Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

c. Hipotesis: 1. Diduga pemecahan saham, laba per saham, dan dividen per saham secara bersama-sama mempengaruhi harga saham 2. Diduga pemecahan saham lebih mempengaruhi perubahan harga saham dibandingkan laba per saham dan dividen per saham d. Kesimpulan: Berdasarkan perhitungan dengan uji t adalah bahwa terdapat pengaruh pemecahan saham D terhadap perubahan harga saham Y, dimana nilai t hitung t tabel -3,151 2,110

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Investasi

2.2.2.1. Pengertian Investasi

Setiap investasi yang dilakukan diharapkan akan dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai investasi. Menurut IAI 2002:13.1, investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan accretion of wealth melalui distribusi hasil investasi seperti bunga, royalty, deviden dan uang sewa, untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Sunariyah 1997 : 2, investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa- masa yang akan datang. Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian utama yaitu : a. Investasi dalam bentuk akktiva riil real assets dalam aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, brg-brg seni dan real estate. b. Investasi dalam berntuk aktiva financial financial assets adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktua riil yang dikuasai oleh entitas. Dari kedua definisi tersebut diatas investasi dapat didefinisikan sebagai cara penanaman modal, baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan mendapatkan manfaat keuntungan tertentu sebagai hasil penanaman modal tersebut. Dalam setiap keputusan investasi sebagai seorang yang rasional, investor akan diarahkan pada tingkat pengembalian rate of return investasi. Investor akan memilih investasi yang menjanjikan tingkat keuntungan return tertinggi.

2.2.2.2. Strategi Investasi.

Beberapa strategi investasi menurut Marzuki Usman 1990:159 dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Beli di pasar perdana, jual begitu masuk di pasar sekunder Strategi ini digunakan karena adanya keyakinan investasi bahwa harga akan naik begitu suatu saham dicatatkan di bursa efek. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Strategi beli dan simpan Buy and Hold Strategi ini digunakan oleh investor karena berkeyakinan bahwa suatu perusahaan akan berkembang dalam jangka panjang, misalnya peerusahaan yang produknya sangat strategis. c. Strategi berpindah Strategi ini digunakan oleh pemodal apabila saham lain dinilai lebih prospektif dibandingkan dengan saham yang telah dimiliki dengan harapan memperoleh capital gain dalam waktu singkat. d. Strategi mengurangi kerugian Cut loss Strategi ini digunakan untuk mengurangi kerugian atas pembelian saham yaitu dengan cara menjual saham yang sebelumnya dimiliki dan mengganti dengan saham lain berpindah. e. Membeli saham-saham tidur Strategi membeli saham-saham tidur, maksudnya membeli saham-saham yang tidak aktif, karena biasanya saham-saham yang tidak aktif sering luput dari perhatian orang banyak, sehingga cenderung harganya murah. f. Strategi konsentrasi pada industri Sebagian investor sering memusatkan perhatiannya pada perkembangan industri tertentu. Mungkin karena lebih mengetahui kondisi, mekanisme kerja dari perusahaan yang berada pada industri tersebut, trend industri dan sebagainya. Strategi investasi cara ini adalah memilih saham-saham yang terbaik pada industri tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. g. Strategi membeli pasar Seorang pemodal dikatakan melakukan strategi membeli pasar, apabila ia membagi dananya secara relatif proposional kedalam saham-saham yang ada di bursa efek, misalnya 50 jenis saham yang tercatat di bursa efek. Strategi ini mungkin kurang tepat bagi investor kecil, karena untuk melaksanakan strategi ini tentunya membutuhkan dana yang cukup. h. Strategi membeli melalui reksadana Mempercayakan pengelolaan dana kepada suatu lembaga yang disebut reksa dana. Reksadana akan melakukan penyebaran investasi untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu dan meminimumkan resiko.

