88
mengalami penurunan menjadi 72,5. Untuk indikator KS pada siklus I dan II tidak ada sekor presentasenya.
Dari  tabel  diatas  terbukti  bahwa  terdapat  peningkatan  presentase sesudah  diterapkan  model  pembelajaran  kooperatif  Group  Investigation  GI
pada  indikator-indikator  yang  ada  yaitu  pada  indikator  semangat  dalam  KBM, kerjasama  siswa,  mengeluarkan  pendapat,  dan  pada  indikator  memberikan
pertanyaan.  Ini  jelas  dapat  kita  lihat  sebagai  perbandingannya  yaitu  yang disajikan pada kelas pembanding yang menggunakan metode konvensional.
4.2.1.3 Peranan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation GI
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Tabel. 15 kisaran nilai ulangan harian 1 dan 2
No Data
Nila Kelas
Tindakan Jml Siswa
yg tuntas Rata-
rata Kelas
Pembandi ng
Jml siswa yg tuntas
Rata- rata
1 Sebelum
menggunakan metode
Group Investigation GI
3,5 terendah 7,3 tertinggi
10 5,81
- -
-
2 Setelah
menggunakan metode
Group Investigation  GI
pada siklus I 5,0 terendah
8,8 tertinggi 21
6,60 4,0
terendah 7,1
tertinggi 5
5,49
3 Setelah
menggunakan metode
Group Investigation  GI
pada siklus II 5,0 terendah
9,0 tertinggi 36
7,57 4,2
terendah 8,6
tertinggi 15
6,15
Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 1, 2, 3, 4, 5
89
Tabel. 16 Ketuntasan Nilai Klasikal Kelas No
Data Kelas Tindakan
Kelas Pembanding
1 Sebelum  menggunakan  metode  Group
Investigation GI
25 -
2 Setelah  menggunakan  metode  Group
Investigation GI pada siklus I
52,5 12,5
3 Setelah  menggunakan  metode  Group
Investigation GI pada siklus II
90 37,5
Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 1, 2, 3, 4, 5
Berdasarkan  tabel  12  terlihat  bahwa  nilai  ulangan  harian  sebelum adanya  penerapan  metode  kooperatif  Group  Investigation  GI  berkisar  antara
3,5  samapi  7,3  dengan  rata-rata  nilai  siswa  adalah  5,81,  hal  ini  menunjukan bahwa  pencapaian  hasil  belajar  siswa  banyak  yang  belum  memenuhi  KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 6,5. Lampiran 1 Penyajian materi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
Group Investigation GI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada  siklus  I  nilai  ulangan  harian  siswa  berkisar  antara  4,0  sampai  8,8  dengan
nilai  rata-rata  kelas  sebesar  6,38  dengan  siswa  yang  tuntas  sebanyak  21  siswa berbeda  dengan  pada  waktu  sebelum  diterapkannya  metode  pembelajaran
kooperatif Group Investigation GI. terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari sebelum adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation
yaitu sebesar 0,57 nilai rata-rata sebelum siklus 5,81 setelah siklus I: 6,31. Kalo kita  lihat  dengan  kelas  pembanding  hanya  memperoleh  nilai  4,0  sampai  7,1
dengan rata-rata kelas 5,49 dengan melihat siswa yang tuntas hanya 5 siswa. Hal
90
ini menunjukkan siswa lebih memahami materi yang diberikan oleh guru dengan adanya  penerapan  metode  Group  Investigation.  Pada  siklus  II  nilai  ulangan
harian  siswa  berkisar  antara  5,5  sampai  9,0  dengan  nilai  rata-rata  kelas  sebesar 7,39  dengan  siswa  yang  tuntas  sebanyak  36  siswa  ini  terjadi  peningkatan
