Metode Saving Matrix 1.Mengidentifikasi Matrix Jarak

Tabel 5.4. Data Historis Hasil TBS Kebun Seinduk dalam Ton Lanjutan No. Kebun Jumlah Rata-rata 4 Marihat 181,39 5,85 5 Balimbingan 151,21 4,88 6 Bukit Lima 98,51 3,18 7 Sei Kopas 218,75 7,06 Sumber: PTPN IV Unit Kebun Pabatu

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Metode Saving Matrix 5.2.1.1.Mengidentifikasi Matrix Jarak Metode saving matrix digunakan untuk meminimumkan jarak tempuh dengan membentuk sub-sub rute yang dalam hal ini adalah menggabungkan dua atau lebih titik penjemputan ke dalam satu rute. Langkah pertama yang dilakukan dalam metode saving matrix adalah mengidentifikasi matriks jarak seperti yang terlihat pada Tabel 5.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Matriks Jarak Kebun dan Pabrik km No. Kebun Pabrik PKS I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 PKS 3 11 10 17 16 4 16 45 59 62 46 58 76 95 2 I 12 10 18 17 5 16 46 60 62 47 59 77 96 3 II 7 9 8 8 13 43 57 60 44 56 80 93 4 III 13 13 6 12 42 56 58 43 55 79 91 5 IV 4 14 19 49 63 66 50 62 78 99 6 V 13 19 48 62 65 49 61 74 98 7 VI 12 42 56 58 43 55 79 92 8 VII 34 48 50 35 47 71 84 9 AN 14 17 8 21 51 57 10 MJ 29 21 33 63 70 11 BB 18 30 61 67 12 MR 15 45 52 13 BM 31 39 14 BL 49 15 SK Sumber: PTPN IV Unit Kebun Pabatu Universitas Sumatera Utara Keterangan : PKS = Pabrik Kelapa Sawit AN = Aek Nauli MJ = Marjandi BB = Bah Birong Ulu MR = Marihat BM = Balimbingan BL = Bukit Lima SK = Sei Kopas 5.2.1.2.Mengidentifikasi Matrix Penghematan Perhitungan penghematan jarak dapat menggunakan persamaan : Sx,y = J P, x + JP,y – Jx,y Dimana: S x,y = Penghematan jarak J P,x = Jarak pabrik ke afdeling x J P,y = Jarak pabrik ke afdeling y J x,y = Jarak afdeling x ke afdeling y Dengan menggunakan rumus di atas, maka dapat dicari matriks penghematan jarak dari pabrik ke semua afdeling yang akan dikunjungi. Universitas Sumatera Utara Contoh perhitungan matriks penghematan untuk setiap afdeling adalah sebagai berikut. 1. Perhitungan matriks penghematan afdeling I dan II S I,II = J P, I + JP,II – JI,II = 3 + 11 – 12 = 2 2. Perhitungan matriks penghematan afdeling I dan III S I,III = J P, I + JP,III – JI,III = 3 + 10 – 10 = 3 3. Perhitungan matriks penghematan afdeling I dan IV S I,IV = J P, I + JP,IV – JI,IV = 3 + 17 – 18 = 2 4. Perhitungan matriks penghematan afdeling I dan V S I,V = J P, I + JP,V – JI,V = 3 + 16 – 17 = 2 5. Perhitungan matriks penghematan afdeling I dan VI S I,VI = J P, I + JP,VI – JI,VI = 3 + 4 – 5 = 2 Universitas Sumatera Utara Matriks penghematan untuk setiap afdeling dan kebun dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Matriks Penghematan Jarak No. Afdeling Kebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I 0 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II 0 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

