10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lampiran 1 menyajikan kondisi cuaca di areal pertanaman tahun 2004 mulai dari 15
April 2004 disesuaikan dengan masa tanam kentang di lapangan hingga panen 15 Juli
2004. 4.1. Radiasi Surya
Rata-rata radiasi surya di areal pertanaman adalah 25.3 MJm
2
. Nilai maksimumnya sebesar 31.6 MJm
2
sedangkan nilai minimumnya sebesar 20.6 MJm
2
4.2. Suhu Udara
Rata-rata suhu udara harian di areal pertanaman adalah 20.6
o
C, dengan kisaran 18.3
o
C dan 22.4
o
C. Rata-rata suhu udara di areal pertanaman lebih besar dari suhu
dasarnya, dan termasuk kedalam kisaran suhu udara yang optimal bagi tanaman kentang
untuk tumbuh dan berkembang, 18
O
-23
O
C Tony Hartus, 2001.
4.3. Curah Hujan
Curah hujan tahunan di daerah pertanaman lebih dari 1500 mm, jadi termasuk dalam
kisaran curah hujan yang cukup untuk pertumbuhan kentang Tony Hartus, 2001.
4.4. Kelembaban Relatif
Rata-rata nilai kelembaban relatif di areal pertanaman adalah 91.8 , dan termasuk
kedalam kisaran kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kentang Tony Hartus,
2001. Nilai maksimum dan minimumnya sebesar 97 dan 75 .
4.5. Neraca Air
Hasil simulasi model selama masa pertanaman kentang menunjukkan variasi
kandungan air tanah masih berada pada kisaran kebutuhan air tersedia bagi tanaman kentang,
yaitu sekitar kapasitas lapang. Kondisi air tanah demikian ini sangat menguntungkan bagi
tanaman kentang karena transpirasi tanaman tidak terganggu. Akibatnya laju fotosintesis
tinggi dan produksi biomassa relatif besar untuk menunjang produksi umbi.
4.6. Perkembangan Tanaman Kentang
Perkembangan tanaman kentang disajikan dalam gambar 4. Deskripsi dari setiap fase
adalah: Fase1: Tanam – awal muncul tunas
Fase2: Muncul tunas – awal pembentukan umbi Fase3: Awal pembentukan umbi – awal
pengisian umbi Fase4: Awal pengisian umbi – pematangan
umbi
Fase5: Awal pematangan umbi – awal panen
Gambar 3. Fase-Fase Perkembangan Hasil Simulasi Selama Pertumbuhan Tanaman
Gambar tersebut menunjukkan bahwa fase awal pengisian umbi – pematangan umbi adalah
fase terlama selama musim pertumbuhan. Lama fase hasil simulasi untuk setiap fase berturut-
turut adalah: fase 1= 13 hari, fase 2= 14 hari, fase 3= 9 hari, fase 4= 34 hari dan fase 5= 20
hari. Jadi tanaman dapat dipanen setelah umur 91 hari, yaitu setelah Thermal Unit sebesar 1000
o
C days. Pada pengamatan lapang, fase 1 ditandai dengan pertumbuhan kecambah dari
mata tunas pada benih kentang dan mulai tumbuh ke atas permukaan tanah. Pada fase ini,
akar kentang juga mulai tumbuh. Pada fase 2, daun dan batang berkembang ke atas permukaan
tanah, sedangkan akar dan stolon bakal umbi berkembang di dalam tanah. Pada fase ini, laju
fotosintesis mulai meningkat. Pada fase 3, umbi mulai terbentuk dari stolon, namun belum
terjadi tahapan pengisian umbi. Terkadang, fase ini diakhiri dengan mulainya pembungaan pada
tanaman. Pada fase 4 terjadi tahapan pengisian umbi dengan air, karbohidrat dan nutrisi
lainnya. Pada fase ini, sebagian besar hasil asimilat diakumulasikan ke umbi. Pada fase 5,
tanaman kelihatan kekuning-kuningan, daun mulai gugur, keseluruhan hasil asimilasi
diakumulasikan ke umbi dan pada akhirnya tanaman menua dan mati. Pada tahap ini,
pertumbuhan umbi maksimum Jim Burns et al. 2005.
4.7. Pertumbuhan Tanaman Kentang 4.7.1. Indeks Luas Daun