2 : Interval Kategorisasi Tanggapan Responden

Tabel 3.2 : Interval Kategorisasi Tanggapan Responden

Sangat Baik

Cukup Baik

Tidak Baik

Sangat Tidak Baik

Sumber : Riduwan, 2003

2) Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto,2006)

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasikan lewat pengujian terhadap isi tes dengan Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasikan lewat pengujian terhadap isi tes dengan

Untuk proses seleksi butir item maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir item, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya (Arikunto, 2006). Proses penentuan indeks validitas butir item di dasarkan pada indeks daya beda item minimal 0,30 (Riduwan, 2003). Dengan demikian item yang memiliki indeks daya beda item < 0,30 dinyatakan gugur, sedangkan item yang memiliki indeks daya beda item > 0,30 dianggap valid. Uji validitas skala dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 18.0 for Windows.

b. Uji Reliabilitas

Kata reliabilitas, diambil dari kata reliability (Inggris) berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya, ajeg, konsisten, handal, kestabilan. Dengan begitu suatu tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan tidak bertentangan. Menurut Sugiono (2010) reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.

Selanjutnya Nursalam (2003) mengartikan reliabilitas sebagai kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali–kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama– sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan (Sudjana,

2004) mengatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah ketepatan atau kejegan tes tersebut dalam menilai apa adanya, artinya kapan pun tes tersebut digunakanakan memberikan hasil yang sama atau relatif sama.

Sementara Sukadji (2000) mengatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya dalam nilai koefisien reliabilitas. Semakin tinggi nilai koefisien realiabilitas berarti menunjukan tingkat reliabilitas semakin baik. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai 1,00 dan tidak ada patokan yang pasti. Namun demikian besar koefisien reliabilitas semakin mendekati nilai 1,00 berarti terdapat konsistensi hasil yang semakin sempurna

Analisis keandalan skala dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach (Widhiarso, 2001). Analisis hasil uji reliabilitas butir skala dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer paket Seri Program Statistik SPSS 18,0 for windows.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah skor variabel yang diteliti mengikuti distribusi normal atau tidak. Menurut (Widhiarso, 2001) ada anggapan bahwa skor variabel yang dianalisis mengikuti hukum sebaran normal baku (kurva) dari Gauss. Kaidah yang dipakai, bila p dari nilai Z (Kolmogorov-Smirnov) > 0,05 maka sebaran normal, sebaliknya jika p < 0,05 maka sebaran tidak normal.

d. Uji Linieritas

Uji linieritas hubungan ini, digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel prediktor dengan variabel kriterium. Uji linieritas hubungan dilakukan terhadap variabel keadilan organisasi, komitmen organisasi dengan kualitas pelayanan. Untuk melihat linier atau tidak, digunakan uji linieritas. Kaidahnya dengan melihat nilai p dari nilai F (Deviation from Linierity). Jika p > 0,05 maka hubungan linier, tetapi jika p < 0,05 maka hubungan tidak linier.

e. Uji Heterokedastisitas

Bertjuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi keitidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

f. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas antar sesama variabel bebas (X). Hal ini dilakukan untuk membersihkan data dari kemungkinan terjadinya dua atau lebih variabel bebas (X) yang berasal dari satu konsep yang sama. Jika terjadi multikolinieritas atau kolinieritas maka variabel-variabel tersebut sebaiknya digabungkan dari analisis (Hadi, 1995). Pengujian ini mengikuti asumsi bahwa terjadi multikolinieritas jika nilai p < 0,05 dan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai p > 0,05.

3) Pengujian Hipotesis Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regersi linier berganda. Penggunaan kedua teknik analisis tersebut di dasarkan pada tujuan, analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (uji F) :

2 2 R yx 1 +r yx 2 – 2r yx1 r yx 2 r x1x 2

Ryx 1 x 2 = 2

x 1 x 2 √ 1–r

Keterangan : Ryx 1 x 2 = Pengaruh antara variabel X 1 dengan X 2 secara bersama sama

terhadap variabel Y

ry x1

= Korelasi product moment antara X 1 dengan Y

ry x2

= Korelasi product moment antara X 2 dengan Y

r x1x2

= Korelasi product moment antara X 1 dengan X 2

Selain melakukan uji secara bersama-sama (uji F), dilakukan juga pengujian secara terpisah masing-masing variabel X terhadap variabel Y yaitu secara parsial (uji t) :

r p n-3

p 2 1–r

Keterangan : r p = Korelasi parsial yang ditemukan Keterangan : r p = Korelasi parsial yang ditemukan

Nilai yang diperhitungkan selanjutnya adalah seberapa besar sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung (R 2 ), dengan melihat nilai

R squared pada output hasil analisis data SPSS. Dan yang terkahir adalah membuat estimasi fungsi peramalan berdasarkan persamaan garis regresi :

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +e

Keterangan : Y

: Nilai Estimasi Variabel Terikat

X 1 : Variabel bebas (Komitmen Organisasi)

X 2 : Variabel bebas (Keadilan Organisasi)

a : Nilai Konstanta

b 1 b 2 : Koefisien Regresi

e : Kesalahan Pengganggu

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Visi Dan Misi

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru adalah menjadi Rumah Sakit pendidikan mandiri dengan pelayanan paripurna yang memenuhi standar internasional.

Misi Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan sesuai dengan standar Internasional dan menjadi pusat rujukan bagi rumah sakit lainnya di Provinsi Riau:

1. Melaksanakan fungsi sebagai rumah sakit pendidikan kedokteran dan pendidikan kesehatan lainnya

2. Melaksanakan fungsi administrasi secara profesional

2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru :

1. Menyediakan dan mendayagunakan gedung dan peralatan secara optimal.

2. Menyediakan tenaga medis dokter spesialis dan dokter subspesialis secara bertahap sesuai kebutuhan.

3. Menyediakan tenaga keperawatan dan tenaga lainnya sesuai perkembangan jenis pelayanan.

4. Mengembangkan jenis pelayanan ke arah spesialistik luas dan subspesialistik yang terakreditasi.

5. Menyediakan dan mendayagunakan sarana dan prasarana dalam pendidikan dan penelitian secara optimal.

6. Menjadikan tenaga medis, paramedis dan non medis berkualifikasi pendidik dan peneliti.

7. Mengembangkan budaya akademis dalam lingkungan rumah sakit.

8. Menyediakan dan mendayagunakan sarana dan prasarana administrasi/managemen secara optimal.

9. Menyediakan tenaga – tenaga administrasi/managemen yang handal.

10. Menggali berbagai sumber pendapatan untuk meningkatkan pendapatan fungsional.

11. Meningkatkan kesejahteraan semua staf secara proporsional, bertahap dan berkesinambungan.

B. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru :

1) Tersedianya gedung dan peralatan yang memadai untuk memberikan pelayanan medis yang memenuhi standar nasional/terakreditasi dan internasional (memenuhi standar ISO)

2) Tersedianya tenaga medis serta tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan pelayanan tingkat lanjut terutama terhadap kasus jantung, kasus trauma, dan kasus onkologi sebagai alternatif pengembangan layanan unggulan

3) Tersedianya sumber daya manusia yang memadai dan mampu melaksanakan tugas pelayanan kesehatan dan tugas pendidikan kedokteran/kesehatan lainnya sesuai klasifikasi RSUD Arifin Achmad sebagai Rumah Sakit Tipe B Pendidikan

4) Terciptanya peningkatan pendapatan fungsional secara bertahap dan berkesinambungan untuk mempersiapkan diri menjadi Badan Layanan Umum

5) Tersedianya staf bidang managemen/administrasi yang professional dan mampu mengelola admistrasi umum, keuangan, personil, materil dan logistic

6) Terwujudnya motivasi kerja yang tinggi bagi semua staf serta rasa memiliki yang tinggi untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.

