Kinerja PNS (Y2)
d. Kinerja PNS (Y2)
Variabel observasi yang diajukan sebagai variabel Kinerja PNS (Y2) pada model awal yang terdiri dari Kualitas Kerja (Y2.1), Kuantitas Kerja (Y2.2), Kreativitas (Y2.3), Pengetahuan Pekerjaan (Y2.4), Inisiatif (Y2.5), Ketergantungan (Y2.6) dan Kualitas Pribadi (Y2.7) dianalisis dengan CFA
Gambar 5.5 (Confirmatory Factor analisys).
Model Persamaan Struktural SEM (Structural Equation Modelling)
Goodness of Fit Indicees ,66 ,54
e1 X1.1 ,86
Chi Squared=232,683 e2 X1.2 ,20
Kep.Kerja
e3 X1.3 ,15
e4 X2.1 ,56
e5 ,31 X2.2 ,16
,42 G.Kepemimp
Kinerja PNS
Z2
TLI=,748 ,32
e6 X2.3 ,57 ,66 ,71 ,62
RMSEA=,072
Y2.1
Y2.2
Y2.3
Y2.4
Y2.5
Y2.6
Y2.7
e12
e13
e14
e15
e16
e17
e18
Tabel 5.15 Hasil Evaluasi Model SEM Goodness Of Fit Index
Kriteria
Cut-off Value
Hasil Model
Evaluasi Model
Chi-Squared
Besar (Tidak Fit) Probabilitas
Diharapkan Kecil
Marginal AGFI
Tidak Fit TLI
Tidak Fit CFI
Tidak Fit RMSEA
Sumber : Lampiran 6. Hasil
modofikasi. Berdasarkan pedoman pada modification menggunakan software AMOS versi 16.0 dan pada
pengujian yang dilakukan
dengan
pengujian termodifikasi tabel 5.15, diatas nampak bahwa Probabilitas dan
dikemukakan pada Gambar 5.6 sebagai berikut : RMSEA yang sudah fit, sedangkan GFI sudah
Sedangkan evaluasi terhadap model termodifikasi marginal (mendekati fit). Dilain pihak Chi-squared,
(Modification Indices) ditampilkan pada Tabel 5.16 CFI, AGFI, TLI belum fit sehingga memerlukan
sebagai berikut : Tabel 5.16
Hasil Evaluasi Modification Indices Goodness Of Fit Index
Kriteria
Cut-off Value
Hasil Model
Evaluasi Model
Chi-Squared
Diharapkan Kecil
Tidak Fit AGFI
Marginal TLI
Sumber : Lampiran 6. Berdasarkan
Sedangkan nilai hasil model untuk TLI, CFI, dan termodifikasi pada tabel 5.16 dapat dikatakan bahwa
RMSEA masing-masing sebesar 0,976, 0,987 dan model yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
0,022 yang berada diatas niali-nilai hasil model dapat diterima, karena cenderung sesuai dengan data. Hal ini
dikatakan layak. Selanjutnya untuk pengujian ditandai oleh nilai Chi-Squared yang kecil/ fit yaitu
dikemukakan koefisien jalur sebesar 93, 437, probabilitas sebesar 0,299, GFI
hipotesis, maka
(standardized regression) pengaruh dari masing- (perhitungan proporsi tertimbang varians dalam
masing antar variabel ditayankan pada tabel 5.17 matriks covariance populasi yang di estimasi yaitu
sebagai berikut :
sebesar 0,491 dan nilai AGFI sebesar 0,884).
