Universitas Sumatera Utara
2. Serat poliester yang telah ditiriskan dimasukkan kedalam polimer dengan perbandingan serat : polimer = 0,045 : 3. Setelah itu dilakukan penambahan monomer
sebanyak 1,5 ml dan diaduk pada pot akrilik dengan bantuan semen spatel. 3. Setelah adonan mencapai dough stage, adonan dimasukkan kedalam mold.
4. Resin akrilik polimerisasi panas yang sudah ditambahkan serat poliester ditutup dengan menggunakan plastik bening lalu kuvet atas dipasang dan kuvet
ditekan dengan pres hidrolik 1000 psi, lalu kuvet atas dibuka dan akrilik yang berlebihan dibersihkan dengan lekron.
5. Kuvet atas ditutup kembali dan dilakukan pres hidrolik dengan tekanan 2200 psi.
6. Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah supaya beradaptasi dengan baik, lalu dibiarkan selama 15 menit.
e. Resin akrilik polimerisasi panas dengan tambahan serat poliester 3 kelompok E
1. Serat poliester bentuk potongan kecil 6 mm sebanyak 0,135 gr untuk 1 sampel direndam dalam monomer selama 10 menit dalam wadah yang kemudian
ditiriskan. 2. Serat poliester yang telah ditiriskan dimasukkan kedalam polimer dengan
perbandingan serat : polimer = 0,045 : 3. Setelah itu dilakukan penambahan monomer sebanyak 1,5 ml dan diaduk pada pot akrilik dengan bantuan semen spatel.
3. Setelah adonan mencapai dough stage, adonan dimasukkan kedalam mold. 4. Resin akrilik polimerisasi panas yang sudah ditambahkan serat poliester
ditutup dengan menggunakan plastik bening lalu kuvet atas dipasang dan kuvet ditekan dengan pres hidrolik 1000 psi, lalu kuvet atas dibuka dan akrilik yang
berlebihan dibersihkan dengan lekron. 5. Kuvet atas ditutup kembali dan dilakukan pres hidrolik dengan tekanan
2200 psi. 6. Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah
supaya beradaptasi dengan baik, lalu dibiarkan selama 15 menit
Universitas Sumatera Utara
Gambar 11. Pres hidrolik OL 57 Manfredi, Italia
3.6.1.3 Proses Kuring
1. Kuvet dimasukkan dalam air pada suhu 25 C dan dipanaskan diatas
kompor selama 15 menit hingga mencapai 100 C fase I.
2. Suhu kuvet dijaga konstan 100 C dan dibiarkan selama 45 menit fase II.
3. Kuvet dibiarkan hingga mencapai suhu ruang untuk proses pendinginan.
3.6.1.4 Proses Penyelesaian
Sampel dikeluarkan dari kuvet, lalu akrilik yang berlebihan dibuang dan dirapikan dengan bur fraser dan bagian yang masih kasar dihaluskan dengan kertas
pasir waterproof no. 600 lalu sampel dimasukkan dalam aquadest dengan suhu 37
o
C selama 48 jam didalam inkubator.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 12. Sampel yang telah dihaluskan dengan kertas pasir Atlas no.600
3.6.2 Pengujian Kekuatan Impak
Pengujian kekuatan impak dilakukan dengan alat uji kekuatan impak Amslerotto Walpret Werke GMBH, Germany. Sampel diberi nomor pada kedua
ujungnya, kemudian ditempatkan dengan posisi horizontal yang bertumpu pada kedua ujung alat penguji, lalu lengan pemukul pada alat penguji dikunci, lalu kunci lengan
pemukul dilepaskan sehingga membentur sampel hingga patah. Energi yang tertera pada alat penguji dibaca dan dicatat dan dilakukan perhitungan kekuatan impak
KJm
2
.
