PKPU Pada C.V Penolakan dari Pihak Kreditor

Dalam hal ini pengadilan niaga harus mengabulkan permohonan PKPU sementara, serta mengangkat pengurus PKPU dan hakim pengawas untuk membantu proses PKPU tersebut. Dan selanjutnya dalam jangka waktu paling lama 45 empat puluh lima hari pengadilan mengadakan sidang penyelesaian proses PKPU dimana dalam sidang tersebut debitor dapat mengajukan rencana perdamaian yang akan ditawarkan kepada para kreditornya. Terhadap rencana perdamaian tersebut, kreditor melakukan rapat kreditor untuk menentukan suara setuju atau tidak terhadap rencana perdamaian yang diajukan oleh kreditor sesuai kourum yang ditetapkan dalam UUK-PKPU. Jumlah suara kreditor dihitung berdasarkan kelipatan Rp. 10.000.000,- sepuluh juta rupiah terhadap satu suara. Bila rencana perdamaian tersebut diterima maka sekutu-sekutu pada firma tidak perlu melakukan tanggung jawabnya sampai kepada harta pribadinya, yang perlu dilakukan adalah pembenahan-pembenahan terhadap perusahaan dengan cara restrukturisasi dan rescheduling perusahaan. Tetapi apabila rencana perdamaian tersebut ditolak, maka otomatis firma tersebut akan dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga dalam sidang yang sama. Dan akibat hukumnya tanggung jawab para sekutu firma sampai kepada harta kekayaan pribadinya apabila kas firma yang ada tidak mencukupi untuk melakukan pembayaran seluruh utang-utangnya.

2. PKPU Pada C.V

Persekutuan kommanditer CV adalah suatu badan usaha yang mempunyai 2 dua sekutu yaitu sekutu kommanditer dan sekutu Complementer 106 106 Ibid, hal 57. . Sekutu kommanditer Universitas Sumatera Utara adalah sekutu yang tanggung jawabnya terbatas pada modal yang dia tanamkan dalam perusahaan, sedangkan sekutu complenter adalah sekutu yang tanggung jawabnya sama dengan sekutu pada firma yaitu tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan. Sekutu –sekutu pada CV mempunyai peran yang berbeda dalam proses PKPU, dimana yang dapat mewakili perusahaan hanyalah sekutu komplementer saja, sedangkan sekutu commanditer tidak mempunyai kewenangan untuk mewakili perusahaan. Sama halnya proses pengajuan PKPU pada CV dengan pada firma, yang berbeda adalah dari segi tanggung jawab yang dipikul oleh para masing-masing sekutu apabila rencana perdamaian yang dimajukan oleh sekutu komplementer ditolak oleh para krediotrnya, maka terhadap sekutu kommanditer tanggung jawabnya terbatas pada modal yang dia tanamkan dalam hal pembayaran utang-utang kepada para kreditornya. Sedangkan sekutu komplementer bertanggung jawab sampai kepada harta pribadinya apabila kas perusahaan tidak mencukupi untuk pembayaran utang-utangnya. Tetapi apabila terdapat kelebihan kas setelah pembayaran seluruh utang-utangnya, maka sisa tersebut dibagi seimbang antara semua sekutu yang terdapat dalam CV.