Tabel 5.17 Koefisien Jalur (Standardized Regression) Pengaruh Antar Variabel
Kinerja PNS Variabel
Imbalan
G. Kepemimp
Kep. Kerja
0, 000 0, 000 Kinerja PNS
Kep. Kerja
0, 000 0, 000 Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan tabel 5.17 nampak bahwa terdapat PNS (Y2) adalah sebesar 0,304 dengan nilai pengaruh langsung yang positif variabel Imbalan probabilitas sebesar 0,059 ( p < 0,05) oleh karena itu terhadap variabel Kepuasan Kerja dengan koefisien hipotesis 4 menyatakan bahwa diduga ada pengaruh jalur sebesar 0,187 (p = 0,056) atau < 0,05 adalah langsung yang sigifikan antara variabel Gaya signifikan) dan pengaruh langsung positif antara Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja PNS (Y2) Kepemimpinan terhadap variabel Kepuasan Kerja sehingga dapat diterima karena terbukti kebenaranya. dengan koefisien jalur 0,266 (p = 0,041 < 0,05 adalah
5. Hipotesis 5 (H 5 )
signifikan), pengaruh langsung yang negatif tapi Hasil analisis pada tabel 5.17 yang menunjukkan signifikan antara variabel Imbalan terhadap Kinerja bahwa nilai koefisien jalur pengaruh positif antara PNS dengan koefisien jalur -0,296 (p = 0,022 atau < variabel Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Kinerja PNS 0,05 atau signifikan), begitupula pengaruh langsung (Y2) adalah sebesar 0,306 dengan nilai probabilitas yang positif variabel Gaya Kepemimpinan terhadap sebesar 0,057 (p < 0,05) oleh karena itu hipotesis 5 variabel Kinerja PNS yang signifikan dengan koefisien menyatakan bahwa diduga ada pengaruh yang jalur 0,304 (p = 0,059 atau ≤ 0,05), serta pengaruh sigifikan antara variabel Kepuasan Kerja (Y1) positif dan signifikan variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja PNS (Y2) dapat diterima karena terhadap variabel Kinerja PNS dengan koefisien jalur terbukti kebenaranya. 0,306 (p = 0,057 atau < 0,05).
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah Berdasarkan hasil analisis hubungan kausalitas dialkukan pada Bab 5, maka langkah selanjutnya antar variabel sebagaimana yang dijelaskan pada tabel adalah pembahasan terhadap hasil analisa tersebut.
A. Pengujian Hipotesis
5.17, maka pengujian hipotesis dapat dijelakan sebagai Pembahsan dilakukan dengan melihat hubungan berikut :
kausalitas yang terjadi sebagai pembuktian hipotesis
yang dikemukakan pada penelitian ini. Teori-teori Hasil analisis pada tabel 5.17 yang menunjukkan maupun hasil penelitian empirik yang telah dilakukan bahwa nilai koefisien jalur pengaruh positif antara peeliti terdahulu akan digunakan dalam melakukan variabel Imbalan (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Y1) pembahsan hasil peneitian, dengan melihat apakah adalah sebesar 0,187 dengan nilai probabilitas sebesar teoti atau hipotesis dalam penelitian tersebut 0,056 (p < 0,05) oleh karena itu hipotesis 1 mendukung atau bertentangan dengan hasil pengujian menyatakan bahwa diduga ada pengaruh yang hipotesis dalam penelitian ini. Selanjutnya akan sigifikan antara variabel Imbalan (X1) terhadap dikemukakan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki Kepuasan Kerja (Y1) dapat diterima karena terbukti peneliti dalam penelitian kali ini untuk dijadikan dasar kebenaranya.
1. Hipotesis 1 (H 1 )
bagi peneliti-peneliti lain dalam melakukan penelitian
2. Hipotesis 2 (H 2 )
sejenis.
Hasil analisis pada tabel 5.17 yang menunjukkan
a. Hasil Pengukuran Faktor
bahwa nilai koefisien jalur pengaruh negatif antara Tabel 5.12 menunjukkan bahwa variabel laten variabel Imbalan (X1) terhadap Kinerja PNS (Y2) eksogen pertama adalah Imbalan (X 1 ) yang dapat adalah sebesar -0,296 dengan nilai probabilitas sebesar diukur dengan indikator-indikator : Gaji Pokok (X 1.1 ), 0,022 (lebih kecil dari p < 0,05) oleh karena itu Tunjangan (X 1.2 ) dan Insentif (X 1.3 ), hal ini dapat hipotesis 2 menyatakan bahwa diduga ada pengaruh dilihat hasil pengujian confirmatory factor analisys negatif yang sigifikan antara variabel Imbalan (X1) yang menunjukkan bahwa nilai loading factor dari terhadap Kinerja PNS (Y2) hal ini dapat diduga indikator tersebut adalah 0,509, 0,871, dan 0,417 dikarenakan karakteristik jawaban responden sehingga dengan tingkat probabilitas ≥ 0, 05, hal ini terjadi hubungan yang negatif dan signifikan.
