Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Menurut Malo dkk. 1985 : 149 kata populasi itu bukan diartikan sebagai penduduk, seperti halnya dalam studi kependudukan. Populasi dalam hal ini berarti sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Elemen populasi itu biasanya merupakan satuan analisis. Populasi dapat berupa kumpulan semua kota di Indonesia, semua wanita di daerah pedesaan, semua perusahaan yang jumlah buruhnya kurang dari lima ribu, atau apa saja. Pada dasarnya populasi adalah himpunan semua hal yang ingin diketahui. Populasi penelitian ini adalah semua bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul.

3.1.2 Sampel

Setelah populasi dirumuskan dengan jelas, barulah kita dapat menetapkan apakah mungkin untuk meneliti seluruh elemen populasi ataukah perlu mengambil sebagian saja dari populasi yang sering disebut sebagai sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sampel penelitian ini hanyalah bahasa gaul yang terdapat dalam tabloid Gaul rubrik “Ada Apa”, edisi 43-50 tahun VIII, 9 November 2009 – 10 Januari 2010.

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode Sudaryanto, 1993 : 9. Dalam melakukan sebuah Universitas Sumatera Utara penelitian diperlukan sejumlah data yang akan dikaji sebagai bahan olahan. Oleh karena itu, untuk memperoleh data dalam penelitian bahasa gaul ini dipergunakan metode simak, yakni penyimakan terhadap penggunaan bahasa gaul pada tabloid Gaul. Selanjutnya, untuk melengkapi penggunaan metode tersebut, digunakan teknik catat Sudaryanto, 1993:13. Dalam hal ini, peneliti membaca, mempelajari, dan memeriksa data-data yang diperlukan, serta mencatat data yang diperoleh ke dalam kartu data.

3.3 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam tahap analisis data adalah metode padan dan metode agih Sudaryanto, 1993: 13-15. Metode agih adalah metode yang memadankan sesuatu dengan objek penentu yang berasal dari bahasa itu sendiri dan metode padan merupakan metode yang memadankan, menyelaraskan sesuatu dengan alat penentu lain di luar bahasa Sudaryanto, 1993:13. Teknik yang digunakan adalah teknik baca markah BM sebagai teknik dasar dan dilanjutkan dengan teknik lesap yang dilakukan dengan melesapkan unsur tertentu pada satuan lingual data serta teknik ganti yang dilakukan dengan mengganti unsur satuan lingual yang ada Sudaryanto, 1993: 37. Teknik baca markah BM digunakan untuk melihat bentuk-bentuk kosa kata yang terdapat dalam wacana. Menurut Sudaryanto 1993:95, bahwa pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu; dan kemampuan membaca peranan pemarkahan itu marker berarti kemampuan menentukan kejatian lingual yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa peneliti dapat melihat langsung pemarkah yang bersangkutan. Contoh: Cerita hidup Kara ternyata menyentuh banget Gaul, No.43VIII: 9. Berdasarkan teknik baca markah pada contoh di atas, diperoleh kosa kata bahasa gaul banget. Kata banget digunakan untuk menyatakan suatu hal atau keadaan yang terlalu atau Universitas Sumatera Utara berlebihan. Kata banget dalam bahasa Indonesia dapat disamakan dengan kata sangat dan sama-sama termasuk ke dalam kelas kata adverbia yang dapat disandingkan dengan kata sifat. Tetapi, dalam penggunaannya dalam kalimat kata banget dengan kata sangat tidak menempati posisi yang sama. Dalam bahasa Indonesia kata sangat yang diikuti kata sifat posisinya selalu di depan kata sifat tersebut, sedangkan kata banget dalam penggunaanya dalam kalimat selalu diletakkan sesudah kata sifat. Metode agih digunakan untuk menganalisis kosa kata bahasa gaul dan struktur pembentukan kata-kata dalam bahasa gaul yang terdapat pada tabloid Gaul, sedangkan metode padan digunakan untuk menganalisis perubahan yang terjadi dalam bahasa Indonesia menjadi bahasa gaul. Jadi, jalur kerja metode padan yang dilakukan adalah metode translasional terjemahan dengan alat penentu bahasa lain. Pengujar bahasa gaul umumnya adalah remaja, anak-anak muda dan para selebritis. Berikut contoh teks bahasa gaul dalam tabloid Gaul edisi 43, 9-15 November 2009: “Kamu yang udah nonton film Serigala terakhir pasti tau banyak adegan perkelahian yang seru dan menegangkan. Selain ada adegan eksyen, ada juga balutan cerita drama percintaan dan keluarga. Salah satunya tokoh jarot. Ia menjalin hubungan dengan Aisyah, adik dari Ale, sahabatnya yang ternyata mengkhianati dirinya.” Pembentukan kata bahasa gaul pada teks di atas dilakukan dengan menggunakan teknil lesap dan teknik ganti. Adapun proses pembentukannya adalah sebagai berikut: 1. Teknik Lesap Teknik lesap dilakukan dengan melesapkan unsur tertentu pada satuan lingual yang ada. Contohnya pada kalimat: Universitas Sumatera Utara Kamu yang udah nonton film Serigala terakhir pasti tau banyak adegan perkelahian yang seru dan menegangkan. Pada kalimat di atas kita peroleh kosa kata bahasa gaul sebagai berikut: - udah Kata udah diambil dari kata sudah dalam bahasa Indonesia. Pada kata udah terjadi proses pelesapan fonem di awal kata Aferesis, yaitu adanya pelesapan fonem s. Bahasa Indonesia Bahasa gaul Sudah Udah - tau Kata tau diambil dari kata tahu dalam bahasa Indonesia. Pada kata tau terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata sinkop, yaitu adanya pelesapan fonem h. Bahasa Indonesia Bahasa Gaul Tahu Tau 2. Teknik Ganti Teknik ganti dilakukan dengan mengganti unsur-unsur satuan lingual yang ada. Contohnya pada kalimat: Selain ada adegan eksyen, ada juga balutan cerita drama percintaan dan keluarga. Pada kalimat di atas kita peroleh kosa kata bahasa gaul, yaitu: - eksyen Kata eksyen berasal dari bahasa Inggris yaitu action. Pada kata ini terjadi gejala adaptasi. Pembentukan kata action menjadi eksyen dilakukan dengan menggunakan teknik ganti. Bahasa Indonesia Bahasa Gaul Action Eksyen Inggris Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Penggunaan Kosa kata Bahasa Gaul dalam Tabloid Gaul