3. PKPU Pada Perseroan Terbatas.

PKPU pada PT berbeda dengan firma dan CV, dimana pada PT terdapat organ-organ PT, yaitu Pemegang saham, Direksi dan Dewan Komisaris. Para pemegang saham pada PT hanya menanamkan modalnya saja, sedangkan yang menjalankan perusahaan adalah direksi atau dewan direksi, sedangkan komisaris bertugas mengawasi pekerjaan dari direksi. Dalam Universitas Sumatera Utara PT mempunyai harta kekayaan perusahaan yang terpisah dari kekayaan pemiliknya. Oleh sebab itu tanggung jawabnya juga terbatas pada harta kekayaan perusahaan saja tidak sampai kepada harta kekayaan pribadinya. Yang dapat mengajukan PKPU pada PT adalah Direksi dengan persetujuan RUPS, dan setelah PKPU diterima oleh Pengadilan Niaga maka Direksi bersama-sama dengan pengurus PKPU mengajukan rencana Perdamaian kepada para kreditornya. Fungsi perdamaian dalam proses PKPU sangat penting artinya, bahkan merupakan tujuan utama bagi si direksi sebagai orang yang paling mengetahui kebaradaan perusahaan, bagaimana keadaan perusahaannya kedepan baik potensi maupun kesulitan membayar utang-utangnya dari kemungkinan-kemungkinan masih dapat bangkit kembali dari jeratan- jeratan utang terhadap keseluruhan kreditornya. Oleh karenanya langkah-langkah perdamaian itu adalah untuk menyusun suatu strategi baru bagi debitor menjadi sangat penting. Namun karena factor kesulitan pembayaran utang-utang yang mungkin segera jatuh tempo yang mana sementara belum dapat diselesaikan membuat debitor terpaksa membuat konsep perdamaian, yang mana konsep ini nantinya akan ditawarkan kepada pihak kreditor. Dengan kata lain tujuan akhir dari PKPU adalah dapat tercapainya rencana perdamaian anatara debitor dan seluruh kreditor dari rencana perdamaian yang diajukan atau ditawarkan oleh debitor. Hanya saja rencana perdamaian yang disusun dalam rangka PKPU menurut ketentuan UUK-PKPU belum lagi bersifat menyeluruh dan komprehensif. Dimana dalam UUK-PKPU hanya lebih tertuju pada debitor dan kreditor, itupun sering sebagian pada yang bermasalah saja. Tidak demikian halnya dengan system yang dianut oleh Bankruptcy Code Amerika serikat berkaitan dengan perundingan dan kesepakatan yang Universitas Sumatera Utara menyangkut reorganization plan berdasarkan chapter 11, menurut section 1126 a, bukan saja kreditor tetapi juga pemegang saham share holders memberikan hak suaranya berkaitan dengan chapter 11. 107 Hal ini antara lain disebabkan oleh kedudukan pemegang saham mayoritas yang menyebabkan pemegang saham minoritas berada pada posisi yang tidak berdaya dalam menegakkan kepentingannya. Hal lain juga yang menghambat pemegang saham minoritas untuk mewakili kepentingan perseroan atau PT adalah prinsip “persona standing in judicio atau capacity standing incourt in judgement” yaitu hak untuk mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan yang tida lain dilakukan oleh organ PT tersebut. 108 Namun dengan diberikannya hak Derivatif 109 107 Ibid, hal. 387. berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka hak-hak pemegang saham minoritas, dalam hal mengajukan gugatan atas nama perseroan dapat dilakukan oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110 bagiandari jumlah seluruh saham, dengan hak suara yang sah ke pengadilan negeri terhadap anggota Direksi atau Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada PT tersebut. Apalagi dalam suatu perseroan yang terancam pailit atau perseroan yang telah berada dalam tingkat kesulitan pembayaran utang yang bermaksud untuk mengajukan PKPU ataupun dalam usaha menyusun suatu Rencana Perdamaian kedepan yang menyangkut hidup matinya perusahaan, rencana perdamaian yang disusun jauh kedepan sebaiknya melibatkan seluruh organ perseroan 108 I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Jakarta: Kasaint Blano, 2002, hal.46. 109 Ibid., hal 46-47. Universitas Sumatera Utara termasuk para pemegang saham dan tentunya juga termasuk para pemagang saham minoritas. 110 Disamping itu tentunya kecakapan pengurus untuk bersama-sama debitor, harus senantiasa sejalan dalam mengupayakanmerealisasikan rencana perdamaian dan pengurus senantiasa bersikap independen dalam melihat sisi kepentingan debitor dan para kreditornya. Disamping itu pihak pengadilan juga penting khususnya hakim pengawas dalam memberikanpetunjuk dan tindakan yuridis. Diterimanya permohonan PKPU yang dimohonkan debitor, yang berarti telah disepakatinya langkah-langkah perdamaian antara kreditor dan sekalian kreditornya, maka terbukalah suatu kesempatan bagi debitor untuk memulihkan usahanya dan menghindar dari ancaman kepailitan. Sidebitor yang karena satu dan lain hal mengalami hambatan dalam menjalankan usahanya, khususnya dalam membayar sekalian utang-utangnya yang telah jatuh tempo, kembali mendapai angin segar untuk menata kembali usahanya berdasarkan pada potensi baru, baik potensi yang diperoleh dari langkahlangkahpenjadwalan utang rescheduling, bahkan mungkin mendapat potensi tambahan modal baru rekapitalisasi, sehingga modal tersebut dapat digunakannya untuk menggerakkan kembali roda perusahaan. Namun tentu saja hal ini semua dijalankannya dalam mekanisme managemen yang baru. Mekanisme tersebut dimaksud : 111 110 I.G. Rai Widjaya,Op. Cit., hal.49. 