1.1. Tugas pokok

a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan dengan didukung oleh penyelenggaraan kegiatan pembinaan dan pengelolaan keuangan, materil dan personil.

b. Menyusun rencana kerja dan program pelayanan di lingkungan RSUD Arifin Achmad b. Menyusun rencana kerja dan program pelayanan di lingkungan RSUD Arifin Achmad

d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksana pekerjaan

e. Membuat laporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

f. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan Gubernur Riau

1.2. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokok RSUD Arifin Achmad melaksanakan fungsi:

1. Pelayanan Medik

2. Pelayanan Penunjang Medik dan Non Medik

3. Pelayanan dan Asuhan Keperawatan

4. Pelayanan Rujukan

5. Pendidikan dan Pelatihan

6. Penelitian dan Pengembangan

7. Administrasi Umum, Personil, Material, Logistik serta Keuangan

1.3. Strategi

1. Strategi Keunggulan Biaya atau Cost Leader Strategy, yaitu strategi dengan biaya minimal dengan mutu tinggi karena masih tersedianya dana subsidi dari Pemerintah Propinsi Riau yang memungkinkan besarnya tarif relatif rendah

2. Strategi Biaya terfokus, yaitu strategi yang diarahkan kepada pengembangan unit - unit pelayanan yang akan mendatangkan pendapatan fungsional yang

lebih besar atau relatif menguntungkan

3. Mengutamakan kepuasan pelanggan/customer, berkompetisi untuk memberikan pelayanan terbaik, terjangkau dan bermutu tinggi serta melakukan upaya promosi kesehatan rumah sakit

C. Status dan Letak Geografis

Nama Rumah Sakit

:RSUD Arifin Achmad

Kode Rumah Sakit

Status

:Lembaga Teknis Daerah (LTD).

Status Pengelolaan

:Kelas B Pendidikan

Jenjang Organisasi :Direktur Utama Tingkat Eselon II. (Stuktur Organisasi

Terlampir)

Direktur Utama

: Dra. Yulwiriati Moesa, Apt, Msi.

Alamat : Jl. Diponegoro No.2 Telp. 23418, 21618, 21657

Fax. 20253 Pekanbaru

Luas Tanah : ± 8,5 Ha

Luas Bangunan 2 :50.289 m

Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Propinsi Riau yang berkedudukan di Kota Pekanbaru yang secara geografis letaknya berbatasan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Hang Tuah Pekanbaru - Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Kartini Pekanbaru - Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Diponegoro Pekanbaru - Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Mustika Pekanbaru

D. Sejarah Perkembangan

Secara ringkas perkembangan RSUD Arifin Achmad sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2008 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahun 1950 – 1975

Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun 1950- an, pada waktu itu gedung rumah sakit yang ada merupakan peninggalan pemerintah Belanda dengan kapasitas 20 TT, yang berlokasi di Jalan Kesehatan. Pada awal tahun 1960-an, Pemerintah Propinsi Dati I Riau membangun sebuah rumah sakit dengan kapasitas 50 TT, yang Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun 1950- an, pada waktu itu gedung rumah sakit yang ada merupakan peninggalan pemerintah Belanda dengan kapasitas 20 TT, yang berlokasi di Jalan Kesehatan. Pada awal tahun 1960-an, Pemerintah Propinsi Dati I Riau membangun sebuah rumah sakit dengan kapasitas 50 TT, yang

Mulai tahun 1963 kegiatan pelayanan kesehatan pada rumah sakit di Jalan Kesehatan dipindahkan kegedung yang beralokasi di Jalan Melur, selanjutnya bersamaan dengan itu Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia membangun gedung rumah sakit yang terletak di Jalan Diponegoro diatas lahan seluas 6 Ha, yang dioperasionalkan pada pertengahan tahun 1970, sebagai tempat ruang perawatan kelas diluar perawatan utama, sedangkan pelayanan rawat jalan dan ruang perawatan umum masih tetap di gedung Rumah Sakit yang beralokasi di Jalan Melur.

2. Perkembangan 1976 – 1996

Pada tahun 1976 rumah sakit yang beralokasi di Jalan Diponegoro diresmikan dengan nama Rumah Sakit Umum Propinsi (RSUP) Pekanbaru berdasarkan surat Keputusan Gubernur Daerah Tingkat I Riau No. KPTS-70/V/1976 dengan status Rumah Sakit Type C milik Pemerintah Dati I Riau, dengan demikian segala kegiatan telah di pindahkan ke gedung RSUP. Selanjutnya pada tahun 1993 berdasarkan Surat Keputusan No. KPTS- 22/I/1993 RSUP Pekanbaru ditingkatkan kelasnya sebagai Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan, dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pekanbaru yang susunan organisasinya disesuaikan dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Riau (Perda no. 2 tahun 1996), tentang susunan dan tata kerja organisasi RSUD Propinsi Riau yang disetujui oleh Mendagri dengan SK No. 149/1996.

3. Tahun 1996 – 2000

Terhitung 9 Juni 1997 diberlakukan pola tarif sesuai Perda No.3 tahun 1996 (11 April 1996) yang sejalan dengan Surat Keputusan Departemen Dalam Negeri No. 445/0514/Puod/96. Pelaksanaan program tahun 1998/1999 menitik beratkan pada peningkan kualitas pelayanan dan melengkapi sarana, peralatan serta peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan kualiatas pelayanan, dapat dilihat dengan telah terakreditasinya RSUD tanggal 23 November 1998 dan saat ini sedang mempersiapkan Akreditasi 12 fungsi pelayanan.

Peningkatan sumber daya manusia, dapat dilihat telah dijalinnya kerja sama dengan Fakultas Kedokteran UNAND dimana RSUD ditetapkan sebagai Rumah Sakit jaringan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Kebijaksanaan perlunya merevisi master plan yang telah dilaksanakan pada program kerja tahun 1999/2000, diarahkan pada pengembangan berbagai program fungsi pelayanan yang disesuaikan dengan perkembangan penyakit masyarakat. Selanjutnya pengembangan RSUD diarahkan pada RS Pendidikan (Teaching Hospital) dengan pelayanan paripurna dalam arti sesuai dengan kebutuhan pelanggan (konsumen ).

Surat Gubernur Kepala Daerah Propinsi Tingkat I Riau No. 440/Binsos/3268 tanggal

16 Desember 1999 menetapkan RSUD menjadi Rumah Sakit kelas B Pendidikan. Hal ini juga dikuatkan dengan SK Menkes No.240/MENKES-KESSOS/SK/III/2001 tentang Peningkatan Kelas RSUD Pekanbaru Milik Pemerintah Propinsi Riau tanggal 23 Maret 2001. Diharapkan dengan program pengembangan ini, RSUD lebih berfungsi sebagai pusat pendidikan sekaligus pusat rujukan kesehatan di Wilayah Propinsi Riau dengan pelayanan paripurna yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan, sebagai tempat Pendidikan Sarjana Kedokteran, calon dokter atau pelaksana kurikulum KKJ/KKS Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK–UNRI ), sebagai tempat pelaksanan diklat berbagai profesi kesehatan lainnya dan menjadi pembina rumah sakit Dati II lainnya dan sebagai rumah sakit jaringan pelaksana program studi pendidikan dokter. Selanjutnya putra - putri bangsa khususnya putra - putri Riau memperoleh peluang besar mengikuti pendidikan dan mengabdikan diri sebagai dokter dengan pembiayaan yang relatif terjangkau dan di Propinsi Riau sehingga tersedia SDM yang siap ditugaskan di daerahnya sendiri, lebih mendekatkan diri dengan masayarakat, sekalipun jauh terpencil.

