1945 jo amandemen keempat Ketetapan MPR No.IIIMPR2000 jo. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan maupun konsep otonomi pada UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah
diganti dengan UU Pemerintah Daerah. Pada Ketentuan pasal 18 UUD 1945 setelah amandemen keempat kewenangan pembentukan
peraturan daerah oleh pemerintah di daerah dapat disimak pada ketentuan ayat 2 dan 6 yang menyatakan sebagai berikut :
a. Pasal 18 ayat 2 menetapkan “Pemerintah Daerah provinsi,
daerah Kabupaten dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan”
b. Pasal 18 ayat 6 menetapkan “Pemerintahan Daerah berhak
menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonnomi dan tugas pembantuan”.
Jadi berdasarkan kedua ketentuan diatas maka terdapat
adanya pemberian wewenang kepada daerah-daerah untuk mengatur rumah tangganya. Ketentuan pasal 1 angka 5 jo pasal 136
ayat 2 UU Pemerintah Daerah menetapkan bahwa otonomi daerah sebagai suatu “hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat.
2.1.2 Izin Pemasangan Reklame di Kota Surabaya
UU Pemerintahan Daerah telah merumuskan adanya asas penyelenggaraan pemerintahan daerah didasarkan pada asas
desentralisasi, asas dekonsentrasi dan asas tugas pembantuan. Pengertian Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah
dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya. Dekonsentrasi adalah
pelimpahan wewenang dari pemerintah atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabatnya
didaerah, sedang Tugas Pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan
kepada pemerintah daerah oleh pemerintah atau pemerintah daerah.tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggung
jawabkan kepada yang menugaskan. Berdasarkan ketiga pengertian asas diatas maka penerbitan izin dibedakan menjadi
izin daerah dan izin pusat.
Pengaturan penyelenggaraan reklame sesuai dengan UU Pemerintah Daerah merupakan suatu kewenangan otonomi yang
didasarkan pada pelaksanaan asas desentraliasasi. Oleh karena itu pengaturan dan penyelenggaraan reklame di kota Surabaya ,diatur
dalam Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame Pajak Reklame selanjutnya disingkat
dengan Perda Penyelenggaraan dan Pajak Reklame. Pada ketentuan pasal 2 ayat 1 Perda Penyelenggaraan
dan Pajak reklame yang menyebutkan “Setiap orang pribadi atau badan yang akan menyelenggarakan reklame di daerah wajib
memperoleh izin tertulis atau pengesahan dari Kepala Daerah”. Sehingga dalam hal ini tegas telah disebutkan dalam Perda tersebut
mewajibkan adanya izin yang tertulis terlebih dahulu sebelum dipasangnya reklame. Selain itu dalam Perda Penyelenggaraan dan
Pajak Reklame diatur pula mengenai sanksi administrasi yang terdapat dalam ketentuan pasal 31 yakni pencabutan izin
penyelenggaraan reklame Ada beberapa alasan diperlukannya izin pemasangan Reklame di
wilayah kota Surabaya, yakni :
1 Berdasarkan UU Pemerintahan Daerah Nomor 32 Tahun 2004
Pasal 21 disebutkan bahwa salah satu sumber pendapatan asli daerah adalah pajak dan retribusi, sehingga setiap kota atau
kabupaten memiliki kewenangan untuk menarik beberapa pajak dan retribusi di daerahnya dan salah satu pajak daerah yang
dapat dipungut oleh pemerintah kota atau kabupaten adalah Pajak Reklame.
2 Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Perda Pajak Reklame Nomor 9
Tahun 1999 dirumuskan bahwa setiap penyelenggaraan reklame harus memiliki izin reklame dan setiap penerbitan izin
akan dikenakan pajak reklame. 3
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 14 tahun 2009 tentang Penetapan Nilai Jual objek pajak reklame, Nilai strategis
penyelenggaraan reklame dan perhitungan pajak reklame
dimana pengenaan pajak reklame merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah.
2.2 Sistem dan Prosedur Perizinan Pemasangan Reklame