Rumusan Masalah Manfaat Penelitian DM tipe 1, insulin dependent diabetes mellitus IDDM

penderita menyesuaikanmengatur pola makanan, aktivitas fisik dan kebutuhan kadar insulin untuk memperbaiki KGD sehari-hari Benjamin, 2010. Studi telah membuktikan bahwa pasien diabetes melitus yang melakukan kontrol KGD secara teratur memiliki kualitas hidup yang baik dan memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah Mcculloch, 2009. Kepulauan Nias adalah suatu wilayah di Provinsi Sumatera Utara yang juga diperkirakan penduduknya banyak menderita penyakit Diabetes Melitus. Hal ini didasari dengan makin meningkatnya keadaan sosio ekonomi masyarakat Nias sehingga diperkirakan tingkat kejadian penyakit diabetes melitus akan semakin meningkat. Faktor pendidikan masyarakatnya yang masih rendah juga diperkirakan mempunyai pengaruh akan terjadinya peningkatan diabetes melitus. Namun sampai saat ini penelitian tentang diabetes melitus di kepulauan Nias belum pernah dilakukan. Atas dasar tersebut diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian ini. Namun oleh karena keterbatasan penulis, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pasien-pasien diabetes melitus di RSUD Gunungsitoli.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana karakteristik penderita DM pada pasien-pasien DM di RSUD Gunungsitoli dan pengetahuannya tentang kontrol kadar gula darah.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Karakteristik Penderita DM dan Pengetahuan Penderita DM Tentang Kontrol Kadar Gula Darah Di RSUD Gunungsitoli”.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk : a. Untuk mengetahui karakteristik penderita DM umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, riwayat keluarga. b. Untuk mengetahui pengetahuan penderita DM mengenai penyakit Diabetes Melitus secara umum. Universitas Sumatera Utara c. Untuk mengetahui pengetahuan penderita DM mengenai gejala-gejala klinis Diabetes Mellitus. d. Untuk mengetahui pengetahuan pasien mengenai cara-cara pengkontrolan Diabetes Mellitus.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai : a. Memberikan informasi bagi institusi kesehatan dan pihak eksekutif tentang karakteristik dan pengaruh pengetahuan pasien DM tentang pentingnya kontrol KGD. b. Memberi informasi bagi para tenaga kesehatan dalam hal menyusun perencanaan upaya kesehatan mengenai pentingnya kontrol KGD dan penanganan terhadap penderita DM, sehingga nantinya akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. c. Dapat dijadikan sebagai bahan kepustakaan di perpustakan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara FK USU. d. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh penulis selama kuliah di FK USU. e. Dapat menjadi data sekunder untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus

2.1.1 Definisi

Menurut American Diabetes Association ADA 2005, Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya PERKENI, 2006.

2.1.2 Faktor Risiko

Menurut Suyono 2007, DM di Indonesia akan terus meningkat disebabkan beberapa faktor antara lain : a. Faktor keturunan genetik b. Faktor kegemukan atau obesitas IMT 25 kgm 2 - Perubahan gaya hidup dari tradisional ke gaya hidup barat - Makan berlebihan - Hidup santai, kurang gerak badan c. Faktor demografi - Jumlah penduduk meningkat - Urbanisasi - Penduduk berumur di atas 40 tahun meningkat d. Kurang gizi

2.1.3 Epidemiologi

Sekitar 18,2 juta orang di Amerika Serikat menderita DM dan diantara pasien ini 5,2 juta orang tidak terdiagnosa. Risiko mengalami diabetes untuk bayi yang dilahirkan pada tahun 2000 diperkirakan adalah 32,8 untuk pria dan 38,5 untuk wanita. DM tipe 1 ditemukan pada 5 sampai 10 pasien dengan diabetes dan prevalensinya pada orang yang berusia kurang dari 20 tahun adalah sekitar 1 dalam 400. DM tipe 1 tidak memiliki variasi musiman dan perbedaan jenis Universitas Sumatera Utara kelamin secara klinis tidak bermakna. DM tipe 2 dijumpai pada 90 sampai 95 dari semua pasien dengan diabetes. Prevalensinya berbeda di antara kelompok ras dan etnis yang berbeda Afrika-Amerika 11,4, Latino 8,2, dan Amerika Asli 14,9 Cramer dan Manyon, 2007. Menurut data organisasi Persatuan Rumah Sakit di Indonesia PERSI tahun 2008, Indonesia kini menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia. Pada 2006, jumlah penyandang diabetes diabetasi di Indonesia mencapai 14 juta orang. Dari jumlah itu, baru 50 penderita yang sadar mengidap, dan sekitar 30 di antaranya melakukan pengobatan secara teratur. Menurut beberapa penelitian epidemiologi, prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5 sampai 2,3, kecuali di Manado yang cenderung lebih tinggi, yaitu 6,1 PERSI, 2008 Menurut kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi, penyakit DM di Medan, sejak September-Oktober 2009 merupakan penyakit dengan penderita terbanyak, yang terus mengalami peningkatan jumlahnya, jika dibanding dengan jumlah pasien Penyakit Jantung Koroner atau penyakit yang lainnya. Diperkirakan di Medan terdapat lebih dari 14 juta orang menderita diabetes, tetapi baru 50 yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 yang datang berobat teratur Waspada Online, 2009.

2.1.4 Klasifikasi

Klasifikasi Diabetes Melitus menurut PERKENI 2006 dalam dilihat dalam tabel 2.1 dibawah ini : Tabel 2.1 Klasifikasi Diabetes Melitus Jenis Etiologi Tipe 1 Destruksi sel β, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut • Autoimun • Idiopatik Tipe 2 Bervariasi, mulai dari resistensi insulin yang disertai defisiensi insulin relatif hingga defek sekresi insulin yang Universitas Sumatera Utara dibarengi resistensi insulin. Tipe lain • Defek genetik fungsi sel β • Defek genetik kerja insulin • Penyakit eksokrin pankreas • Endokrinopati • Karena obat atau zat kimia • Infeksi • Sebab imunologi jarang • Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM Diabetes Melitus gestasional Intoleransi glukosa yang timbul atau terdeteksi pada kehamilan pertama dan gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan.

a. DM tipe 1, insulin dependent diabetes mellitus IDDM

Diabetes jenis ini terjadi ak ibat kerusakan sel β pakreas. Dahulu, DM tipe 1 disebut juga diabetes onset-anak atau onset-remaja dan diabetes rentan- ketosis karena sering menimbulkan ketosis. Onset DM tipe 1 biasanya terjadi sebelum usia 25-30 tahun tetapi tidak selalu demikian karena orang dewasa dan lansia yang kurus juga dapat mengalami diabetes jenis ini. Sekresi insulin mengalami defisiensi jumlahnya sangat rendah atau tidak ada sama sekali. Dengan demikian, tanpa pengobatan dengan insulin pengawasan dilakukan melalui pemberian insulin bersamaan dengan adaptasi diet, pasien biasanya akan mudah terjerumus ke dalam situasi ketoasidosis diabetik Arisman, 2011. Gejala biasanya muncul secara mendadak, berat dan perjalanannya sangat progresif; jika tidak diawasi, dapat berkembang menjadi ketoasidosis dan koma. Ketika diagnosa ditegakkan, pasien biasanya memiliki berat badan yang rendah. Hasil tes deteksi antibodi islet hanya bernilai sekitar 50-80 dan KGD 140 mgdL Arisman, 2011.

b. DM tipe 2, non-insulin dependent diabetes mellitus NIDDM