56
IV. B. Responden II IV. B. 1. Analisa Data
IV. B. 1. a. Deskripsi Identitas Diri Responden II Tabel 3
Gambaran Umum Responden II Dimensi Responden
I
Usia 27 tahun
Agama Kristen Protestan
Suku bangsa Karo
Pendidikan terakhir SMA
Pekerjaan Pegawai toko
Urutan kelahiran Satu
Jumlah saudara kandung Dua
Tinggal dengan Dulu nenek dari pihak ibu, saat ini
dengan keluarga dari pihak ibu Usia saat orangtua bercerai
9 tahun Lama perceraian
18 tahun Status ibu
Menikah Pekerjaan ibu
Pedagang Status ayah
Sudah meninggal dunia
Latar Belakang Responden II
Saat ini responden berusia 27 tahun dan sedang bekerja sebagai pegawai di toko salah seorang sepupu jauhnya. Responden adalah anak pertama dari dua
bersaudara. Adiknya seorang pria dan saat ini sudah berumah-tangga. Ayah responden adalah warga keturuanan India dan juga merupakan campuran suku
Karo. Ibu responden bersuku Karo. Responden dan orangtuanya memiliki agama yang berbeda, ayahnya beragama Islam, ibunya Katolik dan responden sendiri
beragama kristen Protestan. Hal ini terjadi karena sejak kecil melalui sekolahnya, responden dididik untuk mempelajari agama Kristen Protestan.
Universitas Sumatera Utara
57 Sejak berusia sepuluh bulan, responden tidak lagi tinggal dengan
orangtuanya. Responden tinggal dengan neneknya, hal ini dikarenakan adat- istiadat suku setempat yang menganggap pernikahan ayah dan ibunya yang tidak
syah karena belum dipestakan secara adat. Selama hidup dengan neneknya, responden merasa tidak mendapat perhatian dari kedua orangtuanya. Ayah dan
ibunya juga hidup secara terpisah. Terkadang kedua orangtuanya berkumpul kembali dan lalu berpisah kembali, hal ini berlangsung secara berulang-ulang.
Sampai akhirnya kedua orangtuanya bercerai secara resmi pada saat responden berusia 9 tahun. Perpisahan orangtuanya dipicu oleh pihak keluarga ibu yang
selalu mencari kesalahan ayahnya yang tidak sesuai dengan pilihan keluarga dari pihak ibu.
Sewaktu kelas dua SMP, nenek responden meninggal dan akhirnya responden tinggal dengan ibunya. Pada saat itu ibu responden telah menikah
kembali. Responden pernah hampir diperkosa oleh ayah tirinya, sejak saat itu responden tidak mau lagi tinggal dengan ibunya. Responden akhirnya pindah
kerumah ayahnya yang juga telah menikah kembali. Karena merasa malu dengan keadaan abang tirinya yang terbelakang secara mental, responden memilih untuk
pergi dari rumah ayahnya. Responden tinggal dengan tetangganya dan bekerja pada mereka. Karena tetangganya tersebut pindah ke Jakarta, responden juga ikut
bersama mereka. Di Jakarta responden disekolahkan, sepulang sekolah responden menjaga dan mengajari anak dari tetangganya tersebut. Responden tinggal dengan
tetangganya tersebut sampai tamat SMA.
Universitas Sumatera Utara
58 Setelah tamat SMA responden bekerja di salah satu toko kosmetik. Karena
merasa terkungkung dengan pekerjaannya tersebut, responden memutuskan untuk kembali ke Medan dan tinggal dengan ayahnya. Selama tinggal dengan ayahnya,
responden merasa tidak cocok dengan ibu tirinya yang selalu membicarakan responden dibelakang dirinya. Karena ketidakcocokan tersebut, responden
memutuskan untuk pergi dan hidup sendiri. Sampai sekarang responden telah berkali-kali berganti pekerjaan sampai akhirnya menemukan pekerjaan yang saat
ini dimilikinya.