2.2.2.3. Jenis Investasi

Sumantoro 1990 : 16 – 17 menyatakan bahwa dipasar modal yang ada di Indonesia sementara ini, obyek investasi yang diperdagangkan merupakan surat-surat berharga seperti : a. Saham Saham adalah tanda bukti penyertaan modal atau bukti pemilikan atas suatu Perseroan Terbatas PT akan yang disebut entitas, pemilik saham memiliki has sebagai berikut : 1. Mendapat deviden, yaitu bagian keuntungan usaha yang dibagikan kepada para pemegang saham. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Mengeluarkan suara atau pendapat dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS khususnya dalam hal-hal pemilihan direksi, reorganisasi dan penentuan kebijaksanaan lain atas jalannya perusahaan. 3. Hak lain seperti bonus dan hal ini yang dikeluarkan perusahaan. 4. Peningkatan nilai modal atau selisih nilai yang mungkin ada apabila saham tersebut dijual oleh pemiliknya dengan harga yang lebih tinggi. b. Obligasi Obligasi adalah tanda hutang yang dikeluarkan perusahaan atau pemerintah kepada masyarakat Pemilik obligasi memiliki hak-hak sebagai berikut : 1. Hak atas pembayaran hutang. 2. Hak atas pelunasan hutang. 3. Meningkatkan nilai modal yang mungkin ada apabila obligasi dijual kembali. c. Sertifikat PT. Danareksa sertifikat reksa dana Sertifikat PT. Danareksa adalah surat berharga pengganti dari surat-surat berharga atau sekumpulan surat berharga lain. Pemilik sertifikat Danareksa memiliki hak-hak sebagai berikut : 1. Deviden yang dibayarkan secara berkala. 2. Peningkatan nilai modal yang ada apabila sertifikat dijual kembali. 3. Hak untuk menjual kembali kepada PT. Danareksa. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3. Dividen

Yang dimaksudkan dengan dividen adalah bagian yang diterima oleh pemilik saham, yang berasal dari keuntungan perusahaan selama usahanya dalam satu periode. Munandar, 1996 : 151 seringkali semua dari keuntungan itu dibagi dalam bentuk deviden, tetapi ada yang sebagian dari keuntungan tersebut digunakan untuk memprluas usaha perusahaan atau ekspansi. Menurut Munandar 1996 : 151 – 152, jenis dividen yang diberikan kepada pemegang saham, dapat berupa : Munandar, 1996 : 151 – 152 1. Cash dividend , ialah dividen dalam bentuk uang. 2. Properti dividend , ialah dividen dalam bentuk barang misalnya berupa marketable atau yang berupa saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri 3. Stock right stock warrant ,ialah surat hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan, biasanya pembelian baru dengan menggunakan stock right ini memungkinkan memperoleh harga pembelian yang lebih murah

2.2.4. Saham

2.2.4.1. Pengertian Saham

Menurut Munandar 1996 : 3, Saham yaitu tanda ikut serta memasukkan modal kedalam perusahaan yang berarti ikut serta menjadi pemilik perusahaan tertentu, sehingga dengan sendirinya mempunyai hak- hak dan kewajiban-kewajiban tertentu sebagai seorang pemilik Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan misalnya, hak ikut serta menentukan kebijaksanaan- kebijaksanaan perusahaan, hak menikmati bagian-bagian dari keuntungan perusahaan, kewajiban ikut memikul kerugian-kerugian perusahaan sampai batas tertentu dan sebagai berikut.

