Faktor Sikap Uraian Teoritis .1 Efikasi Diri

3. Environmental Support Kondisi Lingkungan

Schneider dalam Ellias Loomis 2000, menjelaskan bahwa lingkungan dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi pelajar bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa lingkungan tempat belajar merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga yang membentuk individu. Kondisi Lingkungan environmental support adalah keadaan lingkungan yang baik dan teratur dalam infrastruktur fisik, aset fisik perusahaan, laboratorium libang dan hal-hal yang tidak berwujud manusia, modal, rutinitas, sumber daya memiliki peranan dalam mendorong intensit berwirausaha Beck, 2005.

2.1.3 Faktor Sikap

Sikap mewakili perasaan senang atau tidak senang seseorang terhadap suatu obyek. Aaker 2001 mendefinisikan sikap sebagai konstruk psikologis psychological constructs. Sikap menunjukkan status mental seseorang yang digunakan oleh individu untuk menyusun cara mereka mempersepsikan lingkungan mereka dan memberi petunjuk cara meresponnya. Kotler 2003 mendefinisikan sikap sebagai evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan bertindak baik yang favorable maupun unfavorable serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau idea. Sikap cenderung membentuk pola yang konsisten. Sikap relatif sulit berubah dan sikap membuat orang berperilaku relatif konsisten terhadap suatu obyek. Sikap Universitas Sumatera Utara dapat didefinisikan sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan individu merespons dengan cara yang menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkaitan dengan suatu obyek Engel, et al, 1994. Menurut Assael 2001 sikap didefinisikan kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon kepada obyek atau kelas obyek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Menurut Mowen 2002 sikap merupakan afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan. Berdasarkan dua definisi di atas sikap dapat disimpulkan sebagai kecenderungan yang dipelajari untuk memberi respon atau menerima rangsangan terhadap obyek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Sikap berwirausaha yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam menanggapi risiko yang akan dihadapi dalam suatu bisnis. Sikap berwirausaha diukur dengan skala sikap berwirausaha dengan indikator tertarik dengan peluang usaha, berfikir kreatif dan inovatif, pandangan positif mengenai kegagalan usaha, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab, dan suka menghadapi risiko dan tantangan Gadaam, 2008. Menurut Wijaya 2008 bahwa sikap, norma subyektif dan efikasi diri secara simultan berpengaruh terhadap intensi dan perilaku berwirausaha. Tjahjono 2007 mengatakan niat mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk menjadi wirausaha secara simultan dipengaruhi sikap, norma subyektif dan kontrol keperilaku yang dirasakan. Universitas Sumatera Utara Teori Tingkah Laku yang direncanakan Theory of Planed Behavior diperkenalkan Ajzen 1985,1987, teori ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori sebelumnya yaitu reasoned action tindakan beralasan. Teori ini menambahkan sebuah konstruk yaitu perceived behavior control atau Kontrol perilaku yang dipersepsi. Teori tingkah laku yang terencanakan adalah banyak perilaku tidak semuanya dibawah kontrol penuh individual sehingga perlu ditambahkan konsep kontrol perilaku yang dipersepsi. Teori ini mengansumsi bahwa kontrol perilaku yang dipersepsi mempunyai implikasi motivisional terhadap minat-minat, selain itu adanya hubungan antara perilaku yang dipersepsi dengan perilaku. Suatu perilaku tidak ditentukan oleh sikap dan norma subjektif semata, tetapi juga terdapat pada persepsi individu dan kenyakinan kontrol tersebut. Ajzen juga menambahakan faktor latar belakang pada teori ini. Azjen dan Fishbein 1988 dalam Theory of Planned Behavior membuktikan bahwa intensi dan perilaku berwirausaha tidak hanya dipengaruhi oleh sikap, norma subyektif akan tetapi kontrol perilaku juga turut mempengaruhi perilaku berwirausaha. sebuah perilaku dengan keterlibatan tinggi membutuhkan keyakinan dan evaluasi untuk menumbuhkan sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan dengan intensi sebagai mediator pengaruh berbagai faktor faktor motivasional yang berdampak pada suatu perilaku. Keputusan berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan tinggi high involvement karena dalam mengambil keputusan akan melibatkan faktor internal seperti kepribadian, persepsi, Universitas Sumatera Utara motivasi, pembelajaran sikap, faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga dan lain sebagainya norma subyektif. Gurbuz dan Aykol 2008, menemukan beberapa unsur sikap yang terdapat dalam model Teori Tingkah Laku yang direncanakan Theory of Planned Behavior dari Fishbein dan Ajzen TPB berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Unsur- unsur sikap yang terdapat dalam TPB mencakup kekuasaanotoritas autonomyauthority, tantangan peluang ekonomi economic challenge, realisasi diri percaya Diri self realization perceived confidence , keamanan beban kerja security workload, menghadapi atau menghindari tanggung jawab avoid responsibility, dan dukungan sosial karir Social environment career.

2.1.4 Intensi