IV.B. 1. b. Hasil Observasi Tabel 4
Waktu Wawancara Responden II HariTanggal
wawancara Waktu wawancara
Tempat wawancara
Minggu20 April 2008 14.00-14.45 WIB
Rumah peneliti Minggu11 Mei 2008
14.30-15.05 WIB Rumah peneliti
Secara fisik responden memiliki postur tubuh dengan tinggi kira-kira 153 cm dan berat badan berkisar 60 kg. Kulit responden berwarna hitam, hidung
responden mancung, bibir tipis dan bentuk wajah oval. Rambut responden dipotong pendek dengan model shaggy dan dicat coklat. Responden menggunakan
kaca mata minus dengan gagang berwarna merah. Peneliti mengenal responden sedari kecil, karena responden merupakan
saudara jauh dari peneliti. Responden tinggal tidak jauh dari rumah peneliti. Saat
Universitas Sumatera Utara
59 responden menceritakan tujuan penelitan, responden menyambut dengan baik dan
mau membantu penelitian ini. Selama wawancara responden bersikap ramah dan terbuka karena
responden dengan peneliti telah saling mengenal sebelumnya. Setiap pertanyaan peneliti ditanggapi dengan baik. Responden juga mempertahankan kontak mata
dengan peneliti. Seluruh wawancara dilakukan di rumah peneliti, karena di tempat tinggal
responden banyak orang yang tinggal sehingga responden lebih memilih untuk melakukannya di rumah peneliti. Rumah tersebut merupakan bangunan permanen
yang terdiri dari empat tingkat. Bagian luar rumah terbuat bercat kuning gading dengan campuran batuan alam dibagian depan rumah.
Lantai satu rumah tersebut digunakan untuk menjalankan usaha yang berjualan bahan bangunan. Sedangkan lantai dua sampai lantai empat rumah
tersebut digunakan untuk tempat tinggal. Di lantai dua dan tiga terdapat kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi, sedangkan lantai empat digunakan
untuk tempat menjemur pakaian. Keseluruhan
wawancara dilangsungkan di ruang tamu. Ruang tamu
tersebut berada di lantai dua. Ruang tamu akan langsung terlihat begitu kita menaiki tangga. Ruang tamu tersebut berukuran 4,5x5,5 m. Dindingnya
berlapiskan kayu yang dipelitur. Di salah satu sisi dindingnya diletakkan meja untuk televisi. Dinding sebelah kanan televisi terdapat meja untuk meletakkan
barang-barang. Di seberang televisi terdapat meja dan sofa, sebelah kiri sofa terdapat sekat yang memisahkan antara ruang tamu dengan ruang makan. Sekat
Universitas Sumatera Utara
60 tersebut berupa kaca yang memiliki undakan kayu, yang mana pada setiap
undakannya berdiri satu pot yang berisi tanaman bunga. Pada wawancara pertama responden mengenakan baju hitam dengan
paduan celana jeans hitam. Sebelum wawancara berlangsung responden dan peneliti bercakap-cakap terlebih dahulu untuk mencairkan suasana. Beberapa saat
kemudian, wawancara pun dilangsungkan, tak lupa peneliti meminta izin untuk menggunakan tape recorder alat perekam selama wawancara berlangsung.
Responden dengan peneliti duduk saling berhadapan di sofa dengan jarak yang cukup dekat, yaitu 0,5-1 meter. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
proses perekaman. Selama wawancara berlangsung, responden menaikkan kakinya ke atas sofa untuk mengurangi rasa dingin. Tangan responden
disampirkan sandaran sofa. Wawancara pertama berlangsung dengan baik. Responden menjawab
semua pertanyaan dari peneliti dengan lancar. Sesekali responden menurunkan volume suaranya sewaktu menceritakan ketakutannya terhadap sosok ayah tirinya.
Sesekali responden menaikkan volume suaranya sewaktu menceritakan tentang perasaannya terhadap ibunya. Tidak ada hal yang mengganggu selama
berlangsungnya wawancara pertama, sehingga wawancara dapat berjalan dengan lancar.
Pada wawancara kedua responden awalnya menggunakan baju hangat berwarna putih. Tak berapa lama, responden melepas baju hangatnya dan
didalamnya responden menggunakan baju terusan berwarna merah jambu dengan jeans berwarna biru. Sama seperti wawancara pertama, sebelum wawancara
Universitas Sumatera Utara
61 dilangsungkan responden dengan peneliti terlebih dahulu bercakap-cakap untuk
mencairkan suasana. Jarak duduk antara responden dan peneliti 0,5-1 meter. Selama wawancara, responden menjawab semua pertanyaan yang
diberikan peneliti. Sesekali responden diam sejenak untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan. Respoden menaikkan volume suaranya sewaktu menceritakan
perasaannya mengenai anak. Sewaktu responden merasa kalimat yang diutarakannya kurang bisa menjelaskan jawaban, responden berbisik pada dirinya
sendiri. Hal yang mengganggu sewaktu wawancara kedua berlangsung adalah
kepulangan ayah peneliti. Ketika ayah peneliti melewati ruang tamu, wawancara sempat terhenti sejenak. Ketika ayah peneliti sudah naik lagi ke lantai tiga,
wawancara pun dilanjutkan kembali.
IV. B. 1. c. Data Hasil Wawancara 1.