4. Tahun 2001 - 2008

Perkembangan fisik dan pengembagan fungsi pelayanan RSUD terlihat signifikan pada 7 (tujuh) tahun terakhir. Pada tahun 2000 dibangun gedung IRNA Medical 4 lantai, renovasi Gedung IRNA D lama menjadi Irna VIP dan pembangunan IGD sebanyak 3 lantai yang bertempat di bekas kuburan Kristen. Pada akhir tahun 2002 dibangun Gedung baru Perkembangan fisik dan pengembagan fungsi pelayanan RSUD terlihat signifikan pada 7 (tujuh) tahun terakhir. Pada tahun 2000 dibangun gedung IRNA Medical 4 lantai, renovasi Gedung IRNA D lama menjadi Irna VIP dan pembangunan IGD sebanyak 3 lantai yang bertempat di bekas kuburan Kristen. Pada akhir tahun 2002 dibangun Gedung baru

Pada tahun 2006, RSUD menyelesaikan pembangunan gedung perawatan kelas utama dan siap memfungsikan 29 tempat tidur dari 120 tempat tidur yang direncanakan pada tahun ini. RSUD juga menerima bantuan dana APBN untuk pembangunan gedung dan pengadaan alat radiotherapy sebagai langkah awal pengembangan layanan unggulan onkologi. Sosialisasi dan Optimalisasi fungsi SIM – RS tahap akhir, juga dilakukan di tahun ini. Pengembangan sistem pelayanan laboratorium dilakukan dengan KSO, sehingga parameter pemeriksaan dapat ditingkatkan dengan kualitas yang lebih baik.

Keberhasilan RSUD dalam mendapatkan Sertifikat Akreditasi untuk 12 Kegiatan Pelayanan dan sertifikasi Iso 9000 : 2001 tahun 2008 menjadi warna tersendiri dalam penyusunan revisi master plan 2008 – 2013 menuju RS tipe A. Seluruh program yang dilakukan, diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara paripurna, dengan beberapa layanan unggulan yang terakreditasi dan memenuhi standart internasional yang pengelolaan institusinya sebagai Badan Layanan Umum Daerah.

E. Analisis Data Dan Hasil Penelitian

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan data demografi untuk jenis kelamin dapat disajikan data sebagai berikut. Berdasarkan tabel 4.3 dibawah ini, jumlah responden laki-laki sebanyak 37,6% dan perempuan sebanyak 65,5%.

Tabel 4.3: Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan data pada table 4.3 diatas terlihat bahwa pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru di dominasi oleh pegawai perempuan, yaitu sebesar 65,5% dari jumlah responden penelitian

2. Umur

Untuk data demografi usia/umur, pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru di dominasi pegawai di usia produktif, yaitu sebanyak 26,8% untuk kategori usia 25 – 30 tahun dan sebanyak 29,0% untuk kategori usia 31- 35 tahun. Sementara untuk presentase usia selanjutnya terlihat semakin berkurang jumlahnya untuk pegawai seiring peningkatan usia.

Data ini memberi gambaran bahwa ekspektasi terhadap pegawai badan layanan umum telah sesuai harapan sebagaimana yang diinginkan oleh manajemen yaitu pegawai diusia produktif.

Tabel 4.4: Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Sumber : Data Olahan, 2014

3. Tingkat Pendidikan

Data demografik untuk tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada table 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5: Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan

Jumlah

Presentase

1 SMA

2 DIII

3 S1

Sumber : Data Olahan, 2014

Table 4.5 diatas menunjukkan pendidikan responden paling banyak di strata pendidikan setingkat DIII (38,7%) disusul urutan kedua pendidikan S1 (33,3%), selanjutnya SMA (21,5%) dan terakhir untuk strata pendidikan S2 hanya sebanyak 6 pegawai yang jadi responden dalam penelitian ini.

4. Pangkat/Golongan

Data demografik untuk pangkat / golongan responden dapat dilihat pada table 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6: Distribusi Responden Berdasarkan Pangkat / Golongan

No Pangkat / Golongan

Jumlah

Presentase

1 II/a

2 II/b

3 II/c

4 II/d

5 III/a

6 III/b

7 III/c

8 III/d

9 IV/a

10 IV/b

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan data pada table 4.6 diatas dapat dilihat bahwa pangkat / golongan resonden yang dominan adalah IIIa, yaitu sebesar 20,4%. Gambaran data demografi ini menunjukkan bahwa pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum daerah Arifin Achmad Pekanbaru masih memiliki peluang yang cukup besar untuk di promosikan mendudukui pangkat / golongan yang lebih tinggi. Harapannya dengan meningkatkan posisi akan meningkatkan juga kualitas pelayanan pegawai non medis.

5. Masa Kerja

Gambaran data demografi pegawai badan layanan umum Rumah sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru dilampirkan pada tabel 4.7 dibawah ini. Berdasarkan gambaran data pada table tersebut menunjukkan bahwa masa kerja responden yang paling dominan adalah kategori 2 -3 tahun, yaitu sebesar 52,6%. Selanjutnya terbanyak dalam urutan kedua adalah responden dengan masa kerja 3 – 4 tahun yaitu 17, 2%. Responden yang bekerja diatas 4 tahun berkisar 12,9% sementara responden yang bekerja kurang dari 1 tahun 6,4%.

Tabel 4.7: Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja

Sumber : Data Olahan, 2014

F. Deskripsi Data

1. Komitmen (X 1 )

Komitmen adalah sikap yang dimiliki karyawan untuk tetap loyal terhadap perusahaan dan bersedia untuk tetap bekerja dengan sebaik mungkin. Variabel komitmen dalam penelitian ini diukur dengan quesioner yang berhubungan dengan komitmen afektif, komitmen berkelanjutan dan komitmen normatif.

Tabel 4.8: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Afektif

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Keinginan

nilai-nilai Keterikatan

2 emosi dengan

pekerjaan

Rasa kepemilikan

terhadap organisasi

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator keinginan berdasarkan nilai- nilai dapat dilihat pada tabel 4.8, dimana 93 responden 8 orang menyatakan sangat setuju bahwa keinginan berdasarkan nilai-nilai, 9 orang menyatakan setuju, 29 orang menyatakan kurang setuju, 41 orang menyatakan tidak setuju dan 6 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator keterikatan emosi dengan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.8, dimana 93 responden 7 orang menyatakan sangat setuju bahwa keterikatan emosi dengan pekerjaan, 11 orang menyatakan setuju, 21 orang menyatakan kurang setuju, 46 orang menyatakan tidak setuju dan 8 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator rasa kepemilikan terhadap organisasi dapat dilihat pada tabel 4.8, dimana 93 responden 8 orang menyatakan sangat setuju bahwa Rasa kepemilikan terhadap organisasi, 12 orang menyatakan setuju, 21 orang menyatakan kurang setuju, 44 orang menyatakan tidak setuju dan 8 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Afektif dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 2,69, 2,6, dan 2,65. Dari penilaian responden terhadap komitmen organisasi pada Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru belum berfungsi optimal dalam penilaian responden, dapat dilihat dari rata-rata memilih respon tidak setuju. Data ini menjadi indikator penilaian bahwa perlu dilakukan peningkatan komitmen organisasi khususnya dari segi afektif dengan lebih memperhatikan pada pemberian kepercayaan serta keyakinan kepada pegawai badan layanan umum untuk meningkatkan loyalitas kepada perusahaan.

