Tabel 5.9. Penilaian Kemunculan dan Kepastian Penyebab Resiko
Simbol Penyebab Resiko
Occurance Detection
I-1 Kurang akuratnya penafsiran jumlah bahan
7 3
I-2 Banyaknya bahan beda spesifikasi dari supplier
5 5
I-3 Mesin rusak
4 6
I-4 Adanya kendala pada saat transportasi berlangsung
7 3
I-5 Perjanjian menuntut kerjasama permanen
6 4
I-6 Perusahaan menganggap supplier adalah opsi dengan
harga termurah 7
3 I-7
Kesalahan menghitung bahan yang datang 4
6 I-8
Pemeliharaan membutuhkan waktu ekstra 7
3 I-9
Kerusakan yang terjadi di perjalanan 7
3 I-10
Kondisi kendaraan pengangkut yang tidak layak 7
3 I-11
Kesalahan spesifikasi yang dikirim oleh supplier 4
6
Keterangan daripada skala nilai yang disajikan pada tabel dapat dilihat di tabel 3.5 pada bab III tentang landasan teori.
5.2.3 Evaluasi Risiko
Pada tahap ini dilakukan peng-inputan seluruh kejadian risiko dan penyebab risiko ke dalam HOR fase 1 pada Lampiran-1. Selanjutnya akan
dihitung nilai ARP dan diurutkan dari nilai ARP yang terbesar hingga yang terkecil. Pengurutan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab risiko mana yang
terlebih dahulu dimitigasi. Penginputan risiko ke dalam HOR fase 1 dapat dilihat pada Lampiran-1. Dalam model FMEA, penilaian risiko dilakukan melalui
perhitungan Risk PriorityNumber RPN berdasar dari tigafaktor yaitu
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan kemunculan risiko occurrence, keseringan dampak tersebut muncul severity,dan deteksi detection. Namun tidak seperti model FMEA
dimana occurrence dan severity dikaitkan dengan risk events, pada model ini occurrence ditetapkan untuk risk agent dan severity untuk risk event. Karena satu
agen risiko dapat menyebabkan lebih dari satu kejadian risiko, maka sangat penting untuk mengukur keseluruhan potensial risiko aggregate risk potential
dari agen risiko. ARPj = OjΣ� �� ���……..Pers. 1
Keterangan: ARPj = Agregate Risk Potential
Oj = Tingkat kemunculan risiko Occurance level of risk Si = Tingkat dampak suatu risiko Severity level of risk
Rij = Hubungan korelasi antara agen risiko j dengan risiko i Rij
∈ {0,1,3,9}, untuk Rij = 0 bila tidak terdapat korelasi antara risiko i dengan agen risiko j, Rij = 1 bila terdapat korelasi yang lemah antara risiko i
dengan agen risiko j, Rij = 3 bila terdapat korelasi yang medium antara risiko i dengan agen risiko j dan Rij = 9 bila terdapat korelasi yang kuat antara risiko I
dengan agen risiko j. adapaun grafik ARP dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2. Grafik ARP Dari Seluruh Penyebab Risiko
Berdasarkan penilaian ARP didapat bahwa penyebab risiko Anggapan bahwa supplier adalah opsi dengan harga paling murah memiliki nilai tertinggi
sebesar 504.
5.2.4 Penanganan Risiko 5.2.4.1 Penentuan Strategi Mitigasi
Berdasarkan grafik ARP pada Gambar 5.2. Ada lima penyebab risiko yang memiliki nilai tertinggi yang jika nilainya di akumulasikan mencapai 80 nilai
total, yaitu Perusahaan menganggap supplier adalah opsi dengan harga paling murah I-6, Kurang akuratnya penafsiran I-1, Banyaknya bahan beda spesifikasi
dari supplier I-2, Kendala yang terjadi di perjalanan I-9 dan Pemeliharaan membutuhkan waktu ekstra I-8. Dari kelima penyebab risiko ini akan ditentukan
strategi mitigasi yang memungkinkan untuk mengeliminasi munculnya penyebab risiko tersebut. Beberapa strategi yang disusulkan adalah sebagai berikut:
100 200
300 400
500 600
I-7 I-1
I-9 I-10 I-2 I-8 I-11 I-6
I-5 I-4
I-3
N il
a i
A R
P
Penyebab Risiko
Grafik ARP
ARP
Universitas Sumatera Utara
1. Mencari informasi tentang harga bahan di pasar agar dapat
mempertimbangkan perjanjian kontrak di periode depan. Memperbanyak supplier tentu menjadi manfaat tersendiri apabila salah
satu supplier ada yang tidak bisa memenuhi permintaan perusahaan dan hal ini telah dilakukan oleh perusahaan.Strategi yang dapat diusulkan adalah Mencari
informasi tentang harga bahan di pasar agar dapat mempertimbangkan perjanjian kontrak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan atau komunikasi
secara rutin seperti sebulan sekali, agar informasi penting seperti harga terbaru dapat tersampaikan sejak awal.