111 Sri Wijiastuti, Lembaga PKPU Sebagai Sarana Restrukturisasi Utang Bagi Debitor Terhadap Para Kreditor, Tesis: Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro, 2010, hal 45. Universitas Sumatera Utara 1. Jika dahulu sidebitor mengelola usaha yang sekaligus merupakan pihak pengurus yang berwenang penuh dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya, maka sekarang ini sidebitor didampingi oleh pengurus yang baru untuk bersama-sama melakukan kerjasama pengurusan perusahaan dan bersama-sama bertanggungjawab khususnya dalam masa PKPU ini, sampai dengan lunasnya nanti utang-utang debitor atas sekaliankreditornya. Dan dalam pengurusan ini, debitor dan pengurus tidak dapat bertindak sendiri-sendiri lihat ketetapan Pasal 240 ayat 1, 2. Dalam melakukan pengurusan perusahaan tersebut, pihak debitor dan pengurus mendapat pengawasan dari pihak pengadilan yang dilaksanakan oleh hakim pengawas. 3. Sidebitor telah memperoleh pengalaman dari kesaiahankegagalan kepengurusannya selama ini, yang akan diperbaiki sehingga lebih mampu untuk memecahkan dan menghindari salah yang sama tidak terulang lagi. Namun dibalik peluang-peluang yang didapatkannya ini, untuk memulihkan usahanya tentu saja banyak hal-hal yang senantiasa suka atau tidak suka harus diterimanya sebagai konsekwensi dari diterapkannya suatu rencana perdamaian yang ketentuannya harus dijalankan antara lain : 112 1. Sidebitor harus menjalankan semua ketentuan-ketentuan dari kesepakatan bersama termasuk melaksanakan reorganisasi dan merestrukturisasi perusahaannya, yang mana mungkin berakibat harus mengadakan pemutusan hubungan kerja dengan sebagian kecil atau sebagian besar karyawannya. 112 Ibid, hal 50 Universitas Sumatera Utara 2. Menambah sejumlah utang baru yang harus dipertanggungjawabkannya 3. Mendapat pengawasan yang sangat ketat dari berbagai pihak lain seperti pengurus, atau dewan pengurus, para kreditor, hakim pengawas. 4. Harus menerapkan sistem management yang sangat efisien resiko bagi perusahaan yang pernah insolven dan masih terlilit utang. 5. Berpacu dengan jangka waktu PKPU yang telah disepakati misalnya penjadwalan utang rescheduling untuk waktu yang telah ditetapkan. 6. Sidebitor bekerja keras bukan lagi semata-rata untuk mencari keuntungan perusahaannya tapi terprogram untuk tujuan membayar utang. Untuk memulihkan utang-utangnya kepada kreditor, langkah PKPU ini jelas relatif lebih baik dilakukan oleh debitor jika ditinjau dari beberapa hal, yaitu : 113 1. Sidebitor lepas dari peristiwa kepailitan, yang mana hal ini sangat ditakuti oleh para pengusaha karena dampaknya sangat luas baik terhadap karir sidebitor selaku pengurus perusahaan, maupun terhadap sekalian harta kebendaannya dan juga terhadap sekian banyak nasib karyawan dan relasi-relasinya yang mungkin untuk menghimpun dan membinanya memerlukan kerja keras dan waktu yang lama. 2. Pemberesan harta sipailit berarti kepunahan baik dalam harta benda perusahaan maupun nama baik debitor walaupun nantinya ada langkahlangkah rehabilitasi disediakan oleh 113 Bramantyo Djohan Putro, Resrtukturisasi Perusahaan Berbasis Nilai, penerbit PPM Jakarta, 2004, hal.96. Universitas Sumatera Utara undang-undang. Melalui PKPU ini, selama batas waktu yang telah disepakati pihak debitor dan pengurus tidak tagi direpoti oleh gangguan dari kreditor-kreditornya dengan kata lain para kreditor tidak lagi melakukan upaya yang merepoti kerja sidebitor, karena semua masalah telah dijadwal atas hasil kesepakatan bersama dan keputusan perdamaian tersebut bersifat mengikat sehingga situasinya akan jauh berbeda pada saat sidebitor berada dalam kondisi sebelum PKPU ini dijalankan yang mana sewaktu-waktu pihak kreditornya dapat mengganggu aktivitas kerja perusahaan bahkan sewaktu waktu dapat memohonkan sidebitor pailit. Menurut Pasal 239 ayat 1 Undang-undang No. 37 Tahun 2004, pengurus diwajibkan untuk setiap 3 bulan sekali melaporkan jalannya perusahaan dan harta sidebitor 114 Pelaporan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 239 ayat 1 sifatnya tidaklah terlalu ketat, karena bilamana keadaan memerlukan perpanjangan waktu masih dapat dibenarkan oleh ketentuan pasal 239 pada ayat 2, dimana misal akibat keadaan keuangan debitor yang cukup rumit, maka jangka waktu pelaporan ini dapat diperpanjang. Namun hal ini harus diberitahu kepada hakim pengawas terlebih dahulu yang penting dalam hal ini mekanisme pengawasan oleh pihak pengadilan tidak terabaikan dimana ketentuan seperti ini dalam undang-undang kepailitan yang lama tidak tercantum. . Laporan tersebut harus disediakan di kantor Panitera Pengadilan Niaga agar dapat diperiksa oleh umum tanpa biaya. Apabila umumpublik menginginkan untuk memperoleh laporan tersebut, hal itu dapat pula diperoleh tanpa dipungut biaya. 114 UUK-PKPU pasal 239 ayat 1. Universitas Sumatera Utara Dalam sistem management perusahaan hal yang paling penting adalah sikap menjaga hubungan baik dengan para relasi. Publik dan relasi adalah jantung kehidupan bagi suatu perusahaan, dari suatu perusahaan yang baik apalagi yang bonafide sangat menjaga bentuk-bentuk hubungan atau jalinan hubungan baik ini dengan para relasinya. 115 Relasi bisnis yang diperlukan oleh pihak perusahaan yang ingin memajukan usahanya sangat banyak untuk mendukung usahanya. Oleh karenanya dengan terbebasnya sidebitor dan kepailitan walaupun harus melaksanakan PKPU ini,telah merupakan hal yang sangat baik bagi perusahaan tersebut. Tidak jarang suatu perusahaan yang baru berkembang atau dalam taraf memulai usahanya menghabiskan dana dan biaya yang cukup banyak hanya untuk mencari dan menjalin hubungan dengan para relasi dan publik konsumennya. Misalnya dengan menghabiskan uang yang banyak untuk kegiatan advertising, bagaimana agar perusahaan tersebut dapat dikenal oleh anggota masyarakat publik, termasuk menjalin hubungan dengan para karyawannya, melakukan training-training untuk keterampilan para karyawan, usaha-usaha mengembangkan distribusi perdagangan, membuka cabang-cabang baru dan sebagainya. 