jenis-jenis  program  kegiatan  pembinaan  keagamaan  terhadap  nara pidana  dan  metodenya,  c.  factor  penunjang  dan  penghambat
pelaksanaan pembinaan mental keagamaan terhadap nara pidana. Adapun  yang  membedakan  penelitian  skripsi  penulis  dengan  penelitian
sebelumnya  adalah  subjek  dan  objek  penelitiannya.  Yang  menjadi  subjek  dalam penelitian ini adalah peran pembimbing dan tiga warga binaan sosial dalam hal ini
lansia  di  Panti  Sosial  Tresna  Werdha  Budi  Mulia  2  Cengkareng:  serta  yang menjadi  objek  penelitian  ini  adalah  peran  pembimbing  rohani  Islam  dalam
memperbaiki kesehatan mental lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 Cengkareng.
Hal tersebut dikarenakan penulis merasa perlu dilakukan suatu pengkajian dan  penelitian  mengenai  peran  bimbingan  rohani  karena  hal  yang  paling
mendasari hasil yang dicapai dari suatu bimbingan adalah fungsi peran itu sendiri apakah sudah berjalan sesuai dengan aturan-aturan atau belum.
Di  tempat  Panti  Sosial  Tresna  Werdha  Budi  Mulia  2  Cengkareng  ini dilakukan  bimbingan  rohani  Islam  bagi  warga  binaan  sosial  lansia  sebanyak
empat kali dalam Seminggu.
E. Sistematika Penulisan
Untuk  mempermudah  pembahasan  penulisan  skripsi  ini  disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada  bab  ini  berisikan  tentang  latar  belakang  masalah,  fokus penelitian,  rumusan  masalah,  tujuan  penelitian,  manfaat
penelitian, tinjauan dan sistematika penulisan.
BAB II  : LANDASAN TEORI
Pada  bab  ini  berisikan  tentang  peran  pengertian  peran,  fungsi peran  dan  macam-macam  peran,  pembimbing  rohani  Islam
pengertian  pembimbing rohani  Islam,  syarat  pembimbing rohani Islam,  tujuan  dan  fungsi  bimbingan  rohani  Islam,  metode
bimbingan  rohani  Islam  dan  unsure  materi  bimbingan  rohani Islam,  kesehatan  mental  pengertian  kesehatan  mental,  ciri-ciri
kesehatan mental dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental  dan  lanjut  usia  pengertiang  lanjut  usia,  ciri-ciri  lanjut
usia dan psikologi perkembangan lansia.
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
Pada  bab  ini  berisi  tentang  metode  penelitian,  subjek  dan  objek penelitian,  lokasi  dan  waktu  penelitian,  teknik  pengumpulan  data
observasi,  awancara  dan  dokumentasi,  teknik  analisis  data, teknik penulisan.
BAB IV  : GAMBARAN UMUM TENTANG PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 2 CENGKARENG
Bab  ini  berisikan  tentang  gambaran  umum  Panti  Sosial  Tresna Werdha  Budi  Mulia  2  Cengkareng  terdiri  dari  sejarah,  visi  dan
misi,  sejarah  berdirinya,  kedudukan,  tugas,  tujuan,  dasar  hukum, sasaran pelayanan, sarana dan prasarana,  persyaratan penerimaan
dan struktur organisasi .
BAB V  : TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab  ini  berisikan  tentang  konsep  aturan  bimbingan  rohani, deskripsi  informan  identitas  pembimbing  dan  yang  diibimbing
atau lansia, pelaksanaan bimbingan rohani di Panti Sosial Tresna Werdha  Budi  Mulia  2  Cengkareng,  metode  bimbingan  rohani
dalam  memperbaiki  lesehatan  mental  lansia,  faktor  pendukung dan penghambat kegiatan bimbingan rohani.
BAB V  : PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
14
BAB II
LANDASAN TEORI A.
Peran 1.
Pengertian Peran
P eran dalam “Kamu Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain
sandiwara  film,  tukang  lawak  pada  pemain  makyong,  perangkat  tingkah yang  diharapkan  dimiliki  oleh  orang  yang  berkedudukan  di  masyarakat.
1
Sedangkan  dalam  Kamus  Modern,  peran  diartikan  sesuatu  yang  menjadikan kegiatan  atau  memegang  pemimpin  yang  utama.
2
Sementara  dalam  Kamus Ilmiah  Populer,  peran  mempunyai  arti  orang  dianggap  sangat  berpengaruh
dalam  kelompok  masyarakat  dan  menyumbangkan  pikiran  maupun  tenaga demi suatu tujuan.
3
Teori peran  ini  merupakan  sarana  untuk  menganalisis  sistem  sosial, dan  peran  yang  dipahami  sebagai  aspek  dinamis  dari  posisi  sosial  societally
diakui atau status. Dalam teori Biddle dan Thomas membagi istilah dalam teori peran dalam 4 golongan, yaitu istilah-istilah yang menyangkut:
a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.
c. Kedudukan orang-orang dan perilaku.
1
Departemen  Pendidikan  Nasional,  Kamus  Besar Bahasa  Indonesia,  Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. Ke-2.  h. 854.
2
Wjs.  Poerwadarmita,  Kamus  Modern,  Jakarta: Jembatan, 1976, Cet. Ke-2, h. 473.
3
Media Center, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta: Mitra Press, 2002, Cet. Ke-1, h. 251.
d. Kaitan antara orang dan perilaku.
4
Peran  role  merupakan  aspek  yang  dinamis  dari  kedudukan  status artinya,  seseorang  telah  menjalankan  hak-hak  dan  kewajiban-kewajibannya
sesuai  dengan  kedudukannya,  maka  orang  tersebut  telah  melaksanakan sesuatu  peran.  Keduanya  tak  dapat  dipisahkan  karena  satu  dengan  yang  lain
saling  tergantung,  artinya  tidak  ada  peran  tanpa  status  dan  tidak  ada  status tanpa peran. Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang,
di  samping  itu  peran  menyebabkan  seseorang  dapat  meramalkan  perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat  menyesuaikan
perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Suatu peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu:
a. Peran  meliputi  norma-norma  yang  dihubungan  dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. b.
Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat.
c. Peran  dapat  dikatakan  sebagai  perilaku  individu  yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
5
Dari  pengertian  di  atas  penulis  dapat  menyimpulkan  bahwa  peran adalah  orang  yang  berkedudukan  dan  memiliki  pengaruh  bagi  orang  lain
4
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: Rajawali, 1984, Cet Ke-1, h. 234.
5
J.  Dwi  Narwoko,  dan  Bagong  Suyanto,  Sosiologi:  Teks  Pengantar  Dan  Terapan, Jakarta: Kencana, 2007, Cet Ke-3, h. 158-159.