BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Pengertian seseorang tentang penyakit skizofrenia berasal dari apa yang diyakini
sebagai faktor penyebabnya yang berhubungan dengan biopsikososial Stuart Sundeen, 1998. Angka penderita skizofrenia di Indonesia cukup memprihatinkan.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga SKMRT, tahun 1995 ditemukan 185 per 1000 penduduk dewasa menunjukan adanya masalah kesehatan
jiwa. Angka perbandingan ini jauh melebihi batas yang ditetapkan WHO, yaitu 1 - 3 per 1000 penduduk Hasanat, dkk, 2004.
Skizofrenia merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa yang serius, ditandai dengan kehilangan kontak pada kenyataan psikosis, halusinasi, khayalan
kepercayaan yang salah, pikiran yang abnormal dan mengganggu kerja dan fungsi sosial. Prevalensi penderita skizofrenia pada tahun 2006 di Amerika Serikat
dilaporkan bervariasi antara 1 sampai 1,5 Luana, 2007. Sementara prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia pada tahun 2006 adalah 0,3 sampai 1 dan
biasanya timbul pada usia sekitar 18 sampai 45 tahun. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia
Setiadi, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Kasus skizofrenia paranoid adalah kelompok terbesar 90 dari penderita skizofrenia di rumah sakit jiwa. Penatalaksanaan gizi dalam gejala masalah mental
dan neurologi jarang dilakukan. Mengingat hampir semua penyakit tersebut merupakan penyakit jangka panjang, maka penatalaksanaan gizi merupakan tolak
ukur pendukung tidak langsung yang sangat membantu penderita dalam mempertahankan fungsi optimal dan rasa sehat, sehingga memudahkan dalam terapi
kejiwaan. Kebutuhan zat gizi seperti energi, protein, lemak dan lainnya dalam kondisi stres fisik maupun psikologis seperti depresi, dan masalah emosi lainnya akan
meningkat Stewart, 2007. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu
pusat pelayanan bagi pasien penderita skizofrenia yang memiliki jumlah pasien penderita skizofrenia paling banyak di Kota Medan. Dari hasil survei awal diketahui
bahwa jumlah penderita skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata jumlah
pasien penderita skizofrenia yang dirawat setiap bulannya selama tahun 2009 yaitu sebanyak 260 pasien, sementara pada tahun 2010 rata-rata jumlah pasien naik
menjadi 460 pasien, dan sebagian besar pasien 70 berasal dari golongan miskin. Pada umumnya pasien skrizofrenia paranoid di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara hanya mendapatkan makanan yang disediakan dari rumah sakit dan jarang mendapatkan makanan tambahan dari keluarga yang
mengunjunginya. Hasil penelitian Salmawati 2006 pada pasien penderita
Universitas Sumatera Utara
skizofrenia di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor diketahui bahwa pada umumnya tingkat kecukupan energi penderita skizofrenia ada pada kategori normal,
sementara tingkat kecukupan protein ada pada kategori defisit berat, dan secara keseluruhan status gizi pasien penderita skizofrenia umumnya berada pada kategori
kurus 24, normal 68, dan gemuk 8. Sementara hasil survei Wasingun 1998 dalam Eka 2009, tentang pengukuran status gizi dengan menggunakan metode
indeks masa tubuh diperoleh bahwa 40 penderita skizofrenia yang dirawat inap di RSJ Prof. dr. Soeroyo Magelang menderita kurang energi kronis IMT kurang dari
18,5. Menurut Almatsier, 2005, status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk
lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu.
Berdasarkan latar belakang di atas dan mengacu kepada penelitian di daerah lain pada pasien skizofrenia paranoid, sehingga penulis tertarik untuk meneliti tingkat
kecukupan energi dan protein serta status gizi pasien Skizofrenia paranoid rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Medan tahun 2011.
1.2. Perumusan Masalah