Karakteristik Materi Teknik Pemijahan Ikan Secara Buatan

2.5. Media Pembelajaran 2.5.1. Pengertian Media Pembelajaran Commission on Intructional Technology 1970 dalam Miarso 2009:457 mengartikan media pendidikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran disamping guru, buku, teks, dan papan tulis. Sedangkan menurut National Education association di Amerika seperti dikutip Association of Education and Communication Technology 1979 dalam Miarso 2009:457 mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan pendidikan. Menurut Gagne 1970 media pendidikan adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan belajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar Asyhar, 2011:7. Senada dengan pendapat Gagne, Briggs 1970 mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar terjadi Miarso, 2009:457. Sedangkan Gerlach dan Ely 1971 menambahkan bahwa media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap Asyhar, 2011:7-8. Heinich. dkk 1982 dalam Kustandi dan Sutjipto 2011:9, juga menambahkan bahwa informasi yang disampaikan dalam media pembelajaran mengandung tujuan pembelajaran atau maksud-maksud pembelajaran antara sumber dan penerima. Sementara, Miarso 2009:458 menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Media pembelajaran juga merupakan alat yang dapat membantu proses belajar mengajar berfungsi untuk memperjelas makna yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna Kustandi dan Sutjipto, 2011:9. Secara menyeluruh pengertian media pembelajaran dikemukakan oleh Rahardjo dalam Siagian 2007:77, yaitu segala sesuatu, baik yang sengaja dirancang media by utilization maupun yang telah tersedia media by design, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan materi pelajaran dari sumber misalnya guru kepada penerima siswa sehingga membuat atau membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan berbagai uraian tentang pengertian media pembelajaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar individu atau kelompok, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar di dalam atau di luar kelas menjadi lebih efektif. Pengalaman belajar yang bermakna dari siswa dalam pembelajaran dapat dimunculkan dengan menggunaan bantuan media. Penggunaan media mempermudah siswa memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Secara psikologi, siswa akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit dibandingkan hal yang abstrak. Berkaitan dengan hubungan konkrit-abstrak dengan media pembelajaran, Edgar Dale dalam Daryanto 2010:24 menyatakan bahwa jenjang konkrit-abstrak dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Kerucut pengalaman cone of experience Dale dalam Lubale 2012 di gambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Cone of Experience Edgar Dale Menurut Dale 1946 dalam Seels dan Richey 1994:16, kerucut di atas menganalogikan visual berdasarkan tingkat kekonkritan dan keabstrakan metode mengajar dan bahan pembelajaran. Tujuannya untuk menggambarkan deretan pengalaman dari bersifat langsung hingga pengalaman melalui simbol komunikasi. Penggambaran tersebut didasarkan pada suatu rentangan pengalaman Concrete Abstract dari yang konkrit ke yang abstrak. Simbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman konkrit. Kerucut pengalaman merupakan upaya awal untuk memberikan alasan tentang kaitan teori belajar dengan komunikasi audio visual.

2.5.2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Menurut Kustandi dan Sutjipto 2011:65-78, jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran cukup beragam, mulai dari media yang sederhana sampai pada media yang cukup rumit dan canggih. Berikut ini merupakan jenis-jenis media pembelajaran, yaitu:

2.5.2.1. Media Audio

Media audio berkaitan dengan pendengaran, pesan-pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun nonverbal. Beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan ke dalam media audio, diantaranya: radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.

2.5.2.2. Media Proyeksi

Media proyeksi diam still projected medium memiliki persamaan dengan media grafis dalam hal menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Jenis-jenis media proyeksi diantaranya: film bingkai, slide, film rangkai, proyektor transparansi, proyektor tak tembus pandang, dan mikrofis.

2.5.2.3. Media Film dan Video

Film atau gambar merupakan kumpulan gambar-gambar dalam frame. Setiap frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, sehingga pada layar