Gambar 13. Alat uji kekuatan impak Amslerotto Walpret Werke
GMBH Germany.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 14. Sampel yang telah diletakkan pada posisinya
Gambar 15. Sampel yang telah diuji
Universitas Sumatera Utara 3.7 Kerangka Operasional
Model induk dari logam
Penanaman dalam kuvet mould
Kelompok C Kelompok D
Kelompok E Kelompok A
Kelompok B
Serat direndam dalam monomer lalu ditiriskan dan dimasukkan dalam polimer
Polimer dicampur kedalam monomer dan diaduk hingga mencapai fase dough stage
Pengisian akrilik dalam mould
Kuvet ditekan dengan pres hidraulik untuk pertama kali sebesar 1000 psi lalu ditunggu selama 5 menit kemudian dilakukan pengepresan kedua kali sebesar 2200 psi dan ditunggu selama 5 menit
Kuring dengan pemanasan air menggunakan kompor suhu 25 C hingga 100
C selama 15 menit dilanjutkan pemanasan pada suhu 100
C selama 45 menit Kuvet dibiarkan hingga mencapai suhu ruang
Penyelesaian akhir dengan menggunakan bur fraser dan kertas pasir atlas no 600 Sampel direndam dalam aquadest selama 48 jam dengan suhu 37
C menggunakan inkubator
Uji kekuatan impak amslerotto Walpret Werke GMBH, Germany
Pengumpulan data Analisis data
Hasil
Universitas Sumatera Utara 3.8 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan beberapa uji statistik, yaitu: 1. Analisis Univarian untuk mengetahui nilai rata-rata dan standar deviasi
masing-masing kelompok. 2. Uji One way ANOVA untuk mengetahui pengaruh penambahan serat kaca
dan serat poliester potongan kecil terhadap kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas.
3. Uji LSD untuk melihat perbedaan yang signifikan dari kekuatan impak bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas antar kelompok perlakuan.
Universitas Sumatera Utara BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Kekuatan Impak Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Tanpa Penambahan Serat, dengan Penambahan Serat Kaca
1 Potongan Kecil 6 mm, Serat Kaca 3 Potongan Kecil 6 mm, Serat Poliester 1 Potongan Kecil 6 mm dan Serat Poliester 3
Potongan Kecil 6 mm
Kekuatan impak bahan basis resin akrilik polimerisasi panas didapatkan dengan cara pengujian energi impak dengan menggunakan alat pengujian kekuatan
impak Amslerotto Walpret Werke GMBH Germany yang dinyatakan dengan satuan Joule. Energi yang tertera pada alat uji kekuatan impak dihitung dengan
menggunakan rumus kekuatan impak dengan satuan KJm
2
. Kekuatan impak terkecil resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat kelompok A adalah sebesar
4,5 KJm
2
, sedangkan kekuatan terbesar adalah sebesar 6,25 KJm
2
. Kekuatan impak terkecil resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca 1 6 mm
kelompok B adalah sebesar 7 KJm
2
, sedangkan kekuatan terbesar adalah 9 KJm
2
. Kekuatan impak terkecil resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan sera t
kaca 3 6 mm kelompok C adalah sebesar 6,5 KJm
2
, sedangkan kekuatan terbesar adalah 12 KJm
2
. Kekuatan impak terkecil resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat poliester 1 6 mm kelompok D adalah sebesar 6,75 KJm
2
, sedangkan kekuatan terbesar adalah 8,75 KJm
2
. Kekuatan impak terkecil resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat poliester 3 6 mm kelompok E
adalah sebesar 5,5 KJm
2
, sedangkan kekuatan terbesar adalah 11,5 KJm
2
. Kekuatan impak terkecil dari seluruh perlakuan adalah sebesar 4,5 KJm
2
pada resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat kelompok A, sedangkan kekuatan
impak terbesar dari seluruh perlakuan adalah sebesar 12 KJm
2
pada resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca 3 6 mm kelompok C. Tabel 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Kekuatan impak bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat, dengan penambahan serat kaca dan penambahan serat poliester
KJm
2