ketuntasan siswa sebanyak 15 siswa dan terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 0,99 siklus I: 6,38 dan siklus II: 7,39. Ini juga
bisa  dilihat  sebagai  bahan  perbandingan  pada  kelas  pembanding  yaitu  yang memperoleh nilai pada siklus II antara 4,2 sampai 8,6 dengan rata-rata kelas 6,15
dengan  ketuntasan  siswa  sebanayk  15  orang  terjadi  peningkatan  sebanayk  10 orang  dibandingkan  dengan  siklus  1,  walaupun  pada  kelas  pembanding  terjadi
peningkatan  sebsar 0,66 siklus I 5,49 dan siklus  II 6,15 tetapi peningkatan  ini tidak  terlalu  tinggi  dibandingkan  dengan  kelas  tindakan  yang  menggunakan
metode kooperatif Group Investigation GI. Berdasarkan Tabel. 13 dapat diketahui  bahwa rata-rata nilai  akhir  hasil
belajar siswa kelas tindakan lebih tinggi daripada kelas pembanding. Ketuntasan klasikal  hasil  belajar  siswa  kelas  tindakan  sebelum  diterapkannya  model
pembelajarn kooperatif Group Investigation GI hanya mencapai 25, pada saat diterapkannya  model  pembelajaran  kooperatif  Group  Investigation  GI  pada
siklus  1  mengalami  peningkatan  sebesar  27,5  menjadi  52,5  dibandingkan dengan kelas pembanding yang hanya mencapai 12,5 pada kentutasan klasikal
kelas.  Sedangkan  pada  siklus  2  prosentase  ketuntasan  klasikal  kelas  90
91
meningkat  sebesar  37,5  dibandingkan  dengan  kelas  pembanding  yang  hanya mecapai 37,5.
Pada  siklus  I  siswa  baru  pertama  kali  dikenalkan  pada  metode  Group Investigation GI sehingga siswa belum terbiasa dengan metode ini. Sedangkan
pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa dengan metode pembelajaran kooperatif Group  Investigation  GI  sehingga  nilai  ulangan  siswa  mengalami  peningkatan.
Dari data siklus I dan siklus II Lampiran 2, 3 diperoleh hasil belajar yang selalu mengalami  peningkatan.  Metode  pembelajaran  kooperatif  Group  Investigation
GI berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran ekonomi. Hal ini terbukti pada  peningkatan  proses  pembelajaran  yaitu  peningkatan  keaktifan  siswa  dan
hasil belajar siswa.
92
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  tindakan  kelas  di  kelas  VII  B  SMP  Negeri  5 Randudongkal  dapat  di  simpulkan  bahwa  dengan  menggunkan  metode
kooperatif  Group  Investigation  GI  keaktifan  siswa  selama  proses  pelajaran berlangsung  sangat  meningkat  dibandingkan  dengan  sebelum  diterapkannya
metode  kooperatif  Group  Investigation  GI  ini  terlihat  pada  hasil  penelitian yang  dilakukan  oleh  peneliti.  Selain  dari  keaktifan  siswa  hasil  belajar  dari
masing-masing  siswa  juga  meningkat  ini  terlihat  sebelum  diterapkannya metode pembelajaran kooperatif Group Investigation GI nilai tertinggi hanya
7,3 dengan ketuntasan siswa hanya 10 siswa saja, setelah diterapkannya metode pembelajaran  kooperatif  Group  Investigation  GI  hasil  nilai  belajar  siswa
meningkat  dengan  nilai  tertinggi  8,8  dengan  jumlah  siswa  yang  tuntas  naik menjadi 21 siswa naik 11 siswa, dan pada saat dilajutkan pada tindakan yang
ke  dua  hasil  belajar  siswa  juga  meningkat  dengan  nilai  tertinggi  9,0  dengan jumlah ketuntas naik menjadi 36 siswa naik 15 siswa. Ini menunjukan bahwa
penerapan metode kooperatif Group Investigation GI sangat baik untuk dapat diterapkan di sekolah tersebut.