116 115 Bramantyo Djohan Putro,Op. Cit. , hal.86. Apalagi jika usaha PKPU ini, terlaksana dengan baik sehingga sampai pada waktunya nanti diharapkan dapat dikembalikannya segata utang- utang sidebitor kepada seluruh kreditornya, maka manfaat PKPU ini akan sangat menolong bagi pihak perusahaan dengan demikian juga pada akhirnya sangat menolong bagi pihak kreditor yang sangat mengharapkan piutangnya dibayar kembali secara utuh oleh sidebitor. 116 Ibid. Universitas Sumatera Utara Dalam praktek ternyata peranan para pihak sebagaimana disebut diatas cukup berperan aktif, terutama sekali draft dari rencana perdamaian yang disampaikan oleh debitor, karena bagaimanapun pihak debitorlah yang paling mengetahui tentang keberadaan perusahaannya, apakah masih cukup feasible untuk maju ke depan dan langkah-langkah apa senantiasa untuk diambil keputusan segera yang diharapkan nantinya mendapat persetujuan dari para kreditor yang memiliki piutang dan hak tagih pada perusahaan sidebitor tersebut. Walaupun peranan para kreditor untuk menyepakati isi draft perdamaian tersebut sangat menentukan nantinya, apakah bagi permohonan sidebitor dapat diberikan penundaan pembayaran utang tersebut. Walaupun fokus untuk dapat diberikannya persetujuan PKPU kepada sidebitor nantinya memang sangat tergantung kepada kesepakatan para kreditor. Rencana draft perdamaian yang diusulkan oleh pihak debitor tentunya tidak serta merta mendapat persetujuan oleh para kreditor, untuk ini banyak faktor-faktor tentunya perlu mendapat evaluasi termasuk faktor yang menentukan adalah kelayakan feasibilitas perusahaan sidebitor apakah masih memungkinkan untuk diberikan PKPU dan mendapat restrukturisasi berjalannya perusahaan ke depan. 117 Evaluasi penilaian seperti ini tentulah terkadang memerlukan sikap kehati-hatian dan juga banyak tergantung kepada hasil auditing yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengaudit tentang keberadaan perusahaan sidebitor tersebut dan tidak bertumpu 117 Ibid, hal 88. Universitas Sumatera Utara pada rencana-rencana atau usulan-usulan yang disampaikan oleh pihak debitor semata- mata. Apakah perusahaan tersebut masih memiliki cukup prospek untuk mendapatkan restrukturisasi dan scheduling atas utang-utang debitor kepada sekalian pihak kreditornya. Disinilah terkadang kesulitan untuk memenuhi batas waktu yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang baik dalam pemberian waktu dalam PKPU sementara 45 hari dan juga waktu 270 hari selama PKPU tetap sudah termasuk batas waktu perpanjangannya dimana dalam konteks waktu tersebut kesepakatan para pihak harus senantiasa tercapai. Disamping itu ketentuan Undang-Undang yang juga mengatur tentang peranan hakim pengawas dalam proses pemberian PKPU ini di Pengadilan Niaga setempat. Sebagaimana halnya Undang-Undang yang mengatur tentang peranan kedudukan hakim pengawas yang secara yuridis sebenarnya cukup berperan sebagai menjembatani antara kepentingan pihak debitor dan kreditornya. Hakim pengawas semestinya dapat memberikan usulan-usulan yang lebih konkrit terhadap draft perdamaian yang akan disepakati oleh para pihak nantinya, agar rencana perdamaian yang akan disahkan nantinya tidak merugikan pihak kreditor tertentu karena dalam kenyataannya sikap debitor kemungkinan tidak memberikan perimbangan yang menyeluruh dan kemungkinan cenderung untuk mengutamakan kepentingan pihak kreditor tertentu. 118 Seorang hakim pengawas harus senantiasa jeli jangan sampai draft perdamaian yang akan disahkan nantinya mengandung unsur persekongkolan antara debitor dengan 118 Standar profesi kurator dan pengurus Indonesia http:kreditur pailit.wordpress.comstandart-kurator-pengurus-indonesia diakses tanggal 24 juni 2011 Universitas Sumatera Utara pihak kreditor tertentu. Jika hal sedemikian terjadi maka kemungkinan proses restrukturisasi dan scheduling utang tidak akan berjalan mulus ke depan walaupun undang - undang menentukan bahwasanya peranan hakim pengawas senantiasa tidaklah dapat mempengaruhi secara nyata atau memasukkan usulan-usulan yang sifatnya merupakan campur tangan peradilan terhadap kepentingan debitor dan kreditornya. Disamping itu peranan pengurus PKPU juga sangat menentukan didalam penyusun draft perdamaian tersebut. Karena bagaimanapun wewenang yang dimiliki pengurus sesuai dengan penetapan pengadilan adalah cukup kuat dan merupakan posisi yang penting didalam proses pelaksanaan perdamaian dalam PKPU ini. Seorang pengurus tentunya tidak dapat bersikap berat sebelah. Seorang pengurus harus senantiasa berada di tengah-tengah kepentingan antara debitor dan kreditor-kreditornya. Disamping itu pengurus harus senantiasa cakap untuk mengetahui secara detail keberadaan perusahaan sidebitor dan sedapat mungkin kelaupun pihak debitor bermaksud untuk menyembunyikan hal-hal yang berkaitan dengan asset-asset perusahaan dan keuangan perusahaan tersebut hal ini harus diantisipasi oleh pihak pengurus. Seorang pengurus PKPU tidak dapat lalai dan kedudukan serta kewenangan pengurus dijamin oleh undang- undang untuk dapat segera bertindak, kalau perlu membatalkan seluruh transaksi yang dilakukan oleh pihak debitor tanpa melalui persetujuan pihak pengurus PKPU. Hal ini semata-mata dilakukan oleh pihak pengurus PKPU adalah untuk mengemban tanggungjawabnya agar pihak kreditor tidak sampai dirugikan karena undang-undang memberi sangsi bahwa jika pihak pengurus lalai melaksanakan Universitas Sumatera Utara tanggungjawabnya dan sampai menimbulkan kerugian baik terhadap harta debitor maupun kepentingan kreditor maka seorang pengurus PKPU dapat diminta pertanggungjawaban berupa ganti rugi. 119

