa lansia mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kaum lansia merupakan periode dimana seseorang telah mencapai kematangan dalam proses kehidupan, namun telah menunjukkan kemunduran fungsi pada organ tubuh sejalan dengan bertambahnya waktu dan usia seseorang.Tahap lansia dimulai dari usia 60 tahun sampai meninggal. Tahap ini biasanya ditandai dengan adanya perubahan baik dari segi fisik maupun psikologis yang semakin menurun, namun kaum lansia tetap memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kehidupan sosial.

C. Ciri-ciri Kaum Lansia 1. Kaum Lansia Merupakan Periode Kemunduran

Hurlock 1980: 380 mengemukakan bahwa kemunduran yang terjadi pada tahap lansia sebagian disebabkan karena faktor fisik dan psikologis. Kemunduran fisik merupakan suatu perubahan yang terjadi pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus, tetapi karena proses menua. Sedangkan, kemunduran psikologis mengakibatkan sikap tidak senangterhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan yang disebabkan karena adanya perubahan pada lapisan otak.

2. Perubahan Individual pada Efek Menua

Proses penuaan mempengaruhi setiap orang secara berbeda berdasarkan latar belakang yang berbeda pula. Namun, secara umum bahwa penuaan fisik lebih cepat dibandingkan dengan penuaan mental, walaupun hal sebaliknya juga kadang-kadang terjadi, terutama apabila seseorang sangat memikirkan proses penuaannya secara fisik dan psikologis, Hurlock 1980: 381.

3. Menua Membutuhkan Perubahan Peran

Hurlock 1980: 384 menjelaskan bahwa keterbatasan fisik yang terjadi pada kaum lansia mengakibatkan perubahan peran dalam urusan masyarakat dan sosial, demikian juga halnya dalam dunia usaha dan profesionalisme.Kaum lansia tidak bisa bersaing dengan orang-orang yang lebih muda dalam berbagai bidang tertentu.

4. Penyesuaian yang Buruk

Sikap sosial yang negatif bagi kaum lansia, akan mempengaruhi konsep dirinya yang tidak menyenangkan. Hal ini diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk dengan tingkat kekerasan yang berbeda pula, Hurlock 1980: 384.

5. Keinginan Menjadi Muda Kembali

Hurlock 1980: 385 mengungkapkan bahwa terjadinya perubahan- perubahan baik secara fisik maupun psikologis pada kaum lansia, menimbulkan keinginan baru untuk tetap menjadi muda kembali dengan melakukan berbagai cara untuk menutupi keadaan yang sesungguhnya supaya tetap terlihat muda. Namun, usaha tersebut tidak bisa menghalangi terjadinya proses menua.

6. Penurunan Fungsi Kognitif dan Psikomotorik

Menurut pendapat Hurlock 1980: 390 umumnya setelah orang memasuki lansia, maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, pengertian, pemahaman,persepsi, kreativitas dan perhatian sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku kaum lansia menjadi semakin lambat. Sementara itu, fungsi psikomotorik konatif meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa kaum lansia menjadi kurang cekatan.

7. Perubahan Aspek Psikososial

Kaum lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian mereka. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian kaum lansia, yakni sebagai berikut: a. Tipe Kepribadian Konstruktif construction personalitiy; biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua. b. Tipe Kepribadian Mandiri independent personality; kaum lansia tipe ini ada kecenderungan mengalami post power syndrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya. c. Tipe Kepribadian Tergantung dependent personalitiy; pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bermasalah, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apa lagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya. d. Tipe Kepribadian Bermusuhan hostility personality; pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi tidak teratur. e. Tipe kepribadian kritik diri self hate personality; kaum lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.

8. Perubahan Minat pada Kaum Lansia

Seiring bertambahnya usia, kaum lansia mengalami berbagai persoalan baik secara fisik maupun psikis. Selain itu, kaum lansia juga mengalami perubahan minat.Hurlock 1980: 394 menguraikan ada beberapa perubahan minat yang terjadi pada kaum lansia, seperti: a. Minat pribadi: orang menjadi semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila semakin tua. b. Minat untuk rekreasi: beberapa perubahan dalam kegiatan sering dilakukan karena memang tidak dapat dielakkan. c. Minat sosial: salah satu teori sosial mengenai penuaan adalah teori pemisahan disengagement theory menyatakan bahwa kaum lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan, yaitu suatu proses pengunduran diri secara timbal balik pada masa lansia dari lingkungan sosial. Erikson menegaskan bahwa ada beberapa tekanan yang membuat kaum lansia menarik diri dari keterlibatan sosial, seperti: a. Ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitasnya selama ini. b. Penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan dirinya sendiri secara berlebihan. c. Orang-orang yang lebih muda di sekitarnya cenderung menjauh dari mereka. d. Pada saat kematian semakin mendekat, orang memiliki keinginan untuk membuang semua hal yang tidak bermanfaat lagi bagi dirinya.

9. Perubahan dalam Peran Sosial di Masyarakat

Suardiman 2011: 11 menjelaskan bahwa berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, dan gerak fisik, mengakibatkan munculnya gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada kaum lansia.Misalnya, badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur sehingga sering menimbulkan keterasingan.Ketika menghadapi berbagai permasalahan tersebut, umumnya kaum lansia yang memiliki keluarga budaya ketimuran masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara care dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Namun, bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali menjadi terlantar. Hal ini membawa dampak pada perkembangan psikis kaum lansia, mereka bisa menjadi stres. Selain itu, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI 2001 yang dikutip oleh Suardiman 2011: 8memaparkan bahwa usia lanjut sehat adalah masa yang dapat mempertahankan kondisi fisik dan mental yang optimal serta tetap melakukan aktivitas sosial yang produktif. Depkes dan Kesejahteraan sosial menguraikan ciri-ciri kaum lansia yang tergolong sehat, sebagai berikut: a. Memiliki tingkat kepuasan hidup yang relatif tinggi karena merasa hidupnya bermakna, mampu menerima kegagalan yang dialaminya sebagai bagian dari hidupnya yang tidak perlu disesali dan justru mengandung hikmah yang berguna bagi hidupnya. b. Memiliki integritas pribadi yang baik berupa konsep diri yang tepat dan terdorong untuk terus memanfaatkan potensi yang dimilikinya. c. Mampu mempertahankan sistem dukungan sosial yang berarti, berada di antara orang-orang yang memiliki kedekatan emosi dengannya, yang memberi perhatian dan kasih sayang yang membuat dirinya masih diperlukan dan dicintai. d. Memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, didukung oleh kemampuan melakukan kebiasaan dan gaya hidup yang sehat. e. Memiliki kemampuan finansial yang menginginkan hidup mandiri, tidak menjadi beban orang lain, minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. f. Pengendalian pribadi atas kehidupan sendiri sehingga dapat menentukan nasibnya sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Hal ini dapat menjaga kestabilan harga dirinya.

D. Masalah-masalah yang Dihadapi oleh Kaum Lansia