27 27 28 27 27 21 27 8 AN 90 90 83 82 70 83 9 MJ 92 84 84 72 84 10 BB 90 90 77 90 11 MR 89 77 89 12 BM 103 114 13 BL 122 14 SK Sumber: PTPN IV Unit Kebun Pabatu 5.2.1.3.Mengalokasikan Hasil Kebun ke Rute Transportasi Langkah selanjutnya dilakukan penentuan rute awal yang merupakan rute terpisah dimana setiap kebun dan afdeling dikunjungi satu truk secara eksklusif. Rute transportasi awal dapat dilihat pada Tabel 5.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Rute Awal untuk Setiap Kebun dan Afdeling No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 5 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 8 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 9 92 84 84 72 84 10 BB Rute 10 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 12 103 114 13 BL Rute 13 122 14 SK Rute 14 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: PTPN IV Unit Kebun Pabatu Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, dilakukan alokasi afdeling dan kebun ke kendaraan atau rute. Di awal dialokasikan tiap afdeling dan kebun ke rute yang berbeda. Jadi, rute awal ada sebanyak 14 rute. Namun afdeling atau kebun tersebut bisa digabungkan sampai pada batas kapasitas truk yang ada. Penggabungan akan dimulai dari nilai penghematan terbesar karena kita berupaya memaksimumkan penghematan. Jadi, dimulai dari angka 122 yang merupakan penghematan terbesar dari penggabungan antara kebun BL dan kebun SK. Jumlah beban masing-masing adalah 3,18 dan 7,06 ton sehingga penggabungannya layak dilakukan karena lebih kecil dari kapasitas truk. Rute untuk kebun SK digabung dengan kebun BL menjadi rute 13. Total beban untuk rute 13 menjadi 3,18 + 7,06 = 10,24 ton. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8. Matriks Penghematan Langkah 1 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 5 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 8 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 9 92 84 84 72 84 10 BB Rute 10 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 12 103 114 13 BL Rute 13 122 14 SK Rute 13 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan terbesar kedua yaitu 114 yang merupakan penghematan dari penggabungan antara kebun BM dan kebun SK. Kebun SK sudah bergabung dengan rute 13 dengan total beban 10,24 ton. Jumlah beban untuk kebun BM adalah 4,88 ton sehingga penggabungannya layak dilakukan karena jumlah beban lebih kecil dari kapasitas truk. Rute untuk kebun BM digabung dengan kebun BL dan SK menjadi rute 12. Total beban untuk rute 12 menjadi 3,18 + 7,06 + 4,88 = 15,12 ton. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Matriks Penghematan Langkah 2 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 5 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 8 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 9 92 84 84 72 84 10 BB Rute 10 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 12 103 114 13 BL Rute 12 122 14 SK Rute 12 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan terbesar ketiga yaitu 103 yang merupakan penghematan dari penggabungan antara kebun BM dan kebun BL. Penggabungan untuk kedua kebun ini sudah dilakukan sebelumnya untuk rute 12 sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan terbesar keempat yaitu 92 yang merupakan penghematan dari penggabungan antara kebun MJ dan kebun BB. Jumlah beban masing-masing adalah 10,7 dan 6,01 ton sehingga penggabungannya layak dilakukan karena lebih kecil dari kapasitas truk. Rute untuk kebun MJ digabung dengan kebun BB menjadi rute 9. Total beban untuk rute 9 menjadi 10,7 + 6,01 = 16,71 ton. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Matriks Penghematan Langkah 3 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 5 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 8 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 9 92 84 84 72 84 10 BB Rute 9 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 12 103 114 13 BL Rute 12 122 14 SK Rute 12 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan terbesar kelima yaitu 90 yang merupakan penghematan dari penggabungan antara kebun BB dan SK, BB dan BM, BB dan MR, BB dan AN, MJ dan AN. Penggabungan untuk kebun BB, SK, MJ dan BM ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan terbesar keenam yaitu 89 yang merupakan penghematan dari penggabungan antara kebun MR dan BM serta MR dan SK. Kebun BM dan SK sudah digabungkan sebelumnya ke rute 12 dengan total beban 15,12 ton. Total beban untuk kebun MR jika digabungkan dengan rute 12 adalah 5,85 + 15,12 = 20,97 ton sehingga penggabungannya layak dilakukan karena lebih kecil dari kapasitas truk. Maka rute 12 digabungkan dengan kebun MR menjadi rute 11. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Matriks Penghematan Langkah 4 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 5 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 8 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 9 92 84 84 72 84 10 BB Rute 9 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 11 103 114 13 BL Rute 11 122 14 SK Rute 11 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 84 yang merupakan penggabungan antara kebun MJ dan MR, MJ dan BM, MJ dan SK. Penggabungan untuk kebun MJ, MR, BM dan SK ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 83 dan 82 yang merupakan penggabungan antara kebun AN dan MR, AN dan SK, serta AN dan BM. Kebun MR, BM dan SK merupakan bagian rute 11 dengan total beban 20,97. Jika kebun AN digabungkan dengan rute 11 maka total beban menjadi 20,97 + 9,36 = 30,33 ton sehingga penggabungannya tidak layak dilakukan karena lebih besar dari kapasitas truk. Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 77 dan 72 yang merupakan penggabungan antara kebun BL dan MJ, BL dan BB, serta BL dan MR. Penggabungan untuk kebun BL, MJ, BB dan MR ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 70 yang merupakan penghematan dari penggabungan antara kebun BL dan AN. Kebun BL merupakan bagian rute 11 sehingga penggabungannya tidak layak dilakukan karena lebih besar dari kapasitas truk. Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 29 yang merupakan penggabungan antara afdeling IV dan V. Jumlah beban masing-masing adalah 15,91 dan 9,03 ton sehingga penggabungannya layak dilakukan karena lebih kecil dari kapasitas truk. Rute untuk afdeling IV digabung dengan afdeling V menjadi rute 4. Total beban untuk rute 4 menjadi 15,91 + 9,03 = 24,94 ton. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Matriks Penghematan Langkah 5 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 4 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 8 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 9 92 84 84 72 84 10 BB Rute 9 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 11 103 114 13 BL Rute 11 122 14 SK Rute 11 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 28 yang merupakan penggabungan antara afdeling VII dan kebun BB. Kebun BB merupakan bagian rute 9 dengan total beban 16,71 ton. Total beban untuk afdeling VII jika digabungkan dengan rute 9 adalah 11,78 + 16,71 = 28,49 ton sehingga penggabungannya layak dilakukan karena lebih kecil dari kapasitas truk. Maka rute 9 digabungkan dengan afdeling VII menjadi rute 7. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Matriks Penghematan Langkah 6 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 4 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 8 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 7 92 84 84 72 84 10 BB Rute 7 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 11 103 114 13 BL Rute 11 122 14 SK Rute 11 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 27 yang terdiri dari kebun AN, MJ, MR, BM, BL, SK dan afdeling VII. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 19 yang merupakan penggabungan antara afdeling II dan IV serta II dan V. Afdeling IV dan V merupakan bagian rute 4 dengan total beban 24,94. Jika afdeling II digabungkan dengan rute 4 maka total beban menjadi 24,94 + 17,02 = 41,96 ton sehingga penggabungannya tidak layak dilakukan karena lebih besar dari kapasitas truk. Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 18 dan 15 yang merupakan penggabungan antara kebun BL dan afdeling IV serta kebun BL dan afdeling V. Penggabungan untuk kebun BL, afdeling IV dan V sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Matriks Penghematan Langkah 7 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 4 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 8 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 7 92 84 84 72 84 10 BB Rute 7 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 11 103 114 13 BL Rute 11 122 14 SK Rute 11 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 14 yaitu : 1. Penggabungan afdeling II dan III. Jika kedua afdeling ini digabungkan maka total beban menjadi 17,02 + 16,65 = 33,67 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 2. Penggabungan afdeling II dan VII. Afdeling VII termasuk ke dalam rute 7 dengan total beban 28,49. Jika afdeling II dimasukkan ke rute 7 maka total beban menjadi 28,49 + 17,02 = 45,51 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 3. Penggabungan afdeling III dan IV. Afdeling IV termasuk ke dalam rute 4 dengan total beban 24,94. Jika afdeling III dimasukkan ke rute 4 maka total beban