C. Kewenangan Pengurus PKPU Terhadap Harta Kekayaan perusahaan

Pengurus PKPU bertanggungjawab terhadap kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan yang menyebabkan kerugian terhadap harta debitor. Pengurus PKPU harus segera mengambil tindakan pendahuluan yang diperlukan setelah pernyataan PKPU sementara diterima, tindakan-tindakan tersebut adalah: 1. segera setelah menerima penugasan, pengurus PKPU harus menghubungi hakim pengawas dan menyiapkan konsep pengumuman PKPU untuk ditetapkan oleh hakim pengawas serta mengusulkan surat kabar dimana pengumuman akan dimuat. Pengurus meminta salinan pernyataan PKPU dan menjalin komunikasi awal dengan debitor atau pengurus perusahaan debitor dengan tujuan mengumpulkan semua informasi mengenai debitor dan memastikan kerjasama debitor dalam PKPU. Jika pengurus menemui masalah dalam hal ini, maka pengurus PKPU memberitahukan dan meminta bantuan hakim pengawas. 2. beberapa tindakan yang harus dilakukan pengurus PKPU dalam pemeriksaan pendahuluan adalah sebagai berikut: 119 Rahayu Hartini, Op. Cit., hal 134. Universitas Sumatera Utara a. mengidentifikasi seluruh rekening bank dan harta kekayaan penting atau material lain yang dimiliki oleh debitor. b. Mengumpulkan informasi umum sehubungan dengan tempat, jenis dan skala kegiatan usaha debitor. c. Mengumpulkan informasi umum sehubungan dengan keadaan keuangan debitor. d. Membangun mekanisme control atas pemasukan dan pengeluaran uangharta debitor. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menjadikan pengurus sebagai penandatangan bersama joint signatory dari seluruh rekening bank debitor agar seluruh aliran masuk dan keluarnya dana berada dalam control pengurus PKPU. e. Dalam waktu sesingkat-singkatnya, mengumumkan PKPU dalam berita Negara dan dalam 1 atau lebih surat kabar harian yang ditunjuk oleh hakim pengawas. 120 Pengurus bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan yang menyebabkan kerugian terhadap harta debitor. Besarnya imbalan jasa pengurus PKPU ditetapkan oleh pengadilan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan peraturan perundang-undangan setelah PKPU terakhir dan harus dibayar lebih dahulu dari harta debitor pasal 234 UUK-PKPU. Salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan pengurus PKPU dalam tugasnya adalah bagaimana pengurus PKPU dapat membina hubungan kerja dengan pengurus perusahaan debitor. Dalam hal ini maka pengurus perusahaan debitor dapat 120 Standar profesi kurator dan pengurus Indonesia http:kreditur pailit.wordpress.comstandart-kurator-pengurus-indonesia diakses tanggal 24 juni 2011. Universitas Sumatera Utara dibagi menjadi 2 yaitu, debitor yang kooperatif dan debitor yang non kooperatif. Seorang debitor yang tidak kooperatif dapat dinilai apabila mereka menolak baik jika diminta oleh pengurus PKPU ataupun tidak, untuk bekerjasama dalam menjalankan proses PKPU, kerjasama yang dimaksud yang dimaksud antara lain adalah: 121 1. memberikan seluruh data dan informasi sehubungan dengan kekayaan harta perusahaan debitor secara lengkap dan akurat. 2. membuka akses bagi pelakdsanaan kewenangan pengawasan harta debitor dan usahanya. 3. tidak menghalangi baik sengaja atau tidak pelaksanaan tugas pengurus PKPU. Terhadap debitor yang tidk kooperatif, maka pengurus dapat mengusulkan kepada hakim pengawas untuk mengambil tindakan-tindakan hukum agar debitor tersebut dapat segera mematuhi proses yang sedang berlangsung. Dalam hal penguraian harta kekayaan perusahaan debitor, maka pengurus PKPU harus menyusun suatu daftar uraian harta kekayaan dan utang debitor yang bertujuan untuk keperluan pemungutan suara dan rencana perdamaian. Dalam penyusunan daftar uraian harta kekayaan dan utang debitor, pengurus PKPU menggunakan informasi yang diberikan oleh debitor, kreditor dan pihak terkait lainnya. Kemudian pengurus PKPU memeriksa dan menyusun laporan tentang keadaan harta kekayaan perusahaan debitor serta tingkat kesanggupan atau kemampuan debitor untuk memenuhi kewajiban debitor 121 Ibid. Universitas Sumatera Utara kepada para kreditor berikut tindakan-tindakan yang harus diambil. Jika perlu, pengurus PKPU juga dapat mengusulkan kepada hakim pengawas guna menunjuk satu atau lebih untuk melakukan pemeriksaan dan menyusun laporan tentang harta debitor dalam jangka waktu tertentu. Penunjukan tersebut diambil dengan pertimbangan keadaan harta kekayaan perusahaan debitor dan signifikansi permasalahan yang dihadapi pengurus PKPU atau pengurus perusahaan. Bersamaan dengan penguraian harta debitor, atau pada setiap waktu dalam PKPU, untuk memperoleh gambaran terhadap nilai sebenarnya dari harta debitor, jika diminta oleh debitor, kreditor atau jika pengurus PKPU memandang perlu, dengan persetujan hakim pengawas, pengurus PKPU dapat mengadakan penilaian terhadap harta kekayaan perusahaan debitor. Pengurus PKPU dapat melakukan sendiri penilaian terhadap harta kekayaan perusahaan jika memiliki kapasitas untuk itu, atau menunjuk pihak ketiga yang kompeten, seperti perusahaan penilai harta kekayaan perusahaan yaitu akuntan public. Dalam menjalankan kewenangannya, Pengurus PKPU harus memastikan seluruh tindakan pengurus perusahaan debitor terhadap harta kekayaan perusahaannya diambil atas sepengetahuan dan persetujuan pengurus, dimana langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan seluruh tindakan pengurus perusahaan debitor dilakukan atas sepengetahuan dan persetujuan dari pengurus PKPU adalah sebagai berikut: 122 1. Dari segi pengeluaran uang perusahaan, hal-hal yang harus dilakukan adalah: 122 Ibid. Universitas Sumatera Utara i Menyetujui seluruh pengeluaran debitor dengan memeriksa dan menyetujui rencana pengeluaran dan memeriksa seluruh pengeluaran yang dilakukan. Pengurus PKPU dapat menetapkan kebijakan pengeluaran debitor, antara lain dengan menetapkan batasan jumlah pengeluaran yang dapat dilakukan debitor sendiri sepanjang sesuai dengan rencana pengeluaran atau pengurusan usaha sehari-hari. ii Mengawasi pelepasan atau pengalihan harta termasuk setiap transaksi didalamnya. Pengurus PKPU menetapkan kebijkan pelepasan pengalihan harta, antara lain dengan menetapkan batasan harta yang dapat dialihkan oleh debitor selama dalam pengurusan usaha sehari-hari dan sesuai dengan rencana pengalihan yang telah disetujui oleh pengurus PKPU. Seluruh dan setiap palepasan pengalihan lainnya harus disetujui oleh pengurus. iii Menyetujui seluruh perikatan yang menimbulkan kewajiban terhadap harta kekayaan perusahaan , termasuk yang menjaminkan harta debitor. 