2.7 Kerangka Berpikir
Remaja Binaan BAPAS - menjalani pembebasan bersyarat,
- cuti bersyarat, - cuti menjelang bebas,
- asimilasi, - pidana bersyarat,
- maupun pembinaan sebelum dijatuhi hukuman sidang pidana.
Mengalami stres
Melakukan Coping kemampuan untuk mengatasi stres
Problem-focused coping Emotional-focused coping
PFC EFC - confrontive coping
- distancing - planful problem-solving
- self-control - seeking social support
- accepting responsibility - escape avoidance
- positive reappraisal - seeking social support
Resiliensi Kemampuan individu untuk bertahan,
menghadapi, dan meningkatkan diri untuk mengubah kondisi yang tertekan
menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi.
Mempunyai resiliensi yang tinggi
Mempunyai resiliensi yang rendah
2.8 Hipotesis
Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Ada perbedaan resiliensi pada remaja binaan Bapas
ditinjau dari coping stress. “
38
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis pendekatan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis pendekatan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka dan diproses
secara statistik. Dan penelitian ini menggunakan desain penelitian komparatif, rancangan ini bersifat membandingkan satu variabel pada dua sampel yang
berbeda.
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu coping stress. Variabel tergantung, yaitu resiliensi.
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
3.3.1 Resiliensi
Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk bertahan, menghadapi, dan meningkatkan diri untuk mengubah kondisi yang tertekan menjadi suatu hal
yang wajar untuk diatasi. Instrumen penelitian pada variabel ini adalah dengan menggunakan skala resiliensi. Jumlah item skala resiliensi adalah 56 item yang
disusun berdasarkan tujuh aspek resiliensi, diantaranya adalah regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, causal analysis, empati, self-efficacy, dan
reaching out.