Faktor Perawatan Cedera Deskripsi Data Hasil Penelitian
72 yang ternyata yang mendapatkan hasil kurang sekali latar belakang pendidikan
mereka hanya sampai pada D2 Diploma-2. Sedangkan berdasarkan kondisi sekolah dasar yang terdapat di
Kecamatan Seyegan, letak sekolah dasar yang berada diperkotaan guru pendidikan jasmani lebih memperdulikan hal-hal mengenai perawatan cedera,
hal ini dikarenakan dari pihak sekolah sendiri memfasilitasi dari segi peralatan PPPKPertolongan Pertama Pada Kecelakaan, UKS Sedangkan sekolah dasar
yang berada pada pedesaan atau terletak pada daerah yang jauh dari pusat kota guru pendidikan jasmani cenderung kurang peduli terhadap hal-hal mengenai
perawatan cedera, dikarenakan fasilitas yang ada dari sekolah kurang memadai, PPPKPertolongan Pertama Pada Kecelakaan yang kurang dan UKS seadanya
bahkan masih ada sekolah yang tidak memiliki UKS. Hal ini dibuktikan dengan data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti yaitu 4 guru berada pada
kategori “kurang sekali”, 4 guru tersebut berasal dari sekolah dasar yang tidak memiliki UKS, 3 guru yang berada pada kategori “kurang” kondisi sekolahnya
tidak mendukung adanya peralatan PPPKPertolongan Pertama Pada Kecelakaan yang memadai , 13 guru yang berada pada kategori “sedang”, 6
guru yang berada pada kategori “baik” dan 2 guru berada pada kategori “sangat baik” berlokasi diperkotaan dan memang ditunjang dengan fasilitas kesehatan
seperti peralatan PPPKPertolongan Pertama Pada Kecelakaan yang lengkap dan ruang UKS yang baik.
Menurut data yang diperoleh peneliti, terdapat beberapa guru pendidikan jasmani sekolah dasar di kecamatan Seyegan cenderung tidak
berusaha memperdalam pemahamannya mengenai PPC Pencegahan dan
73 Perawatan Cedera, bagi mereka ilmu pendidikan jasmani yang mereka dapat
itu sudah cukup untuk mengajar di sekolah dasar. Mereka tidak pernah memanfaatkan diklat-diklat mengenai cedera olahraga yang ada untuk
memperdalam pemahamannya tentang pencegahan dan perawatan cedera. Hal ini banyak ditemui pada guru pendidikan jasmani yang memiliki usia lebih
senior. Bahkan peneliti menemukan fakta yang terjadi di lapangan bahwa
terdapat guru pendidikan jasmani yang mempunyai persepsi bahwa pembelajaran pendidikan jasmani cukup dengan menyampaikan materi
pendidikan jasmani pada siswa dan tidak terlalu memperdulikan hal-hal mengenai pencegahan dan perawatan cedera, beberapa guru tersebut
beranggapan apabila terjadi cedera pada siswa saat pembelajaran pendidikan jasmani penanganannya langsung diserahkan pada tenaga medis terdekat dalam
hal ini puskesmas. Cedera olahraga menurut Andun Sudijandoko 2000: 7 adalah rasa
sakit yang ditimbulkan karena olahraga, yang dapat menimbulkan cacat, luka, dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh. Dengan adanya
pemahaman guru yang baik tentang cedera, maka dapat diambil tindakan sehingga cedera itu bisa diminimalisir.