BAB IV PEMBAHASAN
PT Indofarma Tbk sebagai salah satu industri farmasi milik pemerintah BUMN, merupakan sarana penunjang pelayanan kesehatan yang memiliki
peranan cukup besar bagi masyarakat dalam menyediakan obat yang bermutu, jumlah yang cukup, terdistribusi merata dan dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat, khusunya masyarakat menengah ke bawah. Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaannya serta harus memiliki standar mutu yang dipersyaratkan oleh CPOB Cara Pembuatan Obat yang Baik. CPOB bertujuan untuk menjamin
obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya, dan merupakan pedoman yang bertujuan untuk
memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan dan bila perlu dapat dilakukan penyesuaian pedoman dengan syarat bahwa standar mutu obat
yang telah ditentukan dapat dicapai. Sebagian besar produk-produk PT. Indofarma Tbk telah memilki sertifikat
CPOB yang menunjukkan bahwa Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB telah diterapkan di PT. Indofarma Tbk dalam setiap produksinya. Aspek-apek CPOB
yang diterapkan mulai dari personalia, bangunan, peralatan, sanitasi dan higine, produksi, pemastian mutu, inspeksi diri, penanganan terhadap hasil pengamatan,
keluhan dan penarikan kembali obat yang beredar serta dokumentasi.
4.1 Manajemen Mutu
Mutu adalah derajat dimana seperangkat karakteristik memenuhi persyaratan dari pelanggan dan pihak terkait. Mutu dijadikan prioritas pertama
demi kepuasan pelanggan. Mutu mencakup seluruh kegiatan perusahaan, mulai dari penelitian dan pengembangan, produksi sampai pemasaran. Mutu dibangun
dalam suatu sistem manajemen mutu terpadu oleh semua pihak melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian yang efektif dan efisien dan selalu dijaga
dan ditingkatkan.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen mutu memberikan arahan kebijakan tentang mutu kepada perusahaan dalam memproduksi suatu obat dalam suatu sistem mutu. Sistem mutu
yang mengatur struktur organisasi, tanggung jawab dan kewajiban, semua sumber daya yang diperlukan dan semua prosedur yang mengatur proses yang ada.
Bidang Pemastian Mutu melakukan tindakan secara sistematis untuk melaksanakan sistem mutu sesuai dengan CPOB. CPOB berfungsi untuk
menghindarkan dan meminimalkan resiko yang tidak dapat dideteksi melalui serangkaian tes misalnya kontaminasi dan tercampurnya produk. Salah satu aspek
CPOB yang berperan dalam manajemen mutu adalah pengawasan mutu, yang kegiatannya terfokus kepada pelaksanaan pengujian lingkungan, fasilitas, bahan,
komponen dan produk sesuai yang dengan standar. Untuk menjaga kualitas atau mutu produk yang dihasilkan, PT. Indofarma
Persero Tbk telah melakukan manajemen mutu secara baik yang mengacu kepada CPOB sehingga produk yang dihasilkan mempunyai jaminan terhadap
kualitas produk. Selain mengacu kepada CPOB, manajemen mutu PT. Indofarma Persero Tbk juga mengacu kepada ISO 9001 yang mana sistem manajemen
mutu tidak hanya pada jaminan produk, melainkan pada kepuasan pelanggan sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk yang dipasarkan.
4.2 Organisasi dan Personalia
Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar, oleh
sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang terkualifikasi dalam jumlah memadai untuk melaksanakan semua tugas.
