Pengujian Validitas HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 9. Hasil pengujian validitas VariableItem r hitung R tabel one tail ValidTidak Bukti Langsung BL1 0,237 0,168 Valid BL2 0,479 BL3 0,360 BL4 0,218 BL5 0,401 BL6 0,506 Keandalan K1 0,575 0,168 Valid K2 0,611 K3 0,581 K4 0,520 K5 0,401 Jaminan JM1 0,420 0,168 Valid JM2 0,398 JM3 0,400 0,168 Valid JM4 0,405 JM5 0,281 Empati EM1 0,705 0,168 Valid EM2 0,611 EM3 0,551 Kepuasan Konsumen KK1 0,884 0,168 Valid KK2 0,250 KK3 0,771 KK4 0,884 Data primer yang diolah, 2014

4.4. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi konstrukpeubah penelitian. Suatu peubah dikatakan reliable keandal, jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Tingkat reliabilitas suatu konstruk penelitian dapat dilihat dari hasil statistik Cronbach Alpha α suatu dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Ghozali, 2005. Hasil perhitungan reliabilitas oleh SPSS dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel, 10. Hasil pengujian reliabilitas Peubah Nilai Cronbach’s Alpha Based on Standardized Item Keterangan Bukti Langsung 0,764 Reliabel Keandalan 0,782 Jaminan 0,626 Empathy 0,764 Kepuasan Konsumen 0,853 Sumber. Data primer yang diolah 2014 Seperti terlihat pada Tabel 10, semua pernyataan pada kuesioner dinilai reliabel, karena nilai Nilai Cronbach’s Alpha Based on Standardized Item pada setiap peubah 0,6.

4.5. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara peubah independent. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF Variance Inflation Factor dan Toleransinya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,5, maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis bebas dari multikolinieritas. Kemudian apabila nilai VIF berada di bawah 10 dan nilai toleransi mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat multikolinieritas Santoso, 2000. Hasil uji Multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel, 11. Hasil Uji Multikolinieritas Collinearity Statistic Peubah Toleran VIF Bukti Langsung 0.647 1.545 Keandalan 0.636 1.572 Jaminan 0.486 2.056 Empaty 0.783 1.277 Sumber: Data primer yang diolah 2014 Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa model regresi tidak mengalami gangguan multikolinieritas. Hal ini tampak pada nilai tolerance masingmasing peubah lebih besar dari 10 persen 0,1. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing peubah kurang dari 10, maka disimpulkan tidak ada multikolinieritas antar peubah bebas dalam model regresi tersebut. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, Santoso, 2000. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi peubah terikat ZPRED dan nilai residualnya SRESID. Jika titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur seperti gelombang besar melebar, kemudian menyempit maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dari program SPSS dapat dilihat pada Gambar 3.