Tabel 4.9: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Normatif

Kategori Penilaian

Rata-

No Pernyataan

rata Kewajiban atau

keharusan Tanggung jawab

organisasi Keterikatan struktural

dengan pekerjaan

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator kewajiban atau keharusan dapat dilihat pada tabel 4.9, dimana 93 responden 7 orang menyatakan sangat setuju bahwa kewajiban atau keharusan, 13 orang menyatakan setuju, 34 orang menyatakan kurang setuju, 33 orang menyatakan tidak setuju dan 6 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator tanggung jawab terhadap organisasi dapat dilihat pada tabel 4.9, dimana 93 responden 4 orang menyatakan sangat setuju bahwa tanggung jawab terhadap organisasi, 10 orang menyatakan setuju, 36 orang menyatakan kurang setuju, 39 orang menyatakan tidak setuju dan 4 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator keterikatan struktural dengan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.9, dimana 93 responden 8 orang menyatakan sangat setuju bahwa Keterikatan struktural dengan pekerjaan, 13 orang menyatakan setuju, 30 orang menyatakan kurang setuju, 35 orang menyatakan tidak setuju dan 7 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Normatif dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 2,8, 2,68, dan 2,78. Pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa penilaian pegawai terhadap komitmen organisasi untuk indikator normatif rata-rata yang sangat setuju telah berfungsi, yang setuju telah menilai adanya komitmen terhadap kepentingan pegawai bagian layanan umum di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Dominasi respon jawaban responden yang relatif tinggi masih pada kategori jawaban kurang setuju dan tidak setuju, hal ini menjadi evaluasi bahwa masih dibutuhkan lagi upaya yang keras dari perusahaan untuk menunjukkan komitmen terhadap pegawainya pada hal-hal yang bersifat normatif.

Tabel 4.10: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kontinuen

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Merasa berharga

penilaian untung-rugi Konsekuensi yang

akan

2 diterima dalam

keputusan kerja Kompensasi

3 yang menjadi

pertimbangan

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator merasa berharga berdasarkan penilaian untung-rugi dapat dilihat pada tabel 4.10, dimana 93 responden 8 orang menyatakan sangat setuju bahwa merasa berharga berdasarkan penilaian untung- rugi, 20 orang menyatakan setuju, 46 orang menyatakan kurang setuju, 14 orang menyatakan tidak setuju dan 5 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator konsekuensi yang akan diterima dalam keputusan kerja dapat dilihat pada tabel 4.10, dimana 93 responden 7 orang menyatakan sangat setuju bahwa konsekuensi yang akan diterima dalam keputusan kerja,

15 orang menyatakan setuju, 28 orang menyatakan kurang setuju, 39 orang menyatakan tidak setuju dan 4 orang menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator kompensasi yang menjadi pertimbangan dapat dilihat pada tabel 4.10, dimana 93 responden 3 orang menyatakan sangat setuju bahwa kompensasi yang menjadi pertimbangan, 9 orang menyatakan setuju,

26 orang menyatakan kurang setuju, 46 orang menyatakan tidak setuju dan 9 orang menyatakan sangat tidak setuju. Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Normatif dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 3,12, 2,8 dan 2,47. Untuk indikator kontinuen sebagai bagian dari aspek penilaian komitmen organisasi, ditemukan kecenderungan respon positif terhadap fungsi kontinuen perusahaan dalam konteks bahasan ini, yang tampak pada rata- rata respon pada pililihan jawaban setuju, indikator ini telah bekerja. Namun, tingkat respon jawaban yang masih tinggi pada kategori kurang setuju dan tidak setuju masih memberikan gambaran bahwa indikator dari komitmen organisasi ini juga masih perlu ditingkatkan fungsinya dalam mengakomodir kepentingan pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru, khususnya pegawai badan layanan umum.

Tabel 4.11: Hasil Rekap Tanggapan Responden Terhadap Komitmen (X 1 )

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Keinginan

nilai-nilai Keterikatan

2 emosi dengan

pekerjaan

Rasa kepemilikan

terhadap organisasi Kewajiban

keharusan Tanggungjawa

5 b terhadap

organisasi Keterikatan struktural

dengan pekerjaan Merasa berharga

penilaian untung-rugi Konsekuensi yang

akan

8 diterima dalam

keputusan kerja Kompensasi

9 yang menjadi

pertimbangan

Jumlah rata-rata 2.73

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap indikator komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel 4.11 dimana rata-rata jawaban responden pada setiap item pertanyaan mengenai komitmen organisasi adalah berkategori cukup baik dengan jumlah rata-rata 2.73. Hasil rekapitulasi jawaban responden untuk variabel komitmen organisasi menunjukkan masih perlu dilakukan upaya nyata untuk menunjukkan kepedulian Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap indikator komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel 4.11 dimana rata-rata jawaban responden pada setiap item pertanyaan mengenai komitmen organisasi adalah berkategori cukup baik dengan jumlah rata-rata 2.73. Hasil rekapitulasi jawaban responden untuk variabel komitmen organisasi menunjukkan masih perlu dilakukan upaya nyata untuk menunjukkan kepedulian

2. Keadilan Organisasi (X 2 )

Tanggapan responden terhadap indicator keadilan organisasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.12: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Distributif

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Kompensasi sesuai

dengan nilai kinerja Hak diberikan

dengan kewajiban

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator kompensasi sesuai dengan nilai kinerja dapat dilihat pada tabel 4.12, dimana 93 responden 6 orang menyatakan sangat setuju bahwa kompensasi sesuai dengan nilai kinerja, 15 orang menyatakan setuju, 29 orang menyatakan kurang setuju, 40 orang menyatakan tidak setuju dan 3 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator hak diberikan sesuai dengan kewajiban dapat dilihat pada tabel 4.12, dimana 93 responden 4 orang menyatakan sangat setuju bahwa hak diberikan sesuai dengan kewajiban, 14 orang menyatakan setuju, 37 Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator hak diberikan sesuai dengan kewajiban dapat dilihat pada tabel 4.12, dimana 93 responden 4 orang menyatakan sangat setuju bahwa hak diberikan sesuai dengan kewajiban, 14 orang menyatakan setuju, 37

Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Distributif dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 2,79 dan 2,77. Deskripsi tanggapan responden pada tabel 4.12 diatas untuk indikator distributif sebagai bagian dari penjabaran keadilan organisasi menunjukkan adanya kecenderungan respon menilai adanya keadilan organisasi khususnya untuk indikator distributif. Namun sebagian besar responden masih berasumsi belum maksimalnya upaya keadilan organisasi khususnya dibidang distributif.

Tabel 4.13: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Prosedural

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Konsistensi dalam

memberlakukan aturan Perlakuan yang

2 sama pada

semua pegawai Akurasi informasi yang

dibutuhkan pegawai Memberi peluang

evaluasi pada kinerja pegawai Keterwakilan

5 dalam berbagai

fungsi kinerja

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator konsistensi dalam memberlakukan aturan dapat dilihat pada tabel 4.13, dimana 93 responden 7 orang Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator konsistensi dalam memberlakukan aturan dapat dilihat pada tabel 4.13, dimana 93 responden 7 orang

