LOMBOK, NTB

A. LOMBOK, NTB

A.1. Pulau Lombok

Lombok (penduduk pada tahun 1990: 2.403.025) adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelah barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih bulat bentuknya dengan semacam “ekor” di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Pulau ini luasnya adalah 4.725 km² (sedikit lebih kecil daripada Bali). Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram.

Ada dua karakter budaya yang menonjol di wilayah pulau ini yakni budaya Islam dan Hindu. Tak sedikit bangunan pura dan masjid yang berdiri

Gambar III.1. Peta Pulau Lombok

A.2.1. Data Geografis

Pulau Lombok adalah salah satu pulau di propinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi 4 kabupaten dan 1 kotamadya:

• Kotamadya Mataram • Kabupaten Lombok Barat • Kabupaten Lombok Tengah • Kabupaten Lombok Timur • Kabupaten Lombok Utara

am

Gambar III.2: Peta Pulau Lombok Sumber: www.googlepictures.com

Topografi pulau ini didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan

4738,70 km2, Pulau Lombok terletak antara 115 ° 46' - 119 ° 5' Bujur Timur dan 8 ° 10' - 9 ° 5' Lintang Selatan.

Dengan luas wilayah pulau mencapai 4738,70 Km2, Pulau Lombok di bagi menjadi 3 wilayah Kabupaten dan Kota, 53 Kecamatan, 414 Desa/Kelurahan .

Tabel III.1 Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut Kabupaten& Kota

No Kabupaten/Kota Ibu Kota Kecamatan Desa/Kelurahan

1 Lombok Barat

Gerung

2 Lombok Tengah Praya

3 Lombok Timur

Selong

4 Kota Mataram

4 53 414 Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2008

A.2.2. Data Administratif

Pulau Lombok adalah salah satu dari 2 pulau yang ada di Propvinsi Nusa Tenggara Barat memiliki ketinggian rata-rata ± 70,25 m dari atas permukaan air laut. Kota Selong merupakan kota yang mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu 148 m dari permukaan air laut sementara Mataram dan Gerung terendah dengan 16 m dari permukaan air laut. Pulau Lombok memiliki batas- batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah selatan : Samudra Hindia Sebelah Barat : Selat Lombok / Prov. Bali Sebelah timur : Selat Alas / Pulau Sumbawa

A.2.3. Data Morfologis

Tinjauan morfologi Pulau Lombok secara garis besar ini dimaksudkan untuk memberi sedikit gambaran tentang area - area spesifik yang akan

Menurut sumber Nusa Tenggara Barat dalam angka tahun 2008, Pulau Lombok memiliki tujuh gunung dengan Gunung Runjani yang merupakan gunung berapi yang masih aktuf dengan memiliki ketinggian 3.726 mdpl dan di Pulau Lombok terdapat 318 sungai. Wilayah Pulau Lombok terbagi menjadi 4 wilayah administrasi dengan memiliki ketinggian tempat yang berbeda-beda, wilayah tertinggi terletak di Kabupaten Lombok Timur dengan ketinggian 148 mdpl dan yang terendah adalah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat dengan ketinggian 16 mdpl.

Tabel III.2. Ketinggian Kabupaten/Kota dari permukaan laut

No Kabupaten/Kota

Tinggi Altitude (meter)

1 Lombok Barat

2 Lombok Tengah

3 Lombok Timur

4 Kota Mataram

Sumber: Nusa Tenggara Dalam Angka 2008

A.2.5. Data Klimatologis Berdasarkan data statistic dari lembaga Metereologi dan Geofisika,

temperatur maksimum pada tahun 2007 berkisar antara 30,6°C - 32,7°C dengan temperature tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan temperatur minimum berkisar antara 21,0°C - 25,0°C dengan temperatur terendah terjadi pada bulan Juli, sedangkan kelembapan udara berkisar antara 75 persen (bulan Agustus dan September) sampai dengan 85 persen (bulan April). Hari hujan selam tahun 2007 sebanyak 162 hari, terbanyak pada bulan Desember dengan jumlah hari hujan sebanyak 29 hari, sedangkan curah hujan tahun 2007 sebesar 26338 mm, terbanyak sebesar 10585 mm jatuh pada bulan Desember. Sementara itu curah hujan saat hari hujan pada tahun 2007 terbesar terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 365 mm per hari hujan.

Tekanan udara tertinggi adalah 1013,4 MBS pada bulan Agustus dan

Pulau Lombok memiliki berbagai fasilitas sosial yang tidak hanya melayani kebutuhan masyarakat Pulau Lombok (lokal) saja, tetapi beberapa jenis fasilitas sosial yang ada merupakan pelayanan tingkat regional dan bahkan nasional, seperti pendidikan tinggi, rumah sakit, transportasi, rekreasi/olahraga, pusat perdagangan, dan sebagainya.