2. Dari segi pemasukan pendapatan perusahaan, hal-hal yang harus dilakukan adalah: 123 i. Memastikan seluruh pendapatan yang seharusnya atau selayaknya telah diterima oleh debitor. Pengurus PKPU wajib meminta dan memeriksa daftar piutang dan membandingkannya dengan daftar piutang tertagih dan rekening Koran debitor. 123 Ibid. Universitas Sumatera Utara ii Pengurus PKPU harus menolak tindakan-tindakan pengurus perusahaan apabila tindakna tersebut sekiranya dapat mengakibatkan kerugian terhadap kreditor dan harta debitor. Jika pengurus perusahaan debitor tetap melaksanakan tindakan tersebut, maka pengurus melaporkannya kepada hakim pengawas. iii Pengurus PKPU wajib melaporkan pada hakim pengawas pengadilan jika mengetahui debitor telah melakukan tindakan tanpa persetujuan dari pengurus. iiii Untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya maka pengurus PKPU dapat menempatkan diri, asisten atau stafnya dikantor atau lokasi usaha debitor. Pengurus perusahaan dalam PKPU masih bisa melakukan tindakan pengurusan, termasuk melakukan pinjaman-pinjaman terhadap utang-utang yang baru baik dengan atau tanpa agunan yang tidak terikat dengan agunan utang-utang yang lama, asalkan mendapat persetujuan dari Pengurus PKPU. Menurut pasal 240 ayat 2 UUK-PKPU, menentukan bahwa Pengurus PKPU berhak untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa harta debitor tidak dirugikan karena tindakan dari Pengurus Perusahaan. Dengan demikian diharapkan rencana perdamaian yang ditawarkan oleh debitor dapat mewujudkan harapan pengurus perusahaan agar usaha debitor tetap berjalan, dan dapat meningkatkan nilai harta Universitas Sumatera Utara kekayaan debitor sehinggga hutang-hutangnya kepada para kreditor dapat dilunaskan. 124 124 Rahayu Hartini, Op. Cit., hal 145. Selanjutnya ayat 3 menentukan bahwa kewajiban debitor yang dilakukan tanpa mendapatkan persetujuan dari pengurus yang timbul setelah dimulainya PKPU, hanya dapat dibebankan kepada harta debitor sejauh hal itu menguntungkan harta debitor. Setelah dimulainya PKPU, maka pengurus perusahaan tidak dapat melakukan segala hal yang berhubungan dengan harta kekayaan perusahaan debitor tanpa sepengetahuan ataupun persetujuan dari Pengurus PKPU. Oleh sebab itu pengurus PKPU harus dapat memastikan bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh pengurus perusahaan akan menguntungkan perusahaan debitor. Kemudian ayat 4 menyebutkan, atas dasar persetujuan yang diberikan oleh pengurus, debitor dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga sepanjang perolehan pinjaman itu bertujuan untuk meningkatkan harta kekayaan debitor. Selanjutnya ayat 5 menyebutkan bahkan apabila dalam melakukan pinjaman, perlu diberikan agunan, debitor dapat membebani hartanya dengan gadai fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya. Dan ayat 6 menyatakan bahwa pembebanan harta debitor dengan gadai, fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya hanya dapat dilakukan terhadap bagian harta debitor yang belum dijadikan jaminan utang. Dalam hal pengurus perusahaan ingin melakukan pinjaman kepada pihak ketiga, maka harus sepengetahuan pengurus PKPU. Pinjaman yang dilakukan tersebut dapat diberikan dengan atau tanpa adanya jaminan. Bila pinjaman tersebut Universitas Sumatera Utara diberikan dengan adanya jaminan maka jaminan tersebut haruslah jaminan yang belum dijadikan jaminan utang sebelum dimulainnya PKPU. 125 Pelaksanaan PKPU membawa perubahan pada kewenangan pengurus perusahaan yang sebelumnya berada penuh ditangannya. PKPU juga membawa perubahan pada system kerja pengurus perusahaan, dimana selama PKPU berlangsung pengurus perusahaan tidak dapat bertindak tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari pengurus PKPU karena segera setelah pengurus PKPU mengetahui adanya kerugian ataupun pengurangan terhadap harta kekayaan perusahaan debitor maka pengurus PKPU dapat memintakan kepada hakim pengadilan niaga untuk mengakhiri PKPU dan dalam persidangan yang sama perusahaan debitor juga dinyatakan pailit. Pengurus perusahaan selama PKPU juga harus menjalankan prinsip-prinsip yang terdapat dalam hukum Perseroan Terbatas, yaitu yang terdapat dalam Undang-Undang Perseseroan Terbatas UUPT Nomor 40 tahun 2007, 126 yaitu: 1. Prinsip Fiduciary Duty. Ketentuan dalam UUPT No. 40 tahun 2007 yang mengandung prinsip fiduciary duty, adalah pasal 97 ayat 1 yang berbunyi: direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 92 ayat 1. 125 Ibid. 126 Ningrum Natasya Sirait, Diktat Kuliah Hukum Perusahaan, hal 1. Universitas Sumatera Utara Kemudian pasal 98 ayat 1 yaitu: Direksi mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. 2. Corporate Opportunity Prinsip ini diatur dalam pasal 97 ayat 2 yaitu: pengurusan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1, wajib dilaksanakan setiap anggota direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Dan juga pasal 99 ayat 1 yang berbunyi: Anggota Direksi tidak berwenang mewakili perseroan apabila: a. terjadi perkara di pengadilan dengan anggota direksi yang bersangkutan, b anggota direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. 3. Bussiness Judgement Rule. Dalam UUPT prinsip ini diatur dalam pasal 97 ayat 5 yaitu: Anggota direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 apabila dapat membuktikan: a. kerugian tersebut bukan kesalahan atau kelalaiannya. b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian. d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbulnya atau berlanjutnya kerugian tersebut. Universitas Sumatera Utara