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Perlakuan yang sama pada semua pegawai dapat dilihat pada tabel 4.13, dimana 93 responden 4 orang menyatakan sangat setuju bahwa Perlakuan yang sama pada semua pegawai, 10 orang menyatakan setuju, 36 orang menyatakan kurang setuju, 39 orang menyatakan tidak setuju dan 4 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Akurasi informasi yang dibutuhkan pegawai dapat dilihat pada tabel 4.13, dimana 93 responden 6 orang menyatakan sangat setuju bahwa Akurasi informasi yang dibutuhkan pegawai, 15 orang menyatakan setuju, 29 orang menyatakan kurang setuju, 40 orang menyatakan tidak setuju dan 3 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Memberi peluang evaluasi pada kinerja pegawai dapat dilihat pada tabel 4.13, dimana 93 responden 4 orang menyatakan sangat setuju bahwa Memberi peluang evaluasi pada kinerja pegawai, 14 orang menyatakan setuju, 37 orang menyatakan kurang setuju, 33 orang menyatakan tidak setuju dan 5 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Keterwakilan dalam berbagai fungsi kinerja dapat dilihat pada tabel 4.13, dimana 93 responden 8 orang menyatakan sangat setuju bahwa Memberi Keterwakilan dalam berbagai fungsi kinerja, 20 orang menyatakan setuju, 46 orang menyatakan kurang setuju, 14 orang menyatakan tidak setuju dan 5 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Prosedural dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 2,8, 2,68, 2,79, 2,77 dan 3,12. Sementara untuk deskripsi responden pada indikator prosedural menunjukkan bahwa masih perlu dilakukan upaya aktif organisasi dalam memberi perlakuan yang lebih adil dan transparan pada setiap pegawai guna memotivasi pegawai dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit

Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Jawaban responden pada kategori kurang setuju terkait keadilan organisasi menunjukkan telah adanya tendensi evaluasi pegawai secara positif pada keadilan organisasi hanya saja masih perlu peningkatan secara signifikan.

Tabel 4.14: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Interaksional

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Menjaga iklim

5 4 3 2 1 Total

1 kerja yang

kondusif Peluang

n karir

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Menjaga iklim kerja yang kondusif dapat dilihat pada tabel 4.14, dimana 93 responden 3 orang menyatakan sangat setuju bahwa Menjaga iklim kerja yang kondusif, 17 orang menyatakan setuju, 26 orang menyatakan kurang setuju, 43 orang menyatakan tidak setuju dan 4 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Peluang pengembangan karir dapat dilihat pada tabel 4.14, dimana 93 responden 4 orang menyatakan sangat setuju bahwa Peluang pengembangan karir, 19 orang menyatakan setuju, 25 orang menyatakan kurang setuju, 41 orang menyatakan tidak setuju dan 4 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Interaksional dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 2,69 dan 2,76. Tanggapan responden pada tabel 4.14 diatas terhadap indikator interaksional menunjukkan masih dibutuhkan upaya yang serius untuk mengembangkan bentuk interaksi yang mutual dalam lingkup organisasi. Tingginya respon pada kategori jawaban tidak setuju memberi gambaran bahwa ada kecenderungan Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Interaksional dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 2,69 dan 2,76. Tanggapan responden pada tabel 4.14 diatas terhadap indikator interaksional menunjukkan masih dibutuhkan upaya yang serius untuk mengembangkan bentuk interaksi yang mutual dalam lingkup organisasi. Tingginya respon pada kategori jawaban tidak setuju memberi gambaran bahwa ada kecenderungan

Tabel 4.15: Hasil Rekap Tanggapan Responden Terhadap Keadilan Organisasi (X 2 )

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Kompensasi

5 4 3 2 1 Total

1 sesuai dengan

nilai kinerja Hak diberikan

2 sesuai dengan

kewajiban Konsistensi dalam

memberlakuka n aturan Perlakuan yang

pada semua pegawai Akurasi informasi yang

dibutuhkan pegawai Memberi peluang

6 evaluasi pada

kinerja pegawai Keterwakilan dalam

berbagai fungsi kinerja Menjaga iklim

8 kerja yang

kondusif kondusif

Jumlah rata-rata

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap indikator keadilan organisasi dapat dilihat pada tabel 4.15 dimana rata-rata jawaban responden pada setiap item pertanyaan mengenai keadilan organisasi adalah berkategori cukup baik dengan jumlah rata-rata 2.79. Secara umum masih menunjukkan indikasi positif jika membandingkan jawaban respoden antara pilihan jawaban sangat tidak setuju dengan sangat setuju. jawaban responden untuk pilihan jawaban pada kategori sangat setuju masih lebih tinggi dibanding tanggapan responden pada pilihan jawaban sangat tidak setuju.

Indikator ini berpotensi untuk dikembangkan kearah interaksi yang lebih membagun dan suportif diantara sesama pegawai dan pada atasan sehingga kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan lebih baik lagi.

3. Kualitas Pelayanan (Y)

Tanggapan responden untuk kualitas pelayanan dapat digambarkan pada tabel-tabel indikator kualitas pelayanan diawah ini :

Tabel 4.16: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tangible

Kategori Penilaian

No Pernyataan

5 4 3 2 1 Total Rata-rata Kerapian dan

penampilan Kenyamanan

ruang tunggu Ketersediaan

3 sarana dan

prasarana

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Kerapian dan kebersihan penampilan dapat dilihat pada tabel 4.16, dimana 93 responden 5 orang menyatakan sangat setuju bahwa Kerapian dan kebersihan penampilan, 44 orang menyatakan setuju, 29 orang menyatakan kurang setuju, 9 orang menyatakan tidak setuju dan 6 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Kenyamanan ruang tunggu dapat dilihat pada tabel 4.16, dimana 93 responden 6 orang menyatakan sangat setuju bahwa Kenyamanan ruang tunggu, 39 orang menyatakan setuju, 25 orang menyatakan kurang setuju, 16 orang menyatakan tidak setuju dan 7 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Ketersediaan sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel 4.16, dimana 93 responden 6 orang menyatakan sangat setuju bahwa Ketersediaan sarana dan prasarana, 44 orang menyatakan setuju, 28 orang menyatakan kurang setuju, 9 orang menyatakan tidak setuju dan 6 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Tangible dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 3,35, 3,17 dan 3,37. Tanggapan responden untuk indikator tangible seperti gambaran data terkait tanggapan responden penelitian pada tabel diatas menunjukkan bahwa indikator tangible telah mendapat respon positif dari responden, dengan tingkat respon tanggapan yang tinggi pada pilihan jawaban setuju bahwa fungsi tangible telah bekerja, yaitu penampilan fisik seperti gedung dan ruangan front office yang tertata dengan baik, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan alat komunikasi dan penampilan pegawai.

Tabel 4.17: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Reliability

Kategori Penilaian

No Pernyataan

5 4 3 2 1 Total

Rata-rata

1 Kemampuan

memberi memberi

Kehandalan memberikan

2 informasi yang

jelas/mudah dimengerti

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Kemampuan memberi pelayanan yang dijanjikan dapat dilihat pada tabel 4.17, dimana 93 responden 5 orang menyatakan sangat setuju bahwa Kemampuan memberi pelayanan yang dijanjikan, 46 orang menyatakan setuju, 28 orang menyatakan kurang setuju, 8 orang menyatakan tidak setuju dan 6 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Kehandalan memberikan informasi yang jelas/mudah dimengerti dapat dilihat pada tabel 4.17, dimana 93 responden 4 orang menyatakan sangat setuju bahwa Kehandalan memberikan informasi yang jelas/mudah dimengerti, 42 orang menyatakan setuju, 31 orang menyatakan kurang setuju,

11 orang menyatakan tidak setuju dan 5 orang menyatakan sangat tidak setuju. Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Realibility dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 3,38 dan 3,29. Tanggapan responden terhadap indikator realiability juga mendapat respon positif memberikan respon pada pilihan jawaban setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai bagian layanan umum yakin dengan kemampuan untuk memberikan layanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan pada pelanggan atau pengguna jasa organisasi.

