Klasifikasi karang lunak Lobophytum strictum Morfologi dan Anatomi

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi karang lunak Lobophytum strictum

Karang lunak Lobophytum strictum dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum : Coelenterata Cnidaria Kelas : Anthozoa Sub-kelas : Octocorallia Bangsa : Alcyonacea Sub-bangsa : Alcyoniina Suku : Alcyoniidae Marga : Lobophytum Jenis : Lobophytum strictum Tixiur- Durivault Bayer, 1956; Verseveldt, 1983 dalam Haris, 2001 Sumber : Penelitian Ristek Hibah Bersaing Gambar 1. Lobophytum strictum saat polip kontraksi. a. Koloni dengan polip menjulur keluar. b. Koloni dengan polip menguncup b a 3

2.2 Morfologi dan Anatomi

Kelas Anthozoa dibagi dalam dua sub-kelas yaitu sub-kelas Zoantharia atau Hexacorallia atau Scleractinia dan sub-kelas Octocorallia atau lebih populer dengan Alcyonaria. Karang lunak termasuk dalam sub-kelas Alcyonaria. Pada prinsipnya yang termasuk dalam kelompok karang lunak ialah anggota Octocorallia yang memiliki tekstur tubuh yang lunak, disokong oleh spikula yang terdapat di dalam jaringan tubuhnya, memiliki mulut yang membentuk faring yang berupa saluran, rongga gastrovaskuler, serta delapan tentakel, dilanjutkan dengan delapan septa sekat tidak berupa kapur yang disebut mesenteri. Polip ada yang dapat ditarik atau dijulurkan, dan ini merupakan ciri morfologi yang dapat membedakan antara jenis yang satu dengan jenis yang lain. Manuputty, 1996a; Fossa dan Nilsen, 1998 dalam Haris, 2001. Genus Lobophytum merupakan koloni besar bertangkai pendek, merambat, sepintas nampak seperti mengerak encrusting. Memiliki kapitulum lebar, permukaan atas dapat berupa lobata yaitu berbentuk jari atau juga mempunyai pematang-pematang, letaknya tegak lurus permukaan kapitulum. Lobus pada bagian tepi bergelombang dan pada bagian tengah digitiformis berbentuk seperti jari. Polip Lobophytum dapat bersifat dimorfik dan retraktil. Lobophytum umumnya berwarna kuning atau kuning kehijauan yang berbeda kontras dengan jenis Alcyonaea lainnya dan ada juga yang berwarna krem. Habitat Lobophytum biasanya dari rataan terumbu sampai sekitar kedalaman 7 meter Verseveldt, 1983 dalam Manuputty, 2002. Gambar 2. Penampang vertikal polip karang lunak Bayer, 1956 dalam Manuputty, 2002 Octocorallia dapat bersifat monomorfik yaitu hanya memiliki satu tipe polip atau dimorfik yaitu memiliki dua polip dengan tipe dan fungsi berbeda. Tipe pertama adalah autozoid, yaitu polip dengan delapan septa dan delapan tentakel yang berkembang dengan baik dan bersifat fertil. Polip ini berfungsi untuk menangkap makanan dan menghasilkan gamet untuk proses reproduksi. Tipe kedua yaitu sifonosoid, polip ini tanpa tentakel atau dengan tentakel dan septa yang tereduksi, lebih kecil dari autozoid dan bersifat steril. Fungsi utama dari polip ini adalah untuk mengalirkan air ke dalam dan keluar koloni yang secara bersamaan mengangkut partikel-partikel makanan tersuspensi dan terlarut Fabricius dan Alderslade, 2001. Polip dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu antokodia, kaliks dan antostela. Antokodia merupakan bagian yang terdapat di permukaan koloni dan bersifat retraktil, yaitu dapat ditarik masuk ke dalam jaringan tubuh. Apabila antokodia ditarik ke dalam, maka yang nampak dari atas adalah pori-pori kecil seperti bintang. Bangunan luar dari pori-pori inilah yang disebut kaliks. Pada antokodia ditemukan tentakel yang berjumlah delapan dengan deretan duri-duri di sepanjang sisinya. Duri-duri ini disebut pinnula, fungsinya untuk membantu mengalirkan air dan zat-zat makanan ke dalam mulut. Selain tentakel, ditemukan mulut yang melanjutkan diri membentuk septa. Antokodia juga mengandung spikula yang letaknya berderet sampai ke ujung masing-masing tentakel. Manuputty, 1996a; Manuputty, 2002; Fossa dan Nilsen, 1998 . Pada pangkal tentakel terdapat mulut yang berbentuk kepingan yang disebut stomodeum. Lanjutan mulut berupa saluran pendek disebut faring. Bagian dalam faring disusun oleh sel-sel epitel kelenjar dan sel-sel epitel kolumnar yang berflagela. Fungsi flagela untuk membantu mengalirkan air ke dalam rongga perut pada proses respirasi. Sel-sel epitel tadi tersusun sedemikian rupa sehingga bagian dalam faring berbentuk alur-alur yang disebut sifonoglifa. Bagian polip dimana sifonoglifa terletak disebut bagian ventral, sebaliknya yang berseberangan dengannya disebut bagian dorsal. Pada daerah kaliks ditemukan rongga gastrovaskuler atau rongga perut, terusan dari faring yang terbagi menjadi delapan dan disebut septa, benang-benang septa dan organ reproduksi atau gonad. Ujung akhir septa menebal membentuk benang septa dan menggantung bebas di dalam rongga perut. Dua di antara delapan septa tadi lebih panjang dan melebar ke bagian basal polip, mengandung banyak flagela dan fungsinya untuk membantu menyalurkan air dan sisa-sisa makanan ke atas untuk dibuang ke luar. Sedangkan enam septa lainnya pendek-pendek, mengandung sel-sel kelenjar yang fungsinya membantu proses pencernaan makanan. Masing-masing septa mempunyai otot retraktor yang fungsinya membantu kontraksi antokodia Manuputty, 2002. Tubuh Alcyonaria lunak karena tidak mempunyai kerangka kapur luar yang keras, tetapi disokong oleh sejumlah besar duri-duri yang kokoh, berukuran kecil dan tersusun sedemikian rupa sehingga tubuh Alcyonaria lentur dan tidak mudah putus. Duri-duri ini disebut spikula. Spikula berasal dari kata spiculus atau spicus yang berarti bulir dengan ujung yang tumpul maupun runcing. Spikula terdiri dari kandungan kalsium karbonat yang padat dan keras, berfungsi sebagai penyokong seluruh bagian tubuh karang lunak mulai dari bagian basal tempat melekat sampai ke ujung tentakel. Bentuk dasar spikula bagi bangsa Octocorallia ialah bentuk kumparan sederhana spindle dengan permukaan mempunyai tonjolan-tonjolan namun ada juga yang memiliki permukaan licin Manuputty, 2002. Istilah sklerit dipakai pada spikula yang bentuknya seperti kumparan atau jarum tebal yang berukuran besar, dengan kedua ujung yang runcing atau agak runcing. Sklerit berasal dari kata skleros yang berarti keras, umumnya dijumpai pada bagian basal atau tangkai terutama di jaringan koenensim sebelah dalam. Bentuk , ukuran dan ornamen dari sklerit biasanya digunakan sebagai dasar identifikasi karang lunak. Gambar 3. Berbagai macam ukuran spikula pada Lobophytum strictum Tixier Durivault, 1957 Manuputty, 2002

2.3 Reproduksi Karang Lunak