2.2.4.2. Jenis-jenis Saham

Adapun jenis – jenis saham antara lain : a. Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat digolongkan berdasarkan atas perbedaan hak dari pemegang saham yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis sahan yang dikeluarkan perusahaan yang banyak dikenal di Indonesia : 1. Saham Biasa common Stock Adalah saham dengan hak utuh memperoleh keuntungan. Selain itu pemilik saham mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham RUPS dan juga memperoleh sebagian kekayaan perseroan setelah tagihan dari kreditur dilunasi. Jika saham perusahaan yang dikeluarkan hanya satu macam, maka saham itu selalu saham biasa. 2. Saham Prioritas Prefered Stock Adalah saham yang memberikan hak untuk mendapatkan deviden serta bagian kekayaan pada saat pembubaran perseroan lebih dahulu daripada saham biasa, disamping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. komisaris. Saham ini lain daripada saham biasa, karena saham pemegang saham tersebut diberikan hak hutang atau prioritas tentang bagian dari keuntungan ataupun hak-hak lain, seperti hak mengurus dan hak bagian pada pembubaran. b. Didalam kegiatan perdagangan dibursa, saham yang diperjualberlikan di pasar modal ini berbeda jenis tingakatannya, perbedaan ini tersusun bersdasarkan nilai jaminan yang diberikan oleh saham tersebut. Saham-saham tersebut dibedakan atas : 1. Saham Utilitas Utility Stock Saham ini merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha dibidang sarana dan prasarana umum, misalnya telekomunikasi, listrik, energi dan yang berkaitan dengan kepentingan umum lainnya. Saham-saham dari perusahaan ini banyak diminati para pemodal sebab kebanyakan dari perusahaan tersebut memegang monopoli dari pemerintah. 2. Saham Blue Chip Blue Chip Stock Saham dari perusahaan besar yang sudah sangat mapan, misalnya IBM, General Electrics Astra. Namun demikian bukannya tanpa resiko menanamkan modal diperusahaan tersebut, karena dengan besarnya perusahaan, maka biasanya deviden yang diterima para pemodal akan kecil jumlah sahamnya, sehingga bagi pemoda kecil tidak begitu menguntungkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Saham Elisabeth Growth Yaitu saham darui perusahaan yang sedang berkembang dengan pesat, saham perusahaan ini seperti menyajikan keuntungan yang besar dimasa depan, perusahaan tersebut memiliki pertumbuhan yang baik namun kekuatan finansialnya kurang, sehingga memerlukan investasi yang relatif besar untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya. Menanamkan modal pada perusahaan ini penuh resiko, namun bila pertumbuhannya berhasil baik maka para pemodal akan mendapat keuntungan yang besar sesuai dengan resiko yang dihadapi. Saham perusahaan ini biasanya dijual dengan harga yang relatif rendah pada penawaran perdana dan bagi pemodal yang menginginkan investasi jangka panjang akan sangat menguntungkan karena sejalan dengan perkembangan perusahaan maka akan terjadi kenaikan harga sahamnya. 4. Saham Emerging Growth. Saham-saham dari perusahaan yang baru mulai berkembang dan baru memasuki pasar untuk produk atau jasa yang dihasilkan. Penghasilan yang didapat perusahaan ini digunakan untuk mendukung pemasaran produk jasanya. Resiko bermodal diperusahaan ini lebih besar, karena dapat saja dalam prakteknya perusahaan seperti ini tidak mampu mengembangkan diri dan mengalami kebangkrutan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Saham Penny Penny Stock Perusahaan juga bisa disebut dengan perusahaan penny, yaitu perusahaan yang baru menilai perusahaannya dan tentunya memerlukan dana besar untuk menjalankan bisnisnya. Pemodal yang memiliki saham di perusahaan ini harus siap menerima resiko kehilangan seluruh investasinya.