Tabel 4.18: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Responsiveness

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Tanggap dalam

keluhan pelanggan Ketepatan

2 waktu dalam

pelayanan Kesanggupan dalam

masalah pelayanan

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Tanggap dalam menerima keluhan pelanggan dapat dilihat pada tabel 4.18, dimana 93 responden 5 orang menyatakan sangat setuju bahwa Tanggap dalam menerima keluhan pelanggan, 35 orang menyatakan setuju, 26 orang menyatakan kurang setuju, 18 orang menyatakan tidak setuju dan 9 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Ketepatan waktu dalam pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.18, dimana 93 responden 5 orang menyatakan sangat setuju bahwa Ketepatan waktu dalam pelayanan, 36 orang menyatakan setuju, 37 orang menyatakan kurang setuju, 11 orang menyatakan tidak setuju dan 4 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Kesanggupan dalam menyelesaikan masalah pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.18, dimana 93 responden 4 orang menyatakan sangat setuju bahwa Kesanggupan dalam menyelesaikan masalah Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Kesanggupan dalam menyelesaikan masalah pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.18, dimana 93 responden 4 orang menyatakan sangat setuju bahwa Kesanggupan dalam menyelesaikan masalah

Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Responsiveness dikategorikan cukup baik dengan jumlah rata-rata 3,09, 3,33 dan 3,37. Tanggapan untuk indikator responsiveness mendapat tanggapan responden pada alternatif jawaban setuju. Artinya indikasi kesediaan pegawai dalam membantu pelanggan atau memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan pelanggan, kecepatan pegawai menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan.

Tabel 4.19: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Assurance

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Keramahtamahan

dalam pelayanan Keyakinan pelanggan pada

layanan yang diberikan

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Keramahtamahan dalam pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.19, dimana 93 responden 5 orang menyatakan sangat setuju bahwa Keramahtamahan dalam pelayanan, 45 orang menyatakan setuju, 28 orang menyatakan kurang setuju, 10 orang menyatakan tidak setuju dan 5 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Keyakinan pelanggan pada layanan yang diberikan dapat dilihat pada tabel 4.19, dimana 93 responden 6 orang menyatakan sangat setuju bahwa Keyakinan pelanggan pada layanan yang diberikan, 46 orang menyatakan setuju, 27 orang menyatakan kurang setuju, 9 orang menyatakan tidak setuju dan 5 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Assurance dikategorikan baik dengan jumlah rata-rata 3,37 dan 3,41.Tanggapan responden untuk indikator assurance menunjukkan indikasi fungsi yang signifikan. responden memberi tanggapan pada indikator assurance. Temuan data ini menunjukkan keyakinan pegawai bagian layanan umum pada kemampuan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Tabel 4.20: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Empaty

Kategori Penilaian

No Pernyataan

Rata-rata Perhatian terhadap

kebutuhan pelayanan Kepedulian

2 untuk bersikap

simpatik

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Perhatian terhadap kebutuhan pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.20, dimana 93 responden 6 orang menyatakan sangat setuju bahwa Perhatian terhadap kebutuhan pelayanan, 47 orang menyatakan setuju, 28 orang menyatakan kurang setuju, 9 orang menyatakan tidak setuju dan 3 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tanggapan responden terhadap indikator Kepedulian untuk bersikap simpatik dapat dilihat pada tabel 4.20, dimana 93 responden 5 orang menyatakan sangat setuju bahwa Kepedulian untuk bersikap simpatik, 49 orang menyatakan setuju, 24 orang menyatakan kurang setuju, 11 orang menyatakan tidak setuju dan 4 orang menyatakan sangat tidak setuju.

Secara keseluruhan tanggapan responden atas dimensi Empaty dikategorikan baik dengan jumlah rata-rata 3,51 dan 3,43. Tanggapan responden pada indikator empaty pada pilihan jawaban setuju menunjukkan tanggapan positif pegawai dengan perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan pegawai untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Tabel 4.21: Hasil Rekap Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Pelayanan (Y) Kategori Penilaian

No Pernyataan

5 4 3 2 1 Total Rata-rata Kerapian

penampilan Kenyamanan

ruang tunggu Ketersediaan

prasarana Kemampuan memberi

pelayanan yang dijanjikan Kehandalan memberikan

jelas/mudah dimengerti Tanggap dalam menerima

keluhan pelanggan Ketepatan waktu

dalam pelayanan

Kesanggupan dalam

masalah pelayanan Keramahtamahan

dalam pelayanan Keyakinan pelanggan pada

layanan yang diberikan Perhatian terhadap

kebutuhan pelayanan Kepedulian untuk

bersikap simpatik

Jumlah rata-rata

Sumber : Data Olahan, 2014

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap indikator kualitas pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.21 dimana rata-rata jawaban responden pada setiap item pertanyaan mengenai kualitas pelayanan adalah berkategori cukup baik dengan jumlah rata-rata 3,33. Secara umum respon yang diberikan untuk kualitas pelayanan menunjukkan bahwa indikasi telah dilakukannya upaya maksimal terkait pelayanan organisasi terhadap pelanggan. tanggapan responden menunjukkan asumsi ini. Tentu saja hal ini perlu dipertimbangkan untuk dipertahankan dan dikembangkan dengan berorientasi pada peningkatan layanan yang lebih baik lagi.

G. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan pada quesioner sudah valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2008) menyatakan pengujian validitas dilakukan dengan Uji validitas dimaksudkan untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan pada quesioner sudah valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2008) menyatakan pengujian validitas dilakukan dengan

Berikut akan disajikan uji validitas masing-masing item pertanyaan untuk variabel komitmen, keadilan organisasi dan kualitas pelayanan.

Tabel 4.22: Hasil Uji Validitas Item Komitmen (X 1 )

Koefisien Validitas

Koefisien Validitas

No Status

r hitung r tabel

1 0,666 Valid

2 0,389 Valid

3 0,513 Valid

4 0,465 Valid

5 0,703 Valid

6 0,493 Valid

7 0,490 Valid

8 0,615 Valid

9 0,686 Valid

10 0,415 Valid

11 0,708 Valid

12 0,660 Valid

13 0,723 Valid

14 0,755 Valid

15 0,738 Valid

16 0,692 Valid

17 0,632 Valid

18 0,497 Valid

19 0,881 Valid

20 0,696 Valid

21 0,388 Valid

22 0,547 Valid

23 0,434 Valid

24 0,452 Valid

25 0,771 Valid

26 0,598 Valid

Sumber : Data Olahan, 2014

Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa tiap butir pertanyaan untuk item komitmen memiliki nilai koefisien (r hitung ) lebih besar dari (r tabel ) maka dengan demikian maka tiap butir pertanyaan untuk item komitmen adalah valid. Selanjutnya akan disajikan hasil uji validasi untuk variabel keadilan organisasi sebagai berikut :

Tabel 4.23: Hasil Uji Validitas Item Keadilan Organisasi (X 2 ) Koefisien Validitas

Koefisien Validitas

No Status

r hitung r tabel

1 0,584 Valid

2 0,554 Valid

3 0,645 Valid

4 0,668 Valid

5 0,750 Valid

6 0,796 Valid

7 0,678 Valid

8 0,807 Valid

9 0,606 Valid

10 0,512 Valid

11 0,577 Valid

12 0,571

0,361

Valid

13 0,500 Valid

14 0,549 Valid

15 0,405 Valid

16 0,659 Valid

17 0,643 Valid

18 0,664 Valid

19 0,657 Valid

20 0,434 Valid

21 0,579 Valid

22 0,448 Valid

23 0,503 Valid

Sumber : Data Olahan, 2014 Dari tabel 4.23 dapat dilihat bahwa tiap butir pertanyaan untuk item keadilan

organisasi memiliki nilai koefisien (r hitung ) lebih besar dari (r tabel ) maka dengan demikian maka tiap butir pertanyaan untuk item keadilan organisasi adalah valid. Selanjutnya akan disajikan hasil uji validasi untuk variabel kualitas pelayanan sebagai berikut :