D. Hubungan Antara Pengurus PKPU dengan Organ Perusahaan

Dalam menjalankan kewenangannya Pengurus PKPU tidak dapat terlepas dari organ perseroan, dimana yang satu tidak dapat berperan tanpa yang lainnya. Hubungan antara pengurus PKPU dengan organ PT sangat jelas terlihat pada pengajuan rencana perdamaian kepada para kreditornya yang didalamnya meliputi tentang restrukturisasi dan rescedulling terhadap utang-utang perseroan. Hubungan-hubungan tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Restukturisasi perusahaan merupakan kepentingan komisaris, yang mewakili kepentingan pemegang saham, mau tidak mau tujuan utama restrukturisasi adalah untuk memenuhi kepentingan pemegang saham, yaitu maksimalisasi kekayaan atau nilai mereka, restrukturisasijuga merupakan kepentingan karyawan keseluruhan, karena tindakan restrukturisasi akan berdampak pada semua karyawan. Kreditor punya andil dalam mengangkat perusahaan terhadap restrukturisasi dan reorganisasi yang nantinya dapat melangsungkan hubungan bisnis para pihak, yang tidak hanya terbatas pada pengembalian utang saja yaitu dengan cara mengikutsertakan piutang dari kreditor tersebut dikonversikan menjadi kepemilikan saham didalam PT yang bersangkutan. Dengan demikian kreditor tersebut telah berubah fungsi dan kedudukannya menjadi orang dalam sehingga kreditor tersebut akan turut andil dalam sukses atau bangkitnya perusahaan kedepan, apalagi jika akhirnya kreditor tersebut menjadi pemegang saham mayoritas didalam PT yang melakukan PKPU tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Direksi dan Komisaris. Tujuan Restrukturisasi dalam arti luas adalah untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan. Banyak perusahaan melakukan pembenahan supaya segera lepas dari krisis melalui berbagai aspek secara klasik, manajemen dan penasehat-penasehat perusahaan sering melakukannya dalam tahap-tahap perbaikan cash flow, peningkatan efisiensi, peningkatan produktifitas, peningkatan profitabilitas, dan diakhiri dengan peningkatan nilai-nilai perusahaan 127 Restrukturisasi meliputi perbaikan-perbaikan yang menyangkut berbagai aspek, bahkan seluruh aspek perusahaan, mulai dari perbaikan porto folio . 128 Komisaris melakukan pengawasan terhadap tugas-tugas yang dilakukan oleh direksi dan memberikan saran, masukan serta kritikan jika menganggap direksi dan pengurus PKPU salah ataupun lalai dalam menjalankan kewenangannya. perusahaan, perbaikan permodalan, perampingan manajemen, perbaikan system pengelolaan perusahaan sampai perbaikan SDM. Dengan demikian masalah restrukturisasi perusahaan merupakan kepentingan semua pihak bukan saja Direktur Utama saja, tetapi seluruh anggota direksi mulai dari direktur pemasaran, operasi, keuangan, maupun SDM. 127 Bramantyo Djohan Putro, Op. Cit, hal. 2. 128 Restrukturisasi porto folio adalah kegiatan atupun yand berkaitan dengan penyusunan kembali seluruh asset perusahaan untuk meningkatkan kinerja asset tersebut lebih berdaya guna dimasa depan, bentuk perbaikan porto folio dimaksud dilakukan bisa dengan menjual asset, menjual anak perusahaan atau sebaliknya, mengefisiensikan asset atau meningkatkan kinerja divisi menjadi semacam investment centre yang ada sehingga koorporate perusahaan lebih berfungsi, lebih memiliki energi baru. Universitas Sumatera Utara

BAB IV. HAMBATAN-HAMBATAN PENGURUS PKPU DALAM MENJALANKAN KEWENANGANNYA

TERHADAP HARTA KEKAYAAN PERUSAHAAN.

