Pencegahan Cacat Kusta Relaps Kusta

Rehabilitasi sosial ditujukan untuk mengurangi masalah psikologis dan stigma sosial agar PCK dapat berintegrasi sosial meliputi: konseling, advokasi, penyuluhan dan pendidikan. Sedangkan rehabilitasi ekonomi ditujukan untuk perbaikan ekonomi dan kualitas hidup meliputi: meliputi keterampilan kerja vocational training, fasilitas kredit kecil untuk usaha sendiri, modal bergulir, modal usaha, dll Soewono, 1997. Menurut Soewono 1997, pada rehabilitasi PCK, peranan fisioterapi sangatlah penting, beberapa peranan fisioterapi bagi PCK adalah: 1. Mengembalikan tonus otot yang mengalami kelumpuhan 2. Mencegah atrofi atau kontraktur otot yang mengalami kelumpuhan 3. Mencegah timbulnya kontraktur dan mempertahankan range sendi normal 4. Membuat kulit tetap lembut dan lunak. Sebagai kesatuan dari rehabilitasi kusta, maka perlu dilakukan tindakan bedah pada penderita kusta yang cacat, khususnya bedah rekonstruksi, dengan tujuan: 1. Memperbaiki fungsi anggota badan seoptimal mungkin. 2. Mencegah cacat berlanjut menjadi berat 3. memperbaiki penampilan kosmetik Agar pembedahan dapat berhasil dengan baik, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Basil tahan asam M. Leprae negatif atau penderita sudah bebas terapi CTC = Completetion to treatment cure 2. Bebas reaksi lebih dari 6 bulan 3. Tidak pernah mendapat pengobatan steroid dalam 6 bulan terakhir 4. Kelumpuhan otot sudah menetap 5. Tidak ada kontra indikasi pada operasi umum 6. Penderita kooperatif dan ada motivasi untuk dioperasi

2.2.12 Pencegahan Cacat Kusta

1. Upaya Pencegahan Cacat Primer, yang meliputi: Universitas Sumatera Utara a. Diagnosis dini b. Pengbaan secara teratur dan adekuat c. Diagnosis dini dan penatalaksanaan neuritis d. Diagnosis dini dan penatalaksanaan reaksi 2. Upaya Pencegahan cacat sekunder, meliputi: Perawatan diri sendiri untuk mencegah luka a. Latihan fisioterapi pada otot yang mengalami kelumpuhan untuk mencegah terjadinya kontraktur b. Bedah rekonstruksi untuk otot yang mengalami kelumpuhan c. Bedah septik untuk mengurangi perluasan infeksi sehingga pada proses penyembuhan tidak terlalu banyak jaringan yang hilang Perawatan mata, tangan dan atau kaki yang anestesi dan mengalami kelumpuhan otot. Wisnu, 1997

2.1.13 Relaps Kusta

Menurut Amirudin 1997, relaps adalah kembalinya penyakit secara aktif kepada penderita yang sesungguhnya telah menyelesaikan pengobatan yang telah ditentukan dan karena itu pengobatannya telah dihentikan oleh petugas yang berwenang 1. Relaps pada pasien kusta PB dapat bermanifestasi: a. Terjadi pada kulit dan saraf yang klasifikasi tipe kusta asalnya sama b. Manifestasi relaps mungkin lebih jelek dari klasifikasi asalnya, contoh: penderita dengan klasifikasi asal BT dengan relaps dengan ciri-ciri BT atau BL c. Dapat bermanifestasi relaps dalam bentuk yang lebih baik, contoh: penderita yang asalnya BT dapat relaps dalam bentuk TT Relaps pada pasien kusta MB dapat bermanifestasi: a. Terjadi pada kulit dan saraf yang klasifikasi tipe kusta asalnya sama b. Manifestasi relaps mungkin lebih jelek dari klasifikasi asalnya, contoh: penderita dengan klasifikasi asal BB atau BT dengan relaps dengan ciri-ciri LL Universitas Sumatera Utara c. Dapat bermanifestasi relaps dalam bentuk yang lebih baik, contoh: penderita yang asalnya LL dapat relaps dalam bentuk borderline, misalnya BL, BB atau BT d. Tipe lesi aneh yang disebut histoid dapat terjadi pada beberapa kasus. Relaps yang khas ini disebabkan oleh resistensi obat terutama terhadap dapson Amirudin et al, 1997. Gambaran klinis relaps: 1. Meluasnya lesi yang telah ada, menebal, eritematosa atau terjadinya infiltrat pada lesi yang sebelumnya telah menghilang atau terbentuknya lesi baru. 2. Penebalan atau kerusakan saraf, atau adanya saraf baru yang terkena 3. Ditemukan bakteri pada tempat yang sebelumnya negatif dan atau positif pada lesi yang baru Amirudin et al, 1997.

2.2.1. Kualitas Hidup