PERJANJIAN ONLINE UNTUK BERARBITRASE

Seiring dengan semakin matangnya teknologi internet, penyelesaian sengketa dengan memanfaatkan teknologi sudah demikian banyaknya. Akan tetapi perhatian terhadap arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa secara online dalam penyelesaian sengketa perdagangan secara elektronik di Indonesia masih sangat kurang. Sampai sejauh ini Badan Arbitrase Nasional Indonesia BANI memanfaatkan penggunaan e-mail dalam menjalankan prosedur berarbitrase dalam sengketa offline. Padahal perkembangan di luar negeri menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi untuk penyelesaian sengketa perdagangan secara elektronik sudah menjadi suatu kebutuhan.

3. TEKNIK ATAU TATA CARA ARBITRASE ONLINE

Arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa secara online tidak jauh berbeda dari arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa secara konvensional yang sudah dikenal. Perbedaannya hanyalah mengenai cara yang digunakan, yaitu penggunaan sarana – sarana elektronik dalam penyelenggaraannya. Dalam arbitrase online, pendaftaran perkara, pemilihan arbitrator, penyerahan dokumen – dokumen, permusyawarahan para arbitrator dalam hal tribunal arbitrase lebih dari seorang arbitrator, pembuatan putusan, serta pemberitahuan akan adanya putusan dilakukan secara online.

3.1. PERJANJIAN ONLINE UNTUK BERARBITRASE

Terdapat dua macam perjanjian yang biasanya ada dalam suatu website, yaitu perjanjian yang ditutup dengan cara mengklik clickwrap agreement 50 dan perjanjian 50 Clickwrap agreement adalah suatu kontrak untuk pembelian atau penggunaan barang atau jasa yang ditawarkan oleh pedagang online. Pembeli online harus menyetujui persyaratan – persyaratan yang disebutkan dalam kontrak dengan mengklik icon yang biasanya berisi tulisan seperti I agree, I Accept, OK, Setuju sebelum melengkapi transaksinya. yang ditutup dengan cara mem-browse browsewrap agreement . 51 Browsewrap agreement berbeda dari clickwrap agreement, pengguna tidak diwajibkan untuk mengklik apapun sebelum melengkapi transaksinya. Article IV Konvensi New York, untuk bagian yang relevan menyangkut topik ini menentukan : 52 To obtain the recognition and enforcement mentioned in the preceding Article, the party applying for recognition and enforcement shall, at the time of the application supply : a. ............... b.The oroginal agreement referred to in Article II or a duly certified copy thereof. Untuk mendapatkan pengakuan dan pelaksanaan sebagaimana disebut dalam pasal sebelumnya, pihak yang mengajukan permohonan pengakuan pelaksanaan harus pada waktu pengajuan permohonan, menyerahkan : a. .............. b. Perjanjian yang asli sebagaimana disebut dalam Article II atau salinan yang sudah dilegalisir sebagaimana mestinya . terjemahan bebas Article II 1 Konvensi New York menentukan : Each Contracting State shall recognize an agreement in writing under which the parties undertake to submit to arbitration all or any differences which have arisen or may arise between them in respect of a defined legal relationship, whether contractual or not, concerning a subject matter capable of settlement by arbitration. “Setiap negara peserta pada konvensi ini harus mengakui perjanjian yang dibuat secara tertulis di mana para pihak menyetujui untuk menyerahkan kepada arbitrase semua atau setiap perbedaan pendapat yang timbul atau yang mungkin timbul di antara 51 Browsewrap agreement, pembeli atau pengguna online menyetujui persyaratan dalam kontrak dengan melihat isi dari situs yang bersangkutan. Persyaratan biasanya dapat dibaca pada link yang terdapat tulisan seperti Terms, Terms and Condition, Terms of Services, Persyaratan atau Ketentuan. 52 Paustinus Siburian, Ibid, hal.57-58. mereka mengenai suatu hubungan hukum, baik yang didasarkan pada kontrak maupun tidak, menyangkut suatu masalah yang dapat diselesaikan melalui arbitrase. “ Article II 2 : The term “ agreement in writing “ shall include an arbitral clause in a contract or an arbitration agreement, signed by the parties or contained in an exchange of letters or telegrams. “Istilah “ perjanjian yang dibuat secara tertulis “ harus mencakup klausula arbitrase dalam suatu kontrak atau suatu perjanjian arbitrase yang ditandatangani oleh para pihak atau terdapat dalam pertukaran surat atau telegram “. Dari ketentuan – ketentuan dalam Konvensi New York tersebut, terdapat tiga persyaratan perjanjian arbitrase, yaitu tertulis, ditandatangani, dan asli. Melihat ketentuan dalam Article IV tersebut, terdapat ketidakcocokan dengan Article II Konvensi New York, jika perjanjian arbitrase terdapat dalam pertukaran surat dan telegram, tidak ada kewajiban untuk membubuhkan tanda tangan Article II 2 Konvensi New York. Kekurangan pada adanya tanda tangan membuka permasalahan keaslian originality perjanjian yang diwajibkan dalam Article IV Konvensi New York yang telah ditentukan. Dari ketentuan – ketentuan tersebut membangun dua asas pemikiran. Pertama, kita dapat membuat argumen hukum bahwa tanpa adanya tanda tangan maka tidak akan ada sesuatu yang asli. Dengan demikian kita dapat sampai pada suatu penafsiran mengenai Article IV 1 bahwa keaslian hanya dapat dipenuhi jika perjanjian dibubuhi dengan tanda tangan. Perjanjian yang dibuat melalui pertukaran faks, e-mail, dan perjanjian online tidak memenuhi persyaratan mengenai keaslian. Jika hendak diakui keasliannya maka diperlukan tindakan lebih jauh dengan membubuhkan tanda tangan pada print out dari faks, e- mail, dan perjanjian online. Kedua, dapat ditafsirkan bahwa suatu perjanjian dapat disebut asli, bahkan jika tidak ada tanda tangan. Surat perjanjian yang asli ini adalah merupakan konversi dari sinyal yang dikirimkan oleh petugas telegram. Dengan melihat hal ini, perjanjian arbitrase yang dikirimkan melalui faks, e-mail, dan perjanjian online dapat dipertimbangkan sebagai suatu perjanjian yang asli. Pengadilan di Indonesia sejauh ini belum bersikap mengenai keberlakuan perjanjian arbitrase online berhubung belum ada perkara yang diajukan menyangkut soal ini di pengadilan. Akan tetapi, dalam berbagai kasus di luar negeri hampir dapat dikatakan tidak ditolak oleh pengadilan. Hal ini terjadi karena memang langkah yang ditempuh untuk suatu perjanjian sudah terpenuhi.

3.2. PROSEDUR BERARBITRASE DI DUNIA MAYA