Keterangan : = Nilai Terkecil = Nilai Terbesar
Rerata dan SD dari kekuatan impak resin akrilik tanpa penambahan serat kelompok A adalah 5,29 ± 0,62 KJm
2
. Rerata dan standar deviasi SD dari kekuatan impak resin akrilik dengan penambahan serat kaca 1 6 mm kelompok B
adalah 7,96 ± 0,71 KJm
2
. Rerata dan standar deviasi SD dari kekuatan impak resin akrilik dengan penambahan serat kaca 3 6 mm kelompok C adalah 9,20 ± 1,78
KJm
2
. Rerata dan standar deviasi SD dari kekuatan impak resin akrilik dengan penambahan serat poliester 1 6 mm kelompok D adalah 7,62 ± 0,75 KJm
2
. Rerata dan standar deviasi SD dari kekuatan impak resin akrilik dengan penambahan serat
poliester 3 6 mm kelompok E adalah 8,79 ± 2,07 KJm
2
. Tabel 2 Tabel 2. Rerata dan SD kekuatan impak bahan basis gigitiruan resin akrilik
polimerisasi panas tanpa penambahan serat, dengan penambahan serat kaca dan penambahan serat poliester KJm
2
. Kelompok
N X±SD
Tanpa Serat A 6
5,29 ± 0,62 Serat Kaca 1 B
6 7,96 ± 0,71
Serat Kaca 3 C 6
9,20 ± 1,78 Serat Poliester 1 D
6 7,62 ± 0,75
Serat Poliester 3 E 6
8,79 ± 2,07 No
Tanpa Serat A
Serat Kaca 1 6 mm B
Serat Kaca 3 6 mm C
Serat poliester 1
6mm D Serat
poliester 3 6 mm E
1 5
8,5 8,5
7 10,25
2 5,25
8 9,25
7,5 5,5
3 5
9 9,25
6,75 9
4 5,75
7,5 6,5
7,5 11,5
5 6,25
7,75 12
8,75 8,75
6 4,5
7 9,75
8,25 7,75
Universitas Sumatera Utara 4.2 Pengaruh Penambahan Serat Kaca 1 Potongan Kecil 6 mm, Serat
Kaca 3 Potongan Kecil 6 mm, Serat Poliester 1 Potongan Kecil 6 mm, dan Serat Poliester 3 Potongan Kecil 6 mm Terhadap
Kekuatan Impak Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Pengaruh penambahan serat kaca dan serat poliester pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas terhadap kekuatan impak dianalisis dengan
menggunakan uji one way ANOVA ANOVA satu arah. Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji Levene untuk mengetahui homogenitas data.
Hasil uji homogenitas menunjukkan nilai 1,504 dengan tingkat signifikansi p = 0,231 p 0,05. Nilai ini menunjukkan data yang diperoleh homogen. Tabel 3
Tabel 3. Hasil uji Levene terhadap data hasil penelitian Levene Statiatics
df1 df2
Sig. 1,504
4 25
0,231
Setelah uji homogenitas dilakukan, dilakukan uji ANOVA satu arah. Hasil uji menunjukkan signifikansi p = 0,001 p 0,05. Nilai ini menunjukkan adanya
pengaruh penambahan serat kaca 1 ukuran 6 mm, serat kaca 3 ukuran 6 mm, serat poliester 1 ukuran 6 mm dan serat poliester 3 ukuran 6 mm terhadap kekuatan
impak bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Tabel 4
Tabel 4. Hasil uji ANOVA satu arah terhadap kekuatan impak Sum of Squares
df Mean Square F
Sig. Between Groups
Within Groups Total
55,867 44,677
100,544 4
25 29
13,967 1,787
7,815 0,001
Universitas Sumatera Utara 4.3 Perbedaan Pengaruh Penambahan Serat Kaca 1 Potongan Kecil 6
mm, Serat Kaca 3 Potongan Kecil 6 mm, Serat Poliester 1 Potongan Kecil 6 mm, dan Serat Poliester 3 Potongan Kecil 6 mm
Terhadap Kekuatan Impak Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Setelah dilakukan uji ANOVA satu arah, selanjutnya dilakukan uji LSD Least Significant Different untuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang
bermakna. Hasil uji LSD pada penelitian ini menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antar beberapa kelompok, yaitu kelompok tanpa penambahan serat
kelompok A dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 1 6 mm kelompok B dengan nilai p = 0,002 p 0,05, kelompok tanpa penambahan serat kelompok
A dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 3 6 mm kelompok C dengan nilai p = 0,001 p 0,05, kelompok tanpa penambahan serat kelompok A dengan
kelompok dengan penambahan serat poliester 1 6 mm kelompok D dengan nilai p = 0,006 p 0,05, kelompok tanpa penambahan serat kelompok A dengan
kelompok dengan penambahan serat poliester 3 6 mm kelompok E dengan nilai p = 0,001 p 0,05.