2.2.4.3. Harga Pasar Saham

Harga pasar saham dapat diartikan sebagai harga pasar yaitu harga pasar yang berlaku dipasar pada saat itu dan dipengaruhi oleh pemerintah dan penawaran yang secara fundamental ditentukan oleh aktiva yang memilikinya Usman, dkk, 1990 : 126. Ada dua faktor yang mempengaruhi harga saham, antara lain faktor fundamental dan non fundamental. Faktro fundamental umumnya berkaitan dengan penilaian kerja perusahaan seperti laba perlembar saham, deviden perlembar saham, struktur pemodal, potensi pertumbuhan dan prospek usaha perusahaan. Alat yang dipakai untuk menilai aspek- aspek fundamental itu disebut sebagai analisa fundamental. Pada umumnya pendekatan analisa fundamental menilai suatu saham bedasarkan laba dalam bentuk deviden dan prospek usaha perusahaan. Sedangkan dasar untuk menilai kinerja perusahaan adalah hasil usaha dalam laporan keuangan dan perkembengan harga saham dibursa Sjahrir, 1995 : 16. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sedangkan faktor-faktor non fundamental yang mempengaruhi harga saham biasanya merupakan hal-hal yang tidak dapat diperhitungkan dan diprediksi, seperti kebijakan pemerintah, keadaan ekonomi, rumor yang beredar dimasyarakat dan sebagainya. Meskipun demikian pada kenyataan harga saham di Indonesia cenderung dipengaruhi oleh faktor- faktor non fundamental daripada faktor-faktor fundamental dari dalam perusahaan sendiri. Faktor - faktor yang mempengaruhi pergerakan saham : 1. Faktor laba perlembar saham yang akan diperoleh dimasa datang. 2. Proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan berbagai deviden. 3. Adanya faktor eksternal seperti keadaan perekonomian, pajak dan keadaan bursa saham.

2.2.5. Pemecahan Saham

Stock Split 2.2.5.1. Arti dan Jenis Pemecahan Saham Pemecahan saham adalah yang beredar perubahan nilai nominal perlembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan split factors. Pemecahan saham yang biasa dilakukan pada saat harga nilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan adanya pemecahan saham ini maka nilai nominal akan menjadi lebih rendah perlembar sahamnya sehingga dapat dijangkau oleh para investor dan diharapkan membantu meningkatkan daya tarik investor. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu : a. Pemecahan naik split-up adalah penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1 misalnya nilai nominalnya Rp 1000,00 perlembar saham, lalu dilakukan pemecahan saham dengan faktor pemecahan 2:1, maka nilai nominalnya akan turun menjadi Rp 500,00 perlembar sehingga dari 1 lembar menjadi dua lembar. b. Pemecahan turun split-down adalah peningkatan nilai nominal perlembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan saham 1:2, 1:3, yang merupakan kebalikan dari pemecahan naik. Di Indonesia para emiten sampai saat ini hanya melakukan pemecahan saham naik stock split-up dan belum pernah kasus pemecahan saham turun stock split-down. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis hanya akan menggunakan perusahaan yang melakukan pemecahan saham naik.

2.2.5.2. Mekanisme Perubahan Harga Saham dan Prosedur Stock Split

Harga saham yang melakukan stock split akan mengalami perubahan. Terbentuknya harga saham merupakan fungsi dari faktor fundamental emiten dan psikologis investor yang tercermin dari besarnya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. minat jual beli pada harga tertentu. Secara fundamental tidak ada hubungan antara langsung stock split dengan harga surat saham karena yang terjadi hanya penambahan jumlah saham beredar karena penurunan nilai nominal suatu saham, bukan nilai pasar saham. Dengan pendekatan seperti ini, seharusnya harga pasar suatu saham tidak harus naik. Harga pasar yang distock split bisa naik karena meningkatnya permintaan demand pull karena harga suatu perdagangan menjadi lebih murah, sehingga diharapkan bisa meningkatkan likuiditas saham tersebut. Efek likuiditas perdagangan ini membantu emiten untuk mempromosikan sorotan terus-menerus dari investor akan memaksa emiten untuk beroperasi lebih menguntungkan fundamental strenght. Faktor lain yang mungkin menjelaskan adalah dari sisi investor prosentase kenaikan harga per harga saham setelah stock split juga lebih besar dibandingkan satu- satuan harga perdagangan per harga saham sebelum stock split. Beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh emiten yang akan melakukan stock split dimulai dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, dan pemberitahuan ke Bapepam dan bursa dengan pelaksanaan bantuan teknis dari Biro Administrasi Efek BAE.