Wilayah Pulau Lombok, merupakan Pulau yang sudah dapat dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial budaya. Seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel III.3 Fungsi dan skala Pelayanan Pulau Lombok

No Fungsi kota

Skala pelayanan

1. Pemerintahan

Lokal dan Regional

2. Industri

Lokal, Regional dan Nasional

3. Pendidikan

Lokal, Regional dan Nasional

4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan Internasional

5. Perdagangan

Lokal dan Regional

6. Pusat Olahraga

Lokal, Regional, Nasional dan Internasional

Sumber: Perda Nusa Tenggara Barat

A.3. Kondisi Non Fisik

A.3.1. Penduduk Pulau Lombok Berdasarkan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007,jumlah

penduduk yang tinggal di Pulau Lombok mencapai 3.038.946 juta jiwa. Dengan rincian, laki-laki sebanyak 1.416.595 jiwa dan perempuan 1.622.351 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang relative masih tinggi telah menyebabkan tingginya jumlah penduduk yang berusia muda.

Tabel: III.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

3 Lombok Timur

4 Kota Mataram

Sumber: Survey Sosial Ekonomi Nasional, 2008

A.3.2 Tingkat Kebutuhan Lapangan Kerja Berdasarkan data yang bersumber dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi

Nusa Tenggara Barat, pada tahun 2007 pencari tenaga kerja yang terdaftar berjumlah 34.684 orang, sedang kesempatan kerja yang harustersedia untuk 28.359 orang.

A.3.3. Rencana Pengembangan Pulau Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi Daerah Tingkat

(Dati) II Nusa Tenggara Barat adalah kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang yang ada didalam bumi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Tujuan penataan ruang wilayah provinsi adalah mewujudkan ruang wilayah provinsi yang maju dan lestari melalui penataan ruang yang serasi, seimbang, terpadu, dan berkelanjutan dalam rangka mendorong wilayah provinsi sebagai kawasan pengembangan agrobisinis dan pariwisata untuk meningkatkan daya saing dengan memperhatikan daya dukung lingkungan hidup dan kelestarian alam.

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi dilakukan dalam pengembangan struktur ruang dan pola ruang wilayah agar tujuan penataan ruang wilayah provinsi tercapai. Kebijakan pengembangan struktur ruang sebagaimana dimaksud adalah:

• Peningkatan peran dan fungsi pusat-pusat pertumbuhan baru maupun pengembangan peran dan fungsi pusat-pusat pertumbuhan yang sudah ada.

transportasi, telekomunikasi, energi dan kelistrikan, sumber daya air, persampahan, dan sanitasi yang terpadu dan sesuai kebutuhan wilayah provinsi.