menjadi 24,94 + 16,65 = 41,56 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 4. Penggabungan afdeling III dan VII. Afdeling VII termasuk ke dalam rute 7 dengan total beban 28,49. Jika afdeling III dimasukkan ke rute 7 maka total beban menjadi 28,49 + 16,65 = 45,04 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 5. Penggabungan afdeling III dan kebun BB. Kebun BB termasuk ke dalam rute 7 dengan total beban 28,49. Jika afdeling III dimasukkan ke rute 7 maka total beban menjadi 28,49 + 16,65 = 45,04 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 6. Penggabungan afdeling III dan kebun SK. Kebun SK termasuk ke dalam rute 11 dengan total beban 20,97. Jika afdeling III dimasukkan ke rute 11 maka total beban Universitas Sumatera Utara menjadi 20,97 + 16,65 = 37,62 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 7. Penggabungan afdeling IV dan VII. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15. Matriks Penghematan Langkah 8 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 4 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 8 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 7 92 84 84 72 84 10 BB Rute 7 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 11 103 114 13 BL Rute 11 122 14 SK Rute 11 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 13 yaitu : 1. Penggabungan afdeling II dan kebun AN. Jika digabungkan maka total beban menjadi 17,02 + 9,36 = 26,38 sehingga penggabungan layak karena tidak melebihi kapasitas truk. Maka kebun AN dan afdeling II digabung menjadi rute 2. 2. Penggabungan afdeling II dan kebun MJ. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. 3. Penggabungan afdeling II dan kebun BB. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. 4. Penggabungan afdeling II dan kebun MR. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. 5. Penggabungan afdeling II dan kebun BM. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. 6. Penggabungan afdeling II dan kebun SK. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. 7. Penggabungan afdeling III dan V. Afdeling V termasuk ke dalam rute 4 dengan total beban 24,94. Jika afdeling III dimasukkan ke rute 4 maka total beban menjadi 24,94 + 16,65 = 40,59 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 8. Penggabungan afdeling III dan kebun AN. Kebun AN termasuk ke dalam rute 2 dengan total beban 26,38. Jika afdeling III dimasukkan ke rute 2 maka total beban menjadi 26,38 + 16,65 = 43,03 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 9. Penggabungan afdeling III dan kebun MJ. Kebun MJ termasuk ke dalam rute 7 dengan total beban 28,49. Jika afdeling III dimasukkan ke rute 7 maka total beban Universitas Sumatera Utara menjadi 28,49 + 16,65 = 45,04 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 10. Penggabungan afdeling III dan kebun MR dan BM. Kebun MR dan BM termasuk ke dalam rute 11 dengan total beban 20,97. Jika afdeling III dimasukkan ke rute 11 maka total beban menjadi 20,97 + 16,65 = 37,62 sehingga penggabungan tidak layak karena melebihi kapasitas truk 11. Penggabungan afdeling IV dengan kebun AN, MJ, BB, MR, BM, dan SK. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. 12. Penggabungan afdeling V dengan afdeling VII, kebun AN, MJ, BB, MR, BM, dan SK. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Matriks Penghematan Langkah 9 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 4 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 6 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 2 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 7 92 84 84 72 84 10 BB Rute 7 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 11 103 114 13 BL Rute 11 122 14 SK Rute 11 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya adalah nilai penghematan 8 yaitu: 1. Penggabungan afdeling III dan afdeling VI. Jumlah beban masing-masing adalah 16,65 dan 10,72 ton sehingga penggabungannya layak dilakukan karena lebih kecil dari kapasitas truk. Rute untuk afdeling VI digabung dengan afdeling III menjadi rute 3. Total beban untuk rute 3 menjadi 16,65 + 10,72 = 27,37 ton. 2. Penggabungan afdeling VI dan afdeling VII. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. 3. Penggabungan afdeling VII dan kebun BB. Penggabungan untuk hal ini sudah dilakukan sebelumnya sehingga tidak terjadi penggabungan lagi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17. Matriks Penghematan Langkah 10 No. Afdeling Kebun Rute AfdelingKebun I II III IV V VI VII AN MJ BB MR BM BL SK 1 I Rute 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 II Rute 2 14 19 19 7 14 13 13 13 13 13 7 13 3 III Rute 3 14 13 8 14 13 13 14 13 13 7 14