A. Hambatan-Hambatan Dari Segi Yuridis 1. Pembentukan Yang Tergesa-Gesa

Sudah diketahui umum bahwa pembentukan UUK-PKPU adalah atas desakan dari IMF sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan bantuan keuangan dari IMF dalam rangka menutupi kerugian yang sangat besar yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi dan moneter. Indonesia tidak mempunyai pilihan lain kecuali dengan segera melakukan pembaharuan dalam hukum kepailitan Indonesia yaitu dengan UUK-PKPU dan juga pembentukan badan peradilan baru yaitu Pengadilan Niaga. Karena ketergesa-gesaan tersebut maka ada banyak hal yang tidak diatur dengan tegas, sehingga banyak menimbulkan interpretasi yang beragam. Secara konkrit UUK-PKPU berisi banyak ketentuan yang menimbulkan banyak interpretasi yang berbeda antara hakim pengadilan niaga dengan Mahkamah Agung. 129 Pengaturan pasal-pasal mengenai pengurus PKPU juga banyak memunculkan lubang-lubang hukum yang dapat mengakibatkan UUK-PKPU sulit untuk mampu menampung kepentingan kreditor dan debitor secara seimbang, sehingga batasan-batasan kewenangan dan bentuk tanggung jawab pengurus PKPU menjadi tidak jelas, pasal-pasal tersebut diantaranya adalah: 129 Rahayu Hartini, Op. Cit., hal. 135. Universitas Sumatera Utara 1. Pasal 234 ayat 1 yang menyatakan bahwa pengurus PKPU yang diangkat harus independent. Namun disayangkan dalam UUK-PKPU dan peraturan pelaksanaannya tidak ada satupun aturan yang mengatur mengenai tolak ukur atau batasan yang menentukan tentang independensi seorang pengurus PKPU. Oleh karena yang mengangkat pengurus PKPU adalah hakim yang menyidangkan permohonan PKPU, maka hakimlah yang bertanggung jawab terhadap pengurus yang tidak independent. Bila tidak ada tolak ukur mengenai batasan independensi seorang pengurus, maka kewenangan yang dijalankan oleh pengurus PKPU terhadap harta kekayaan perusahaan akan menjadi kurang sempurna. 2. Pasal 234 Ayat 2 menyatakan bahwa pengurus yang terbukti tidak independen akan dikenakan sanksi pidana dan atau perdata sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam UUK_PKPU tidak menentukan secara spesifik tentang jenis pidana dan atau perdata yang dapat dijatuhkan bila terbukti pengurus PKPU tersebut tidak independen. 3. Ayat 4 pasal yang sama menentukan bahwa pengurus bertanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalainnya dalam melaksanakan tugas pengurusan yang menyebabkan kerugian terhadap harta debitor. Dalam hal tanggung jawab tersebut tidak disebutkan bentuk tanggung jawab dari pengurus PKPU bila menyebabkan kerugian terhadap harta kekayaan perusahaan, dan juga dalam menjalankan kewenangan untuk mengurus harta kekayaan perusahaan debitor, pengurus PKPU bertindak bersama-sama dengan pengurus perusahaan. Dalam hal tersebut bentuk Universitas Sumatera Utara tanggung jawabnya juga tidak jelas apakah ditanggung sendiri oleh pengurus PKPU atau ditanggung secara renteng bersama-sama dengan pengurus perusahaan. 4. Dalam perjanjian timbal balik, penentuan oleh pengurus PKPU terhadap pelaksanaan perjanjian timbal balik dilaksanakan atau tidak oleh pengurus perusahaan. Jika tidak dilaksanakan maka pengurus perusahaan akan cidera janji dengan segala dampak hukumnya, tetapi jika dilaksanakan dan ternyata menimbulkan kerugian terhadap harta kekayaan perusahaan. Pengurus PKPU juga harus bertanggung jawab dan bagaimana bentuk tanggung jawab seorang pengurus PKPU terhadap hal tersebut.

2. Penolakan dari Pihak Kreditor

UUK-PKPU bertujuan memberikan perlindungan hukum kepada debitor dan kreditor dengan memperhatikan asas keseimbangan dan keadilan. Sedangkan tujuan PKPU salah satunya adalah mengajukan Rencana Perdamaian kepada para kreditor. Dalam pelaksanaan PKPU, pengurus PKPU mempunyai kewenangan untuk membantu pengurus perusahaan dalam penyusunan rencana perdamaian yang akan diajukan kepada kreditor. 130 130 Sutan Remi Syahdeini, Op. Cit., hal 344. Rencana perdamaian ini berisikan tentang rescedulling terhadap utang-utang perusahaan debitor. Untuk itu dalam rapat kreditor, para kreditor mempunyai hak untuk menerima atau menolak usulan rencana perdamaian yang diajukan oleh pengurus perusahaan atau debitor, dimana dalam keputusan para kreditor memerlukan suara setuju lebih dari setengah para kreditor yang tidak mempunyai jaminan kreditor konkuren yang harus hadir pada rapat tersebut, yang mewakili paling sedikit dua pertiga dari jumlah tagihan yang tidak Universitas Sumatera Utara mempunyai jaminan dari para kreditor yang hadir pada rapat kreditor dimaksud. Karena alasan tersebutlah walaupun ada diantara kreditor yang tidak menerima surat panggilan dalam rapat kreditor berhak untuk hadir yang berguna dalam hal pemberian suara, dan akibatnya dalam penentuan diterimanya atau ditolak rencana perdamaian itu oleh para kreditor. Pengurus PKPU seharusnya mempunyai kemampuan dalam melakukan anlisis terhadap utang-piutang perusahaan debitor, sehingga dalam menjalankan kewenangannya mampu memberikan advis kepada perusahaan untuk menyelesaikan permasalahannya, terutama menyangkut tentang rencana perdamaian yang diajukan oleh debitor kepada kreditor. Karena bila kreditor menolak rencana permaian tersebut maka pengadian akan mengakhiri PKPU dalam putusan yang sama, itu artinya dengan berakhirnya PKPU maka berakhir pula kewenangan seorang pengurus PKPU.

3. Terdapatnya Debitor Yang Tidak Kooperatif

Dokumen yang terkait

Kewenangan Kreditur Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Niaga No. 05/ PKPU/ 2010/ PN. Niaga – Medan)

2 52 135

Tinjauan Yuridis Terhadap Efektifitas Proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Dan Perdamaian Sebagai Alternatif Penyelesaian Utang Piutang Perusahaan

0 30 156

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan

2 59 2

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Timbal Balik

4 98 92

TINJAUAN YURIDIS PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG YANG DIAJUKAN OLEH PIHAK KREDITOR KEPADA DEBITOR DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG.

0 5 12

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG YANG DIAJUKAN OLEH PIHAK KREDITOR KEPADA DEBITOR DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG.

0 3 13

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG YANG DIAJUKAN OLEH PIHAK KREDITOR KEPADA DEBITOR DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG.

0 4 19

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 12

BAB II FILOSOFI KEWENANGAN KREDITOR DALAM PENGAJUAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG 2.1. Hakikat dan Tujuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang - KEWENANGAN KREDITOR DALAM PERMOHONAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 34

BAB III UPAYA HUKUM DEBITOR PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG YANG DIAJUKAN OLEH KREDITOR 3.1. Upaya Hukum dalam Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang - KEWENANGAN KREDITOR DALAM PERMOHONAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG Repository

0 0 29