menunjukkan bahwa ketiga variabel observasi yang
diangkat dalam penelitian ini memenuhi syarat untuk Hasil analisis pada tabel 5.17 yang menunjukkan dipakai dalam membentuk/ mengukur variabel laten bahwa nilai koefisien jalur pengaruh positif antara eksogen Imbalan (X1). variabel Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap Kepuasan
3. Hipotesis 3 (H 3 )
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Kerja (Y1) adalah sebesar 0,266 dengan nilai Imbalan (X1) dapat dinilai berdasarkan indikator- probabilitas sebesar 0,041 atau p < 0,059) oleh karena indikator tersebut seperti Gaji Pokok (X1.1), itu hipotesis 3 menyatakan bahwa diduga ada Tunjangan (X1.2) dan Insentif (X1.3). pengaruh yang sigifikan antara Gaya Kepemimpinan
Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y1) dapat diterima dilakukan oleh Ramlan Ruvendi (2005), Kalleberg karena terbukti kebenaranya
(1974), Locke, E.A. (1973), Ronen et al (1973), dan
Vroom, V.H, (1964), yang menghubungkan antara Hasil analisis pada tabel 5.17 yang menunjukkan imbalan/ gaji dengan kepuasan kerja. Hasil bahwa nilai koefisien jalur pengaruh positif antara penelitiannya menyimpulkan terdapat hubungan yang variabel Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja signifikan antara gaji dengan kepuasan kerja.
4. Hipotesis 4 (H 4 )
Variabel laten eksogen kedua adalah Gaya 17-26). Hal ini menunjukkan bahwa ada konsistensi Kepemimpinan (X2) pada tabel 5.13 Gaya pengujian model penelitian. Penulis berpendapat Kepemimpinan dapat diukur dengan tiga indikator bahwa Sumber daya manusia merupakan bagian yaitu Situasional (X2.1), Transaksional (X2.2) dan penting dalam pencapaian tujuan organisasi, baik itu Transaksional (X2.3) hal ini dapat dilihat hasil perusahaan besar ataupun kecil. Suatu perusahaan pengujian confirmatory factor analisys yang memiliki peralatan yang modern dengan teknologi menunjukkan bahwa nilai loading factor dari indikator tinggi, manusia merupakan motor penggerak, tanpa tersebut adalah 0,568, 0,379, dan 0,598 dengan tingkat manusia suatu perusahaan tidak akan berfungsi. probabilitas ≥ 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ketiga Tujuan memahami dan mempelajari manajemen variabel observasi yang diangkat dalam penelitian ini sumber daya manusia sebagai suatu pengetahuan yang memenuhi syarat untuk dipakai dalam membentuk/ diperlukan untuk memiliki kemampuan analisa dalam mengukur variabel laten eksogen Gaya Kepemimpinan menghadapi masalah-masalah manajemen sumber (X2).
daya manusia khususnya di bidang organisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Imbalan dapat digunakan sebagai alat untuk oleh Jok Haedar Sarira (2009), Untung Haryono memotivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi (2008) dan Ramlan Ruvendi (2005), yang kerja mereka dan merangsang para karyawan untuk menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan berperan aktif dalam peran pencapaian tujuan terhdap kepuasan kerja dan kinerja pegawai.
perusahaan. Selain itu, Imbalan merupakan salah satu Variabel laten endogen pertama adalah Kepuasan faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja Kerja (Y1) pada tabel 5.15 Kepuasan Kerja dapat karyawan. Imbalan (X1) sesuatu yang diterima diukur dengan lima indikator yaitu Atasan (Y1.1), pegawai sebagai balas jasa atas prestasinya kepada Rekan Kerja (Y1.2), Promosi (Y1.3), Kondisi Kerja perusahaan/
dalam melaksanakan (Y1.4) dan Pekerjaan Iut Sendiri (Y1.5), hal ini dapat pekerjaannya. imbalan sangat mempengaruhi Kinerja dilihat hasil pengujian confirmatory factor analisys PNS (Y2) melalui kepuasan kerja PNS (Y1) di lingkup yang menunjukkan bahwa nilai loading factor dari Pemerintah Kab. Konawe. Hal ini sejalan dengan indikator tersebut adalah 0,353, 0,979, 0,650, 0,189 dimensi indicator yang dikembangkan oleh Gary dan 0,212 dengan tingkat probabilitas ≥ 0,05, hal ini Dessler (20003:349-350) dan Nawawi (2003:325). menunjukkan bahwa ketiga variabel observasi yang Indikator pengukurannya adalah Gaji Pokok (X1.1), diangkat dalam penelitian ini memenuhi syarat untuk Tunjangan (X1.2) serta Insentif (X1.3) dipakai dalam membentuk/ mengukur variabel
instansi
Dari tabel 5.17, dapat disimpulkan bahwa endogen Kepuasan Kerja (Y1).