A.3.4. Program Utama RTRW Provinsi NTB 2009-2029

No Usulan Program

Pendanaan Pelaksanaan

1 Pembangunan Islamic Center dan landmark kota lainnya

Mataram BLN/APBN

/APBD/ SWASTA

Dis. PU, Pem. Prov

2 Pengembangan sarana prasarana pelabuhan angkutan penumpang

Mataram APBN/

APBD

Dinas Perhubungan

3 Pengembangan kawasan

pusat

pemerintahan provinsi dan kota Mataram

Mataram APBN/

APBDP

Dis. PU, Setda Prov/ Kota

4 Pengembangan pasar induk regional dan pasar argo antar provinsi

Mataram APBN/

APBDP

Dis. PU, Dis Perindag

5 Perbankan internasional dan nasional swasta maupun pemerintah

Mataram Swasta/

Pemerintah

Kemkeu, Kemirdag, Disperindag

6 Pengembangan kawasan pendidikan tinggi

Mataram APBN/

APBD/ Swasta

Kemdiknas, Dis. PU, Kem Agama, Dikpora

7 Pembangunan sarana prasarana olah raga

Mataram APBN/

APBD/

Dikpora

Tabel III.5. Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Mataram

kawasan bisnis dan

APBD/

Disperindag, Dis. PU, Disbudpar

convrension hall bertaraf internasional

Swasta DN/LN

10 Pembangunan sistim mitigasi bencana

Mataram APBN&/

APBD

Dis. PU, BLHP, BMG

11 Pengembangan sumberdaya energy listrik

Mataram APBN/

APBDP&/ Swasta DN/LN

PLN, Distamben, Dis. PU

12 Pengembangan sumber daya air (air minum& irigasi)

Mataram BLHP/

APBN/ APBDP/ Swasta DN/LN

KSDA, PDAM, Dis. PU

13 Pembangunan RSU

tipe A dan RSU pendidikan

Mataram APBN/

APBD/ Swasta

Kemkes, Dikes, Dis. PU

14 Peningkatan sarana prasarana lingkungan pemukiman kumuh

Mataram APBN/

APBD/ Swasta

Dis. PU

15 Pembangunan rumah susun

Mataram APBN/

APBD/ Swasta

Dis. PU

Sumber: RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat

B . Kawasan Pariwisata di Lombok

Sesuai dengan Perda No. 9 tahun 1989 tanggal 15 agustus 1989 Pemerintah Provinsi NTB telah menetapkan 15 kawasan wisata yang berpotensi untuk dikembangkan yaitu 9 di kawasan pulau Lombok dan 6 di kawasan pulau Sumbawa.

Kawasan Pariwisata di Pulau Lombok Kawasan Sire, gili air, gili meno, gili terawangan, senggigi dan

sekitarnya ( 1.805,63 Ha )

Kawasan suranadi dan sekitarnya ( 96,7 Ha )

konservasi karakteristik kota

APBD

Tata Kota, Bappeda

18 Perkembangan Mataram Metro

Mataram APBN/

APBDP/ Swasta DN/LN

Bappeda, Biro Kerjasama& SDA, Dis. PU

Gambar III.3. Pantai Sire dan senggigi Lombok

Kawasan Kuta, segara an, dan sekitarnya ( 2,590 Ha )

Kawasan selong belanak dan sekitarnya ( 480 Ha )

Kawasan Rinjani dan sekitarnya ( 17,10 Ha )

Gambar III.6. Pantai Kuta segara Lombok

Gambar III.7. Selong Belanak Lombok

Gambar III.5. Gili Gede Lombok

Kawasan Gili sulat dan sekitarnya ( 1,317 Ha )

Kawasan dusun sade dan sekitarnya ( 315 Ha )

C . Kondisi Pariwisata Gili, NTB

Pulau Lombok memiliki 3 gili yang telah berkembang dan banyak diminati oleh para wisatawan asing yaitu gili terawangan, gili meno, dan gili air. Pulau – pulau ini terletak dilepas pantai barat laut yang berjejer pada arah

Gambar III.11. Wisata desa tradisional Sade Lombok

Gambar III.9. Kawasan Gili Indah Lombok

Gambar III.10. Kawasan Gili Sulat Lombok

C.1. Gili Terawangan Gili terawangan merupakan yang terbesar dari ketiga pulau atau gili

yang terdapat disebelah barat laut Lombok. Terawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan dengan panjang 3 km dan lebar 2 km.

Gambar III. 12. Jumlah Wisatawan yang Ke Prov.NTB

Gili air adalah pulau yang terdekat dengan daratan pulau Lombok. Pulau ini juga memiliki pantai yang sangat putih dan hamparan terumbu karangnya. Diantara ketiga pulau – pulau dibagian utara pulau Lombok, gili airlah yang memiliki kampung terbesar. Di pulau ini juga terdapatberbagai macam aneka hotel dari bintang hingga kelas melati.

C.3. Gili Meno Gili Meno adalah salah satu dari 3 pulau kecil yang berada dikawasan

wisata.Letaknya diantara gili trawangan dan gili air. Disini terdapat taman burung yang mempunyai koleksi burung-burung langka dari indonesia dan mancanegara.Pasirnya putih dan masih alami sangat cocok untuk dijadikan tempat berlibur keluarga.

Pulau Gili Meno yang terletak di antara Gili Air dan Gili Trawangan adalah pulau dengan jumlah penduduk paling sedikitl di kawasan ini. Pulau ini sangat cocok bagi wisatawan yang menyukai ketenangan dan kesunyian sambil menikmati keindahan pantai. Suasana pantai yang berada di sisi timur pulau sangat menyenangkan dan tempat ber-snorkel.

Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara barat , dengan topografi datar sejajar dengan permukaan laut.

Batas – batas Gili Meno :

Utara

Laut Lepas

Barat

Gili Terawangan

Timur

Gili Air

Selatan

Laut Lepas

C.3.1. Akomodasi Wisata di Gili Meno Akomodasi wisata di gili meno dapat dikatakan cukup lengkap, hal ini

ditinjau dari :

Akomodasi Program Kegiatan Wisata di Gili Meno Kegiatan wisata gili meno lebih banyak menjual keindahan alam terutama

dalam bentuk wisata bahari. Wisatawan diberi kebebasan dalam menikmati wisata pantai di sekeliling gili meno.