4 IV

Rute 4 29 7 14 13 13 13 13 13 15 13

5 V

Rute 4 7 13 13 13 13 13 13 18 13

6 VI

Rute 3 8 7 7 8 7 7 1 7

7 VII

Rute 7 27 27 28 27 27 21 27 8 AN Rute 2 90 90 83 82 70 83 9 MJ Rute 7 92 84 84 72 84 10 BB Rute 7 90 90 77 90 11 MR Rute 11 89 77 89 12 BM Rute 11 103 114 13 BL Rute 11 122 14 SK Rute 11 Jumlah TBS 17,78 17,02 16,65 15,91 9,03 10,72 11,78 9,36 10,7 6,01 5,85 4,88 3,18 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Penggabungan selanjutnya tidak mungkin dilakukan lagi dikarenakan setiap rute sudah tidak bisa ditambah ataupun digabungkan. Afdelingkebun yang belum tergabung ke dalam rute lain adalah afdeling I dikarenakan setiap rute akan melebihi kapasitas maksimum jika digabungkan dengan afdeling I. Sehingga ada 6 rute yang dihasilkan dari langkah penggabungan berdasarkan saving matrix. Hasil akhir pembagian rute adalah sebagai berikut: Tabel 5.18. Hasil Akhir Penghematan Rute Rute AfdelingKebun Jumlah TBS ton Total Beban ton 1 Afdeling I 17,78 17,78

