KABUPATEN KEBUMEN
2. KABUPATEN KEBUMEN
perlakuan pupuk lepas lambat perlakuan B Di Kabupaten Kebumen pada MH
(SRF-D) dan perlakuan C (SRF-H) ternyata 2006/2007, kajian disemai pada tanggal 1
hasilnya hampir sama dengan pupuk Desember 2006, tanam tanggal 21 Desember
rekomendasi yaitu 7,247 t/ha dan 7,234 t/ha 2006, dan panen tanggal 23 Maret 2007 di
atau masing-masing lebih tinggi 0,4% dan desa Sidomukti, Kecamatan Ambal, 0,3%. Hasil terbaik perlakuan D (NPK 20-6- Ketinggian tempat 10 m dpl, menggunakan
6) mampu menghasilkan 7,774 t/ha atau 7,7% varietas IR-64. Hasil pengamatan terhadap
lebih tinggi jika dibandingkan dengan pupuk tinggi tanaman, pemberian pupuk lepas
rekomendasi (Tabel 9).
lambat ternyata tinggi tanaman lebih tinggi 5- Tabel 7. Hasil Kajian Pupuk Lepas Lambat dari PT Pupuk Kaltim di Kabupaten Klaten -2 pada
MK 2007
Berat Kode
Tinggi tanaman
Hasil % (cm)
Kadar
(g) Plot
(kg)
malai gabah/malai
isi hampa 1000 t/ha Chek hst hst
35 50 panen 4x5 m Air
Tabel 8. Hasil Kajian Pupuk Lepas Lambat dari PT Pupuk Kaltim di Kabupaten Klaten -2 pada MH 2006/2007 dan MK 2007.
Kode
% MH
Hasil T/ha
MK 2007
Rata-rata
Plot 2006/2007 Klaten-1 Chek
5.670 (tanpa IR-64)
104.2 (tanpa IR64)
6,108 (tanpa IR64)
112,2 (tanpa IR 64)
Tabel 9. Hasil Kajian Pupuk Lepas Lambat dari PT Pupuk Kaltim di Kabupaten Kebumen pada MH 2006/2007
Kode Tinggi tanaman
Berat Hasil % (cm)
gabah/malai
t/ha Chek hst hst
panen 4x5 m
isi hampa
Kajian pupuk lepas lambat Kabupaten Hasil rata-rata untuk kajian pupuk lepas Kebumen pada MK 2007 dilaksanakan di
lambat di Kabupaten Kebumen untuk dua Kecamatan Prembun dengan ketinggian musim MP 2006/2007 dan MK 2007, tempat 10 m dpl, menggunakan varietas IR-
disajikan pada Tabel 11.
64. Kajian disemai pada tanggal 1 Mei 2007, tanam tanggal 23 Mei 2007, dan panen
3. KABUPATEN BATANG
tanggal 13 Agustus 2007. Pada saat panen Uji pupuk lepas lambat pada MH tanaman berumur 105 hari.
2006/2007 di kabupaten Batang dilaksanakan di Klidang Wetang, Kecamatan Batang.
Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman, ternyata pemberian pupuk lepas
Kajian dilakukan semai pada tanggal 3 Januari 2006, Tanam tanggal 23 Januari 2007 dan
lambat tidak berpangaruh nyata jika dibandingkan dengan pemberian pupuk Panen tanggal 24 April 2007. Varietas yang
digunakan Ciherang. Ketinggian tempat 4 m rekomendasi.
dpl.
Hasil gabah kering giling padi yang Pada saat panen tanaman berumur 111 dipupuk dengan pupuk rekomendasi pada MK
2007 adalah 9,551 t/ha. Hampir semua pupuk hari setelah sebar. Keadaan tanaman cukup baik, pada saat dilakukan uji kajian menjelang
lepas lambat yang diuji mada Mk 2007 di kabupaten Kebumen hasilnya dibawah hasil
panen pertanaman sekitarnya terkena penyakit kresek dan rebah. Untuk kajian, penyakit
pemupukan rekomendasi. Hanya satu perlakuan pupuk F (SRF NPK 20-10-10) yang
kresek dan kerebahan terjadi pada perlakuan
A, sedang pada perlakuan pupuk lepas lambat hasilnya 9,671 t/ha atau 1.3% lebih tinggi
dari pupuk rekomendasi (Tabel 10). kerebahan dan penyakit kreseknya relatif sedikit, dan tidak mengalami kerebahan.
