Keterampilan Proses Sains TINJAUAN PUSTAKA

c. Peramalan, bertujuan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamatiakan datang dari hasil interpretasi dari suatu pengamatan. d. Aplikasi konsep, bertujuan untuk menggunakan konsep yang telah diketahuidipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan masalah, misalnya yang memberikan tugas mengarang tentang sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain. e. Perencanaan penelitian, bertujuan untuk merencanakan penelitian-penelitian lanjutan dalam bentuk percobaan lainnya untuk menguji kebenaran hipotesis tertentu. f. Pelaksanaan penelitian, bertujuan agar siswa lebih memahami pengaruh variabel yang satu pada variabel yang lain. Cara belajar yang mengasyikkan akan terjadi dan kreativitas siswa akan terlatihkan. g. Mengkomunikasikan hasil penemuan, bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dan hasil penelitian kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau tertulis. Pembelajaran IPA yang mengutamakan proses mendapatkan ilmu daripada semata-mata mempelajari IPA sebagai produk dapat dicapai melalui pendekatan proses. Tekanannya pada pengembangan intelektual dan emosional anak didik, sehingga menjadi manusia yang utuh. Ada empat alasan mengapa kita memilih pendekatan proses Conny dkk, dalam Darmodjo Kaligis, 1991:39, yaitu: 1. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin cepat sehingga tak mungkin guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengatasi hal tersebut siswa diberi bekal “keterampilan proses” yang dapat mereka gunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung dari guru. 2. Anak-anak lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dan dengan mempraktikkan sendiri melalui upaya penemuan secara fisik dari benda-benda nyata, seperti yang dilakukan dalam pendekatan keterampilan proses. 3. Ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak tetapi bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori lama. Dengan keterampilan proses, siswa mampu membuktikannya sendiri. 4. Pendekatan keterampilan proses mampu mengembangkan sikap dan nilai- nilai pada diri anak didik. Kegiatan pembelajaran yang menerapkan keterampilan proses memiliki kelebihan dan kekurangan. Erikanto dalam Sugesti, 2008:17 merumuskan kelebihan dan kekurangan dari proses belajar mengajar dengan menggunakan keterampilan proses adalah sebagai berikut: a. Kelebihannya adalah siswa dapat: 1 dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, 2 mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep-konsep pengetahuan, 3 mengembangkan sikap ilmiah dan merangsang rasa ingin tahu siswa, 4 mengurangi ketergantungan siswa terhadap orang lain dalam belajar, 5 menumbuhkan motivasi intrinsik pada diri siswa, 6 memiliki keterampilan-keterampilan dalam melakukan suatu kegiatan ilmiah sebagaimana yang biasa dilakukan para saintis. b. Kekurangannya: 1 membutuhkan waktu yang relatif lama untuk melakukannya, 2 jumlah siswa dalam kelas harus relatif kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian guru, 3 memerlukan perencanaan dengan sangat teliti, 4 tidak menjamin bahwa setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran, 5 sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama berlangsungnya proses pembelajaran.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMP Negeri 3 Metro.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 20122013 yang terdiri dari 7 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII G sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan teknik cluster random sampling Noor, 2011:153.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental semu quasi eksperiment dengan desain pretes-postes kelompok ekuivalen. Kelas eksperimen VII A diberi perlakuan dengan praktikum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sementara itu kelas kontrol VII G hanya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hasil pretest dan posttest pada kedua subjek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut:

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah: a. Pembuatan surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah tempat diadakannya penelitian. b. Observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang yang menjadi subjek penelitian. c. Penetapan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Pengambilan data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok. e. Pembentukan kelompok diskusi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa. Gambar 2. Desain pretest – posttest kelompok ekuivalen dimodifikasi dari Sugiyono, 2008:116 Keterangan: I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O 1 = Pretest, O 2 = Posttest, X = Perlakuan praktikum dengan model kooperatif tipe Jigsaw, C = Perlakuan dengan model kooperatif tipe Jigsaw tanpa praktikum Kelompok Pretest Perlakuan Posttest I O 1 X O 2 II O 1 C O 2 f. Pembuatan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan Lembar Kerja Kelompok LKK untuk setiap pertemuan. g. Pembuatan soal pretest untuk pertemuan pertama, dan soal posttest untuk pertemuan kedua mengenai ciri-ciri makhluk hidup. h. Pembuatan lembar observasi aktivitas siswa. i. Pembuatan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode praktikum dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan metode praktikum dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk kelas eksperimen, dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah- langkah pembelajaran sebagai berikut.

a. Kelas Eksperimen

1 Pendahuluan a Siswa mengerjakan soal pretest mengenai ciri-ciri makhluk hidup pada pertemuan pertama. b Siswa diberikan apersepsi oleh guru:  Pertemuan I: - Guru menanyakan kepada siswa respon apa yang akan diberikan oleh anak kecilbalita ketika tertusuk jarum, kemudian menanyakan apakah boneka juga akan memberikan respon yang sama ketika ditusuk dengan jarum. - Guru menanyakan kepada siswa perbedaan antara makhluk hidup dan benda mati.  Pertemuan II: - Guru menanyakan kepada siswa zat apa yang dikeluarkan oleh tubuh mereka ketika suhu tubuh meningkatpanas. - Guru menanyakan apakah pohon pisang dapat mengeluarkan keringat seperti manusia. c Guru memberikan motivasi kepada siswa:  Pertemuan I: Guru memberikan informasi mengenai manfaat mempelajari materi ciri-ciri makhluk hidup  Pertemuan II: Guru menunjukkan bidang ilmu pengetahuan lain yang relevan dalam mempelajari identifikasi ciri-ciri makhluk hidup seperti taksonomi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, dan ilmu lainnya. d Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran, keterampilan sosial, dan karakter yang harus dicapai. 2 Kegiatan Inti a Eksplorasi:  Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing, setiap kelompok terdiri dari 4 orang pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya, yang terdiri dari 8 kelompok yang heterogen berdasarkan tingkat intelegensi dan jenis kelamin.  Siswa dibagikan kartu nama yang warnanya berbeda merah, kuning, hijau, dan biru di dalam tiap kelompok asal.  Siswa ditempatkan ke dalam kelompok ahli sesuai dengan warna kartunya, yaitu siswa yang memiliki kartu merah berkumpul membentuk kelompok ahli pertama, siswa yang memiliki kartu kuning berkumpul membentuk kelompok ahli kedua, siswa yang memiliki warna kartu hijau berkumpul membentuk kelompok ahli ketiga, dan siswa yang memiliki warna kartu biru berkumpul membentuk kelompok ahli keempat.  Siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang akan dilaksanakan di dalam proses pembelajaran, bahwa pada pertemuan: 1 Pertama: a. Kelompok ahli 1 mendapatkan materi ciri makhluk hidup peka terhadap rangsang iritabilitas. b. Kelompok ahli 2 mendapatkan materi ciri makhluk hidup bergerak. c. Kelompok ahli 3 mendapatkan materi ciri makhluk hidup adaptasi. d. Kelompok ahli 4 mendapatkan materi ciri makhluk hidup ekskresi.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012

3 23 43

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)

0 16 61

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Metro Semester Genap Tahun Pelajar

0 17 61

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Metro Semest

2 18 54

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan Semester Genap Tahu

8 114 44

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 68

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 4 57

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 11 57

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK KERAGAMAN SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar

3 29 131

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 57