75
8. Hasil analisis aspek sikap guru terhadap model pembelajaran
Aspek sikap guru terhadap model pembelajaran diperoleh dari angket yang berisi 10 nomor pernyataan dengan 5 alternatif pilihan jawaban skala Likert. Data
sikap guru diambil dari 3 orang guru yaitu 1 guru model dan 2 guru observer. Hasil analisis dan persentase pernyataan guru terhadap model pembelajaran
terlihat pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7. Sikap Guru terhadap Model Pembelajaran
No. Sikap guru terhadap model pembelajaran
SS S
R TS
STS 1.
Tidak pernah diperkenalkan atau mendengar model pembelajaran IPA terpadu bervisi SETS
- - - 100
- 2.
Mudah diimplementasikan
33 67 - - -
3. Alat dan bahan mudah diperoleh
- 100
- -
- 4.
Peserta didik aktif dan terlibat langsung 67
33 -
- -
5. Peserta didik memahami materi pelajaran
- 67
33 -
- 6.
Kelas mudah dikontrol -
67 33
- -
7. Efektif digunakan dalam materi dampak limbah
rumah tangga terhadap lingkungan -
100 - - -
8. Tugas-tugas sangat mendukung kelancaran
pembelajaran 33
67 - - - 9.
Peserta didik terlihat senang 33
67 -
- -
10. Keaktifan peserta didik berkembang
67 33
- -
-
B. Keterbatasan Penelitian
Berbagai upaya telah disiapkan dan dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian agar hasilnya dapat diterima kebenarannya secara ilmiah. Untuk itu
telah dilakukan berbagai proses mulai dari penentuan populasi, penarikan sampel, penyusunan instrumen, uji coba instrumen sampai dengan pelaksanaan perlakuan
terhadap masing-masing kelompok sampel. Meskipun segala sesuatunya telah dilaksanakan dengan matang dan disiapkan dengan baik, ternyata masih banyak
kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut tidak dapat dihindarkan dan dikendalikan, terutama pada saat
76 berlangsungnya proses pelaksanaan perlakukan. Adapun kekurangan, kelemahan,
dan keterbatasan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Transfer pengetahuan tentang IPA terpadu bervisi SETS dari peneliti kepada
guru model belum maksimal karena keterbatasan waktu dan pemahaman guru model, sehingga kegiatan pembelajaran yang berlangsung belum 100
seperti keinginan peneliti. 2. Penelitian hanya melibatkan peserta didik kelas VII pada SMP Negeri 1
Talun Kabupaten Cirebon, sehingga jumlah sampel terlalu kecil untuk menyimpulkan temuan penelitian.
3. Penelitian hanya dilakukan satu kali, tidak seperti penelitian dan
pengembangan Research and Development – RD yang meneliti dan mengembangkan perangkat model pembelajaran berkali-kali sehingga
diperoleh perangkat model pembelajaran dan hasil belajar yang semakin baik. 4. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan pada kelas yang
berbeda dan disesuaikan dengan jadwal pelajaran di sekolah, sehingga antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak tertutup kemungkinan
terjadi interaksi dan komunikasi di luar jam pelajaran. 5. Keterbatasan jumlah guru pendamping pada saat observasi ke beberapa lokasi
yang berbeda pada saat yang sama menyebabkan kurang kontrol dan ketidakpuasan peserta didik terhadap bimbingan guru.
6. Keterbatasan sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
77
C. Pembahasan Hasil Penelitian