121
B. Pembahasan
Penelitian ini berakhir setelah pelaksanaan siklus III karena telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pembahasan pada
penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian siklus I, siklus II, dan siklus III. Pembahasan penelitian ini ada dua macam, yaitu hasil tes dan nontes.
Pembahasan hasil tes mengacu pada perolehan nilai yang dicapai oleh siswa dalam evaluasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui model
cooperatif learning tipe Numbered Head Together dengan media CD pembelajaran, sedangkan pembahasan nontes pengacu pada perolehan hasil
dari data observasi dan dokumentasi. Hasil pada kedua siklus tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa serta
prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
1. Pemaknaan Temuan Penelitian a Aktivitas Guru
Pembahasan ini mengacu pada aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II sampai siklus III. Berdasarkan hasil
observasi aktivitas guru pada siklus I guru telah melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan model cooperatif learning tipe
Numbered Head Together dengan baik meskipun masih ada kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Jumlah skor yang
diperoleh guru saat pelaksanakan siklus I yaitu 28 dengan rata-rata skor 2, 8 dengan kriteria baik.
122
Adapun hal-hal yang harus diperbaiki pada siklus II yaitu guru harus lebih aktif lagi dalam mengondisikan siswa, harus lebih lagi
dalam hal pemberian motivasi pada siswa, harus diperbaiki lagi dalam membimbing tiap-tiap kelompok, penyampaian tujuan pembelajaran
harus lebih jelas lagi agar siswa paham tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pada tindakan siklus II, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together kembali dilaksanakan. Berdasarkan hasil
observasi pada tindakan siklus II, kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran telah meningkat. Dimana kekurangan-kekurangan
yang terjadi pada siklus I sudah dapat diperbaiki sedikit demi sedikit. Dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus II memperoleh jumlah
skor 33 dan rata-rata 3, 3 dengan kriteria baik. Adapun kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus II yang
harus diperbaiki pada siklus III diantaranya aktivitas guru dalam memberikan motivasi siswa untuk belajar, guru harus bersikap tegas
dengan menegurmemberi
sanksi kepada
siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru dan yang tidak mau bekerja sama
dengan teman kelompoknya. Guru juga harus mampu mengelola waktu dengan efisien agar semua tahapan kegiatan dalam skenario
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus III, aktivitas guru
semakin meningkat terbukti dengan perolehan jumlah skor 34 dan rata-
123
rata 3, 4 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas guru dalam siklus III ini sudah meningkat dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya.
Pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan kondusif. Guru sudah mampu mengondisikan siswa dengan baik serta mampu mengelola
waktu secara efisien. Penyampaian materi melalui media CD pembelajaran pun sudah sangat baik, guru menjelaska semua materi
dengan jelas. Guru sangat aktif dalam memberikan motivasi pada siswa sehingga siswa pun sangat antusias dalam pembelajaran dan semangat
dalam belajar. Proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperatif
learning tipe Numberd Head Together dengan media CD pembelajaran terbukti mampu meningkatkan aktivitas guru. Berdasarkan data hasil
obsevasi pada pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II sampai siklus III terjadi peningkatan jumlah skor yang diperoleh guru yang berarti hal itu
menunjukkan telah terjadi perubahan aktivitas guru ke arah positif. Dengan terjadinya peningkatan aktivitas guru tersebut dapat
meningkatkan pula prestasi belajar siswa.
b Aktivitas Siswa
Pembahasan ini mengacu pada hasil observasi aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus III. Hasil perolehan skor aktivitas siswa pada
siklus I ditunjukkan dengan kriteria baik dengan rerata skor aktivitas siswa 2,53 dengan kriteria baik. Pada pelaksanaan siklus II rerata
aktivitas siswa meningkat menjadi 2, 86 dengan kriteria baik.
124
Kemudian meningkat lagi pada pelaksanaan siklus III. Rerata skor pada pelaksanaan tindakan siklus III sebanyak 3, 17 dengan kriteria baik.
Pelaksanaan siklus I merupakan awal pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui model cooperatif learning tipe Numbered
Head Together dengan media CD pembelajaran. Pembelajaran seperti ini belum pernah diterapkan sebelumnya di kelas tersebut sehingga hal
ini merupakan pengalaman baru bagi siswa. Awalnya siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran seperti itu. Siswa masih merasa
asing dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru sehingga masih banyak siswa yang berperilaku negatif pada awal pelajaran.
Namun pada proses pelaksanaan siklus I siswa sudah mulai tertarik pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan model
pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti. Pada pembelajaran siklus I, pembelajaran yang peneliti terapkan
kurang berjalan kondusif karena masih ada beberapa siswa yang siap dengan pembelajaran. Siswa tersebut melakukan perilaku negatif
misalnya masih ada siswa yang mondar-mandir di dalam kelas pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran bergurau dengan teman
sebangku, dan tidak mendengarkan pejalasan guru. Lain halnya dengan pembelajaran pada pelaksanaan siklus II yang menunjukkan kondisi
kondusif dan siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran. Demikian pula pada pelaksanaan tindakan siklus III, siswa terlihat siap mengikuti
pembelajaran dan siswa terlihat semangat dan antusias serta
125
bersemangat mengikuti pembelajaran. Siswa juga lebih aktif dalam mengemukakan pendapat serta bertanya pada guru bila mereka belum
mengerti. Aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus I, siklus II, sampai siklus III ini menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif.
c Prestasi Belajar siswa
Pembahasan ini berkaitan dengan nilai hasil evaluasi siswa dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui model cooperatif
learning tipe Numbered Head Together dengan media CD pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I sampai siklus III prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat
dikatakan meningkat. Terbukti dengan hasil prestasi belajar siswa pada siklus I diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 65,
71 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 23 dari jumlah keseluruhan 35 siswa serta rerata nilai klasikal sebesar 66,71. Pada
siklus II meningkat menjadi 74, 29 , sebanyak 26 siswa mengalami ketuntasan dalam belajar dengan rerata kelas sebanyak 71, 72. Karena
belum mencapai batas indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80 maka dilanjutkan pada siklus III. Pada siklus III ini
mengalami peningkatan lagi dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 80 yaitu sebanyak 28 siswa mengalami ketuntasan dalam
belajar. Rerata kelas pada siklus III ini sudah miningkat menjadi 74, 43.
126
Penelitian ini berakhir pada siklus III karena hasil perolehan nilai pada siklus III sudah mencapai batas indikator keberhasilan yang
ditetapkan yaitu 80. Hal ini sudah sesuai dengan yang disebutkan dalam BSNP 2006: 7 bahwasannya kriteria ketuntasan ideal yang
harus dicapai adalah lebih dari 75. Dari data hasil penelitian siklus I sampai siklus III terjadi peningkatan. Hal ini dapat membuktikan bahwa
model cooperatif learning tipe Numbered Head Together dengan media CD pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Implikasi Hasil Penelitian