2 Afdeling II

17,02 26,38 Kebun AN 9,36

3 Afdeling III

16,65 27,37 Afdeling VI 10,72 4 Afdeling IV 15,91 24,94 Afdeling V 9,03 5 Afdeling VII 11,78 28,49 Kebun MJ 10,7 Kebun BB 6,01 6 Kebun MR 5,85 20,97 Kebun BM 4,88 Kebun BL 3,18 Kebun SK 7,06 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara 5.2.1.4.Mengurutkan AfdelingKebun dalam Rute yang Sudah Terdefinisi Berdasarkan rute yang telah diperoleh sebelumnya, maka kita menentukan urutan kebunafdeling yang harus dikunjungi dalam satu rute. Dalam mengurutkannya, digunakan tiga metode yaitu metode nearest insert, metode nearest neighbour, dan metode farthest insert. 5.2.1.4.1.Mengurutkan AfdelingKebun dengan Metode Nearest Insert Metode nearest insert menggunakan prinsip memilih kebunafdeling yang menghasilkan tambahan jarak yang minimum kalau dimasukkan ke dalam rute yang sudah ada. Pada awalnya rute yang ada memiliki perjalanan dari pabrik ke pabrik dengan jarak nol. Selanjutnya dilihat berapa jarak yang terjadi dengan masing-masing afdelingkebun ke rute yang sudah ada. Perhitungan untuk setiap rute adalah sebagai berikut. 1. Urutan afdelingkebun untuk Rute 1 Rute 1 hanya memiliki satu afdeling sehingga tidak dilakukan pengurutan afdelingkebun. 2. Urutan afdelingkebun untuk Rute 2 Jarak antara kebunafdeling dengan pabrik untuk rute 2 dapat dilihat pada Tabel 5.19. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.19. Jarak Antar Kebun dan Pabrik Rute 2 km AfdelingKebun Pabrik P Afdeling II Kebun AN Pabrik P 11 45 Afdeling II 43 Kebun AN Sumber: Pengumpulan Data Jarak P – II – P = 11 + 11 = 22 km Jarak P – AN – P = 45 + 45 = 90 km Karena jarak yang paling minimum adalah 22 dari kedua alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah afdeling II sehingga rute yang dihasilkan untuk rute 2 adalah P – II – AN – P. 3. Urutan afdelingkebun untuk Rute 3 Jarak antara kebunafdeling dengan pabrik untuk rute 3 dapat dilihat pada Tabel 5.20. Tabel 5.20. Jarak Antar Kebun dan Pabrik Rute 3 km AfdelingKebun Pabrik P Afdeling III Afdeling VI Pabrik P 10 4 Afdeling III 6 Afdeling VI Sumber: Pengumpulan Data Universitas Sumatera Utara Jarak P – III – P = 10 + 10 = 20 km Jarak P – VI – P = 4 + 4 = 8 km Karena jarak yang paling minimum adalah 8 dari kedua alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah afdeling VI sehingga rute yang dihasilkan untuk rute 3 adalah P – VI – III – P. 4. Urutan afdelingkebun untuk Rute 4 Jarak antara kebunafdeling dengan pabrik untuk rute 4 dapat dilihat pada Tabel 5.21. Tabel 5.21. Jarak Antar Kebun dan Pabrik Rute 4 km AfdelingKebun Pabrik P Afdeling IV Afdeling V Pabrik P 17 16 Afdeling IV 4 Afdeling V Sumber: Pengumpulan Data Jarak P – IV – P = 17 + 17 = 34 km Jarak P – V – P = 16 + 16 = 32 km Karena jarak yang paling minimum adalah 32 dari kedua alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah afdeling V sehingga rute yang dihasilkan untuk rute 3 adalah P – V – IV – P. Universitas Sumatera Utara 5. Urutan afdelingkebun untuk Rute 5 Jarak antara kebunafdeling dengan pabrik untuk rute 5 dapat dilihat pada Tabel 5.22. Tabel 5.22. Jarak Antar Kebun dan Pabrik Rute 5 km AfdelingKebun Pabrik P Afdeling VII Kebun MJ Kebun BB Pabrik P 16 59 62 Afdeling VII 48 50 Kebun MJ 29 Kebun BB Sumber: Pengumpulan Data Jarak P – VII – P = 16 + 16 = 32 Jarak P – MJ – P = 59 + 59 = 118 km Jarak P – BB – P = 62 + 62 = 124 km Karena jarak yang paling minimum adalah 32 dari ketiga alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah afdeling VII. Dengan cara yang sama kita mengevaluasi kebun selanjutnya yang akan dikunjungi. Dari dua alternatif diperoleh sebagai berikut: Jarak P – VII – MJ - P = 16 + 48 + 59 = 123 km Jarak P – VII – BB - P = 16 + 50 + 62 = 128 km Universitas Sumatera Utara Karena yang minimum adalah alternatif 1 dengan jarak 123, maka yang dikunjungi setelah afdeling VII adalah kebun MJ. Urutan rute yang terbentuk untuk rute 5 adalah P – VII – MJ – BB – P. 6. Urutan afdelingkebun untuk Rute 6 Jarak antara kebunafdeling dengan pabrik untuk rute 6 