Berikut adalah tabel program kegiatan service yang disediakan di Gili Meno :

CHARTER BOAT No. Dari - Menuju

Harga

1. Gili Meno ke Gili Trawangan Rp. -

2. Gili Trawangan ke Gili Meno Rp. -

3. Gili Meno ke Gili Air

Rp. -

4. Gili Meno ke Teluk Kodek

Rp. -

5. Teluk Kodek ke Gili Meno

Rp. -

Tabel III. 6. Tourist Information an Ticketing Service Island Activities

Akomodasi Bentuk Arsitektur di Gili Meno

a. Penginapan yang ada di Gili Meno Gili meno merupakan gili kedua yang banyak dikunjungi setelah gili

terawangan. Keadaan tersebut mempengaruhi jumlah penginapan yang ada di gili meno. Jumlah penginapan sudah cukup banyak dan bervariasi, akan tetapi masih memiliki fasilitas yang kurang lengkap untuk menark wisatawan berkunjung ke gili meno.

b. Bentuk Arsitektur Bangunan Penginapan di Gili Meno

Bentuk bangunan penginapan dan penunjang yang ada du gili meno

1. Airport Selaparang to Gili Meno

Rp. 600.00,00 / One Way

2. Gili Meno to Airport Selaparang

Rp. 600.00,00 / One Way

SNORKELING TRIPS BY BOAT No. Trips

Price

1. Gili Meno to Gili Air/Trawangan

Rp. 200.00,00 / person

2. Fishing Trips ( Bottom Fishing )

Rp. 600.000,00

3. Dholpin Trips

Rp. 1.000.000,00

4. Glass Bottom Boat

Rp. 150.000,00 / person

5. Snorkeling Around Gili Meno Rp. 100.000,00 / person 5. Snorkeling Around Gili Meno Rp. 100.000,00 / person

mancanegara, akan tetapi juga dari dalam negeri (domestic).

C.3.2. Akses Gili Meno

Dari kota Mataram sekitar 45 menit perjalanan menempuh kawasan wisata senggigi yang berlatarkan pemandangan pantai yang menakjubkan atau pun melalui kawasan wisata hutan monyet pusuk dengan ditemani hutan lindung yang lebat.

Selain itu, tempat ini dapat dijangkau dengan bus dari terminal Mandalika menuju Bangsal-Pemenang, berjarak 27 km, menyeberang dengan perahu 20 menit ke Gili Air, 30 menit ke Gili Meno dan 45 menit ke Gili Trawangan. Untuk akomodasi tersedia di ketiga gili ini.

Pemilihan Gili Meno sebagai site dalam perencanaan dan perancangan resort, memperhatikan beberapa pertimbangan pemilihan berdasarkan potensi site yang dimiiki antara lain :

a. Potensi Alam

Pada pulau ini terdapat sebuah danau yang dapat menjadi salah

satu daya tarik wisatawan.

Terdapat taman burung yang mempunyai koleksi burung- burung langka dari indonesia dan mancanegara.

tempat berlibur keluarga.

View pemandangannya langsung menikmati pemandangan laut

lepas.

Suasana pantai yang berada di sisi timur dapat digunakan

untuk snorkel dan diving.

Gambar III.20. Pasir putih Gili meno

Gambar III.21. View Mengarah pada Laut Lepas

Gambar III.22. Wisata Bahari snorkeling dan diving

Berdasarkan letaknya diantara gili-gili, dapat menjadi unsur pertimbangan pemilihan karena dengan letaknya yang berada diantara gili tersebut dapat membuat wisatawan harus melewatinya.

Gambar III.23.. Lokasi Gili Meno Diantara 3 Gili

ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT GILI MENO

Analisa pendekatan konsep dasar perencanaan dan perancangan merupakan awal pemikiran yang dijadikan dasar tindakan dan langkah-langkah pada tahap konsep dasar perencanaan dan perancangan.Pendekatan konsep ini dibuat dengan pendekatan pada arsitektur Lombok dalam arsitektur modern tanpa mengesampingkan aspek umum dan persyaratan yang mempengaruhi keberadaan bangunan Resort.

Pendekatan konsep meliputi beberapa aspek yaitu : aspek pemilihan site / tapak, aspek program bangunan utama dan bangunan penunjang, dan aspek arsitektural seluruh bangunan, di mana setiap pendekatan dikaitkan dengan karakter bangunan sebagai pewadah kegiatan aktif dan kreatif.

Pendekatan konsep ini merupakan analisa perencanaan dan perancangan dari rencana dan langkah-langkah desain yang akan dilakukan pada bangunan yang direncanakan. Analisa ini dilakukan untuk mencari bentuk dan sistem pengoperasian bangunan yang paling optimal guna menjadikan bangunan Resort sebagai objek wisata mempunyai visi arsitektur yang terkait dengan arsitektur Lombok dalam arsitektur modern dan mampu mencapai sasarannya.