2.2.5.3. Perlakuan Akuntansi Pemecahan Saham

Pengaturan pemecahan saham tidak disebutkan didalam Standart Akuntansi Keuangan SAK namun yang diatur adalah mengenai deviden saham yang dibagikan oleh perusahaan yang diatur oleh PSAK No 21 paragraf 23 tentang deviden saham. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Harga pasar saham dapat menjadi tinggi sehingga tidak dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Kalau hal ini terjadi, maka perusahaan dapat mengecilkan nominal saham. Caranya adalah menukar saham lama dengan saham baru yang dinilai nominalnya lebih kecil atau stock split. Harga pasar menyesuaikan terhadap penurunan harga nilai nominal tersebut, maka pemegang saham tidak akan mengalami perubahan, tapi harga pokok perlembar saham yang akan turun. Dalam hal pemecahan saham tidak ada pendapatan yang diakui oleh pemegang saham. Pemecahan saham tidak memerlukan jurnal dan hanya dalam memorandum saja hal ini untuk menunjukkan perubahan jumlah lembar saham dan harga pokok perlembar saham.

2.2.5.4. Reaksi Pasar Terhadap Pemecahan Saham

Reaksi pasar terhadap pemecahan saham dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Ada sebagian peneliti yang mengukur reaksi pasar pemecahan saham berdasarkan likuiditas saham, dan harga saham. 1. Pengaruh pemecahan saham pada likuiditas Salah satu faktor yang menentukan nilai saham suatu perusahaan adalah tingkat likuiditas saham tersebut. Dalam akuntansi likuiditas suatu asset menunjukkan seberapa cepat asset tersebut dapat dikonversikan menjadi uang tunai kas. Semakin cepat asset tersebut berubah menjadi kas maka semakin tinggi likuiditasnya. Begitu pula halnya dengan saham yang juga merupakan asset bagi para pemegang saham. Saham yang mudah diperjualbelikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dalam jangka waktu yang reatif singkat akan diminati oleh banyak orang. Agar mudah diperjualbelikan tentu saja saham tersebut harus mempunyai daya tarik sendiri, misalnya harga yang murah dan biaya komisi untuk transaksi jual beli yang relatif kecil. Menurut Sri Fatmawati dan Marwan Asri 1996 : 106, bahwa manajemen perusahaan berkeinginan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Hal didukung dengan adanya pandangan bahwa perusahaan yang melakukan stock split akan menambah daya tarik investor akibat penurunan harga saham pada saat split. Kondisi ini menyebabkan semakin bertambah saham yang diperdagangkan dan jumlah pemegang saham. Peningkatan pada variabel dapat mempengaruhi likuiditas saham setelah split yakni meningkat. 2. Pengaruh pemecahan saham pada harga saham. Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pasarnya. Harga saham memegang peranan penting bagi investor karena harga saham mampu mencerminkan nilai suatu perusahaan pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa semakin tinggi harga saham perusahaan, maka dapat diartikan semakin tinggi pula nilai perusahaan yang menerbitkan nilai saham tersebut. Demikian pula sebaliknya untuk harga saham yang terlalu rendah bahwa yang menerbitkan saham tersebut juga rendah. Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham, sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga saham yang terlampau tinggi akan mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sehingga menyebabkan harga saham tersebut sulit untuk meningkat lagi. Untuk mengantisipasi hal tersebut banyak perusahaan yang melakukan pemecahan saham. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya beli dan meningkatkan harga saham tersebut.

2.2.6. Laba Per Saham EPS

Pengertian EPS menurut Baridwan 1998 : 448 adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham yang beredar. Menurut Horngren 1998 : 736, Laba per saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Skala pengukurannya adalah rasio, dengan satuan rupiah. Laba Per saham, dapat diformulasikan sebagai berikut Laba Per Saham = redar b yang saham Jumlah bersih Laba e Horngren, 1998 : 736 Bagi investor rasio ini diperlukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya. EPS mencerminkan hasil yang diperoleh melalui usaha manajer terhadap semua dana yang diinvestasikan oleh investor. EPS penting sekali artinya bagi pemegang saham selaku pemilik saham perusahaan, dimana tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba. Peningkatan EPS akan mempengaruhi hasil pengembalian yang akan diperoleh investor dimasa mendatang. Apabila EPS yang dihasilkan sesuai dengan harapan investor, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. harga saham akan meningkat seiring dengan tingginya minat investor untuk membeli saham perusahaan. Perubahan harga saham disini lebih dipengaruhi oleh kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba bersih perlembar saham, sebab laba perusaham tersebut dapat dianggap sebagai indikator untuk meramalkan besarnya laba per saham dimasa mendatang.

