Jika nilai Cronbach Alpha 0,70 Yamin dan Kurniawan, 2009:282, maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel. Berdasarkan Tabel 1.6 diatas dapat dilihat
nilai Cronbach Alpha 0,70, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.
9. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2008:206. Metode
ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula- mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan
gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. b.
Metode Analisis Statistik 1.
Analisis Regresi Berganda Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui
pengaruhhubungan antara variabel independent gaya Kepemimipian dan fasilitas kerja dan variabel dependent Kepuasan Kerja Pegawai akan
digunakan analisis regresi linear berganda multiple regression analysis. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16,0 untuk
memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y= a + b
1
X
1
+b
2
X
2
Dimana: Y
: Kepuasan Kerja Pegawai a
: Konstanta b
1
-b
2
: Koefisien regresi X
1
: Gaya Kepemimpinan X
2
: Fasilitas kerja e
: Standard error Model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik
sebagai berikut:
1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena
terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk uji normalitas, yaitu:
a Analisis Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut: Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b
Analisis Statistik Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non
parametrik Kolmogorof-Smirnov K-S. Menurut Umar 2008:181 bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp. Sig
2-tailed lebih besar dari 0,05 α = 5, tingkat signifikan maka
data berdistribusi normal.
2 Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada
atau tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat diketahui dengan melihat nilai dari variance inflation factor VIF dari masing-masing
variabel independent terhadap variabel dependent. Pengambilan Keputusannya:
VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas
Tolerence 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas Tolerence 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas
3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari suatu residual pengamatan
kepengamatan lain. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas, yaitu:
a Analisis Grafik
Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak
membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.
b Analisis Statistik
Gejala Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji Glesjer.
2. Uji F Uji Serentak
Uji F uji serentak adalah untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama serentak berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
H : b
1
= b
2
= b
3
= 0 Artinya secara bersama-sama serentak tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel independent Gaya Kepemimpinan Dan Fasilitas Kerja terhadap variabel dependent Kepuasan Kerja Pegawai.
H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0 Artinya secara bersama-sama serentak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel independent gaya kepemimpinan dan faslitas kerja terhadap variabel dependent Kepuasan Kerja Pegawai.
Nilai f
hitung
akan dibandingkan dengan nilai f
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H diterima jika f
hitung
≤ f
tabel
pada α = 5 dengan tingkat keyakinan
95. H
1
diterima jika f
hitung
f
tabel
pada α = 5 dengan tingkat
keyakinan 95.
3. Uji t Uji Parsial
Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independent X terhadap variabel dependent Y.
Bentuk pengujiannya yaitu: H
o
: bi = 0 variabel independent secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent.
H
I
: bi ≠ 0 variabel independent secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependent. Nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H
o
diterima bila t
hitung
t
tabel
pada α = 5
H
I
ditolak bila t
hitung
t
tabel
pada α = 5
4. Pengujian Koefisien Determinan R
2
Koefisien determinan R
2
bertujuan untuk mngetahui signifikansi variabel. Koefisien deteminasi melihat seberapa besar pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan R
2
berkisar antara 0 nol sampai dengan 1 satu, 0 ≤ R
2
≤ 1. Apabila deteminasi R
2
semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent terhadap pengaruh variabel
dependent semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent, dan bila R
2
mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent adalah besar terhadap variabel dependent.
Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent yang diteliti terhadap variabel dependent.
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian terdahulu
Ahmad Fadli 2006 : “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan fasilitas terhadap kepuasan kerja pegawai “ Dengan hasil penelitian sebagai berikut : Gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada PT. Kawasan Industri Medan. Nilai R-Square menunjukkan bahwa
42,5 variasi kerja dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah Gaya kepemimpinan Demokratis.
Mimi Novita Lubis 2007 : “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai “ Dengan hasil penelitian sebagai berikut : Gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai. Ini terbukti dari pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai yang kuat dan
siknifikan, pada Kantor Pelayanan Perpajakan Binjai.
B. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemberian defenisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Karena pemimpin merupakan individunya sedangkan kepemimpinan
merupakan pola tindakan dan tingkah laku dari pemimpin tersebut. Menurut Siagian 2002:62 mendefenisikan “Pemimpin adalah merupakan kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain mau melakukan kehendak pemimpin
meskipun secara pribadi hal itu tidak disenanginya. Pendapat lain menyatakan “