sendirinya variabel kepemilikan manajerial X
1
, komisaris independen X
2
, komite audit X
3
, kepemilikan institusional X
4
dan praktik manajemen laba earnings management Y juga berdistribusi normal.
4.3.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
1. Uji
Multikolinieritas
Adapun besaran VIF dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 : Hasil VIF Variance Inflation Factor Variabel Bebas
VIF Kepemilikan manajerial X
1
Komisaris independen X
2
Komite audit X
3
Kepemilikan institusional X
4
1,469 1,141
1,026 1,321
Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan
tabel 4.8
menunjukkan bahwa nilai VIF pada variabel kepemilikan manajerial X
1
, komisaris independen X
2
, komite audit X
3
dan kepemilikan institusional X
4
kurang dari dari angka 10, maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi
multikolinearitas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Uji
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual
dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10
: Korelasi
Rank Spearman Variabel Bebas
Koefisien korelasi Rank Spearman
Tingkat signifikansi
Kepemilikan manajerial X
1
Komisaris independen X
2
Komite audit X
3
Kepemilikan institusional X
4
0,046 0,092
-0,046 0,049
0,831 0,669
0,833 0,821
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan tabel
4.9 menunjukkan bahwa tingkat signifikan pada
variabel kepemilikan manajerial X
1
, komisaris independen X
2
, komite audit X
3
dan kepemilikan institusional X
4
lebih besar dari 5, maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi
heteroskedastisitas
3. Uji Autokorelasi
Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi adalah uji Durbin Watson. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Watson dengan jumlah
variabel bebas k dan jumlah data n sehingga diketahui d
L
dan d
U
maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada tidaknya autokorelasi.
Nilai DW = 1,471 Lampiran 5
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
k = 4
n =
24 d
L
= 1,0131
Lampiran 7
d
U
= 1,7753
Lampiran 7
Nilai Durbin
Watson yang
dihasilkan berada diantara 1,0131 d
U
sampai dengan 2,2247 4-d
U
atau berada pada daerah tidak ada autokorelasi positif atau autokorelasi negatif, maka dapat dikatakan
bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi autokorelasi.
4.3.3. Persamaan Regresi Linier Berganda