Hasil uji LSD juga menunjukkan adanya beberapa perlakuan yang tidak bermakna antar beberapa kelompok, yaitu antara kelompok B dan kelompok C
dengan nilai p = 0,118 p 0,05, antara kelompok B dan kelompok D dengan nilai p = 0,670 p 0,05, antara kelompok B dan kelompok E dengan nilai p = 0,291 p
0,05, antara kelompok C dan kelompok D dengan nilai p = 0,051 p 0,05, antara kelompok C dan kelompok E dengan nilai p = 0,594 p 0,05 dan antara kelompok
D dan kelompok E dengan nilai p = 0,143 p 0,05. Tabel 5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Perbedaan pengaruh penambahan serat kaca dan penambahan serat poliester terhadap kekuatan impak bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas
KJm
2
Kelompok N
X±SD p
Tanpa Serat A 6
5,29 ± 0,62 0,001
Serat Kaca 1 B 6
7,96 ± 0,71 Serat Kaca 3 C
6 9,20 ± 1,78
Serat Poliester 1 D 6
7,62 ± 0,75 Serat Poliester 3 E
6 8,79 ± 2,07
Rerata kekuatan impak yang berbeda adalah antara: -
Tanpa serat dengan serat kaca 1 0,002 -
Tanpa serat dengan serat kaca 3 0,001 -
Tanpa serat dengan serat poliester 1 0,006 -
Tanpa serat dengan serat poliester 3 0,001 -
Serat kaca 1 dengan serat kaca 3 0,118 -
Serat kaca 1 dengan serat poliester 1 0,670 -
Serat kaca 1 dengan serat poliester 3 0,291 -
Serat kaca 3 dengan serat poliester 1 0,051 -
Serat kaca 3 dengan serat poliester 3 0,594 -
Serat poliester 1 dengan serat poliester 3 0,143 Keterangan : = Signifikan
Setelah uji LSD dilakukan, dapat terlihat adanya beberapa kelompok perlakuan yang bermakna dan beberapa kelompok perlakuan yang tidak bermakna.
Kelompok perlakuan yang bermakna antara lain kelompok A dan kelompok B, kelompok A dan kelompok C, kelompok A dan kelompok D serta kelompok A dan
kelompok E. Kelompok perlakuan yang tidak bermakna antara lain kelompok B dan kelompok C, kelompok B dan kelompok D, kelompok B dan kelompok E, kelompok
C dan kelompok D, kelompok C dan kelompok E serta kelompok D dan kelompok E. Tabel 6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Pasangan perlakuan yang signifikan dan pasangan perlakuan yang tidak signifikan.
Pasangan perlakuan yang signifikan p0,05
Pasangan perlakuan yang tidak signifikan p0,05
Kelompok A dan kelompok B 0,002 Kelompok B dan kelompok C 0,118
Kelompok A dan kelompok C 0,001 Kelompok B dan kelompok D 0,670
Kelompok A dan kelompok D 0,006 Kelompok B dan kelompok E 0,291
Kelompok A dan kelompok E 0,001 Kelompok C dan kelompok D 0,051
Kelompok C dan kelompok E 0,594 Kelompok D dan kelompok E 0,143
Universitas Sumatera Utara BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Metodologi Penelitian