A. ANALISA

PENDEKATAN

KONSEP

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A.1. ANALISA PENDEKATAN PROGRAMATIK

A.1.1. Analisa Pendekatan Pola Kegiatan dan Pelaku Kegiatan

A.1.1.a. Analisa Pola Kegiatan Analisa ini bertujuan untuk mengetahui pola kegiatan dan kelompok

pelaku kegiatan yang diwadahi dalam Resort Gili Meno. Jenis pola kegiatan yang diwadahi dalam resort gili meno terdiri dari pola kegiatan tamu / pengunjung, pengelola dan karyawan ( service ).

Pola kegiatan tamu atau pengunjung ditentukan berdasarkan alur kegiatan pengunjung yang dimulai dari kedatangan hingga kepuangan mereka. Pengunjung ( wisatawan ) datang menggunakan perahu ataupun kapal boat. Memarkirkan perahu mereka dan langsung menuju lobby penerima untuk melakukan interaksi dengan kantor penerima, nulai dari check in / check out, sampai pada menempatkan diri menuju hunian yang dipilih. Setelah itu menikmati fasilitas resort dan kawasan wisata gili meno yang di tawarkan.

Pola Kegiatan Pengelola

yang bertugas mengkoordinasikan keadaan resort. Mengatur keuangan dan administrasi, laporan-laporan dan keluhan wisatwan serta berbagai hal lainnya yang terkait dengan pengelolaan resort.

Pola Kegiatan Karyawan ( service )

Karyawan memiliki tugas sebagai pelaksana service dalam resort. Mulai dari perawatan resort sampai pada kegiatan pengamanan resort untuk kenyamanan dan ketenangan wisatawan. Karyawan juga bertugas untuk melakukan perbaikan – perbaikan dalam resort.

A.1.1.b. Kelompok Pelaku dan Kelompok Kegiatan

Dasar pertimbangan :

Kegiatan yang diwadahai dalam resort Pelaku Kegiatan dalam resort Peran dan fungsi resort yang direncanakan

Pelaku Kegiatan

Kelompok Aktivitas

Kelompok Kegiatan

1 Tamu/Pen gunjung

Aktivitas di luar kamar

Berbisnis Makan Dan Minum Olahraga

Rekreasi Komunikasi Check in/Check out Belanja Duduk/Menunggu Tukar dan Simpan Uang Perjalanan Periksa Kesehatan Ganti Baju Ibadah Metabolisme

Aktivitas di dalam kamar

Menerima Tamu Istirahat/Tidur Menikmati

Pemandangan Metabolisme

2 Pengelola Aktivitas

Utama

Kegiatan Direktur

Kegiatan Manajemen Keuangan

Personalia

Kegiatan Manajemen Umum

Kegiatan Manajemen Pemasaran

Kegiatan Humas

Aktivitas Pendukung

Ibadah Istirahat Makan dan Minum Rapat Metabolisme Simpan Barang Absensi

3 Karyawan Aktivitas

Utama

Kegiatan Pengoprasian Utilitas Bangunan

Pengamanan Bangunan

Kegiatan Perawatan Bangunan

Aktivitas Pendukung

Ibadah Parkir cidomo Istirahat Makan dan Minum Rapat Metabolisme Simpan Barang Absensi

A.1.2. Analisa Pendekatan Peruangan

A.1.2.a. Analisa Kebutuhan Ruang

Pelaku Kegiatan

Kelompok Aktivitas

Kelompok Kegiatan

Kebutuhan ruang

1 Tamu/Pen gunjung

Aktivitas di luar kamar

Berbisnis Makan Dan Minum Olahraga

Rekreasi Komunikasi Check in/Check out Belanja Kecantikan

Function Room Restoran, Cafe Tennis Court, Kolam Renang Playground Warnet,Wartel, Pos R. Informasi Mini Market Salon

Tabel IV.2. Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kelompok Pelaku dan Kelompok Kegiatan

Tukar dan Simpan Uang Perjalanan Periksa Kesehatan Ganti Baju Ibadah Metabolisme

Mini Bank, Money Changer Biro Perjalanan Klinik Kesehatan Loker Musholla Lavatory

Aktivitas di dalam kamar

Menerima Tamu Istirahat/Tidur Menikmati

Pemandangan Metabolisme

Ruang Tamu Ruang Tidur Balkon

KM

2 Pengelola Aktivitas

Utama

Kegiatan Direktur

Kegiatan Manajemen Keuangan

Kegiatan Manajemen Personalia

Kegiatan Manajemen Umum

Kegiatan

Ruang Direktur Ruang Tamu R. Manajer Keuangan R. Tamu R. Staff Keuangan R. Arsip R. Manajer Personalia R.Tamu R. Staff Personalia R. Arsip R. Manajer Umum R. Staff umum R. Tamu R. Arsip R. Manajer Pemasaran R. Tamu R. Staff Pemasaran R. Arsip