2.2.7. Dividen Per Saham DPS

Kebijaksanaan perusahaan untuk membagikan dividen juga menjadi perhatian bagi investor dalam keputusan investasinya. Pembayaran dividen yang diambil dapat memberikan kepastian atas investasinya dengan keuntungan yang diharapkan, karena pembayaran dividen yang stabil akan diterima pada tahun berjalan dan secara terus menerus, sedangkan keuntungan modal dapat dipastikan pada saat yang akan datang. Kemungkinan para investor mau membeli saham dengan harga tinggi, sepanjang tingkat pengembalian yang didapat dari penerimaan dividen lebih besar dengan asumsi faktor-faktor lain yang tidak berubah. Jadi kekuatan permintaan dan penawaran saham dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan pembayaran dividen perusahaan. Menurut Ewijaya dan Nur Indriantoro, 1999, Dividen Per Saham merupakan pembagian dividen dalam bentuk saham yang biasanya dinyatakan dalam suatu persentase dari jumlah saham yang beredar, Skala pengukurannya adalah rasio, dengan satuan rupiah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dividen Per Saham, dapat diformulasikan sebagai berikut : Dividen Per Saham DPS = redar b yang saham Jumlah Dividen e Ewijaya dan Nur Indriantoro, 1999 Kebijakan dividen dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. The Residual Theory of Deviden Menyatakan bahwa investor lebih mengharapkan laba yang diperoleh perusahaan ditahan untuk diinvestasikan kembali daripada dibagikan pemegang saham dalam bentuk pembayaran deviden. Hal ini dapat diterapkan sepanjang tingkat pengembalian investasi saham tersebut lebih besar daripad tingkat pengembalian yang dapat diperoleh bila diinvestasikan sendiri.Weston dan Copeland, 1992:291 b. The Bird in The Hand Theory of Deviden Menyatakan bahwa para investor lebih mengharapkan penerimaan deviden kas sekarang daripada keuntungan yang didapat dimasa yang akan datang tentunya lebih cenderung bersifat tidak pasti. Pembayaran deviden yang tinggi atas saham yang dibeli tentu akan lebih akan memuaskan para investor daripada harus menunggu keuntungan modal dimasa yang akan datang. Miller and Rock, 1985.

2.2.8. Pengaruh laba Per Saham terhadap Perubahan Harga Saham

Menurut Horngren 1998 : 736 , Laba Per Saham adalah jumlah laba bersih per lembar saham yang beredar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Laba Per Saham ini dapat digunakan untuk mengukur perolehan pemegang saham dari tiap investasi pada laba bersih perusahaan yang dihasilkan dan bila investor berpedoman pada earnings per share yang dicapai perusahaan tersebut, maka harga pasar saham akan mengalami kenaikan di bursa, dan diikuti pula oleh kenaikan capital gain. Berdasakan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya Laba Per Saham akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan, hal ini sesuai dengan Trading range theory McNichols dan Dravid, JRAI, 1999 ; 314 yang menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, harga saham yang terlalu tinggi overprice menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi. McNichols dan Dravid 1990 dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, mendukung teori ini. Mereka menyatakan bahwa pemecahan saham merupakan upaya manajemen untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu. Menurut trading range theory, perusahaan melakukan pemecahan saham karena memandang bahwa harga sahamnya terlalu tinggi. Dengan kata lain, harga saham yang terlalu tinggi merupakan pendorong bagi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham stock split Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.9. Pengaruh Dividen Per Saham terhadap Perubahan Harga Saham