dapat dilihat pada Tabel 5.23. Tabel 5.23. Jarak Antar Kebun dan Pabrik Rute 6 km AfdelingKebun Pabrik P Kebun MR Kebun BM Kebun BL Kebun SK Pabrik P 46 58 76 95 Kebun MR 15 45 52 Kebun BM 31 39 Kebun BL 49 Kebun SK Sumber: Pengumpulan Data Jarak P – MR – P = 46 + 46 = 92 km Jarak P – BM – P = 58 + 58 = 116 km Jarak P – BL – P = 76 + 76 = 152 km Jarak P – SK – P = 95 + 95 = 190 km Karena jarak yang paling minimum adalah 92 dari keempat alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah kebun MR. Dengan cara yang sama kita Universitas Sumatera Utara mengevaluasi kebun selanjutnya yang akan dikunjungi. Dari tiga alternatif diperoleh sebagai berikut: Jarak P – MR – BM – P = 46 + 15 + 58 = 119 km Jarak P – MR – BL – P = 46 + 45 + 76 = 167 km Jarak P – MR – SK – P = 46 + 52 + 95 = 193 km Karena yang minimum adalah alternatif 1 dengan jarak 119, maka yang dikunjungi setelah kebun MR adalah kebun BM. Dengan cara yang sama kita mengevaluasi kebun selanjutnya yang akan dikunjungi. Dari dua alternatif diperoleh sebagai berikut: Jarak P – MR – BM – BL – P = 46 + 15 + 31 + 76 = 168 km Jarak P – MR – BM – SK – P = 46 + 15 + 39 + 95 = 195 km Karena yang minimum adalah alternatif 1 dengan jarak 168, maka yang dikunjungi setelah kebun BM adalah kebun BL. Urutan rute yang terbentuk untuk rute 6 adalah P – MR – BM – BL – SK – P. 5.2.1.4.2.Mengurutkan AfdelingKebun dengan Metode Nearest Neighbor Metode nearest neighbor menggunakan prinsip dengan menambahkan kebunafdeling yang jaraknya paling dekat dengan kebunafdeling yang kita kunjungi terakhir. Kita memulai dari pabrik sehingga kita mencari kebunafdeling yang jaraknya terdekat dari pabrik. Universitas Sumatera Utara 1. Urutan afdelingkebun untuk Rute 1 Rute 1 hanya memiliki satu afdeling sehingga tidak dilakukan pengurutan afdelingkebun. 2. Urutan afdelingkebun untuk Rute 2 Di antara 2 afdelingkebun, yang terdekat dengan pabrik adalah afdeling II dengan jarak 11. Sehingga urutan yang dihasilkan untuk rute 2 adalah P – II – AN – P. 3. Urutan afdelingkebun untuk Rute 3 Di antara 2 afdeling, yang terdekat dengan pabrik adalah afdeling VI dengan jarak 4. Sehingga urutan yang dihasilkan untuk rute 3 adalah P – VI – III – P. 4. Urutan afdelingkebun untuk Rute 4 Di antara 2 afdeling, yang terdekat dengan pabrik adalah afdeling V dengan jarak 16. Sehingga urutan yang dihasilkan untuk rute 4 adalah P – V – IV – P. 5. Urutan afdelingkebun untuk Rute 5 Di antara 3 afdelingkebun, yang terdekat dengan pabrik adalah afdeling VII dengan jarak 16. Selanjutnya yang terdekat dengan afdeling VII adalah kebun MJ dengan jarak 48. Sehingga yang terakhir dikunjungi adalah Kebun BB. Urutan yang dihasilkan untuk rute 5 adalah P – VII – MJ – BB – PP. 6. Urutan afdelingkebun untuk Rute 6 Di antara 4 kebun, yang terdekat dengan pabrik adalah kebun MR dengan jarak 46. Selanjutnya yang terdekat dengan kebun MR adalah kebun BM dengan jarak 15. Kemudian yang terdekat dengan kebun BM adalah kebun BL dengan jarak 31. Universitas Sumatera Utara Sehingga yang terakhir dikunjungi adalah Kebun SK dengan jarak 49 dari kebun BL. Urutan yang dihasilkan untuk rute 6 adalah P – MR – BM – BL – SK – P. 5.2.1.4.3.Mengurutkan AfdelingKebun dengan Metode Farthest Insert Metode farthest insert dilakukan dengan cara memasukkan kebunafdeling yang memberikan perjalanan paling jauh pada rute. Pada awalnya kita hanya memiliki perjalanan dari pabrik ke pabrik dengan jarak nol. Selanjutnya kita akan lihat berapa jarak yang terjadi dengan masing-masing afdelingkebun ke rute yang sudah ada. Perhitungan untuk setiap rute adalah sebagai berikut. 1. Urutan afdelingkebun untuk Rute 1 Rute 1 hanya memiliki satu afdeling sehingga tidak dilakukan pengurutan afdelingkebun. 