Kegiatan Humas

R. Staff Humas R. Arsip

Aktivitas Pendukung

Ibadah Parkir Istirahat Makan dan Minum Rapat Metabolisme Simpan Barang Absensi

Musholla Area Parkir R. Istirahat Restoran R. Rapat Lavatory Penitipan Barang Front Desk

3 Karyawan Aktivitas

Utama

Kegiatan Pengoprasian Utilitas Bangunan

R. Genset R. Trafo R. Panel listrik R. Mesin ac R. Pompa R. Kerja/ Bengkel Tangki air

Kegiatan Pengamanan Bangunan

Kegiatan Perawatan Bangunan

R. Satpam Pos Jaga R. Karyawan

Kebersihan Gudang Alat Kebersihan

A.1.2.b. Analisa Kapasitas dan Besaran Ruang Penentuan besaran ruang menggunakan standart yang didasarkan pada pertimbangan dari beberapa sumber, yaitu :

1. Perhitungan khusus: Neufert Architect Data/Data Arsitek (NAD)

2. Jumlah Wisatawan yang datang ke NTB, khususnya Gili meno ( di asumsikan rata-rata peningkatan jumlah wisatawan yang datang pertahunnya 5% )

3. Time-Saver Standards for Building Types (TS)

4. Perhitungan Asumsi melalui pengamatan (A) Selain itu terdapat pertimbangan lain dalam perhitungan besaran ruang.

pertimbangan tersebut terkait sirklasi/flow yang diatur sebagai berikut :

5%-10% =

standar minimum

kebutuhan keleluasaan sirkulasi

tuntunan kenyamanan fisik

tuntunan spesifikasi kegiatan

60%-100% =

keterkaitan dengan banyak kegiatan Dasar pertimbangan :

Tinjauan karakter dan persyaratan ruang dalam resort Jumlah pelaku kegiatan dalam resort Jenis pelaku dan kegiatan yang diwadahi dalam resort Jumlah wisatawan pertahunnya

0 130.464 (Sumber : BPS Kabupaten Lombok Barat)

Gambar IV.1. Grafik Jumlah Wisatawanyang Berkunjung ke Gili

Tabel IV.4 Tabel Rata-rata Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Gili

x 2 x 4 x 2 y xy 2005

10 34 260.010 2.754 (Sumber : BPS Kabupaten Lombok Barat)

2007 2008 2009

-2

-1

25.542

26.460

2005 2006

c=n( x 2 y) - ( x 2 )( n( x 4 )-( x 2 ) 2

170-100 = - 4.590

70 = - 65,57

Y t = a + bx + cx 2 x (tahun yang dicari – tahun yang ada di tengah) Jadi, prediksi wisatawan yang berkunjung untuk tahun : 2010 = Y 2010 = a + bx + cx 2

= 26.223,94 + 275,4 (3) + (-65,57)(3) 2

2011 = Y 2011 = a + bx + cx 2

= 26.223,94 + 275,4 (4) + (-65,57)(4) 2 = 26.223,94 + 1.101,6 – 1.049,12 = 26.276,42 jiwa

Persentase pembagian berdasarkan luas wilayah dan keramaian Gili Indah :

Gili Trawangan

Gili Meno

Gili Air

Konsep akomodasi penginapan yang terbagi dari 3 tipe, di peroleh melalui perhitungan jumlah wisatawan pertahunnya sehingga menentukan kapasitas jumlah penginapan.

Diasumsikan jumalah peningkatan wisatawan tiap tahunnya 5% / tahun, dengan jumlah wisatawan yang datang ke NTB berjumlah 500.000 wisatawan. Asumsi kedua , jumlah wisatawan yang menuju mataram kota 1 / 10 dari jumlah wisatawan yang ke NTB yaitu 50.000 sedangkan asumsi ketiga jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan ke gili meno = 30% dari jumlah wisatawan yang ke Gili Indah yaitu 50.000 wisatawan.

