Kerangka konsep Perlindungan Hukum Bagi Notaris Untuk Menjaga Kerahasiaan Isi Akta Yang Diperbuatnya Dalam Perkara Pidana (Studi Di Pematangsiantar)

25 merupakan perimbangan kekuasaan dalam bentuk hak individual di satu pihak yang tercermin pada kewajiban pada pihak lawan. 21 Jika diasumsikan bahwa suatu kewajiban hukum untuk berperilaku dengan cara tertentu hanya ada jika tatanan hukum melekatkan sanksi kepada perilaku yang sebaliknya; maka yang secara hukum diwajiban untuk berperilaku tertentu adalah individu yang perilakunya tidak hanya dapat memenuhi kewajiban namun juga melanggarnya; maka subjek dari kewajiban yang dipertautkan kepada Negara adalah individu yang harus memenuhi kewajiban ini dengan perilaku dan perbuatannya. 22

2. Kerangka konsep

Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstrak yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan defenisi operasional. Kegunaan dari adanya konsepsi agar ada pegangan dalam melakukan penelitian atau penguraian, sehingga dengan demikian memudahkan bagi orang lain untuk memahami batasan-batasan atau pengertian-pengertian yang dikemukakan. Soejono Soekanto bependapat bahwa kerangka konsepsi pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis yang seringkali bersifat abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasional yang menjadi pegangan konkrit dalam proses penelitian. 21 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 2005, hal 42. 22 Hans Kelsen, Op. Cit., hal. 335 Universitas Sumatera Utara 26 Menghindari kesimpangsiuran dalam menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1. Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya 23 ; 2. Hak adalah sesuatu yang benar; kepunyaanmilik; kewenangan; kekuasaan untuk melakukan sesuatu atau kekuasaan yang benar atas sesuatu 24 ; 3. Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan sesuatu hal yang harus dilaksanakan; 4. Rahasia jabatan ambtsgeheim atau official secret atau professional secret merupakan membuka, menceritakan ataupun memberikan keterangannya tentang jabatannya sendiri yang dipangkunya atau jabatan seseorang yang wajib dirahasiakan, baik masa sekarang atau masa lampau dapat dituntut 25 ; 5. Akta autentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan Undang-Undang oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat 26 ; 6. Perkara pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman sanksi berupa pidana tertentu, bagi barangsiap melanggar larangan tersebut 27 ; 23 Pasal 1 angka 1 UU No 2 Tahun 2014 tentang Undang-Undang Jabatan Notaris. 24 Sudarsono, Kamus Hukum, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta, hal. 154 25 Yan Pramadya Puspa, Kamus Hukum, Aneka, Semarang, 1997, hal 62 26 Pasal 1868 KUH Perdata. Universitas Sumatera Utara 27

G. Metode Penelitian

Penelitian adalah usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemanya. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka diadakan juga pemeriksaan mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan- permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan. Metode penelitian merupakan suatu sistem dan suatu proses yang mutlak harus dilakukan dalam suatu kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sebagai suatu penelitian ilmiah, maka rangkaian kegiatan penellitian dinilai dari pengumpulan data sampai pada analisis data dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah sebagai berikut :

1. Sifat dan Jenis Penelitian