2. Melakukan penaksiran melalui rata-rata data permintaan.
Memilih metode peramalan adalah langkah yang paling penting dalam melakukan peramalan, jadi pemilihan metode peramalan yang tidak tepat akan
menimbulkan akurasi hasil peramalan menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan akibatnya data peramalan melenceng jauh dengan data aktual yang
terjadi di lapangan untuk periode berikutnya. Hal ini disebabkan karena data produk make to order sebenarnya tidak bisa dilakukan peramalan tetapi yang
dilakukan adalah mengambil nilairata-rata dari data historis. 3.
Menerapkan kontrak jangka pendek terhadap supplier. Poin-poin yang tertera pada perjanjian kontrak tidak sepenuhnya
menguntungkan pihak perusahaan, jadi apabila perusahaan mengikuti perjanjian jangka panjang resiko yang terjadi adalah kinerja supplier menjadi menurun,
karena keterikatan kontrak. Solusi yang dapat diberikan pada hal tersebut adalah menerapkan kontrak jangka pendek, yang memotong lama waktu periode dari
yang sebelumnya sehingga perusahaan dapat mengevaluasi kinerja supplier.
Universitas Sumatera Utara
4. Menerapkan perjanjian penalty kepada pihak supplier
beda spesifikasi bahan dapat mengganggu kelancaran laju proses produksi, dikarenakan sejumlah bahan yang beda spesifikasi dan tidak sesuai dengan
spesifikasi orderan akan di klaim ke pihak supplier untuk di periksa ulang dan dilakukan penggantian bahan yang sesuai, hal itu membutuhkan waktu yang lama
dan akan berpengaruh terhadap waktu mulai dari proses produksi, jadi apabila hal tersebut berulang-ulang terjadi akan menjadi kerugian sepihak untuk perusahaan
yang diamati. Hal ini harus dicegah dengan menuntut keseriusan supplier dalam menyelesaikan order dan menerapkan perjanjian penalty dengan harapan pihak
supplier akan lebih teliti dalam melakukan pengiriman order dan menekan angka bahan yang beda spesifikasi.
5. Menyediakan angkutan alternatif jika jarak tempuh dekat.
Transportasi adalah hal yang paling di perlukan dalam kelancaran proses rantai pasok ini, dimana keamanan angkutan akan mempengaruhi keamanan
bahan sampai kepada perusahaan di waktu yang tepat. Kejadian yang sering terjadi diproses transportasi adalah kendala-kendala yang dapat mengganggu
kelancaran bahan sampai pada perusaahaan. Hal ini dapat di minimalisir dengan menyediakan angkutan alternative dan adanya kelengkapan fasilitas keamanan di
perjalananan seperti peralatan bengkel jika kendaraan mogok atau mengalami pecah ban, selain itu juga harus didukung dengan operator yang mempunyai
keahlian mekanik dan mesin. 6.
Operator pada proses pemeliharaan adalah operator yang terlatih. Proses maintenance pada mesin mempengaruhi waktu produksi, sehingga
mampu menunda habisnya stok gudang yang ada, risiko yang terjadi adalah ketika
Universitas Sumatera Utara
bahan pada periode yang baru dating tidak memiliki ruang yang cukup untuk inventory. Proses pemeliharaan dapat diminimalisir dengan menambah jumlah
operator dan operator yang digunak dalam prose pemeliharaan adalah operator dengan kategori handal, jika perlu perusahaan melakukan pelatihan terhadap
operator sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1 Analisis Penilaian Risiko
Dari hasil pengamatan data didapat rekapitulasi data penilaian Severity risiko melalui metode FMEA, data penilaian risiko dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Penilaian Resiko Kode
Risiko Severity
P-1 Kelebihan dan kekurangan bahan baku
7 P-2
Kesalahan dalam asumsi kapasitas mesin 6
S-1 Menutup kerjasama dengan supllier lain
8 S-2
Perubahan waktu pengiriman 6
S-3 Kerusakan bahan baku dari supplier
7 M-1
Fasilitas produksi terganggu 7
D-1 Proses penyelesaian order terlambat
5 R-1
Bahan tidak sesuai dengan spesifikasi 7
R-2 Waktu klaim bahan beda spesifikasi ke supplier butuh waktu
yang lama 6
Berdasarkan penilaian risiko yang telah dilakukan, didapatkan nilai severity atau tingkat dampak dari risiko tersebut 1 risiko kesalahan sebesar 5, 3
risiko memiliki nilai severity sebesar 6, 4 risiko memiliki nilai severity sebesar 7, dan 1 risiko memiliki nilai severity sebesar 8.
Dari hasil pengamatan data dan penilaian risiko didapat juga rekapitulasi data penilaian Occurance penyebab risiko melalui metode FMEA, data penilaian
penyebab risiko dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Universitas Sumatera Utara