Berikut perhitungan Untuk jumlah kapasitas penginapan yang di butuhkan untuk tiap tipenya:

Jumlah kapasitas

= 30% x 26.276,42 = 7.883 wisatawan = 7.883 / peak Harian = 7.883 / 10 bln = 788 wisatawan

Jumlah Kapasitas Hunian

= 788 wisatawan / 5 resort = 157 wisatwan

Distribusi 200 wisatawan ke Tipe hunian = A : B : C = 1 : 2 : 2 Dapat ditentukan : Tipe A ( untuk 2 orang ) = 20 wisatawan

Tipe B ( untuk 4 orang ) = 40 wisatawan Tipe C ( untuk 6 orang ) = 60 wisatawan

Nama Ruang

Perhitungan Besaran Ruang

Luasan

A. Kelompok Kegiatan Pengunjung Kamar Tidur

Suite Room

: 48

Standart Room

: 24

Junior Suite Room : 36 m 2

Cottage (suite room): 8 buah

Luas 8 x 48 m 2

384 m 2

Cottage (junior suite room) : 23 buah

Luas 23 x 36 m 2

828 m 2

Kamar-kamar standart : 44 buah

Luas 44 x 24 m 2

1056 m 2

Function Room

Standart 2 m 2 / Kamar

Kapasitas 2,5 x jumlah kamar = 188 orang

Luas 2 m 2 x 188

375 m 2

Lobby asumsi

20 m 2

Ruang samping 1/3 luas ruang

Luas 1/3 m 2 x 375

125 m 2

Gudang kursi, standart 0,3 m 2 /

kursi Luas 0,3 m 2 x 188

56,4 m 2

Panggung / stage(asumsi)

Standart 1,5 m2 / tempat duduk

169,5 m2

Tabel IV.5. Tabel Analisa Besaran Ruang

Luas 1,5 m2 x 113 Dapur 40% x luas restoran Luas 40% x 169,5 m2

67,8 m2

Bar

Standart 1,1 m2 /tempat duduk Kapasitas sebanging dengan

restoran = 113 Luas 1,1 x 113

124,3 m2

Coffe Shop

Standart 0,7 m2 / kamar Kapasitas 75 Luas 0,7 x 75

52,5 m2

Dapur 40%

21 m2 Kolam Renang

Luas standart

833 m2

Ruang ganti untuk 10 orang Luas standart 1,62 m2 / orang Luas 1,62 m2 x 10

16,2 m2

Locker, asumsi kapasitas 40 Standart 0,3 m2 / orang Luas 0,3 m2 x 40

12 m2

KM / shower 10 buah Luas standart 2,2 m2 Luas 2,2 x 10

22 m2

Luas 2 x 593,2 m2 R. Ganti asumsi

30 m2 Playground

2000 m2 Telepon Umum

Kapasitas 4 box standart 1 m / box

Luas 4 x 1 m2

4 m2

R. Operator (asumsi)

12 m2 Warnet

Standart 2,25 m2 / kamar Luas 2,25 m2 x 75

168,75 m2

Lobby Lounge

Standart 1,6 m2 / kamar Luas 1,6 m2 x 75

120 m2

Standart 2,5 m2 / kamar Luas 2,5 m2 x 75

187,5 m2

Klinik Kesehatan

Asumsi

12 m2 Masjid / Musholla

Kapasitas diasumsikan menampung 50 orang

Standart 0,6 m2 Luas = 50 x 0,6 = 30 m2 Flow = 10% x 30 m2 = 3 m2 T. wudlu = 2 (1,5 x 2) = 6 m2

39 m2

Lavatory Pria

2 urinoir, standart 1,2 m2 Luas 2 x 1,2 m2

6,4 m2

Luas 2 x 1,5 m2

2 buah wastafel, standart 1 m2

2 x 1 m2

Lavatory Wanita

2 buah WC, standart 1,5 m2 Luas 2 x 1,5 m2

2 buah wastafel, standart 1 m2

2 x 1 m2

4 m2

Mini Market

A.2. FUNGSIONAL

A.2.1. Analisa Pendekatan Pemilihan Lokasi Dasar pertimbangan pemulihan lokasi :

a. Kesesuaian dengan RUTRK Tata guna lahan sebagai fasilitas pariwisata Pemanfaatan ruang dengan dominasi kegiatan berwisata

b. Kedekatan dengan wilayah objek wisata lainnya

c. Ketersediaan lahan yang cukup

d. Kemudahan pencapaian menuju lokasi (aksesibel)

e. Ketersediaan utilitas Dari beberapa banyak lokasi yang berpotensi untuk merencanakan dan merancang sebuah resort, telah ditentukan beberapa alternative lokasi yang akan menjadi site resort. Beberapa alternative tersebut antara lain :

Lokasi 1 Gili terawangan, adalah gili yang paling besar di antara 2 gili lainnya

yang terdapat di sebelah barat laut Lombok.Terawangan terletak yang terdapat di sebelah barat laut Lombok.Terawangan terletak

wisata. Gilimeno terletak disebelah timr gili terawangan berupa pedataran tinggi kurang lebih hanya 5m diatas permukaan laut.