Imbalan (X1) sangat berpengaruh terhadap Kepuasan Penelitian ini sejalan dengan penelitian telah Kerja (Y1) dan Kinerja PNS (Y2) dengan koefisien dilakukan sebelumnya oleh Zulkifli (2009) dan jalur masing-masing sebesar 0,187 dan -0,296 dengan Irwansyah (2009), yang menyimpulkan terdapat tingkat signifikan pada p < 0,05 atau pada tingkat pengaruh yang signifikan terhadap kinerka pegawai.
signifikan p = 0,056 dan p = 0,022. Hal ini Selanjutnya variabel endogen kedua adalah menujukkan bahwa hipotesis keduanya (H1 dan H2) Kinerja PNS (Y2) pada tabel 5.164 Kinerja PNS dapat yang menyatakan bahwa Imbalan (X1) sangat diukur dengan tujuh indikator yaitu Kualitas Kerja berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja (Y1) dan (Y2.1), Kuantitas Kerja (Y2.2), Kreativitas (Y2.3), Kinerja PNS (Y2), oleh karena itu hipotesis tersebut Pengetahauan Pekerjaan (Y2.5), Ketergantungan dapat diterima. Hal ini sejalan dengan penetian (Y2.6) dan Kualitas Pribadi (Y2.7), hal ini dapat terdahulu yang dilakukan oleh Ramlan Ruvendi dilihat hasil pengujian confirmatory factor analisys (2005). yang menunjukkan bahwa nilai loading factor dari
Imbalan adalah segala sesuatu yang diterima para indikator tersebut adalah 0,652, 0,714, 0,629, 0,667, pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka 0,367, 0,211 dan 0,437 dengan tingkat probabilitas ≥ (Handoko,2003:114-118), Jadi melalui imbalan 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut pegawai dapat meningkatkan prestasi kerja, observasi yang diangkat dalam penelitian ini motivasi dan kepuasan kerja serta meningkatkan memenuhi syarat untuk dipakai dalam membentuk/ kebutuhan hidupnya. mengukur variabel endogen Kinerja PNS (Y2).
Kepuasan Kerja (Y1) dengan koefisien jalur Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang sebesar 0,266 dengan tingkat signifikan pada p < 0,05 telah dilakukan oleh Fresh Am Kurniawan (2009), atau pada tingkat signifikan p = 0,041. Hal ini dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat menujukkan bahwa hipotesis tersebut (H3) yang hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan (X2) kerja dengan kinerja karyawan/ pegawai.
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja (Y1) dapat Pengaruh Imbalan (Y1) Terhadap Kepuasan Kerja diterima, sedangkan hipotesis keempat (H4) dalam (Y1) dan Kinerja PNS (Y2)
penelitian ini berpengaruh langsung terhadap kinerja Hasil pengujian tesis ini sejalan dengan penelitian PNS hal ini dibuktikan dengan dengan koefisien jalur terdahulu yang dilakukan oleh Ramlan Ruvendi (2005: sebesar 0,304 dengan tingkat singnifikasi yang penelitian ini berpengaruh langsung terhadap kinerja Hasil pengujian tesis ini sejalan dengan penelitian PNS hal ini dibuktikan dengan dengan koefisien jalur terdahulu yang dilakukan oleh Ramlan Ruvendi (2005: sebesar 0,304 dengan tingkat singnifikasi yang
kepuasan kerja dengan kinerja adalah positif. Korelasi Pada perkembangannya Kabupaten Konawe antara keterlibatan pegawai dengan dengan kepuasan sangat membutuhkan seorang pemimpin yang visioner kerja yang positif. untuk lebih meluangkan waktunya dalam berfikir
Penelitian ini sejalan dengan peneliti terdahulu untuk perkembangan dan kemajuan daerah ini melalui yang menyatakan bahwa kepuasan kerja sangat peningkatan perubahan perilaku aparatur bawahan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan/ untuk mengoptimalkan dan performance kinerja pegawai, Fresh Am Kurniawan (2009: 26-30). pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemerintah