Hasil Penelitian dan Analisis Data Penutup

MLA yang merupakan bantuan timbal balik dalam masalah pidana mempunyai frase “timbal balik” yang mengindikasikan bahwa bantuan hukum tersebut diberikan dengan harapan bahwa akan ada timbal balik bantuan dalam suatu kondisi tertentu, meskipun tidak selalu timbal-balik tersebut menjadi prasyarat untuk pemberian bantuan. 18 Bentuk-bentuk bantuan dalam MLA sebagai berikut: a. Mengidentifikasi dan mencari orang; b. Mendapatkan pernyataan atau bentuk lainnya; c. Menunjukkan dokumen atau bentuk lainnya; d. Mengupayakan kehadiran orang untuk memberikan keterangan atau membantu penyidikan; e. Menyampaikan surat; f. Melaksanakan permintaan penggeledahan dan penyitaan; g. Perampasan hasil tindak pidana; h. Memperoleh kembali sanksi denda berupa uang sehubungan dengan tindak pidana; i. Melarang transaksi kekayaan, membekukan aset yang dapat dilepaskan atau disita, atau yang mungkin diperlukan untuk memenuhi sanksi denda yang dikenakan, sehubungan dengan tindak pidana; j. Mencari kekayaan yang dapat dilepaskan atau yang mungkin diperlukan untuk memenuhi sanksi denda yang dikenakan, sehubungan dengan tindak pidana danatau; k. Bantuan lain sesuai dengan undang-undang ini. 19 Pembentukan MLA dilatarbelakangi adanya kondisi faktual bahwa sebagai akibat adanya perbedaan hukum pidana diantara beberapa negara mengakibatkan timbulnya kelambanan dalam pemeriksaan kejahatan. Seringkali masing-masing negara menginginkan penggunaan sistem hukumnya sendiri secara mutlak dalam penanganan kejahatan, hal yang sama terjadi pula pada negara lain, sehingga penanganan kejahatan menjadi lamban dan berbelit-belit. 20 18 Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, www.cifor.cgiar.orgilea, diakses pada 25 Februari 2015. 19 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2006 Tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana. 20 http:repository.usu.ac.id , diakses secara online pada 14 desember 2015, pukul 15.30 WIB.

2. Pengertian Kejahatan Transnasional

Kejahatan transnasional adalah semua hukum yang mengatur semua tindakan atau kejadian yang melampaui batas teritorial. 21 Kejahatan ini telah terjadi di luar batas territorial antar negara. Oleh sebab itu, dalam penegakan hukumnya harus dipertimbangkan apakah peristiwa itu dianggap suatu tindak pidana. Tindak pidana transnasional merupakan salah satu bentuk kejahatan yang mengancam kehidupan sosial, ekonomi, politik, keamanan dan perdamaian dunia. Perkembangan tindak pidana transnasional ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping dapat memudahkan lalu lintas manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya, dari satu negara ke negara lain, ilmu pengetahuan dan teknologi juga menimbulkan dampak negatif berupa tumbuh, meningkat, beragam dan maraknya tindak pidana. Pada saat ini tindak pidana transnasional telah berkembang menjadi tindak pidana yang terorganisasi yang dapat dilihat dari lingkup, karakter, modus operandi, dan pelakunya. 22 Tindak Pidana Transnasional adalah tindak pidana yang terjadi di dalam wilayah suatu negara atau negara-negara lain, tetapi akibat yang ditimbulkannya terjadi di negara atau negara-negara lain, atau tindak pidana yang pelaku-pelakunya berada terpencar di wilayah dua negara atau lebih, dan melakukan satu atau lebih tindak pidana serta baik pelaku maupun tindak pidananya itu sendiri saling berhubungan, 21 Romli Atmasasmita, “Disertasi”, Tindak Pidana Narkotika Transnasional dalam Sistem Hukum Pidana Indonesia, hlm. 38, 1996. 22 Penjelasan Umum Undang-undang No. 5 Tahun 2009 tentang Pengesahan United Nation Convention Against Transnasional Organized Crime Konvensi PBB Menentang Tindak Pidana Transnational yang Terorganisasi.