Tabel 4.24: Hasil Uji Validitas Item Kualitas Pelayanan (Y) Koefisien Validitas

Koefisien Validitas

No Status

r hitung r tabel

1 0,543 Valid

2 0,590 Valid

3 0,764 Valid

4 0,549 Valid

5 0,367 Valid

6 0,485 Valid

7 0,513 Valid

8 0,494 Valid

9 0,557 Valid

10 0,548 Valid

Sumber : Data Olahan, 2014

Dari tabel 4.24 dapat dilihat bahwa tiap butir pertanyaan untuk item kualitas pelayanan memiliki nilai koefisien (r hitung ) lebih besar dari (r tabel ) maka dengan demikian maka tiap butir pertanyaan untuk item kualitas pelayanan adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui untuk dapat dipercaya sebagai alat pengambilan data penelitian. Kuesioner yang sudah lolos ujilah yang dapat dipakai untuk diisi data dari responden. Untuk mengetahui apakah alat ukur reliabel atau tidak, maka digunakan metode Alpha Cronbach, dimana metode ini digunakan untuk menentukan reliabilitas setiap butir pertanyaan. Suatu instrument dinyatakan reliabel apabila Alpha Cronbach ≥ 0,60, dan tidak reliabel apabila Alpha Cronbach < 0,60 (Sekaran, 2006).

Tabel 4.25: Hasil Uji Reliabilitas Cronbach

No Variabel

Alpha Tabel

2 Keadilan Organisasi

Reliabel Sumber : Data Olahan, 2014

3 Kualitas Pelayanan

Hasil uji reliabilias pada Tabel 4.25 menunjukkan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki koefisien korelasi Alpha Cronbach di atas 0,6, ini berarti bahwa seluruh variabel tersebut reliabel sehingga instrument dapat dilanjutkan untuk digunakan pada seluruh responden yang ditargetkan.

3. Uji Normalitas

Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Hal ini disebabkan karena tes-tes parametrik dibangun dari distribusi normal. Selanjutnya uji normalitas juga dilakukan untuk menguji asumsi bahwa sampel penelitian bener-bener mewakili populasi penelitian, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi (Widhiarso, 2001). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data yang diperoleh berdasarkan ketiga variabel penelitian mengikuti sebaran kurva normal baku dari Gauss (Hadi, 2001).

Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran adalah jika p > 0,05 dari nilai Z Kolgomorov-Smirnov, maka sebarannya normal, dan jika p < 0,05, maka sebarannya dinyatakan tidak normal (Hadi, 2001). Hasil uji normalitas sebaran data komitmen diperoleh skor Z = 1,254 sementara p sebesar 0,086 (p > 0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi empiris (yang diamati) dengan frekuensi teoritis dari kurva normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebaran data variabel komitmen berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas sebaran data keadilan organisasi diperoleh skor Z = 1,125 dengan p sebesar 0,159 (p > 0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi empiris (yang diamati) dengan frekuensi teoritis dari kurve normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebaran data variabel keadilan organisasi berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas sebaran data kualitas pelayanan diperoleh skor Z = 1,007 dengan p sebesar 0,263 (p > 0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi empiris (yang diamati) dengan frekuensi teoritis dari kurve normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebaran data variabel kualitas pelayanan berdistribusi normal.

Tabel 4.26: Hasil Uji Normalitas Sebaran Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Keadilan_

Kualitas_

Pelayanan N

Komitmen

Organisasi

93 93 93 Kolmogorov-Smirnov Z

1.125 1.007 Asymp. Sig. (2-tailed)

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

4. Uji Linieritas

Uji linieritas hubungan dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu antara masing-masing variabel komitmen dan kedailan organisasi dengan kualitas pelayanan, uji linieritas menggunakan kaidah signifikansi (p) dari nilai F (Deviation from Linearity) > 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut linier, tetapi jika signifikansi (p) dari nilai F (Deviation from Linearity) < 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah tidak linier. Kriteria uji linieritas menggunakan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil uji linearitas untuk komitmen dengan kualitas pelayanan ditemukan nilai F (Deviation from Linearity) sebesar 0,844 dengan p sebesar 0,719 (p > 0,05). Hasil uji linieritas hubungan variabel tersebut membuktikan bahwa kedua variabel linier.

Tabel 4.27: Hasil Uji Asumsi Linieritas X 1 ANOVA Table

Mean df Square

F Sig. Kualitas_Pelayanan Between

Within Groups

Total

Berdasarkan hasil uji linearitas untuk keadilan organisasi dengan kualitas pelayanan ditemukan nilai F (Deviation from Linearity) sebesar 1,231 dengan p sebesar 0,284 (p > 0,05). Hasil uji linieritas hubungan variabel tersebut membuktikan bahwa kedua variabel linier.

Tabel 4.28: Hasil Uji Asumsi Linieritas X 2 ANOVA Table

Mean

df F Sig.

Square

Kualitas_Pelayanan

Between

(Combined)

15.367 .000 Keadilan_Organisasi

Within Groups

5. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varian yang homogen (Ghozali, 2002).

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Metode pengujian yang digunakan adalah Uji Glesjer. Apabila nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas.

Tabel 4.29: Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Coefficients(a)

t Sig.

B Std. Error

.454 .651 Keadilan_Organisasi

a Dependent Variable: RES2

Scatterplot

Dependent Variable: RES2

0 1 Regression Standardized Predicted Value 2

Dari output di atas, maka tampak bahwa masing-masing variabel tidak ada gejala heteroskedastisitas karena Sig. > 0,05. Selain dengan metode Uji Glesjer diatas, uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan melihat sebaran data pada diagram scatterplot dibawah ini. Dari diagram dibawah ini terlihat tidak tampak sebaran data yang membentuk pola tertentu sehingga dapat diasumsikan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas

6. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF) pada model regresi, Menurut Santoso (2001), pada umumnya Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF) pada model regresi, Menurut Santoso (2001), pada umumnya

Tabel 4.30: Hasil Uji Asumi Multikolinieritas

Coefficients (a)

Unstandardized

Standardized

Collinearity Statistics

B Beta

Tolerance VIF

.436 2.291 Keadilan_Organisasi

a.Dependent Variable: Kualitas_Pelayanan

1 Hasil tabel 4.30 menunjukkan bahwa Nilai VIF X 2 adalah 2,291 < 5, VIF X adalah 2,291 < 5, dengan demikian tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas antar

variabel independen dalam model regresi.

7. Uji Hipotesis

A. Uji Regresi Linier Sederhana X 1 -Y

Hasil analisis data regresi linier sederhana ditemukan pengaruh masing-masing variabel independen (X1) terhadap variabel dependen (Y). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.31 dibawah ini :

Tabel 4.31: Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Coefficients a

Model

Standardized

Unstandardized Coefficients

Coefficients

Sig. 1 (Constant)

B Std. Error

,000 a. Dependent Variable: kualitas_pelayanan

Pada tabel 4.31 dapat dilihat maka nilai penduga koefisien regresi dari masing-masing variabel dapat disubstitusikan ke dalam persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut :

Y = a + bX 1

Keterangan

Y : nilai prediksi variabel dependen

a : konstanta; nilai Y jika X 1 =0

b : koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang

didasarkan variabel X 1

X 1 : varibel independen Sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = -17.401+ 0,837x 1

Artinya, setiap peningkatan komitmen sebesar 0,837 maka akan terjadi peningkatan pula terhadap kualitas pelayanan pegawai sebesar 1 tingkatan. Selanjutnya, akan dilakukan pengujian hipotesis yang telah ditentukan dalam penelitian ini yaitu hipotesis pengaruh variabel independen terhadap variabel depenpen.

