Lokasi Penelitian Cangkang Sawit Pengawetan

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi pemanfaatan cangkang sawit untuk menghasilkan asap cair yang dapat bermanfaat sebagai pengawet yang aman bagi kesehatan manusia dalam berbagai keperluan seperti bahan pengawet untuk makanan dan penggumpal lateks.

1.6. Metodologi Penelitian

Dalam pembuatan asap cair, cangkang sawit tersebut dipanaskan dalam tungku pengarangan dari bahan tahan api pada suhu 600°C sampai 900°C , dimana asap dialirkan melalui pipa spiral dalam kolom pendingin dan ditampung hasilnya sebagai asap cair dengan perbedaan suhu penampungan 50 C, kemudian didestilasi untuk memisahkan tar dari asap cair. Asap cair yang dihasilkan di analisis dan di identifikasi dengan menggunakan GC-MS dan FTIR. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. - Variabel bebas : suhu pirolisis yang digunakan yaitu 600°C sampai 900°C - Variabel tetap : cangkang sawit yang digunakan sebanyak 10 Kg - Variabel terikat : analisa kandungan senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon PAH dan asam-asam organik menggunakan FT-IR dan GC-MS.

1.7. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Bengkel Mekanik Politeknik Medan dan laboratorium Polimer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara serta Analisa GC-MS dilaboratorium Organik Universitas Gajah Mada sedangkan Analisa FTIR dilakukan di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Bea dan Cukai. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cangkang Sawit

Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya demikian pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Dengan kondisi yang semacam itu sebenarnya banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan cangkang sawit tersebut. Salah satunya apabila dilakukan pirolisis terhadap cangkang sawit tersebut akan diperoleh rendemen berupa asap cair yang dapat diguakan sebagai biopreservatif baru pengganti presetvatif kimia, arang maupun tar. Asap cair merupakan hasil kondensasi dari pirolisis kayu yang mengandung sejumlah besar senyawa yang terbentuk akibat proses pirolisis konstituen kayu seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Proses pirolisa melibatkan berbagai proses reaksi yaitu dekomposisi, oksidasi, polimerisasi, dan kondensasi Anonymous, 2006. Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu jenis limbah padat hasil samping dari industri pengolahan kelapa sawit, yang saat ini masih menimbulkan permasalahan bagi lingkungan hidup. Hal ini disebabkan karena limbah ini diproduksi dalam jumlah besar dan sukar terdegradasi atau terurai secara alami di lingkungan. Cangkang kelapa sawit mengandung lignin 29,4, hemiselulosa 27,7, selulosa 26,6, air 8,0, komponen ekstraktif 4,2, abu 0,6. Oleh karena itu, limbah ini sangat berpotensi jika dikembangkan menjadi produk-produk yang bermanfaat dan memberi nilai tambah dari aspek ekonomi serta ramah lingkungan Prananta, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.2. Pengawetan

Pengawetan adalah suatu teknik atau tindakan yang digunakan oleh manusia pada bahan pangan sedemikian rupa, sehingga bahan tersebut tidak mudah rusak. Istilah awet merupakan pengertian relatif terhadap daya awet alamiah dalam kondisi yang normal. Bahan pangan dapat diawetkan dalam keadaan segar atau berupa bahan olahan Imam,S.2008. Menurut Boedihardjo dalam Imam 2008 tujuan para pembuat makanan mengawetkan produknya, antara lain karena daya tahan kebanyakan makanan memang sangat terbatas dan mudah rusak perishable, dengan pengawetan makanan dapat disimpan lebih lama sehingga menguntungkan pedagang, beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik makanan yang membuat konsumen ingin membelinya. Selain itu, fungsi pengawet yang terpenting adalah untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nilai gizi makanan.

2.3. Asap Cair Sebagai Pengawet Makanan