28 termal, dehidrasi dan oksidasi termal, kecil kemungkinan terjadi karena
proses inkubasi biji jarak ini menggunakan suhu pada kisaran 29 – 31
o
C. Tidak adanya perubahan jumlah ikatan rangkap pada proses
hidrolisis in situ minyak jarak dalam biji jarak ini menunjukkan bahwa proses sudah berlangsung seperti yang diinginkan. Perubahan jumlah
ikatan rangkap pada minyak jarak mengindikasikan perubahan jenis asam lemak dominan dalam minyak jarak. Asam lemak dominan dalam minyak
jarak adalah asam risinoleat yang hanya mempunyai satu ikatan rangkap. Perubahan jumlah ikatan rangkap pada asam lemak minyak jarak
mengindikasikan bahwa asam lemak bebas yang terbentuk bukan lagi asam risinoleat melainkan asam lemak yang lain seperti asam palmitat
CH
3
CH
2 14
COOH yang merupakan asam lemak jenuh. Hal ini jelas tidak diinginkan dalam proses produksi asam risinoleat melalui hidrolisis
in situ ini.
3. Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Bilangan penyabunan
merupakan parameter yang menyatakan jumlah kandungan asam lemak yang dapat disabunkan. Proses penyabunan adalah proses hidrolisis yang
disengaja, yaitu dengan mereaksikan minyak dengan alkali pada kondisi lingkungan asam AOAC, 1995; Ketaren, 1986. Proses penyabunan dapat
terjadi karena adanya reaksi antara tiga molekul KOH dengan trigliserida menghasilkan gliserol dan sabun.
Nilai bilangan penyabunan berkorelasi dengan bobot molekul minyak. Minyak yang memiliki bobot molekul lebih tinggi akan memiliki
bilangan penyabunan yang lebih rendah daripada minyak dengan bobot molekul rendah. Sebagai contoh, bilangan penyabunan asam linoleat pada
minyak sawit lebih tinggi daripada bilangan penyabunan asam oleat pada minyak sawit Ketaren, 1964. Minyak yang disusun oleh asam lemak
berantai pendek berarti mempunyai bobot molekul relatif kecil sehingga memiliki nilai bilangan penyabunan yang besar dan sebaliknya. Jadi nilai
29 bilangan penyabunan ditentukan oleh bobot molekul asam lemak
penyusunnya. Bilangan penyabunan minyak jarak yang dihidrolisis secara in situ
pada penelitian ini berkisar antara 159,2723 hingga 159,9789 mg KOHg minyak. Nilai bilangan penyabunan terendah yaitu 159,2723 mg KOHg
minyak dihasilkan pada kondisi proses dimana laju alir udara sebesar 563 mlmenit dan lama inkubasi selama 4 hari. Bilangan penyabunan
tertinggi sebesar 159,9789 mg KOHg minyak dihasilkan pada kondisi inkubasi dimana laju alir udara sebesar 1102 mlmenit dan lama inkubasi
selama 7 hari. Data hasil analisis bilangan penyabunan disajikan pada Lampiran 3.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa bilangan penyabunan minyak jarak hasil proses hidrolisis in situ dalam biji jarak dipengaruhi
oleh interaksi antara laju alir udara X
1
dengan lama inkubasi X
2
dan lama inkubasi X
2
. Koefisien parameter dan nilai signifikansi analisis bilangan penyabunan minyak jarak hasil hidrolisis in situ dalam biji jarak
disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Koefisien parameter dan nilai signifikansi bilangan penyabunan
Parameter Koefisien Parameter
Signifikansi
Intersep 159,158676
0,9996 Laju alir udara X
1
0,000505 0,7608
Lama inkubasi X
2
-0,140303 0,9460
Interaksi X
1
dan X
2
0,000274 0,9682
r
2
0.9984 Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa, pada tingkat signifikansi
sebesar 90 persen, laju alir udara X
1
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bilangan penyabunan minyak jarak hasil hidrolisis in situ dalam
biji jarak. Namun, interaksi antara laju alir udara X
1
dan lama inkubasi X
2
berpengaruh nyata terhadap peningkatan bilangan penyabunan minyak jarak pada tingkat kepercayaan 96,82 persen. Hal ini disebabkan
30 interaksi antara kedua faktor tersebut akan mempercepat terbentuknya
hidroperoksida dalam minyak. Keberadaan hidroperoksida menyebabkan minyak mengalami penguraian dan pemecahan pada rantai gliserida
menjadi rantai yang lebih pendek. Terbentuknya senyawa dengan rantai yang lebih pendek ini menyebabkan peningkatan bilangan penyabunan
minyak jarak hasil hidrolisis in situ dalam biji jarak. Hidroperoksida pada asam lemak tak jenuh terbentuk oleh proses autooksidasi Ho et al., 1996.
Autooksidasi oleh oksigen udara akan terjadi secara spontan jika bahan yang mengandung minyak dibiarkan kontak dengan udara. Peningkatan
laju alir udara ke inkubator akan menyebabkan laju difusi oksigen ke dalam biji jarak akan semakin cepat sehingga kontak oksigen dengan
minyak dalam biji jarak akan semakin tinggi. Hal tersebut akan mempercepat terjadinya proses autooksidasi dalam minyak.
Dekomposisi hidroperoksida meliputi pemecahan gugus -OOH menghasilkan radikal alkoksi dan radikal hidroksi seperti disajikan pada
Gambar 11. Mekanisme pembentukan radikal bebas dari hidroperoksida meliputi pemindahan atom hidrogen dari gugus
α-metilen pada minyak Ho et al., 1996. Menurut Winarno 1997, sebuah atom hidrogen yang
terikat pada atom karbon yang terletak di sebelah atom karbon lain yang mempunyai ikatan rangkap dapat disingkirkan oleh suatu kuantum energi
sehingga membentuk radikal bebas. Dengan adanya O
2
, radikal bebas ini dapat membentuk peroksida aktif yang menyebabkan terbentuknya
hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan bobot molekul lebih rendah. Menurut Ketaren 1986,
hasil degradasi hidroperoksida terdiri dari persenyawaan alkohol, aldehid, asam serta persenyawaan tidak jenuh dengan bobot molekul lebih rendah.
Terbentuknya senyawa dengan bobot molekul rendah ini menyebabkan peningkatan bilangan penyabunan minyak jarak hasil hidrolisis in situ
dalam biji jarak.