2
4. Setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas Polri di tempat kejadian perkara Kecelakaan
Lalu lintas
dan Angkutan
Jalan harus
dapat dipertanggungjawabkan baik kepada masyarakat atau rakyat, Negara dan
Hukum, maupun kepada lembaga dan organisasi Polri. Oleh karena itu diperlukan suatu norma, standar, kriteria dan prosedur yang dipergunakan sebagai tolok ukur
pertanggungjawaban setiap personel Polisi Lalu lintas yang mengangani Kecelakaan Lalu lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan kebijakan mutu
pelayanan Polisi Lalu lintas dan nilai-nilai profesionalisme dan akuntabiilitas yang terkandung dalam kebijaksanaan dan strategi ”Trust Building”.
B. Maksud Dan Tujuan
1. Maksud Penetapan Standar Operasional dan Prosedur Penanganan Kecelakaan Lalu
lintas Dan Angkutan Jalan dimaksudkan sebagai instrumen teknis dalam rumusan norma, standar, kriteria dan prosedur tugas bagi anggota Polri
pengemban fungsi teknis Lalu lintas untuk melaksanakan ketentuan Pasal 227 Undang-Undang No.20 Tahun 2009 tentang Lalu lintas Dan Angkutan
Jalan. 2. Tujuan
a. Tujuan Umum Standar Operasional dan Prosedur Penanganan Kecelakaan Lalu lintas Dan
Angkutan Jalan ini ditetapkan dengan tujuan umum : 1
Terwujudnya efektififitas, efisiensi, dan akuntabilitas setiap tindakan anggota Polisi Lalu lintas dalam kegiatan mendatangi tempat kejadian,
menolong korban, melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara, mengolah tempat kejadian perkara, mengatur kelancaran arus
Lalu lintas, mengamankan barang bukti, dan melakukan penyidikan perkara.
3
2 Terwujudnya suatu tolok ukur mutu pelayanan Polisi Lalu lintas dalam
suatu kebijakan mutu yang memiliki daya kepastian, terukur secara profesional, proporsional, bermanfaat bagi masyarakat, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara
yuridis berasaskan
nilai-nilai perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
b. Tujuan Khusus Tujuan khusus Standar Operasional dan Prosedur Penanganan Kecelakaan
Lalu lintas Dan Angkutan Jalan ini adalah : 1
Mencegah kesalahan prosedur danatau keterlambatan tindakan yang dapat berkibat pada fatalitas korban manusia;
2 Meminimalisir korban luka-luka danatau korban meninggal dunia
manusia dan kerugian harta benda; 3
Mencegah kemacetan dan ketidaktertiban arus Lalu lintas di TKP Laka lantas;
4 Mempermudah serta mempercepat proses penyidikan pengungkapan
penyebab kecelakaan, dalam rangka proses penyelesaian perkara; dan 5
Menjamin kepastian hukum dan memperlancar proses pelayanan hak korban atau ahli waris yang benar-benar berhak atas santunan
Kecelakaan Lalu lintas Jalan.
C. Ruang Lingkup