Ditinjau dari segi organisasi, kualifikasi dan personalia PT Indofarma Tbk telah berupaya mengikuti secara baik pedoman CPOB. Telah terdapat pemisahan
kepemimpinan antara manager produksi dan manager pemastian mutu pada struktur organisasi. Pemisahan tersebut dilakukan dengan tujuan pengawasan dan
pengaturan terhadap masing-masing bidang lebih terfokus sehingga setiap bidang dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu pemisahan ini akan mencegah
terjadinya penyalahgunaan wewenang dan kolusi. PT Indofarma Persero Tbk dipimpin oleh Direktur Utama yang dibantu
oleh empat direktur yang memimpin Direktorat Produksi, Direktorat Pemasaran,
Universitas Sumatera Utara
Direktorat Umum, dan Direktorat Keuangan. Masing-masing manager dalam PT. Indofarma Persero Tbk memiliki tanggung jawab dalam menyusun dan
mengesahkan prosedur-prosedur tertulis, memantau kegiatan pada masing-masing bidang baik personilnya, mesin dan peralatan lain, prosedur kerja dan lingkungan
kegiatan, harus selalu memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dan sesuai pedoman CPOB atau telah terjadi penyimpangan sehingga memerlukan tindakan perbaikan
segera. Setiap manager dibantu sistem yang selalu mengadakan pertemuan rutin dengan karyawan dibawahnya untuk mengingatkan agar karyawan selalu
menerapkan CPOB dalam setiap kegiatan produksi obat. Untuk membantu pekerjaan manager, di PT Indofarma Persero Tbk dikerahkan tenaga supervisor
dan mandor serta operator dan tenaga terlatih dalam jumlah yang efisien dan efektif untuk melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan prosedur dan
spesifikasi yang telah ditentukan. Pada tahun 2004 terjadi beberapa perubahan pada struktur organisasi di
PT. Indofarma Persero Tbk yaitu sediaan steril yang semula berada dibawah produksi III sekarang merupakan bagian dari Produksi II. Meskipun demikian
ruang dan bangunan produksi steril tetap berdiri sendiri. Bagian pengemasan yang semula merupakan bidang yang berada dibawah Produksi II, sekarang berada
dibawah bidang Produksi I. Sedangkan Produksi IV diubah menjadi Produksi Herbal. Selain itu juga dibentuk suatu bidang baru yaitu Quality System QS yang
bertanggung jawab pada validai dan system mutu yang dahulu merupakan salah satu tugas dari Bidang Pengawasan Mutu QA. Hal tersebut dilakukan untuk
melakukan efisiensi manajemen perusahaan. Struktur organisasi PT Indofarma Persero Tbk dirancang untuk
memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik dengan garis tanggung jawab yang jelas. Uraian tugas dan tanggung jawab dinyatakan dengan jelas
sehingga tidak ada tumpang tindih tugas antara satu bagian dengan bagian yang lain.
Sebagai salah satu aspek CPOB, personalia mempunyai peranan yang penting dimana jumlah karyawan disemua tingkatan hendaklah cukup serta
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya serta memiliki sikap dan kesadaran yang tinggi untuk mewujudkan tujuan CPOB.
Universitas Sumatera Utara
Untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab karyawan dalam pelaksanaan tugasnya, PT Indofarma Persero Tbk menyelenggarakan program pendidikan
dan pelatihan yang berupa kursus, seminar, serta pengiriman karyawan yang berprestasi ke perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Pengelolaan program tersebut dilakukan oleh bidang Sumber Daya Manusia, mulai dari tahap perencanaan hingga pada tahap pelaksanaannya. Materi
pendidikan dan pelatihan yang diberikan disesuiakan dengan masig-masing bidang pekerjaan karyawan, disamping materi-materi umum seperti Kesehatan
dan Keelamatan Kerja KKK, Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, dan Rajin 5R dan CPOB. Pendidikan dan pelatihan tersebut dilakukan dengan tujuan sebagai
penyegaran kembali atas materi yang telah diberikan sebelumya. Untuk kesejahteraan karyawan telah disediakan sarana olah raga, kesenian,
koperasi, poliklinik, apotek dan kantin agar dapat selalu meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan dimana salah satu faktor pendukungnya adalah sumber
daya manusia, maka perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap karyawan sehingga karyawan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuannya.
Perusahaan diharapkan selalu menjaga hubungan yang baik melalui kounikasi dan perhatian antar sesama karyawan termasuk hubungan antara atasan dan bawahan,
hal ini perlu dilakukan mengingat PT Indofarma Tbk telah menjadi perusahaan terbuka privatisasi sehingga karyawan ikut bertanggung jawab terhadap
kemajuan perusahaan dan menjadi lebih mandiri serta lepas dari pengaruh pemerintah.
Pengaturan tenaga kerja pada kebijakan perusahaan terutama Tenaga Harian Lepas THL yaitu mereka dipekerjakan selama tiga bulan di bagian yang
tidak terlalu vital, yakni pada lini pengemasan Bidang Produksi I, Produksi II, dan Herbal. Kebijakan ini dilakukan karena setiap dua kali masa kontrak selalu
dilakukan pergantian dan hal ini sesuai dengan peraturan Departemen Tenaga Kerja yang mengatur masalah ketenagakerjaan. Pada segi manajemen, kebijakan
ini mempunyai sisi positif karena dapat meringankan beban yang dipikul untuk man hours dan dari segi efisiensi biaya produksi juga menguntungkan. Namun
dari sisi lain kerugian juga dapat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya pihak managemen harus melakukan pelatihan-pelatihan
Universitas Sumatera Utara
yang berkala terhadap karyawan yang baru dan hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu dapat menghambat proses produksi karena keterampilan
karyawan akan kembali ke tingkat awal lagi dan dari karyawan akan timbul rasa gelisah ketika mendekati akhir masa kontrak yang menyebabkan timbulnya beban
psikologis sehingga dapat menurunkan kinerja karyawan.
4.3 Bangunan dan Peralatan