pola berpikir dan keterampilan siswa yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
1.5.2.3 Bagi Sekolah
Memberikan masukan dalam pengembangan sistem penilaian pembelajaran IPA di sekolah yang lebih baik, dan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi
pengelolaan penyelenggaraan kelas juga memberikan konstribusi positif dalam
peningkatan proses pembelajaran. 1.5.2.4 Bagi Peneliti
Meningkatkan kreativitas peneliti dalam mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari perkuliahan dan pengembangan asesmen ini dapat digunakan sebagai
bahan untuk penelitian selanjutnya.
1.6 Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan agar memperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian dan tidak menimbulkan
interpretasi yang berbeda dari pembaca serta membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian ini.
1.6.1 Asesmen autentik Berbasis Inkuiri Pada Materi Klasifikasi Benda
Asesmen autentik yang disesuaikan dengan tahapan inkuiri dapat melatih kemampuan berpikir siswa dalam mengerjakan tes dan melakukan kinerja.
Pembelajaran inkuiri yang cocok untuk diterapkan bagi siswa SMP adalah inkuiri terbimbing Guide Inquiry Learning dikarenakan dalam proses pembelajarannya
masih memerlukan bimbingan guru. Tahapan inkuiri dalam proses penilaian dapat diterapkan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tahapan inkuiri untuk
aspek kognitif dan psikomotorik dapat disisipkan dalam tes dan pelaksanaan kinerja. Aspek kognitif dapat disisipkan dalam tes yang dapat memacu siswa
untuk mampu merumuskan masalah, membuat hipotesis, merencanakan dan melaksanakan percobaan, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat
kesimpulan. Aspek sikap dapat dinilai dari diri siswa dengan siswa menilai dirinya sendiri saat siswa mengikuti proses pembelajaran atau melakukan kegiatan
di kelas. Jenis asesmen autentik yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu
penilaian kinerja performance assessment yang digunakan untuk menilai kinerja siswa dalam kegiatan inkuiri, penilaian diri self assessment, dan penilaian
tertulis digunakan untuk mendukung penilaian dari hasil pembelajaran inkuiri.
1.6.2 Kelayakan asesmen
Asesmen dikatakan layak apabila setiap butir item soal atau pernyataan yang digunakan dalam asesmen dinyatakan valid dan reliabel. Validasi asesmen
dilakukan 2 pakar antara lain pakar bahasa, pakar asesmen, uji coba skala kecil untuk mengetahui keterbacaan instrumen siswa, serta uji coba skala besar untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas serta uji pemakaian.
1.6.3 Profil Hasil Belajar
Penerapan produk yang diujicobakan di SMP Kristen 1 Blora untuk menggambarkan profil hasil belajar menggunakan asesmen yang telah
dikembangkan meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dilakukan secara kontinu. Profil hasil belajar pada aspek pengetahuan diukur
menggunakan instrumen tes berbentuk pilihan ganda, hasil belajar pada aspek sikap dilihat dari lembar penilaian diri siswa dalam melakukan kegiatan selama
kegiatan proses pembelajaran dan aspek keterampilan siswa dinilai dengan menggunakan lembar kinerja.
9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran IPA Terpadu
IPA Terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif, mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik Kemendikbud, 2013. Makna terpadu dalam pembelajaran IPA adalah adanya
keterkaitan antara berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam kompetensi dasar IPA sehingga melahirkan satu atau beberapa tema pembelajaran.
Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran yang memadukan materi beberapa mata pelajaran atau kajian ilmu dalam satu tema. Keterpaduan dalam
pembelajaran IPA dimaksudkan agar pembelajaran IPA lebih bermakna, efektif, dan efisien. Berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam kompetensi dasar IPA
sehingga melahirkan satu atau beberapa tema pembelajaran. Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik dan unit
tematisnyaterpadunya, menurut seorang ahli
bernama Robin Forgaty
Kemendikbud, 2013 terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan model pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah:
1fragmented, 2 connected, 3 nested, 4 sequenced, 5 shared, 6 webbed, 7 threaded, 8 integrated, 9 immersed, 10 networked. Dari sejumlah model
pembelajaran yang dikemukakan Forgaty, terdapat beberapa model yang potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA, yaitu connected, webbed, shared, dan
integrated. Empat model tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang
sesuai agar memberikan hasil keterpaduan yang optimal. Menurut Parmin 2013 Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari fenomena alam baik berupa kenyataan atau
kejadian sebab akibatnya. IPA atau sains diartikan dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu terdiri atas physical sciences dan life sciences. Physical sciences
meliputi ilmu astronomi, kimia, geologi, dan fisika.