2. Urutan afdelingkebun untuk Rute 2 Jarak P – II – P = 11 + 11 = 22 km Jarak P – AN – P = 45 + 45 = 90 km Karena jarak yang paling jauh adalah 90 dari kedua alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah kebun AN sehingga rute yang dihasilkan untuk rute 2 adalah P – AN – II – P. 3. Urutan afdelingkebun untuk Rute 3 Jarak P – III – P = 10 + 10 = 20 km Jarak P – VI – P = 4 + 4 = 8 km Universitas Sumatera Utara Karena jarak yang paling jauh adalah 20 dari kedua alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah afdeling III sehingga rute yang dihasilkan untuk rute 3 adalah P – III – VI – P. 4. Urutan afdelingkebun untuk Rute 4 Jarak P – IV – P = 17 + 17 = 34 km Jarak P – V – P = 16 + 16 = 32 km Karena jarak yang paling jauh adalah 34 dari kedua alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah afdeling IV sehingga rute yang dihasilkan untuk rute 3 adalah P – IV – V – P. 5. Urutan afdelingkebun untuk Rute 5 Jarak P – VII – P = 16 + 16 = 32 km Jarak P – MJ – P = 59 + 59 = 118 km Jarak P – BB – P = 62 + 62 = 124 km Karena jarak yang paling jauh adalah 124 dari ketiga alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah kebun BB. Dengan cara yang sama kita mengevaluasi kebun selanjutnya yang akan dikunjungi. Dari dua alternatif diperoleh sebagai berikut: Jarak P – BB – MJ - P = 62 + 29 + 59 = 150 km Jarak P – BB – VII - P = 62 + 50 + 16 = 128 km Karena jarak yang paling jauh adalah alternatif 1 dengan jarak 150, maka yang dikunjungi setelah kebun BB adalah kebun MJ. Urutan rute yang terbentuk untuk rute 5 adalah P – BB – MJ – VII – P. Universitas Sumatera Utara 6. Urutan afdelingkebun untuk Rute 6 Jarak P – MR – P = 46 + 46 = 92 km Jarak P – BM – P = 58 + 58 = 116 km Jarak P – BL – P = 76 + 76 = 152 km Jarak P – SK – P = 95 + 95 = 190 km Karena jarak yang paling jauh adalah 190 dari keempat alternatif, maka yang dikunjungi terlebih dulu adalah kebun SK. Dengan cara yang sama kita mengevaluasi kebun selanjutnya yang akan dikunjungi. Dari tiga alternatif diperoleh sebagai berikut: Jarak P – SK – BM – P = 95 + 39 + 58 = 192 km Jarak P – SK – BL – P = 95 + 49 + 76 = 220 km Jarak P – SK – MR – P = 95 + 52 + 46 = 193 km Karena jarak yang paling jauh adalah alternatif 2 dengan jarak 220, maka yang dikunjungi setelah kebun SK adalah kebun BL. Dengan cara yang sama kita mengevaluasi kebun selanjutnya yang akan dikunjungi. Dari dua alternatif diperoleh sebagai berikut: Jarak P – SK – BL – BM – P = 95 + 49 + 31 + 58 = 233 km Jarak P – SK – BL – MR – P = 95 + 49 + 45 + 46 = 235 km Karena jarak yang paling jauh adalah alternatif 2 dengan jarak 235, maka yang dikunjungi setelah kebun BL adalah kebun MR. Urutan rute yang terbentuk untuk rute 6 adalah P – SK – BL – MR – BM – P. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan ketiga metode di atas, maka dilakukan pemilihan urutan rute terbaik yaitu dengan memilih metode yang menghasilkan jarak terpendek. Perbandingan hasil ketiga metode dapat dilihat pada Tabel 5.24. Tabel 5.24. Perbandingan Hasil Urutan Rute dengan 3 Metode Rute Metode Urutan Rute Total Jarak km 1 Nearest Insert P – I – P 3+3=6 Nearest Neighbor P – I – P 3+3=6 Farthest Insert P – I – P 3+3=6 2 Nearest Insert P – II – AN – P 11+43+45=99 Nearest Neighbor P – II – AN – P 11+43+45=99 Farthest Insert P – AN – II – P 45+43+11=99 3 Nearest Insert P – VI – III – P 4+6+10=20 Nearest Neighbor P – VI – III – P 4+6+10=20 Farthest Insert P – III – VI – P 10+6+4=20 4 Nearest Insert P – V – IV – P 16+4+17=37 Nearest Neighbor P – V – IV – P 16+4+17=37 Farthest Insert P – IV – V – P 17+4+16=37 5 Nearest Insert P – VII – MJ – BB – P 16+48+29+62=155 Nearest Neighbor P – VII – MJ – BB – P 16+48+29+62=155 Farthest Insert P – BB – MJ – VII – P 62+29+48+16=155 6 Nearest Insert P – MR – BM – BL – SK – P 46+15+31+49+95=236 Nearest Neighbor P – MR – BM – BL – SK – P 46+15+31+49+95=236 Farthest Insert P – SK – BL – MR – BM – P 95+49+45+15+58=262 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Urutan rute terpilih dengan total jarak terpendek dapat dilihat pada Tabel 5.25. Tabel 5.25. Urutan Rute Terpilih Rute Urutan Rute Total Jarak km 1 P – I – P 6 2 P – II – AN – P 99 3 P – VI – III – P 20

4 P

– V – IV – P 37 5 P – VII – MJ – BB – P 155

6 P

– MR – BM – BL – SK – P 236 Sumber: Pengolahan Data

5.2.2. Perhitungan Utilisasi Alat Angkut