Berikut adalah hasil dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini :

Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasi terhadap kualitas pelayanan pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru” Hasil pengolahan data

analisis linear berganda diketahui bahwa nilai koeisien regresi dari variabel komitmen (x 1 ) adalah sebesar 0,837. Nilai signifikansi dari variabel komitmen adalah 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini alfa (α=0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari pada tingkat signifikan yang

digunakan (0,000 < 0,05). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang positif dari komitmen terhadap kualitas pelayanan pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat komitmen, maka semakin tinggi kualitas pelayanan pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru. Artinya, jika ingin meningkatkan kualitas pelayanan pegawai maka perlu dilakukan evaluasi terhadap komitmen organisasi badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru.

 Uji T (t test)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah komitmen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kualitas pelayanan. Pengujian menggunkan tingkat signifikan 0.05. karena nilai t hitung > t tabel (16.682 > 1.661) dan signifikansi <0.05 (0,000 < 0,05), jadi dapat disimpulkan bahwa komitmen berpengaruh terhadap kualitas pelayanan.

B. Uji Regresi Linier Sederhana X 2 -Y

Hasil analisis data regresi linier sederhana ditemukan pengaruh masing-masing variabel independen (X2) terhadap variabel dependen (Y). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.31 dibawah ini :

Tabel 4.32: Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Coefficients a

Model

Standardized

Unstandardized Coefficients

Coefficients

t Sig. 1 (Constant)

B Std. Error

Beta

-6,009 ,000 keadilan_organisasi

28,322 ,000 a. Dependent Variable: kualitas_pelayanan

Pada tabel 4.32 dapat dilihat maka nilai penduga koefisien regresi dari masing-masing variabel dapat disubstitusikan ke dalam persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut :

Y = a + bX 2

Keterangan

Y : nilai prediksi variabel dependen

a : konstanta; nilai Y jika X 2 =0

b : koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang

didasarkan variabel X 2

X 2 : varibel independen Sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = -33.086+ 0,763x 2

Artinya, setiap peningkatan keadilan organisasi sebesar 0,763 maka akan terjadi peningkatan pula terhadap kualitas pelayanan pegawai sebesar 1 tingkatan. Selanjutnya, akan dilakukan pengujian hipotesis yang telah ditentukan dalam penelitian ini yaitu hipotesis pengaruh variabel independen terhadap variabel depenpen.

Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan antara keadilan organisasi terhadap kualitas pelayanan pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru”. Hasil pengolahan data dengan analisis regresi linear berganda diketahui bahwa nilai koefisiensi regresi dari variabel

keadilan organisasi (x 2 ) adalah sebesar 0,763. Nilai signifikansi variabel keadilan organisasi adalah 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini (α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat

signifikan yang digunakan (0,000 < 0,05).

Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dari keadilan organisasi terhadap kualitas pelayanan pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin

Achmad Pekanbaru. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin bagus keadilan organisasi badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru maka semakin tinggi

kualitas pelayanan pegawai.

 Uji T (t test)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah keadilan organisasi berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kualitas pelayanan. Pengujian menggunkan tingkat signifikan

0.05. karena nilai t hitung > t tabel (28.322 > 1.661) dan signifikansi <0.05 (0,000 < 0,05), jadi dapat disimpulkan bahwa keadilan organisasi berpengaruh terhadap kualitas pelayanan.

C. Uji Regresi Linier Berganda X 1 ,X 2 -Y

Hasil analisis data dengan regresi linier berganda ditemukan pengaruh masing-masing variabel independen (X 1 ) dan (X 2 ) terhadap variabel dependen (Y). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.33 dibawah ini :

Tabel 4.33: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficients a

Model

Standardized

Unstandardized Coefficients

Coefficients

t Sig. 1 (Constant)

B Std. Error

10,531 ,000 keadilan_organisasi

19,897 ,000 a. Dependent Variable: kualitas_pelayanan

Pada tabel 4.33 dapat dilihat maka nilai penduga koefisien regresi dari masing-masing variabel dapat disubstitusikan ke dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2

- nilai konstanta (a) sebesar 46.437

- nilai koefisien regresi (b 1 ) sebesar 0,346 - nilai koefisien regresi (b 2 ) sebesar 0,546

Sehingga diperoleh persamaan y = 46.437+ 0,346x 1 + 0,546x 2

Artinya, setiap peningkatan komitmen sebesar 0,346 maka akan terjadi peningkatan pula terhadap kualitas pelayanan pegawai sebesar 1 tingkatan. Dan setiap keadilan organisasi sebesar 0,546 maka akan terjadi peningkatan kualitas pelayanan pegawai sebesar 1 tingkatan. Selanjutnya, akan dilakukan pengujian kedua hipotesis yang telah ditentukan dalam penelitian ini yaitu hipotesis pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel depenpen.

Berikut adalah hasil dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini :

Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen dan keadilan organisasi terhadap kualitas pelayanan pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru”. Hasil pengolahan data dengan analisis regresi linear berganda diketahui bahwa nilai koefisiensi regresi

masing-masing variabel komitmen(X 1 ) adalah sebesar 0.346 dan keadilan organisasi (x 2 ) adalah sebesar 0,546.

Nilai signifikansi variabel keadilan organisasi adalah 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini (α = 0,05) maka

terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikan yang digunakan (0,000 < 0,05).

Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dari variabel komitmen dan keadilan organisasi terhadap kualitas pelayanan pegawai badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin baik komitmen dan keadilan organisasi di badan layanan umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru maka

semakin tinggi kualitas pelayanan pegawai.

8 Uji T (t test)

Untuk mengetahui sejauh mana masing-masing variabel independen dan dependen secara parsial, maka dilakukan dengan uji t dengan α 5%. Untuk menguji pengaruh komitmen dan keadilan organisasi terhadap kualitas pelayanan pegawai maka dikemukakan hipotesis berdasarkan data tabel 4.33. Hasil analisa data pada tebel 4.33 dapat

dideskripsikan sebagai berikut, nilai t hitung pada variabel komitmen (x 1 ) diperoleh sebesar 10.531. Sedangkan t tabel dengan α = 0,05 sebesar 1,661 maka diperoleh t hitung lebih

besar dari t tabel (10.531 > 1,661). Dan t hitung pada variabel keadilan organisasi (x 2 ) diperoleh sebesar 19.897. Sedangkan t tabel dengan α = 0,05 sebesar 1,661 maka diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel (19.897 > 1,661). Maka dapat dideskripsikan

bahwa hipotesis yang ditetapkan pada awal penelitian ini dapat diterima dan dapat disimpulkan setiap variabel independen memiliki pengaruh yang tersendiri terhadap variabel dependen.

9. Uji F (f test)

Uji F digunakan untuk membuktikan model yang dihasilkan dari hasil analisis regresi model apakah dapat memprediksi nilai variabel dependen. Adapun uji F dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 4.34 dibawah ini.

Tabel 4.34: Hasil Analisis Uji F

df Square

F Sig.

92 Sumber : Data olahan (2014).

Total

Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 940.941 sedangkan F tabel dengan α 5% = 3,090 (df 1 = k-1), (df 2 = N-1) dengan signifikansi sebesar 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini (α = 5%), maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari pada tingkat signifikan yang digunakan (0,000 < 0,05). Hal ini terdapat pengaruh positif komitmen dan keadilan

organisasi terhadap kualitas pelayanan pegawai di rumah sakit umum daerah arifin achmad badan layanan umum pekanbaru.

10. Koefisien Determinasi (R 2 )

Untuk mengetahui besarnya konstribusi variabel bebas terhadap variabel tergantung dapat dilihat dari nilai R squared pada output Model Summary (b) seperti pada tabel dibawah ini