Perbandingan GT Tertara terhadap GT Hasil Pengukuran

40 kapal cepat perbandingannya lebih dari 1,2 dan untuk kapal-kapal lambat nilai ini kurang dari 0,8. Tabel 4 memperlihatkan bahwa perbandingan antara kecepatan kapal dan panjang kapal. Tabel 4 Perbandingan antara kecepatan dan panjang kapal purse seine di Kabupaten Takalar Sinar Bahagia Minasa 3 Minasa 5 Bone 1 Bone 2 Taruna Cahaya Bone 1 Kurnia 1 V kecepatan 10,53 2,56 2,5 6,1 5,59 6,32 5,09 10,56 L Panjang 18,98 19,1 19,4 17,05 18,2 14,4 16,5 16,8 V √L 2,42 0,59 0,57 1,48 1,31 1,67 1,25 2,58 Tabel 4 memperlihatkan bahwa kapal-kapal yang mempunyai perbandingan dengan nilai kurang dari 0,8 sebagai kapal-kapal yang lambat adalah Minasa 5 dan Minasa 3, dan kapal-kapal cepat yang mempunyai perbandingan dengan nilai lebih dari 1,2 adalah Sinar Bahagia, Bone1, Bone 2, Taruna, Cahaya Bone 1, dan Kurnia 1, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 26. 2 4 6 8 10 12 5 10 15 20 25 30 Panjang kapal m K e c e pa ta n k a pa l k not Sinar Bahagia Minasa 3 Minasa 5 Bone 1 Bone 2 Taruna Cahaya Bone 1 Kurnia 1 V √L =0.8 V √L =1 V √L =1.2 Gambar 26 Perbandingan panjang kapal dan kecepatan kapal

4.5 Perbandingan GT Tertara terhadap GT Hasil Pengukuran

Berdasarkan PP No. 51 Th 2002 bahwa setiap kapal yang digunakan untuk berlayar wajib diukur. Surat ukur adalah surat kapal yang memuat ukuran dan tonase kapal berdasarkan hasil pengukuran. Pengukuran kapal dapat dilakukan menurut 3 tiga metode : a pengukuran dalam negeri; b pengukuran internasional; c pengukuran khusus. Metode pengukuran dalam negeri dilakukan 41 untuk pengukuran dan penentuan tonase kapal yang berukuran panjang kurang dari 24 m dua puluh empat meter. Metode pengukuran internasional dilakukan untuk pengukuran dan penentuan tonase kapal yang berukuran panjang 24 m dua puluh empat meter atau lebih. Metode pengukuran khusus dilakukan untuk pengukuran dan penentuan tonase kapal yang akan melewati terusan tertentu. Purbayanto et al. 2004 menyebutkan bahwa pengukuran GT kapal baik secara internasional maupun dalam negeri bukanlah merupakan hal yang mudah dilakukan. Terlebih jika pengukurannya diterapkan secara langsung pada kapal. Selain kesulitan-kesulitan teknis, pengukuran GT di lapang membutuhkan waktu dan tingkat ketelitian yang tinggi. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka tonage kapal dapat dianggap sebagai pemberi penghasilan sebuah kapal, sehingga pajak-pajak yang dibebankan pada sebuah kapal tergantung dari tonage sebuah kapal. Adapun GT yang tertera pada kapal yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 GT hasil Pengukuran dan GT tertera Dimensi Utama Sinar Bahagia Minasa 3 Minasa 5 Bone 1 Bone 2 Taruna Cahaya Bone 1 Kurnia 1 GT tertera 20 22 23 22 23 20 22 20 GT pengukuran 21 27 28 28 30 22 26 20 Ukuran besarnya kapal tidak hanya tergantung dari panjang atau lebar kapal melainkan tergantung dari panjang, lebar dan tinggi kapal, karena ukuran besarnya kapal merupakan kapasitasdaya muat. Sehingga dalam kegiatan penangkapan, sebaiknya dipikirkan bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan dalam eksploatasi suatu kapal harus sebanding dengan kemampuan kapal dalam memberikan penghasilan. Hasil perhitungan GT pengukuran dari ruang tertutup di atas dek meliputi panjang p, lebar l, dan tinggi t serta ruang tertutup dibawah dek meliputi panjang total kapal LOA, panjang garis tegak kapal LPPLBP, panjang sarat air kapal LWL, lebar kapal B, dalam kapal D. Hasil perhitungan pada persamaan 1 GT untuk pengukuran sangat berbeda dengan GT yang tertera pada surat ukur kapal, ditunjukkan pada Gambar 27. 42 5 10 15 20 25 30 35 10 20 30 40 GT pengukuran GT t e rt e ra GTp = GT t Sinar B ahagia M inasa 3 M inasa 5 B o ne 1 B o ne 2 Taruna Cahaya B o ne 1 Kurnia 1 Gambar 27 Perbandingan nilai GT pengukuran dan GT tertera Gambar 27 menunjukkan bahwa GT hasil pengukuran lebih banyak terdapat di daerah GT pengukuran dibandingkan GT yang tertera, yang menunjukkan bahwa GT hasil pengukuran tidak sama dengan GT tertera. Selain itu hal ini juga menunjukkan bahwa GT hasil pengukuran lebih besar dibandingkan dengan GT tertera. Hal ini disebabkan karena GT pengukuran lebih fokus pada pengukuran sedangkan nilai GT yang tertera hanya berdasarkan nilai perkiraan. 4.6 Hubungan Antara GT dan HP Seorang pemilik kapal apabila kapalnya telah selesai dibuat maka ia harus memikirkan mesin apa yang cocok dengan ukuran kapal yang telah ia buat agar sesuai dan efisien. Dussardier 1960 menyarankan agar mesin yang digunakan pada kapal sebaiknya mempunyai tenaga sekitar 3,0-3,5 dari gross tonage GT kapal tersebut. Hubungan GT dan HP ditunjukkan pada Gambar 28. Nilai GT yang ditunjukkan pada Gambar 28 adalah antara 15–33 GT. Untuk nilai HP 3,0 kali dari nilai GT adalah 45-99, sedangkan nilai HP 3,5 kali dari nilai GT adalah 52,5-115,5. 43 20 40 60 80 100 120 140 5 10 15 20 25 30 35 GT HP HP 1 = 3.0 x GT HP 2 = 3.5 x GT ` Gambar 28 Hubungan GT dan HP

4.7 Hubungan Antara GT, HP dan Kecepatan V