Lokasi 3 Gili Air, adalah pulau yang terdekat dengan daratan pulau Lombok.

Pulau ini juga memiliki pantai yag sangat putih. Diantara tga gili , gili air merupakan gili yang jumlah penduduknya paling besar.

Respon : Dari perbandingan yang telah dilakukan antara lokasi1, lokasi 2 dan lokasi 3, resort direncanakan akan dibuat di dalam site 2. Hal ini dengan pertimbangan bahwa site 2 lebih memiliki potensi yang bagus untuk menarik wisatawan. Yaitu cukup dekat dengan pemukiman penduduk namun tidak terlalu banyak pemukiman disekitarnya, memiliki potensi view yang bagus, akses pencapaiannya mudah, serta memiliki area yang cukup tenang untuk area privat.

A.2.2. Analisa Pendekatan Pemilihan Site Analisa pendekatan site bertujuan untuk menentukan site yang sesuai

untuk resort di gili meno.

Dasar pertimbangan : Lokasi site yang memiliki view menarik Orientasi site ( dalam hal ini orientasi site beracuan pada

orientasi bangunan dalam arsitektur Lombok ) Pencapaian site

Ada beberapa alternative site yang ada di gili meno, antara lain :

Site 1, berada di sisi timur gili meno dan dekat dengan pantai. Aksesnya mudah dicapai karena sisi timur merupakan arah kedatangan perahu / kapal yang membawa wisatawan yang datang dari pelabuhan bangsal. View yang dapat di nikmatipun menarik. Tidak terlalu dekat dengan perumahan penduduk.

Site 2 Site 2 , berada di sisi barat gili meno

dan cukup dekat dengan pantai. Aksesnya cukup jauh dari tempat perahu yang membawa wisatawan. Akan tetapi, viewnya cukup banyak yaitu selain dapat melihat pantai (walaupun

menikmati pemandangan danau di bawah sunset. Site ini juga cukup dekat dengan perumahan penduduk.

Site 3 Site 3, berada di tengah gili meno.

Hampir sama dngan site 2 akan tetapi site ini lebih jauh dari pandangan melihat pantai dan cukup jauh pula dari sisi kedatangan wisatawan ke pulau. Dekat pula dengan perumahan penduduk.

Respon : Dari perbandingan yang telah dilakukan antara site 1, site 2 dan site 3, resort direncanakan akan dibuat di dalam site 1. Hal ini dengan pertimbangan bahwa site 1 lebih memiliki Respon : Dari perbandingan yang telah dilakukan antara site 1, site 2 dan site 3, resort direncanakan akan dibuat di dalam site 1. Hal ini dengan pertimbangan bahwa site 1 lebih memiliki

A.2.3. Analisa Pengolahan Pencapaian Site Analisa pencapaian ini meliputi analisa pencapain gili meno dan

pencapain site dalam gili meno tersebut. Dasar pertimbangan :

Lokasi gili meno bila menggunakan acuan dari Bandara Selaparang

Lombok, dapat diakses melalui 2 jalur utama. Kemudahan dalam Pecapaian ( transportasi / Kendaraan View di sekitar perjalanan menuju lokasi dan site

selaparang Lombok dapat melalui jalu timur maupun barat. Kedua jalur yang dilalui memiliki potensi masing-masing yang dapat dinikmati wisatawan dalam perjalanan menuju gili meno. Sisi barat berupa pemandangan pantai di sepan jang jalan dan sisi timur menikmati pemandangan hutan lindung yang biasa di sebut pusuk dan pemandangan alam yang dapat dilihat dari bukit atas. Setelah itu wisatawan akan sampai pada pelabuhan yang di sebut bangsal. Dari pelabuhan inilah wisatawan melakukan perjalanan laut menuju gili meno.

Pencahayaan alami memanfaatkan sinar matahari terutama pada pagi dan sore hari. Sedangkan, untuk angin memanfaatkan angin pantai sehingga memperoleh penghawaan alami yang optimal.

Dasar pertimbangan : Arah orientasi bangunan ( orientasi bangunan dalam filosofi arsitektur

lombok ) Jenis kegiatan dan pelaku dalam bangunan Arah pergerakan matahari Kecepatan angin pantai terhadap bangunan Arah mata angin

Analisa : setiap bangunan yang ada di resort diusahakan ,direncanakan dan di rancang memperoleh pencahayaan alami terutama pada pagi hari.

B. ANALISA

PENDEKATAN

KONSEP

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BERDASARKAN ARSITEKTUR LOKAL DAN ARSITEKTUR POSTMODERN