8 Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai
produktivitas standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya. Poeloengan et al. 2003 menyatakan bahwa pemupukan dalam suatu usaha perkebunan kelapa
sawit merupakan salah satu usaha perawatan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan potensi produksi. Ditinjau dari segi biaya, pemupukan di
perkebunan kelapa sawit tergolong tinggi, yaitu sekitar 30 dari total biaya produksi atau sekitar 40-60 dari total biaya pemeliharaan.
Aplikasi pupuk anorganik di lapangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a cara sebar, b cara tugal, c cara mud ball, d cara infus akar, dan
e cara injeksi batang trunk injection. Namun pemupukan pada beberapa perkebunan kelapa sawit biasanya dilakukan dengan tiga cara antara lain
pemupukan secara manual, pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader, serta pemupukan dengan pesawat. Menurut Firmansyah 2008 salah satu
alternatif untuk pemupukan secara sebar yang efektif dan efisien dalam pengunaan pupuk yaitu menggunakan pemupukan secara mekanis dengan
fertilizer spreader. Penentuan
konsep 6T dalam perkebunan kelapa sawit yaitu tepat waktu pemupukan, tepat dosis pupuk, tepat jenis pupuk, tepat caraaplikasi pemupukan,
tepat tempat pemupukan, tepat aman dan pengawasan mutu pupuk dalam aplikasi pupuk berpengaruh sangat besar dalam menentukan efektifitas pemupukan.
1. Waktu
Waktu pemupukan ialah saat dimana pemupukan dilakukan. Pemupukan akan efektif dilaksanakan pada saat kondisi tanah lembab atau kadar air pada saat
kapasitas lapang, yaitu saat awal dan akhir musim hujan. Pada saat musim hujan tidak dianjurkan dilakukan pemupukan karena zat hara akan mengalir run off ke
tempat yang lebih rendah dan sungai. Pada musim kemaraunya di bawah 3 bulan, pemupukan harus disesuaikan dengan kondisi perakaran kelapa sawit Hakim,
2007.
2. Dosis
Dosis pemupukan adalah jumlah satuan pupuk gram yang diberikan pada pohon kelapa sawit pada tiap aplikasi. Aplikasi pupuk yang dimaksud disini
adalah bahwa tanaman menerima pupuk sesuai dengan dosis rekomendasi.
9 Ketepatan dosis pupuk ditentukan berdasarkan berbagai faktor, antara lain hasil
analisis daun, kesuburan tanah, produksi tanaman, percobaan lapangan, dan pengamatan visual Purwito, 2007. Selain itu, ketepatan dosis juga dipengaruhi
oleh sistem pengeceran pupuk, alat aplikasi, kondisi fisik lahan topografi, akses jalan, dan sistem pengupahan tenaga kerja.
Dosis atau kuantitas aplikasi pupuk harus mempertimbangkan kapasitas tanah menyerap hara. Jika jumlahnya
melebihi kapasitas tanah, maka mendorong terjadinya kehilangan hara pupuk. Oleh karena itu, pada tanah pasir dosis aplikasi cenderung lebih kecil tetapi
frekuensi lebih tinggi. Peningkatan frekuensi akan menurunkan resiko kehilangan hara pupuk.
3. Jenis
Pemilihan jenis pupuk yang diaplikasi harus sesuai dengan yang direkomendasikan dan harus dipertimbangkan baik dari segi teknis maupun
ekonomis. Dalam penetapan jenis pupuk, perlu diperhatikan keseimbangan hara. Pupuk memiliki beberapa sifat, yaitu kandungan hara utama, dan kandungan hara
tambahan, sifat reaksi kimia yang terjadi dalam tanah, dan kepekaan pupuk terhadap iklim Adiwiganda dan Siahaan, 1994.
4. Cara
Cara yang dimaksudkan adalah dimana pupuk ditempatkandiaplikasikan di lapangan dan cara menabur pupuk.
Pertimbangannya adalah agar tanaman dapat menyerap secara maksimal, meminimalkan kehilangan hara pupuk,
meminimalkan kompetisi dengan gulma. Menurut Hakim 2007 ada beberapa cara pemupukan pada kelapa sawit yang biasa digunakan yaitu:
a Surface application top dressing, broadcast atau disebar di atas tanah
langsung b
Furrow application di dalam rorak-rorak di pinggir guludan c
Sub soil placement pocket dibenam d
Soil injection dimasukkan ke dalam tanah, biasanya dalam bentuk cairan
e Stem injection langsung dimasukkan ke dalam batang
f Nutritional spray follar spraymelalui daun
5. Tempat