Desentralisasi Fiskal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan .1

Terdapat dua variabel umum yang sering digunakan untuk mengukur desentralisasi fiskal di suatu wilayah, yaitu penerimaan pemerintah dan pengeluaran pemerintah. Ebel dan Yilmaz 2002 mengemukakan bahwa terdapat variasi dalam pemilihan indikator untuk mengukur desentralisasi negara yang satu dengan yang lain. Meskipun sama-sama menggunakan variabel penerimaan dan atau pengeluaran pemerintah, yang menjadi pembeda adalah variabel ukuran size variable yang digunakan oleh peneliti yang satu dengan peneliti lain. Ada tiga size variable yang umum digunakan, yaitu: jumlah penduduk, luas wilayah dan GDP. Meskipun begitu, menurut Ebel dan Yilmaz 2002 baik penerimaan atau pengeluaran pemerintah bukanlah indikator yang sempurna untuk mengukur desentralisasi fiskal Indikator pengeluaran diperoleh dari rasio pengeluaran daerah terhadap pengeluaran pemerintah pusat. Hal tersebut menunjukkan pertanggung jawaban daerah dalam administrasi dan pengeluaran publik. Sedangkan indikator penerimaan diperoleh dari rasio penerimaan daerah terhadap penerimaan pemerintah pusat. Hal tersebut menunjukkan kekuatan pemerintah daerah dalam mendanai penyediaan barang publik Boex et al, 2005.

2.1.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian

Hubungan antar variabel menunjukkan keterkaitan antara variabel independen dengan variabel dependen secara teoritis dan mengacu pada penelitian sebelumnya. Disini akan dibahas hubungan antara variabel independen, yaitu kemiskinan dengan lima variabel dependen, yaitu pertumbuhan ekonomi, ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah penduduk, pendidikan dan desentralisasi fiskal.

2.1.3.1 Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan

Pembangunan merupakan suatu proses yang multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar peningkatan pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa pengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual Todaro, 2000. Permasalahan kemiskinan tidak dapat dipecahkan hanya dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi semata dengan mengharapkan terjadinya efek menetes ke bawah trickle down effect. Menurut Siregar dan Wahyuniarti 2008, pertumbuhan ekonomi memang merupakan syarat keharusan necessary condition untuk mengurangi kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya sufficient condition ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam mengurangi kemiskinan. Artinya pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin growth with equity. Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi di sector-sektor dimana penduduk miskin bekerja pertanian atau sektor yang padat karya. Sedangkan secara tidak langsung, hal ini berarti diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusi manfaat pertumbuhan yang boleh jadi didapatkan dari sektor modern seperti jasa dan manufaktur yang padat modal. Banyak penelitian yang membuktikan adanya keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti 2008. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan yang negative antara pertumbuhan ekonomi dan penurunan jumlah penduduk miskin, artinya peningkatan pertumbuhan ekonomi akan mengurangi jumlah penduduk miskin. Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Sasana 2009, juga menghasilkan hal yang sama dimana pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap jumlah penduduk miskin. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam usaha pengentasan kemiskinan dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.

2.1.3.2 Hubungan Antara Jumlah Penduduk terhadap Kemiskinan