Latar Belakang Tujuan Harvesting models in fishery management

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi kepunahan mungkin dapat terjadi. Hal ini disebabkan karena kecanggihan alat penangkapan ikan dan peningkatan penangkapan ikan yang dilakukan manusia. Untuk menghindari kepunahan, ada beberapa strategi pemanenan yang dapat dilakukan. Pemanenan merupakan salah satu kegiatan yang dipilih masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya perikanan. Di dalam melakukan pemanenan diperlukan berbagai sarana sebagai input yang biasa disebut sebagai usaha pemanenan. Hal yang sangat penting dalam manajemen perikanan adalah diperolehnya keuntungan maksimum yang dapat berkelanjutan. Hal penting lainnya adalah usaha pemanenan tanpa menggerakkan sistem lingkungannya menuju kepunahan Brauer Soudack, 1981. Strategi pemanenan yang dapat diterapkan dalam manajemen perikanan, diantaranya pemanenan yang dilakukan secara konstan, proporsional, threshold proporsional, dan musiman. Model persamaan diferensial dapat digunakan untuk memperoleh berbagai model pemanenan. Dengan melakukan analisis terhadap model pemanenan tersebut dapat dilihat dinamika populasi dan pengaruh peubah kontrol usaha pemanenan terhadap nilai kestabilan dan dinamika populasinya. Karya ilmiah ini menjelaskan pemanenan-pemanenan yang dapat diterapkan dalam manajemen perikanan dan pengaruh dari usaha pemanenan terhadap dinamika populasinya. Sebagai contoh penerapannya dibahas pula pemanenan optimal yang memberikan keuntungan maksimum dan berkelanjutan sustainable. Pembahasan pemanenan optimal hanya dibatasi untuk pemanenan yang dilakukan secara konstan dan proporsional.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan karya ilmiah ini meliputi: 1. memodelkan dinamika populasi ikan dan analisis kestabilannya; 2. menganalisis pengaruh peubah kontrol terhadap nilai kestabilan dan dinamika populasinya; 3. menganalisis model kebijakan pemanenan optimal yang memberikan keuntungan maksimum dan berkelanjutan. II LANDASAN TEORI

2.1 Persamaan Diferensial Biasa PDB