Tabel 10. Hasil Kajian Pupuk Lepas Lambat dari PT Pupuk Kaltim di Kabupaten Kebumen pada MK 2007
Tinggi tanaman
Hasil % (cm)
Hsl (kg) Kadar
malai gabah/malai
(g)
Plot
t/ha Chek hst hst
35 50 panen 2.5x4 m Air
per
isi hampa 1000
80 91 11.3 26.2 20 80 7 25.6 9,671 101.3 Tabel 11. Hasil Kajian Pupuk Lepas Lambat dari PT Pupuk Kaltim di Kabupaten Kebumen rata-
F 65
rata 2 musim pada MH 2006/2007 dan MK 2007 Kode
Hasil t/ha Plot
% Chek MH 2006/2007
Di Kabupaten Batang ini, perlakuan Hasil gabah kering giling pada pemberian pupuk lepas lambat selain diberikan satu kali,
pupuk rekomendasi adalah 7,771 t/ha. Dua juga dicoba diberikan dua kali pada umur 7
pupuk lebas lambat yang memberikan hasil HST dan 21 HST dengan tujuan untuk
lebih tinggi dari pemberian pupuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya pupuk
rekomendasi adalah pemberian pupuk SRF-H lepas lambat tersebut jika diberikan 2 kali jika
(perlakuan C) dan NPK 20-6-6 (perlakuan D), dibandingkan dengan pemberian satu kali.
masiing-masing hasilnya 7,985 t/ha dan 8,056 t/ha atau lebih tinggi 2,8% dan 3,7%. Pada
Hasil pengamatan terhadap pertumbuhan MH 2006/2007, ternyata pemberian pupuk tanaman, ternyata pemberian pupuk lepas lepas lambat dua kali ternyata malah lambat yang diberikan dua kali dan satu kali menurunkan hasil jika dibandingkan dengan tidak berpengaruh terhadap pertunbuhan pemberian satu kali (Tabel 12). tanaman jika dibandingkan dengan tanaman
yang dipupuk dengan dosis rekomendasi (Tabel 12).
Tabel 12. Hasil Kajian Pupuk Lepas Lambat dari PT Pupuk Kaltim di Kabupaten Batang pada MH 2006/07
Berat Kode
Tinggi tanaman
Jml
Jml
Hasil % (cm)
Hsl (kg) Kadar
(g) Plot
malai
gabah/malai
isi hampa 1000 t/ha Chek hst hst
35 50 panen 4x5 m Air
Kajian yang dilakukan pada MK 2007 Hasil gabah kering giling tanaman yang disemai pada tanggal 23 Mei 2007, tanam
dipupuk rekomendasi yaitu 8,064 t/ha. Sedang tanggal 18 Juni 2007, dan panen tanggal 20
pemberian pupuk lepas lambat kecuali September 2007. Varietas yang digunakan
perlakuan F1 (SRF NPK 20-10-10 diberikan adalah Ciherang. Pada saat panen tanaman
dua kali), hasilnya lebih tinggi 0,4% - 10,6% berumur 120 hari.
dari pemberian pupuk rekomendasi (Tabel 13).
Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman, ternyata tanaman yang dipupuk dengan pupuk
Hasil rata-rata untuk kajian pupuk lepas lepas lambat menghasilkan pertumbuhan
lambat di Kabupaten Batang untuk dua musim tanaman yang tidak berbeda jika dibandingkan
MP 2006/2007 dan MK 2007, disajikan pada dengan tanaman yang dipupuk dengan pupuk
Tabel 14.
rekomendasi (Tabel 13). Tabel 13. Hasil Kajian Pupuk Lepas Lambat dari PT Pupuk Kaltim di Kabupaten Batang pada
MK 2007 Tinggi tanaman
Berat Kode
Hasil % (cm)
Kadar
(g) Plot
(kg)
malai gabah/malai
isi hampa 1000 t/ha Chek hst hst
35 50 panen 4x5 m Air
F 61 67 97 16.73 16.8 16 80 10 26.6 8,099 100.4 B1 71 78 98 19.27 21.6 18 90 10 27.0 8,779 108.9
C1 70 78 101
19.07 21.1 18 91 12 27.0 8,746 108.5 D1 69 79 102
18.67 17.8 18 92 11 27.1 8,920 110.6 E1 62 69 99 16.87 15.9 17 85 8 26.8 8,244 102.2 F1 63 70 98 16.27 15.7 17 78 13 26.8 7,968 98.8
Tabel 14. Hasil gabah kering giling (t/ha) Kajian Pupuk Lepas Lambat (SRF) pada tanaman padi di kabupaten Batang, rata-rata 2 musim pada MH 2006/2007 dan MK 2007.
Kode Hasil t/ha Plot
% Chek MP 2006/2007
F 8.099 8.099 102.3 B1 7.415 8.779 8.097 102.3 C1 7.440 8.746 8.093 102.2 D1 7.338 8.920 8.129 102.7
E1 8.244 8.244 104.1 F1 7.968 7.968 100.6
HASIL SEMUA LOKASI
pupukl lepas lambat dua kali ternyata tidak
DUA MUSIM
meningkatkan hasil. (Tabel 15). Hasil rata- rattiga kabupaten dan 2 musim disajikan pada
Hasil demplot untuk tiga lokasi dan 2
Gambar 1.
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk rekomendasi menghasilkan 6,990 t/ha.