Menurut Munandar 1996 : 151 , dividen diartikan bagian laba yang diterima oleh pemilik saham, yang berasal dari keuntungan perusahaan selama suatu periode. Seringkali tidak semua dari keuntungan itu dibagi ke dalam dividen, melainkan sebagian digunakan lagi untuk memperbesar usaha perusahaan. Dividen saham stock dividend sebenarnya hanyalah pembayaran dividen dalam bentuk saham stock dan bukan dalam bentuk kas. Dengan demikian stock dividend hanyalah pemberian tambahan saham kepada para pemegang saham. Pemberian stock dividend tidak akan mengubah jumlah modal sendiri, tetapi akan mengubah struktur modal sendiri dari perusahaan yang bersangkutan. Penetapan stock dividend berarti suatu kapitalisasi dari sebagian laba ditahan. Ini berarti bahwa jumlah laba ditahan akan berkurang dengan besarnya keuntungan yang dikapitalisir. Pemberian stock dividend sering dimaksudkan untuk menahan kas. Sering pula pemberian stock dividend dimaksudkan untuk dapat mempertahankan harga pasar dari sahamnya tetap dalam suatu ‘trading range’ yang dikehendaki. Riyanto, 1995 : 272-273 Sedangkan harga saham mencerminkan kekuatan yang terjadi antara penawaran dan permintaan terhadap saham dibursa efek, hal ini berarti naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, akan tetapi disisi lain para investor sebelum menanamkan modalnya, selalu berpegang pada laporan keuangan perusahaan, yaitu dengan melihat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. seberapa besar laba yang diperoleh perusahaan tersebut, karena semakin besar laba yang diperoleh maka akan semakin besar dividen yang akan mereka terima, sehingga hal ini membuat para investor akan mau membeli saham dengan harga tinggi, sepanjang tingkat pengembalian yang didapat dari penerimaan dividen lebih besar dengan asumsi faktor-faktor lain tidak berubah. Jadi kekuatan permintaan dan penawaran saham dapat dipengaruhi oleh faktor kebijaksanaan pembayaran dividen perusahaan. Berdasakan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya dividen per saham akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan, hal ini sesuai denaa Signaling theory Lakonishok dan Lev, JRAI, 1999 ; 214 menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substantial. Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Pemecahan saham merupakan upaya untuk menarik perhatian investor, dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi yang bagus. Pemecahan saham memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu melakukannya. Hasil yang konsisten dengan hal tersebut juga ditemukan Lakonishok dan Lev 1987 dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, yaitu bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham mengalami peningkatan laba yang besar sebelum pemecahan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.10. Pengaruh laba Per Saham dan Dividen Per Saham terhadap

Perubahan Harga Saham Pada saat dimulainya perdagangan saham tersebut dengan nilai nominal yang baru, maka harga saham tersebut di bursa akan dikoreksi sesuai dengan rasio dari stock split atas dasar harga terakhir perdagangan dengan nilai nominal yang lama. Stock split juga dipengaruhi waktu dan rasio atau pemecahan harga nominal. Beberapa contoh kasus stock split biasanya satu saham dipecah menjadi dua saham, namun demikian tidak menutup kemungkinan lebih dari itu selama tidak melanggar aturan di bursa. Secara matematis apabila kita mengetahui berapa rasio pemecahannya kita dapat mengukur berapa koreksi harga yang akan terjadi secara teoritis Tjiptono, 2000 : 132

2.3. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

Analisis Peluang Kecenderungan Overvalue Atau Undervalue Harga Saham Perdana Dengan Metode Real Option Pada Bursa Efek Indonesia

3 51 109

Pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS) Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham (Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 10 73

Analisis Pertumbuhan Laba dan Return Saham Terhadap Perusahaan yang Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus di Perusahaan yang Melakukan Pemecahan Saham 2011)

1 11 86

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

2 21 39

Pengaruh Stock Split dan Earnings Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan, Tingkat Kemahalan Harga Saham dan Return Saham Perusahaan yang Melakukan Stock Split dan Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split pada Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia.

0 3 24

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

ANALISIS LABA PER SAHAM DAN DIVIDEN PER SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16