Gambaran Umum Kabupaten Bogor

IV. GAMBARAN UMUM

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor merupakan suatu daerah tingkat II di Jawa Barat yang mempunyai luas wilayah sebesar 2.301,95 Km 2 . Batas Kabupaten Bogor sebelah utara adalah Kota Depok, batas barat dengan Kabupaten Lebak, batas barat daya dengan Kabupaten Tangerang, batas timur dengan Kabupaten Purwakarta, batas timur laut dengan Kabupaten Bekasi, batas selatan dengan Kabupaten Sukabumi, dan batas tenggara dengan Kabupaten Cianjur. Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan, 427 desakelurahan, 3.516 RW, dan 13.603 RT berdasarkan data pada tahun 2006. Sementara itu, jumlah penduduk Kabupaten Bogor akan ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2006-2009 Tahun Jumlah Penduduk jiwa 2006 4.216.186 2007 4.316.236 2008 4.402.026 2009 4.453.927 Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2010 Berdasarkan Tabel 4.1.dapat dilihat pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Bogor dari tahun 2006 sampai 2009. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor cenderung mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Jumlah penduduk pada data terakhir yaitu pada tahun 2009 sebesar 4.453.927. Pertumbuhan penduduk yang selalu mengalami peningkatan menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan penduduk termasuk peningkatan kebutuhan pangan. Bahkan jumlah penduduk Kabupaten Bogor tercatat sebagai jumlah penduduk terbesar diantara Kabupaten lain di Jawa Barat. Sementara itu, perekonomian wilayah Kabupaten Bogor dilihat berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor akan ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2002-2005 Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi 2002 4,48 2003 4,81 2004 5,56 2005 5,85 Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2005 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat PDRB Kabupaten Bogor dari tahun 2002 sampai 2005. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa Kabupaten Bogor memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang selalu meningkat pada periode 2002 sampai 2005. Pada Tahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,85 persen yang meningkat 0,29 persen dari tahun sebelumnya. Sektor-sektor perekonomian Kabupaten Bogor juga menentukan besarnya laju pertumbuhan ekonomi. Sektor yang menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja akan ditunjukkan pada Tabel 4.3. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat jumlah tenaga kerja pada masing- masing sektor di Kabupaten Bogor. Sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah sektor perdagangan sebesar 356.304. kemudian dilanjutkan oleh sektor industri yang menyerap tenaga kerja sebesar 283.831. Tabel 4.3. Data Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Utama Kabupaten Bogor Tahun 2006 Lapangan Usaha Utama Jumlah Pertanian 258.631 Pertambangan dan Galian 18.751 Industri 283.831 Listrik, Gas, dan Air Minum 2.451 Konstruksi 66.022 Perdagangan 356.304 Komunikasi 123.057 Keuangan 26.946 Jasa-jasa 248.745 Lainnya 4.892 Jumlah 1.389.630 Sumber : Departemen Perindustrian, 2007 Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat bahwa pertanian yang merupakan salah satu sektor unggulan Kabupaten Bogor yang menyerap tenaga kerja sebesar 258.631. Sektor pertanian ini merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar ketiga setelah sektor perdagangan, dan industri. Ketiga sektor unggulan tersebut harus mendapatkan perhatian dari pemerintah agar penyerapan hasil dari ketiga sektor tersebut dalam PDRB Kabupaten Bogor dapat terserap secara optimal. Pertanian sebagai salah satu sektor unggulan Kabupaten Bogor harus mendapatkan prioritas dari pemerintah. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi pertanian juga harus diperhatikan terutama adalah luas lahan. Luas lahan dan produksi padi di Kabupaten Bogor akan ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.4. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Sawah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Tahun Luas Tanam Ha Luas Panen Ha Produktivitas KuHa Produksi Ton 2005 79.970 76.476 52,81 403.860 2006 79.140 73.932 54,04 399.501 2007 87.304 82.103 56,84 466.656 2008 85.208 81.415 58,63 477.344 Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2010 Berdasarkan pada Tabel 4.4 dapat dilihat luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi sawah Kabupaten Bogor. Dari tabel tersebut terlihat bahwa luas tanam dan luas panen cenderung fluktuatif bahkan terjadi penurunan pada tahun 2006 dari tahun sebelumnya dengan selisih luas tanam sebesar 830 hektar dan selisih luas panen sebesar 2544 hektar. Hal demikian juga terjadi lagi pada tahun 2010 yang mengalami penurunan luas tanam sebesar 2096 dari tahun sebelumnya serta penurunan luas panen sebesar 688 hektar. Hal ini juga berpengaruh pada produksi padi yang fluktuatif bahkan menurun pada tahun 2006 sebesar 4359 ton dari tahun sebelumnya karena adanya penurunan luas tanam dan luas panen dalam jumlah yang besar. Dari Tabel 4.4 juga dapat dilihat bahwa luas panen selalu lebih kecil dari luas tanam pada setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa belum optimalnya produksi padi terkait dengan faktok- faktor yang mempengaruhinya seperti kebutuhan pupuk, jumlah tenaga kerja, jenis benih atau bibit yang juga berpengaruh terhadap produksi padi. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih memperhatikan terpenuhinya kebutuhan faktor produksi di tingkat petani sehingga dapat mendukung peningkatan produksi padi yang juga akan mendukung ketahanan pangan terkait dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk.

4.2. Perkembangan Kebijakan Subsidi Pupuk