Penggunaan pupuk lepas lambat ternyata
hasilnya umumnya lebih tinggi antara 0,5-
Ha 7 6.990 7.235 7.024 7.046 6.741
14,9%. Penggunaan pupuk lepas lambat
si lt
SRFNPK 20-6-6 hasilnya 6,741 t/ha atau lebih
/ha
rendah 3,6% jika dibandingkan dengan
pemberian pupuk rekomendasi. Hasil tertinggi
adalah penggunaan pupuk lepas lambat RSF
NPK 20-10-10 yaitu 8,030 t/ha atau 14,9% lebih tinggi jika dibandingkan dengan Pupuk
penggunaan pupuk rekomendasi. Penggunaan pupuk lepas lambat SRF 20-6-6
Gambar 1 . Hasil gabah kering giling (t/ha) dan SRF 20-10-10 baru dilaksanakan satu
Kajian Pupuk Lepas Lambat (SRF) musim saja, oleh karenanya untuk pada tanaman padi di Kabupaten mendapatkan kesimpulan lebih akurat, perlu Batang, Kabupaten Kebumen, dan
Kabupaten Klaten pada MH dilakukan lebih dari satu musim. Pemberian
2006/2007 dan MK 2007.
Tabel 15. Hasil gabah kering giling (t/ha) Kajian Pupuk Lepas Lambat (SRF) pada tanaman padi di kabupaten Batang, kabupaten Kebumen, dan kabupaten Klaten pada MH 2006/2007 dan MK 2007.
KAB. BATANG Perl
KAB. KLATEN
MH MK 2007
rata Chek
B 5.403 8,375 5.936 7.247 8.028 7.498 8.155 7.235 103.5 (IR54)
F 8,241 6.108 9.671 8.099 8.030 114.9 (IR64)
B1 7.415 8.779 8.097 102.3 C1 7.440 8.746 8.093 102.2 D1 7.338 8.920 8.129 102.7
E1 8.244 8.244 104.1 F1 7.968 7.968 100.6
Rat 7.643 8.413 8.368 7.368 6.579 6.005 8.413
a2 Var Memberamo Memberamo Memberamo
Ciherang Ciherang Seb
23 Jan 07 18 Juni 07 Pan
14 April 07 9 Agt 07
25 Agt 07
23 Mar 07 13 Agt 07
25 Apr 07 20 Sept 07
KESIMPULAN
mendapatkan kesimpulan lebih akurat, perlu dilakukan lebih dari satu musim.
1. Penggunaan pupuk lepas lambat ternyata hasilnya umumnya lebih tinggi antara
6. Pemberian pupukl lepas lambat dua kali 0,5-14,9%.
ternyata tidak meningkatkan hasil .
2. Penggunaan pupuk lepas lambat SRF NPK 20-6-6 hasilnya 6,741 t/ha atau lebih
PUSTAKA
rendah Abdulrachman, A., Husin M. Toha, dan Agus
3. 3,6% jika dibandingkan dengan Guswara, 1995. Efisiensi Penggunaan pemberian pupuk rekomendasi.
Pupuk N dan P pada Tanaman Padi. Seminar Apresiasi. Hasil Penelitian Balai
4. Hasil tertinggi adalah penggunaan pupuk Penelitian Tanaman Padu. Sukamandi, lepas lambat RSF NPK 20-10-10 yaitu
23-25 Agustus 1995. h.47-52. 8,030 t/ha atau 14,9% lebih tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk
Alexander, M. 1961. Introduction to soil rekomendasi.
microbiology. John and Wiley and Son, Inc, New York.
5. Penggunaan pupuk lepas lambat SRF 20- 6-6 dan SRF 20-10-10 baru dilaksanakan
satu musim saja, oleh karenanya untuk
Balai Penelitian Tanah. 2005. Laporan Akhir Soejitno, J. 1994. Relationship of fertilizer Pengujian Pelarutan pupuk Urea + Zeolit.
and pest and deseases. Training on Laporan Penelitian Kerjasama Balitanah
Fertilizer Marketing. IFDC-APPI. dengan PT. Pupuk Kalitim Tbk. Bogor.
Jakarta, 12-13 Desember 1994. Pasandaran, E., B. Gultom, J. Sri Hapsari, and
Tambunan, MSM. 1994. Tinjauan terhadap Sri Rochayati. 1996. Goverment policy
Aplikasi pupuk Urea Tablet di Jawa support for technology promotion and
Tengah dalam Sistem Usahatani Berbasis adoption. A case study of urea tablet
Tanaman Pangan. Keunggulan technology in Indinesia. In: V.
Komparatif dan Kompetitif. Risalah Balasubramanian, J.K. Ladha, and G.L.
Seminar Hasil Penelitian Sistem Denning (eds). Reseource management in
Usahatani dan Sosial Ekonomi. Tgl 4-5 rice systems: Nutrients development in
Oktober 1994. Puslitbangtan. Bogor. plan and soil sciences. Kluwer Academic
P.314-346.
Publishers in Cooperation with Yoshida, S and B.C. Padre. 1974. Nitrification International Rice Research Institute.
Dordrecht/Boston/London. p.181-192. and denitrification in submerge maahas clay soil. Soil Science Nutrient 20(3):
Puslitbangtan, 1991. Sumber pertumbuhan
241-247.
produksi padi dan kedele. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.